Date post: | 11-Dec-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | sabrinaqurrotaayun |
View: | 185 times |
Download: | 13 times |
SISTEM HEMATOLOGIdr. Maria Eka Putri , MKK
MODUL 1
Deni Nelissa 2013730133Fahmi fil ardli 2013730141Fikri Akbar Alfarizi 2013730143Raisa Sevenry Suha 2013730086Rifky Fadila Narathama 2013730171Sabrina Qurottaayun 2013730173Topan Muhamad Nur 2013730184Yessi Oktavianti 2013730122Sabrina Putri Dewanti 2012730155Nursigit 2010730151
KELOMPOK 5
Skenario 2
Seorang wanita umur 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan cepat lelah dan lemah. Disaat bersepeda pernah mau pingsan. Sering demam, dan mimisan. Menurut keluarganya dia terlihat lebih pucat dari biasanya. Setelah pemeriksaan fisik ditemukan anemia dan sclera sedikit ikterik.
Skenario Kata/Kalimat Kunci
Kata SulitAnemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau kadar hemaglobin. ( Kamus Kedokteran, FKUI 2011).Sklera adalah bagian terluar mata yang melindungi, kuat dan berwarna putih.(Kamus Kesehatan).Ikterik adalah berkaitan dengan ikterus. Ikterus adalah gejala kuning karena peninggian pigmen empedu, misalnya mulai terlihat apabila kadar bilirubin serum lebih dari 3 mg%. Dapat terjadi karena penyakit hati atau hemolisis eritrosit. (Kamus Kedokteran,FKUI 2011).
MIND MAP
ANEMIA
Diagnosis banding:
- Anemia defisiensi
- Anemia aplastik
- Anemia hemolitik
- Anemia karena
peny.perdarahan
- Anemia karena
Anamnesis Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Parasitologi
P Klinik
E K G Ekokardiografi
Radiologi
Endoskopi
B M D
Penatalaksanaan sesuai diagnosis
Biokimia
Gizi
PA
Parasitologi
Mikrobiologi
PREVENTION
PROMOTION
REHABILITATION
Klinis
Komplikasi
Medikamentosa,kemoterapi,radioterapi,pembedahan
Wanita, 30 tahun
anemia dan sklera sedikit ikterik
- Cepat lelah dan lemah
- Saat bersepeda hampir pingsan
- Sering demam dan mimisan
- Terlihat lebih pucat
Pertanyaan PERTANYAAN :
1. Jelaskan proses hematopoeisis dan gambaran dari sel-sel darah !
2. Jelaskan biokimia dari sel-sel darah!
3. Jelaskan definis, klasifikasi, etiologi, epidemiologi dan gejala klinis dari anemia !
4. Jelaskan patofisiologi dari anemia !
5. Jelaskan alur diagnosis pada skenario !
6. Bagaimana mekanisme dan hubungan antar gejala pada skenario?
7. Apa hubungan faktor usia dan jenis kelamin pada skenario?
8. Jelaskan faktor nutrisi yang berperan pada anemia !
9. Jelaskan diagnosa banding dari kasus seperti pada skenario !
1. Jelaskan proses hematopoiesis dan gambaran dari sel sel darah
FIKRI AKBAR ALFARIZI
2013730143
HEMATOPOIESIS
Pluripotent Stem cell
Committed stem cell
OligopotentStem cell
UnipotentStem cell
Semua jenis Sel sel darah
Sel induk mieloid danSel limfoid
(hanya beberapa jenis sel)Sel granulosit dan
Sel monosit
Satu jenis sel saja(CFU-G)
Pluripotent Stem cell
CFU Gemm Lymphoidprogenitor
Myeloid progenitor
CFU GMCFU MegCFU E
Erythroidprogenitor
Megakariositprogenitor
Granulositprogenitor
CFU S4 CFU S4
Eritrosit Trombosit
Monosit
NeutrofilBasofil Eosinofil
Limfosit B Limfosit T
Eritrosit
Prekursor yang dapat dikenal secara morfologik dalam sumsum tulangDikenal sebagai :
Pronormoblas Normoblas basofilik Normoblaspolikromatofilik Pronormoblas
RetikulositEritrosit
Komponen eritrosit terdiri dari :
