+ All Categories
Home > Documents > Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

Date post: 02-Apr-2018
Category:
Upload: rudini-mulya
View: 225 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 25

Transcript
  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    1/25

    111

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

    DISEKTOR INDUSTRI MANUFACTUR

    Rudini Mulya Daulay

    Program Studi Teknik Industri,Fakultas TeknikUniversitas Mercu Buanaemail:[email protected]

    2012

    Abstrak

    Penyesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan

    teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan

    data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang

    pemecahan masalah penelitian.

    1. Supply Chain ManagementLatar belakang munculnya SCM dilatar belakangi oleh 2 hal pokok,

    yaitu:

    a) Praktek manajemen logistik tradisional yang bersifat adversarialpada era modern ini sudah tidak relevan lagi, karena tidak dapat

    menciptakan keunggulan kompetitif

    b)Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat denganpersaingan yang semakin ketat.

    Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era

    global seperti sekarang ini menjadi pemicu bagi banyak organisasi

    perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki, serta

    mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam

    persaingan yang semakin kompetitif. Teknologi yang juga

    berkembang pesat menjadi sebuah kekuatan untukditerapkan

    dalam iklim persaingan. Usaha-usaha yang dilakukan pada

    akhirnya diarahkan untuk memberikan produk terbaik kepada

    konsumen.

    Pada dasarnya konsumen mengharapkan dapat memperoleh

    produk yang memiliki manfaat pada tingkat harga yang dapat

    diterima. Untuk mewujudkan keinginan konsumen tersebut maka

    setiap perusahaan berusaha secara optimal untuk menggunakan

    seluruh asset dan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan

    value terhadap harapan konsumen. Implementasi upaya ini

    tentunya menimbulkan konsekuensi biaya yang berbeda di setiapperusahaan termasuk para pesaingnya.

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    2/25

    112

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    Salah satu upaya untuk mereduksi biaya tersebut adalah

    melalui optimalisasi distribusi material dari pemasok, aliran

    material dalam proses produksi sampai dengan distribusi produk

    ke tangan konsumen. Distribusi yang optimal dalam hal ini dapat

    dicapai melalui penerapan konsep Supply Chain Management

    (SCM). Penerapan SCM sesungguhnya bukan merupakan suatukonsep yang baru. Menurut Jebarus (2001) SCMmerupakan

    pengembangan lebih lanjut dari manajemen distribusi produk

    untuk memenuhi permintaan konsumen. Konsep ini menekankan

    pada pola terpadu yang menyangkut proses aliran produk dari

    supplier, manufaktur, retailer hingga kepada konsumen. Dari sini

    aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu

    kesatuan tanpa sekat pembatas yang besar, sehingga mekanisme

    informasi antara berbagai elemen tersebut berlangsung secara

    transparan. SCM merupakan suatu konsep menyangkut pola

    pendistribusian produk yang mampu menggantikan pola-pola

    pendistribusian produk secara optimal. Pola baru ini menyangkut

    aktivitas pendistribusian, jadual produksi, dan logistik

    Gambar 2.1.1 memberikan ilustrasi sebuah Supply Chain

    (SC) yang sederhana. Sebuah SC akan memiliki komponen-

    komponen yang biasanya disebut channel. Semua chanel bekerja

    untuk memenuhi kebutuhan konsumen akhir.

    Gambar. 2.1.1 Supply Chain yang disederhanakan

    Supply Chain Management (SCM) menekankan pada pola

    terpadu menyangkut proses aliran produk dari supplier,

    manufaktur, retailer hingga pada konsumen akhir. Dalam konsep

    SCM ingin diperlihatkan bahwa rangkaian aktivitas antara supplier

    hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat

    yang besar. Mekanisme informasi antara berbagai komponentersebut berlangsung secara transparan.

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    3/25

    113

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    Ada pula yang mengatakan bahwa Supply Chain

    Management (SCM) adalah suatu metode penciptaan produk untuk

    disampaikan pada pengguna akhir, dimana di dalamnya tercakup

    berbagai komponen, yaitu: the supplier of raw materials, the

    manufacturing units, warehouses, transporters, retailers, and

    finally selling.Dari 2 definisi tersebut dapat ditarik kesimpulanbahwa fokus utama dari SCM adalah sinkronisasi proses untuk

    kepuasan pelanggan.

    Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan

    akan memberikan manfaat yaitu (Jebarus, 2001) kepuasan

    pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya,

    pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan

    perusahaan semakin besar.