1. Membran eritrosit.2. Sistem enzyme3. hemoglobin
Leukosit
Neutrofil Eosinofil Basofil Monosit Limfosit
Sel B Sel T
GRANULOSIT
AGRANULOSIT
Trombosit
HemostasisMencegah hilangnya darah
Dari pembuluh darah yang rusak
Spasme vaskular
Pembentukan sumbat trombosit Koagulasi
2. Jelaskan biokimia dari sel-sel darah merah!
SABRINA PUTRI DEWANTI
2012730155
Metabolisme Sel Darah Merah
O₂
CO₂
Fungsi ATP yang dibentuk dengan metabolisme glukosa :
Mempertahankan tingkat elektrolit
Memulai produksi energi
Mempertahankan membran dan bentuk eritrosit
Pemeliharaan besi heme dalam bentuk tereduksi (ferro)
Pemeliharaan kadar fosfat organik
Aspek penting mengenai metabolisme sel darah merah :
- Sel darah merah sangat bergantung pada glukosa sebagai sumber energinya- sel darah merah memiliki beberapa pengangkut yang mempertahankan keseimbangan
ion dan air.- Produksi 2,3- bisfosfogliserat melalui reaksi yang berhubungan erat dengan glikolisis
sangat penting dalam mengatur kemampuan Hb untuk mengangkut oksigen.- Sintesis glikogen, asam lemak, protein dan asam nukleat tidak terjadi di dalam eritrosit- Sel darah merah mengandung enzim metabolisme nukleotida tertentu
4. Jelaskan definisi dan klasifikasi (Etiologi, epidemiologi dan gejala klinis) dan patofisiologi dari penyakit anemia!
3. Jelaskan definisi dan klasifikasi (Etiologi, epidemiologi dan gejala klinis) dan patofisiologi dari penyakit anemia!
RAISA SEVENRY SUHA
2013730086
Definisi anemia :
- Hemoglobin/jumlah/massa eritrosit
Etiologi :
- Gangguan pembentukkan eritrosit
- Perdarahan
- Hemolisis
Gejala klinis :
- Hb < 7-8 g/dl
- 5L
Sumber : Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam oleh Aru W. Sudoyo
Etiopatogenesis
Gangguan pembentukkan eritrosit :- Bahan esensial- Gangguan penggunaan besi- Kerusakan sumsum tulang
Hemoragi :- Pasca perdarahan akut- Pasca perdarahan kronik
Hemolitik : - Intrakorpuskular- Ekstrakospuskuler
Tidak diketahui/patogenesis yang kompleks
Morfologi & Etiologi
Hipokromik mikrositer
Normokromik normositer
Makrositer :- Megaloblastik- Non-megaloblastik
Klasifikasi Anemia
Sumber : Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam oleh Aru W. Sudoyo
Epidemiologi pria
(20-30%)
Anak sekolah (24-35%)
WUS (39,1%)
Busui (45,1%)
Bumil (50,9%)
Anak Prasekolah (55,5%)
Remaja putri (57,1%)
Harian Media Indonesia (2012)
Patofisiologi Anemia
Kegagalan sumsum tulang
Kehilangan eritrosit
berlebihan
Anemia
Sumber : Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam oleh Aru W. Sudoyo
4. Jelaskan alur diagnosis pada skenario !NURSIGIT
2010730151
ALUR DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang
(Bila Perlu}
ParasitologiPatologi Klinik
1. Pemeriksaan darah tepi
2. HB 3. Hematokrit 4. LED 5. Urin
Radiologi Rontgen E K G / EkokardiografiEndoskopi
Pemeriksaan fisik1. Periksa 5 L
Periksa tanda vital. - Inspeksi : Adakah
ptekie, purpura, ekimosis,
perdarahan spontan lain
- Adakah anemia, ikterus, organomegali, limfadenopati
2. Nyeri punggung3. Fraktur patologis
Anamnesis- Usia penderita- Riwayat penyakit - Riwayat obat yg diminum- Apakah ada demam, perdarahan, lemah badan- Apakah ada benjolan yang timbul
Perhatikan Gejala Klinis lalu lakukan
5. Bagaimana mekanisme dan hubungan antar gejala pada skenario?
FAHMI F IL ARDLI
2013730141
Cepat Lelah dan Lemah Kegagalan sumsum tulang dalam memproduksi sel-sel darah pada semua jalur pembentukan sel dapat menyebabkan timbulnya pansitopenia. Berkurangnya jumlah eritrosit yang dihasilkan berarti jumlah carrier O2 juga semakin berkurang sehingga distribusi O2 ke sel-sel tubuh. Akibatnya, energi yang dihasilkan oleh sel-sel otot untuk berkontraksi semakin berkurang. Hal tersebut yang menimbulkan manifestasi klinis berupa cepat lelah dan lemah.
Mau pingsan Kegagalan sumsum tulang dalam memproduksi sel-sel darah, yaitu sel eritrosit juga menyebabkan distribusi O2 ke otak berkurang sehingga menyebabkan timbulnya perasaan mau pingsan
Demam Kegagalan sumsum tulang dalam memproduksi sel-sel darah, yaitu sel leukosit terutama neutrofil menyebabkan neutropenia. Berkurangnya jumlah neutrofil menyebabkan penderita rentan terhadap infeksi sehingga penderita sering demam akibat infeksi virus atau bakteri.
Epistaksis Kegagalan sumsum tulang dalam memproduksi sel-sel darah, yaitu sel trombosit (platelet) menyebabkan trombositopenia. Apabila jumlah trombosit berkurang maka waktu perdarahan dan pembekuan darah penderita menjadi lebih lama dari dalam keadaan normal sehingga penderita mengalami epistaksis.
Terlihat Lebih Pucat Kegagalan sumsum tulang dalam memproduksi sel-sel darah, yaitu eritrosit menyebabkan darah akan dialirkan ke organ-organ yang lebih vital seperti otak dan jantung sehingga suplai darah ke organ perifer, misalnya kulit berkurang. Akibatnya penderita terlihat pucat.
6. Apa hubungan faktor usia dan jenis kelamin pada skenario?
TOPAN MUHAMAD NUR
2013730184
Pada Anemia Aplastik perjalanan penyakit pada pria lebih berat dari pada perempuan. Perbedaan umur dan jenis kelamin mungkin disebabkan oleh resiko pekerjaan, sedangkan perbedaan geografis mungkn disebabkan karena pengaruh lingkungan
Anemia Megaloblastik
Anemia Defisiensi Vitamin B12 (anemia pernisiosa) adalah anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan asam folat untuk menghasilkan sel darah merah.
Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik nonimun. Hemolisis terjadi tanpa keterlibatan imunoglobulin tetapi karena faktor defekmolekuler, abnormalitas struktur membran, faktor lingkungan yang bukan auto antibodi seperti hipersplenisme, kerusakan mekanik eritrosit karena mikroangiopati atau infeksi yang mengakibatkan kerusakan eritrosit tanpa mengikutsertakan mekanisme imunologi seperti malaria, babesiosis, dan klostridium
Pada Anemia defisiensi fe
Perempuan akan lebih mudah menderita anemia bila dibandingkan dengan laki laki karena perempuan mengalami menstruasi, kehamilan, dan laktasi
Pada laki-laki dewasa, Kehilangan darah khronis juga bisa disebabkan oleh karena kanker terutama kanker pada usus besar.
Pada bayi dan anak anak, anemia kekurangan zat besi biasanya disebabkan karena : Bayi < 6 bulan oleh karna cadangan besi tidak adekuat dan makanan tambahan terlambat Umur 1 - 2 tahun oleh karna Infeksi sal. cerna dan nafas dan diet tidak adekuat, 5 tahun oleh karna Infeksi parasit ( ankylostomiasis, trichuris, amubiasis )
Pada anemia karena keganasan Penyakit kronik sering menyebabkan anemia, terutama pada penderita usia lanjut. Keadaan-keadaan seperti infeksi, peradangan dan kanker, menekan pembentukan sel darah merah di sumsum tulang.
Insidensi penyakit ini lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita.
a. Radiasi
b. Toksin (derivat benzena)
7. Jelaskan faktor nutrisi yang berperan pada anemia !
DENI NELISSA
2013730133
Defisiensi Fe yang umum terjadi di dunia merupakan penyebab utama terjadinya anemia gizi.
Defisiensi zat besi secara umum dapat terjadi karena :
adanya gangguan (inhibitors) proses penyerapan di dalam tubuh. Penghambat penyerapan tersebut meliputi serat, polifenol, fitat, dan kalsium susu.
Meningkatnya kebutuhan zat besi di dalam tubuh
Hambatan dalam bioavailabilitas
kehilangan darah yang berlebihan, kehamilan.
Beberapa peran vitamin yang sangat penting dalam memelihara fungsi sel darah merah, yaitu :
Vitamin A, asam folat, vitamin B12, riboflavin,
dan vitamin B6 untuk produksi sel darah merah di dalam sumsum tulang
vitamin C dan vitamin E
melindungi sel darah merah dari kerusakan radikal bebas
Riboflavin, vitamin A, dan vitamin C
meningkatkan penyerapan zat besi, atau membantu mobilisasi zat besi dari simpanan.