    Perkembangan teknologi yang terkait dengan teknologiinformasi sedapat mungkin diadaptasi oleh perusahaan-perusahaan

    yang menerapkan SCM sehingga dapat mengelola informasi yang

    bergerak sangat cepat untuk menanggapi perpindahan produk.

    Sehingga sangat perlu bagi perusahaan yang menerapkan SCM

    untuk memiliki peralatan fungsional seperti (Watanabe, 2001):

    a. Demand management / forecastingb. Advanced planning and schedulingc. Transportation managementd. Distribution and deploymente. Production planningf. Available to promiseg. Supply Chain Modelerh. Optimizer (Linier programming, non linier programming,

    heuristic, dan genetic algorithm

    2. Lean Supply Chain

    Lean supply chain bertujuan untuk mengurangi atau

    menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas-aktivitas tidakbernilai tambah sepanjang total supply chain flow dan terhadap

    produk yang bergerak sepanjang rantai nilai dari supply chain itu.

    Untuk mengembangkan lean supply chain, yang harus diperhatikan

    ada beberapa hal berikut:

    Memahami prinsip-prinsip lean sebagai suatu perjalanan(journey) bukan tujuan (destination), sehingga peningkatan

    terus-menerus dapat berlangsung dengan baik.

    Memperoleh komitmen dari manajemen puncak, karenapeningkatan terus-menerus membutuhkan dukungan terus-

    menerus.

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    4/25

    114

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    Membangun multi-discipline team untuk menangani satuproyek terintegrasi agar memahami lean supply chain

    management. Termasuk memahami dampak pada organisasi

    dan kultur ketika mendesain dan menerapkan prinsip-

    prinsip lean dalam total supply chain process. Analisis risiko

    juga perlu dilakukan sebelum mendesain dan menerapkanlean supply chain.

    Melakukan analisis terhadap total supply chain processsecara keseluruhan, tidak hanya pada bagian-bagian

    tertentu saja atau secara parsial.

    Memetakan proses-proses sepanjang total supply chainprocess, dan mengidentifikasi key waste sepanjang total

    supply chain itu.

    Menghindari kanibalisasi proses, seperti hanyamemfokuskan pada bagian-bagian tertentu saja, misalnya:

    hanya berfokus pada warehousing atau transportasi atau

    aspek lain secara parsial. Fokus perhatian dari lean supply

    chain seharusnya pada total supply chain process secara

    keseluruhan.

    Mempelajari dan memahami dampak dari hubungan sebab-akibat dalam total supply chain process itu. Sebagai misal,

    ongkos transportasi yang tinggi, dapat menjadi masalah

    atau hanya gejala saja. Demikian pula inventori yang tinggi

    apakah merupakan masalah utama atau hanya gejala dari

    masalah dalam total supply chain process itu? Pendekatan

    problem solving yang mampu mengidentifikasi sampai pada

    akar penyebab dari masalah akan sangat membantu untuk

    menyelesaikan masalah dalam total supply chain process

    itu. Dengan kata lain kita harus menemukan akar penyebab,

    bukan sekedar gejala yang muncul ke permukaan sepanjangtotal supply chain process itu.

    Selalu menanyakan kepada pelanggan atau proses berikuttentang bagaimana baiknya supply chain itu beroperasi,

    karena dalam lean supply chain memang diciptakan untuk

    atau berfokus pada pelanggan, karena sistem tarik (pull

    system) yang diterapkan tergantung atau dikendalikan oleh

    proses berikut.

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    5/25

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    6/25

    116

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    Waste didefiniskan sebagai segala aktivitas pemakaian

    sumber daya (resources) yang tidak memberikan nilai tambah

    (value added) pada produk. Pada dasarnya semua waste yang

    terjadi berhubungan erat dengan dimensi waktu. ada 8 jenis

    waste yang tidak memberikan nilai dalam proses bisnis atau

    manufaktur, antara lain adalah sebagai berikut (Liker, 2006):

    1. Produksi berlebihan (overproduction): Memproduksibarang-barang yang belum dipesan, akibatnya terjadi

    penumpukan barang dan tempat penyimpanan barang

    menjadi berkurang.

    2. Menunggu (Waiting): Pekerja yang sedang mengamatimesin yang berjalan, menunggu pasokan komponen

    karena kehabisan material, menunggu karena

    keterlambatan proses atau mesin rusak merupakan

    aktivitas yang sebenarnya tidak perlu terjadi.