ZAT BESI
8. Jelaskan diagnosa banding dari kasus seperti pada skenario !
Anemia Aplastik
RIFKY FADILA NARATHAMA
2013730171
DefinisiAnemia aplastik adalah suatu sindroma kegagalan sumsum tulang yang ditandai dengan pansitopenia perifer dan hipoplasia sumsum tulang. Pada anemia aplastik terjadi penurunan produksi sel darah dari sumsum tulang
KlasifikasiA. Anemia aplastic didapat (acquired aplastic anemia)
1. Karena Bahan kimia atau fisik
2. Anemia aplastic karena sebab lain (infeksi, kehamilan, sclerosis tiroid dll)
3. Idiopatik
B. Familial
Patofisiologi
Sel Induk Hemopoietik
Kerusakan sel induk gangguan lingkungan
mikro mekanisme
PANSITOPENIA
Eritrosit↓
Leukosit↓
Trombosit↓
Sindrom Anemia
Mudah Infeksi• Febris• Ulkus mulut/• Pharynx• sepsis
Perdarahan• Kulit• Mukosa• Organ
dalam
Tanda dan Gejala klinisTanda gejala utama pada anemia aplastik yaitu:
Anemia
Trombositopenia biasanya disertai gejala lain
Leukopenia
Penyebab Penyakit kongenital atau menurun
Zat-zat kimia yang terhirup ataupun terkena kontak kulit (benzen, arsen, insektisida, dll)
Obat-obatan yang dapat menyebabkan anemia aplastic
Radiasi pajanan sinar X yang berlebihan ataupun jatuhan radioaktif
Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Sumsum Tulang
Pencegahan• Menghindari paparan bahan kimia • hindari juga konsumsi obat-obat yang dapat memicu
anemia aplastic• menjauhi radiasi seperti sinar X dan radiasi lainnya• Pada pendarahan dan/atau infeksi perlu dilakukan terapi
komponen darah yang baik, yaitu sel darah merah, granulosit dan trombosit dan antibiotik
Pengobatan1. Terapi Suportif2. Faktor-faktor pertumbuhan hematopoietic3. Transplantasi Sumsum Tulang 4. Terapi imunosupresif
Prognosis• Anemia aplastik ± 80% meninggal (karena perdarahan atas infeksi). Separuhnya meninggal dalam waktu 3-4 bulan setelah diagnosis.• Anemia aplastik ringan ± 50% sembuh sempurna atau parsial. Kematian terjadi dalam waktu yang lama.
Anemia MegaloblastikSABRINA QURROTAA’YUN
2013730173
Definisi
Anemia megaloblastik adalah sekelompok anemia yang ditandai oleh adanya eritroblas yang besar yang terjadi akibat gangguan maturasi inti sel megaloblas.
• Di Indonesia pada wanita hamil, anemia megaloblastik menjadi urutan kedua setelah defisiensi besi .
• Anemia pernisiosa 3% populasi kulit putih dengan usia > 60 tahun di USA
• Anemia defisiensi vitamin B12 relatif jarang dijumpai di Indonesia, tetapi anemia defisiensi asam folat cukup sering dijumpai, terutama pada wanita hamil.
Epidemiologi
Defisiensi Kobalamin
Defisiensi Asam Folat
Etiologi
1. Asupan tidak cukup 2. Malabsorbsi- defek penyampaian dari kobalamin dari makanan- produksi faktor intrinsik yang tak mencukupi- gangguan dari ileum terminalis- kompetisi pada kobalamin- obat-obatan3. Dan lain-lain : NO (Nitrous oxide) anesthesia, defisiensi transkobalamin II (jarang), defek enzim kongenital(jarang).