    3. Transportasi (transportation): Memindahkan barang darisatu tempat ke tempat lain, apalagi dalam jarak yang

    jauh merupakan aktivitas yang tidak efisien, sehingga

    perlu diminimalkan.

    4. Memproses secara keliru/berlebihan (Inefficient Process):Melakukan pemrosesan yang tidak efisien karena alat

    yang buruk dan rancangan produk yang buruk, sehingga

    menghasilkan produk cacat.

    5. Persediaan berlebih (inventory): Memproduksi lebih darisemestinya sebagai antisipasi kecacatan produk bukan

    menyelesaikan masalah, tetapi justru menyembunyikan

    masalah yang sebenarnya.

    2. Gerakan yang tidak perlu (unnecessary motion): Gerakan-gerakan tubuh yang tidak perlu, seperti mencari, meraih,

    memutar akan membuat proses memakan waktu lebih

    lama.

    3. Produk cacat (defective product): Memproduksi barangcacat, sehingga membutuhkan pengerjaan ulang ataubahkan dibuang karena tidak bisa diperbaiki. Jelas ini

    merupakan pemborosan pemakaian bahan, waktu, tenaga

    kerja, dan sumber daya yang lain.

    4. Kreativitas karyawan yang tidak dimanfaatkan.Pasokan strategi dalam lingkungan lean seharusnya

    mendukung strategi operasi. Hal ini kemudian sesuai dengan

    menggunakan konsep lean dan terminologi bersandar dalam

    penciptaan strategi pasokan untuk ramping operasi.

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    7/25

    117

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    "lean supply" suatu istilah menyiratkan bahwa rantai

    pasokan yang sesuai untuk lean produksi. Lean produksi adalah

    konsep eliminasi sampah wastedi proses produksi. Prinsip-prinsip

    dasar lean produksi sebagaimana digariskan oleh Womack dan

    Jones (1996) meliputi berikut ini:

    Specify value

    Identify the value stream Organize the value stream to promote flow Communicate demand through pull Strive for perfection

    Hal ini sesuai untuk fungsi manajemen pasokan di lingkungan lean

    untuk mengintegrasikan konsep lean dan terminologi ke dalam

    pengembangan strategi pasokan. Salah satu konsep lean dasar

    yang berfungsi sebagai dasar konsen lean supply chain adalah

    Value Stream Mapping (VSM) .

    3.1 Value Stream Mapping (VSM)

    Value stream mapping adalah tool grafik dalam Lean

    Manufacturing yang membantu melihat flow material dan

    informasi saat produk berjalan melalui keseluruhan bisnis proses

    yang menciptakan value mulai dari raw material sampai diantar ke

    customer.

    Flow atau kelancaran pekerjaan adalah suatu keadaan

    dimana produk yang kita proses bergerak dari awal hingga akhir

    interaksi. Prinsip dari flow itu sendiri sebagian besar terhubung

    dengan Just In Time (JIT). Tentunya pengingkatan flow juga akan

    terkait dengan reduksi waktu dari suatu siklus proses.

    Gambar. 1. Siklus Proses

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    8/25

    118

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    VSM mampu memvisualisasikan aliran produk dan

    mengidentifikasi waste. VSM juga membantu untuk

    memprioritaskan masalah yang akan diselesaikan. Sebuah VSM

    adalah salah satu bentuk dari process mapping yang menunjukkan

    secara detil aliran material, aliran informasi, parameter

    operational leadtime, yield, uptime, frequency pengiriman,jumlah manpower, ukuran batch, jumlah inventory, setup time,

    process time, efisiensi proses secara keseluruhan, dll.

    Jadi value steam mapping ini akan menunjukkan secara

    detail semua aktivitas, aliran proses, dan aliran informasi secara

    berurutan yang dilalui oleh produk dari raw material yang dikirim

    supplier sampai finished good yang akan diberikan ke konsumen.

    Bentuk yang sederhana kita bisa membuatnya dalam bentuk time

    line, seperti contoh yang terlihat pada gambar 2.3.1.2

    Pengecoran penumpukan setup perakitan

    Transportasi pemrosesan inspeksi

    penumpukan

    V W W W V W V

    W

    Raw material

    Finished goods

    Waktu

    V = Value added

    W = Waste (non value added) Sumber : The Toyota Way , 2006

    Gambar 2.3.1.2 Pemborosan dalam suatu sistem nilai

    Dari gambar kita dapat mellihat bahwa prosentase waktu

    aktivitas non value added lebih besar dari aktivitas value added.

    Lean thinking menekankan pada perbaikan untuk mengeliminasi

    kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah padaproduk.

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    9/25

    119

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    Manfaat dari VSM sangat banyak dan merupakan tools

    utama dalam Lean yang membantu untuk melihat bisnis process

    secara keseluruhan saat ini. Sehingga kita bisa memvisikan seperti

    apa bisnis process yang diimpikan, yang sangat efisien, dan bebas

    dari waste. Dari sinilah akan dimulai beberapa project

    improvement berdasarkan prioritas yang teridentifikasi dari VSM.

    VSM dibuat spesifik untuk produk tertentu yang memiliki

    demand rate yang specific. Penggolongan untuk produk dengan

    tahapan proses yang sama disebut juga family grouping. Setelah

    specific produk ditentukan, maka customer demand juga harus

    ditentukan untuk mengetahui takt time yaitu lama waktu yang

    dibutuhkan untuk memproduksi satu produk. Nilai takt time di

    dapat dari formula waktu operational time yang tersedia terhadap

    customer demand.

    Beberapa hal yang akan teridentifikasi dari VSM adalah

    penumpukan inventory berlebihan pada proses tertentu, scrap

    yang tinggi, waktu uptime yang rendah, batch size yang terlalu

    besar, aliran informasi yang tidak mencukupi, waktu tunggu yang

    terlalu lama, dan effisiensi waktu dari bisnis proses secara

    keseluruhan. VSM mensyaratkan untuk memvalidasi data

    operational secara langsung ke lapangan (gemba), berdiskusi

    dengan orang lapangan untuk memastikan keaktualan data. VSM

    akan membantu dalam mengimprove bisnis proses secaramenyeluruh dan menjadikannya sangat efisien.

    Metode VSM secara visual memetakan alunan material dan

    informasi.Mulai dan peristiwa produk memasuki pintu belakang

    sebagai raw materials.Melalui semua whap proses manufacturing.

    Sampai peristiwa produkrneninggalkan loading door sebagai

    pnoduk akhir.

    Memetakan aktifitas dalam proses manufacturing denganwaktu siklus,down times, in -process in ventorv, pergerakan

    material, aliran informasi,membantu untuk menvisualkan

    tingkatan yang sebenarnya dan aktifitas prosesdan panduan

    kearah keadaan masa depan yang diinginkan.

    Proses biasanya termasuk pemetaan Current State dan

    Future State. Hal ini kemudian juga dapat berperan sebagai

    pondasi untuk strategi LeanManufacturing yang Iainnya.seperti

    contoh pemetaan yang terlihat pada gambar 2.3.1.3

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    10/25

    1110

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    Gambar 2 Value Sream Mapping

    3.1.1 Fungsi VSM

    VSM mempunyai beberapa fungsi yaitu:

    Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk mendapatkan suatugambaran utuh berkaitan dengan waktu proses, sehingga dapat

    diketahui value adding dan non value adding activity.Value-

    added adalah aktivitas apapun atau sesuatu dimana pelangganmau membayarnya. Aktivitas non-value-added adalah aktivitas

    yang tidak menambah nilai pasar atau fungsi atau tidak

    penting.

    Dengan menggunakan VSM dalam proses produksi maupun didalam perusahaan agar kita dapat mudah mengetahu

    waste/pemborosan proses dalam sistem perusahaan, selain itu

    juga dengan adanya VSM kondisi aktual sekarang, seorang

    manajer dapat melakukan perbaikan dengan baseline/pijakan

    dari VSM II.

    3.1.2 Tujuan VSM

    VSM mempunyai beberapa tujuan yaitu:

    Mengurangi modal kerja (inventory, ruang lantai produksi) Meningkatkan kapasitas produksi Mengurangi biaya (biaya produksi, biaya tenaga kerja

    Iangsung, maupun tidak langsung, biaya administrasi)

    Meningkatkan fleksibelitas Mengurangi lead times Meningkatkan kualitas Meningkatkan kepuasan konsumen

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    11/25

    1111

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    3.1.3 Langkah-langkah Pembuatan VSM

    Dalam membuat Value Stream Map diperlukan langkah-langkah

    yang dapat dilihat pada Gambar 3.

    Determine

    Product/Process

    Family to Value

    Stream Map

    Draw the

    Process Flow

    Map

    Add the

    Material Flow

    Add the

    Information

    Flow

    Add Data

    Process

    Collection Dala

    Boxes

    ALU Processing

    and Lead Time

    Data

    Verify Current

    Stale Map

    Gambar 3.. Langkah-Langkah Value Stream Mapping

    Sumber: Schneider Production System Value Stream Mapping

    1. Determine Product/Process Family to Value Stream Map

    Membuat matriks dan produk dan proses melalui prosesapa saja yangdilewati.