1. Asupan yang tidak adekuat2. Keperluan yang meningkat 3. Malabsorpsi4. Metabolisme yang terganggu5. Obat-obat yang mengganggu
metabolisme DNA6. Gangguan metabolik7. Idiopatik
Patofisiologi
Defisiensi vit B12
dan asam folat
Gangguan sintesis DNA
Kegagalan pematangan dan pembelahan inti
Sel-sel eritroblastik gagal berproliferasi
dengan cepat di Sumsum tulang
Tetapi pembentukan RNA tetap berjalan oleh DNA dalam sel
yangberhasil diproduksi
Jumlah RNA dalam sel melebihi normal
Produksi Hemoglobin sitoplasmik
SDM > besar dari normal
Eritrosit mudah pecah
hemolisis
anemia
ANAMNESIS1. Epidemiologi
- Wanita usia reproduksi
- Ibu hamil dengan ekonomi rendah
- Negara-negara maju
- Usia lanjut
- Ras putih
2. Gejala klinis
a. Hematologi
- Cepat lelah dan lemah
- Nyeri kepala ringan
- Vertiligo
- Tinitus
- Palpitasi
- Angina
- Keluhan jantung kongestif
2. Gastrointestinal
- Nyeri lidah
- Anoreksia
- Bb
- Diare
3. Neurologis
- Mati rasa
- Parestesia pada ekstrimitas
- Kelemahan
- Ataksia
- Mudah marah
- Mudah lupa
- Demensia berat
PEMERIKSAAN FISIK
1. Hematologi
Purpura
Palipitasi
Pucat
Kulit dan mata sedikit kekuningan
Denyut nadi cepat
Jantung membesar
Auskultasi terdengar bising sistolik
2. Neurologis
Refleks-refleks hilang
Tanda Ramberg dan Babinsky +
3. Gastrointestinal
Inspeksi papil lidah dan kemerahan
Alur Diagnosis
Anemia Def. Kobalamin(B12)
Alur Diagnosis
1. Manifestasi gastrointestinal sama dengan defisiensi kobalamin , hanya lebih luas dan berat :-Diare sering ada-cheilosis dan -glossitis juga dialam
2. Manifestasi Hematologik sama seperti kobalamin
3. Manifestasi Neurologik : tidak ditemukan
Anamnesis dan Pemeriksaan fisik
Anemia Asam Folat
Pemeriksaan Penunjang
MCV
Hapusan Darah Tepi
Pemeriksaan LDH dan Bilirubin
Vitamin B12 serum
Folat serum dan eritrosit
Methylmalonic acid (MMA) dan homocysteine
Antibodi antiparietal cell
Tes Schilling
Penatalaksanaan
MEDIKAMENTOSA
1. Terapi dengan kobalamin dan asam folat :
-Kobalamin (1000mcg) secara parenteral setiap hari selama 2 minggu
- Folat (1-5 mg) sebaiknya diberikan secara oral
NON MEDIKAMENTOSA
Konsumsi makanan kaya folat dengan tidak memasak secara berlebihan.
Konsumsi makanan hewani untuk mencegah defisiensi kobalamin.
PencegahanDEFISIENSI KOBALAMIN
Makan makanan yang mengandung vitamin B12.
Minum suplemen B12
Minta resep obat.
DEFISIENSI ASAM FOLAT
Wanita usia subur harus
mengkonsumsi 400mg (0,4 mg) asam folat/ hari
untuk mencegah NTD.
Pemberian sejak 1 bulan
konsepsi sampai kehamilan trimester pertama
Komplikasi
Defisiensi Kobalamin
Bermasalah dengan kesuburan
Kelainan pada sistem saraf
Munculnya neural tube defects (NTD)
Defisiensi Asam Folat
Bermasalah dengan kesuburan
Munculnya neural tube defects (NTD)
Terjadinya kelahiran prematur
Munculnya penyakit kardiovaskular
Menyebabkan kanker
Prognosis Prognosis adalah baik apabila etiologi dari megaloblastosis ini dapat diidentifikasi dan diterapi dengan baik. Namun, pasien berada dalam risiko untuk mengalami gangguan jantung sebagai komplikasi dari anemia dan hipokalemia sebagai efek samping dari terapi kobalamin.
Anemia Defisiensi BesiYESSI OKTAVIANTI
2013730122
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Anemia yang terjadi akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoiesis karena cadangan besi kosong. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya pembentukan Hb.