    2. Draw the Process F1ow Map

    Beberapa tips yang digunakan pada tahap ini yaitu:

    Tahap ini dimulai pada akhir dan proses (shipping) Menentukan dimana material dan informasi yang

    digunakan selama proses

    Memetakan semua proses untuk mengerti semua aliranmaterial

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    12/25

    1112

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    Menggambar peta dengan tangan untuk menyelesaikanhal tersebut dengan cepat dan akan mudah jika

    membuat perubahan dan perbaikan.

    Tujuan tahap ini yaitu :

    Mendapat penjajaran pada awal dan akhir dan valuestream sebelum memulai pemetaan

    Menangkap semua stasiun rework loop dan inspeksipada peta

    Membatasi value stream hanya pada satu productfamily.

    3. Add the Material Flow

    Pada tahap ini menunjukkan semua pergerakan material

    yang digunakandalam value stream mapping dengan

    menggunakan panah. Panah yangdigunakan ada 2 untuk

    membedakan pull system dan push system.

    4. Add the Information Flow

    i. Memetakan aliran informasi dan penerimaan pesananpembelian sampaimelakukan pesanan (pesanan customer.

    pesanan produksi. pesanan pembelian)

    ii. Membuat dokumen mengenai perintah produksiiii. Membuat dokumen tentang sistem penjadwalaniv. Membuat dokumen bagaimana sistern komunikasi dengan

    customer dansupplier

    v. Membuat dokumen bagaimana informasi dikumpulkanataudidistribusikan dengan cara elektronik maupun

    manual.

    5. Add Process Data collection Boxes Mengumpulkan Data Proses yaitu : jumlah operator.

    proccessing time, setup time, uptime dan downtime,batch size, scrap rate, efficiency Mengumpulkan data inventori yaitu WIP

    6. Add Processing and Lead Time DataMenggambar garis waktu di bawah kotak proses daninventori untukmenambah process lead time danprocessing time

    7. Verify the Current State Map

    Melakukan review dengan pihak-pihak yang tahu prosesproduksi danaliran informasi

    Melihat kembali line untuk memeriksa kondisi sekarang.

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    13/25

    1113

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    3.1.4 Simbol-Simbol VSM

    Berikut ini merupakan simbol-simbol pada umumnya yang

    digunakandalam Value Stream Mapping:

    Simbol Proses VSM

    Simbol Proses VSM (sambungan)

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    14/25

    1114

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    Simbol Material VSM

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    15/25

    1115

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    Simbol Material VSM (sambungan)

    Simbol Informasi VSM

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    16/25

    1116

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    Simbol Informasi VSM (sambungan)

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    17/25

    1117

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    Simbol Umum VSM

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    18/25

    1118

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    3.1.5 TUJUH ALAT PEMETAAN ALIRAN NILAI

    Ketujuh alat pemetaan aliran nilai yang dirumuskan Hines dan

    Rich (1997) didasarkan atas upaya merepresentasikan ketujuh

    jenis waste yang dirumuskan oleh Singo (1989). Dari ketujuh alat

    pemetaan aliran nilai, ada lima alat yang sudah diketahui dan

    sering dipakai

    1) Alat process activity mapping dan demand amplificationmapping merupakan alat yang sering digunakan oleh para

    insinyur (ahli rekayasa)

    2) Para ahli logistik sering menggunakan alat supply chainresponse matrix dan decision point analysis.

    3) Adapun alat production variety funnel merupakan alat yangberasal dari disiplin ilmu manajemen operasi.

    Ada 2 alat yang benar-benar baru dan berhasil dibuat oleh Hines P

    dan Rich N (1997) adalah quality filter mapping dan physical

    structure. . Diharapkan alat pemetaan aliran nilai yang ada

    mampu memetakan minimal satu jenis waste dan waste yang ada

    diharapkan dapat dipetakan secara baik minimal satu alat

    pemetaan aliran nilai. Keterkaitan ketujuh alat pemetaan aliran

    nilai dengan ketujuh waste juga bisa digunakan untuk memilih

    tools yang paling terkait untuk memetakan waste yang ada.Ke

    tujuh alat tersebut adalah :

    Process Activity MappingPada dasarnya tool ini digunakan untuk merecord

    seluruh aktivitas dari suatu proses dan berusaha untuk

    mengurangi aktivitas yang kurang penting,menyederhanakannya, sehingga dapat mengurangi waste.