EtiologiEpidemiologi
1. Kebutuhan zat besi meningkat; anak dalam masa pertumbuhan, kehamilan dan laktasi
2. Kehilangan zat besi karena perdarahan;3. Konsumsi zat besi yang kurang (faktor nutrisi), yang kurangnya jumlah konsumsi
zat besi dalam makanan sehari-hari.4. Gangguan absorpsi zat besi
Di Indonesia, anemia defisiensi besi terjadi pada 16-50% laki-laki dan 25-48% perempuan; 46-92% ibu hamil dan 55,5% Balita
Klasifikasi :1) Deplesi besi (iron depleted state). Cadangan besi menurun, penyediaan besi untuk
eritropoiesis belum terganggu;2) Eritropoieis defisiensi besi (iron deficient erythropoiesis). Cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoiesis terganggu, belum muncul anemia secara laboratoris;
3) Anemia defisiensi besi. Cadangan besi kosong, sudah muncul anemia defisiensi besi
Gejala Klinis Anemia Defisiensi Besi
Seorang wanita umur 30 tahun √Cepat lelah dan lemah √Saat bersepeda pernah mau pingsan
Sering demam
Sering mimisan
Terlihat lebih pucat dari biasanya
Hasil Pemeriksaan Fisik :
a) Anemia
b) Sklera Sedikit Ikterik
Anamnesis tambahan : Gejala umum anemia lemah, cepat lelah, mata berkunang-kunang, pucat Gejala khas defisiensi besi koilonikia (kuku sendok), atrofi papil lidah, stomatitis
angularis, disfagia, maupun pica.
Koilonikia
Stomatitis Angularis
TATALAKSANA
1. Terapi kausal, dengan mengatasi penyebab perdarahan yang terjadi, misalnya mengobati infeksi cacing tambang;
2. Pemberian preparat besi (Fe); ferrous sulfat peroral 3x200 mg selama 3-6 bulan/12bulan.
3. Terapi besi parenteral : iron dextran complex (50 mg/mL), subkutan atau intravena pelan
KOMPLIKASI
Anemia defisiensi besi kronis jarang menimbulkan komplikasi berat. Perdarahan hebat dapat menyebabkan kematian, berkaitan dengan hipoksia yang disebabkan oleh anemia pascaperdarahan. Pada anak-anak, anemia defisiensi besi berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif, tumbuh kembang, dan imunitas tubuh
PROGNOSIS
Tanda respon pengobatan yang baik, antara lain retikulosit naik pada minggu pertama, mencapai puncak pada hari ke-10 dan kembali normal setelah hari ke-14, kenaikan Hb 0,15 g/dL per hari atau 2 g/dL setelah 3-4 minggu sehingga Hb akan kembali normal setelah 4-10 minggu
Skenario Anemia Aplastik Anemia Megaloblastik Anemia Defisiensi Besi
Usia Semua usia Semua usia Semua usia, usia muda > beresiko
Jenis Kelamin Semua jenias kelamin, laki-laki > perempuan
Semua jenis kelamin Semua jenis kelamin
Lelah √ √ √
Lemah √ √ √
Mudah Pingsan √ √ √
Demam √ √ -
Mimisan √ - -
Pucat √ √ √
Sklera sedikit ikterus √ √ √
KESIMPULANBerdasarkan data-data yang sudah kelompok kami dapatkan seperti pada anamnesis keluhan pasien cepat lelah, lemah, saat bersepeda pernah mau pingsan, sering demam, mimisan, terlihat pucat dari bisanya menurut keluarganya, pada pemeriksaan fisik ditemukan anemia dan sclera sedikit ikterik, kelompok kami menyimpulkan diagnosis sementara pada scenario adalah anemia aplastik karena didapat bukan kongenital, dengan differential diagnosis lainnya anemia megaloblastik karena defisiensi asam folat dan anemia defisiensi besi. Namun untuk membuat suatu working diagnosis pasti memerlukan pemeriksaan tambahan seperti laboratorium, radiologi dan pemeriksaan penunjang lainnya. Untuk penatalaksanaan awal segera atasi keluhan yang dirasakannya dan segera melakukan pemeriksaan penunjang.
REFERENSI
Adamson WJ et al, 2005, Anemia and Polycythemia in Harrison’s Principles of Internal Medicine 16th edition ; NewYork : McGraw Hill.
Briawan, dodik. 2013. Anemia : masalah gizi pada remaja wanita. Jakarta : EGC
Buku ajar ilmu penyakit dalam oleh Aru W. Sudoyo
Cotran et al, 1999, Red Cell and Bleeding Disorders in Robbins Pathologic Basis Of Disease 6th edition ; USA : Saunders.
Guyton and Hall, 1997, Sel-Sel Darah Merah, Anemia dan Polisitemia dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi IX, Jakarta : EGC.
Hartono, andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta : EGC
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi ke-6. Jakarta : EGC.
Sudoyo, Aru W. dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam:Hematologi Jilid II Edisi V.Jakarta: Interna Publishing.
Tanto Chris,dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid II. Jakarta: Media Aesculapius
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/4-1-5.pdf
TERIMA KASIH
Sebagian referensi berasal dari kuliah pakar