    Dalam tool ini aktivitas dikategorikan dalam beberapa

    kategori seperti: operation, transport, inspection, dan

    storage/delay.Dalam proses penggunaan tool tersebut

    peneliti harus memahami dan melakukan studi berkaitan

    dengan aliran proses, selalu berpikir untuk mengidentifikasi

    waste, berpikir untuk tentang aliran proses yang sederhana,

    efektif, dan smooth dimana hal tersebut dapat dilakukan

    melalui mengubah urutan pola proses atau processrearrangement (Hines&Rich, 1997).

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    19/25

    1119

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    Process activity mapping akan memberikan gambaran

    aliran fisik dan informasi, waktu yang diperlukan untuk

    setiap aktivitas, jarak yang ditempuh dan tingkat

    persediaan produk dalam setiap tahap produksi.

    Kemudahkan identifikasi aktivitas terjadi karena adanya

    penggolongan aktivitas menjadi lima jenis yaitu operasi,transportasi, inspeksi, delay dan penyimpanan. Operasi dan

    inspeksi adalah aktivitas yang bernilai nilai tambah.

    Sedangkan transportasi dan penyimpanan berjenis penting

    tetapi tidak bernilai tambah. Adapun delay adalah aktivitas

    yang dihindari untuk terjadi sehingga merupakan aktivitas

    berjenis tidak bernilai tambah.

    Langkah-langkah sederhana dalam pembuatan proses

    activity mapping adalah

    1. dilakukan analisa awal untuk setiap proses yang ada2. mengindentifikasi waste yang ada,3. mempertimbangkan proses yang dapat dirubah agar

    urutan proses bisa lebih efisien

    4. mempertimbangkan pola aliran yang lebih baik, dan5. mempertimbangkan segala sesuatu untuk setiap

    aliran proses yang benar-benar penting saja.

    Supply chain response matrixTool ini merupakan sebuah diagram sederhana yang

    berusaha menggambarkan the critical lead-time constraint

    untuk setiap bagian proses dalam supply chain, yaitu

    cumulative lead-time di dalam distribusi sebuah

    perusahaan baik supplier-nya dan downstream retailer-nya.

    Diagram ini terdapat dua axis dimana untuk vertical axis

    menggambarkan rata-rata jumlah inventory (hari) dalam

    setiap bagian supply chain. Sedangkan untuk horizontal axis

    menunjukan cumulative lead-timenya.

    Alat ini memberikan gambaran kondisi lead time untuk

    setiap proses dan jumlah persediaan. Dengan alat ini,

    pemantauan terjadinya peningkatan atau penurunan lead

    time (waktu distribusi) dan jumlah persediaan pada tiap

    area aliran rantai pasok dapat dilakukan.

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    20/25

    1120

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    Adanya pemetaan tersebut akan lebih memudahkan

    manajer distribusi untuk mengetahui pada area mana

    aliran distribusi dapat direduksi lead time-nya dan dikurangi

    jumlah persediaannya.

    Production variety funnelProduction variety funnel merupakan alat yang berasal dari

    disiplin ilmu manajemen operasi dan telah pernah

    diaplikasikan oleh New (1993) pada industri tekstil. Metode

    ini berguna untuk mengetahui pada area mana terjadi

    bottleneck dari input bahan baku, proses produksi sampai

    pengiriman ke konsumen. Ada beberapa karakteristik yang

    berhasil dirumuskan karena adanya perbedaan proses

    produksi di industri dengan production variety funnel. Jenis

    pabrik I adalah jenis pabrik yang produksinya cenderungtidak berubah dari item produk yang beragam seperti

    industri kimia. Jenis pabrik V adalah jenis pabrik yang

    jumlah bahan bakunya terbatas akan tetapi variasi

    produknya banyak, seperti industri tekstil dan metal. Jenis

    pabrik A bertolak belakang dengan jenis pabrik V,

    dimana jenis bahan bakunya banyak akan tetapi produk

    jadinya relatif terbatas seperti industri pesawat terbang.

    Adapun jenis pabrik T berkarakteristik produk jadinya

    relatif beragam dari jumlah komponen yang terbatas,seperti industri elektronik dan rumah tangga.

    Quality Filter MappingPendekatan quality filter mapping adalah alat baru yang

    didesain untuk mengidentifikasi masalah kualitas pada area

    aliran rantai pasok perusahaan. Hasil identifikasi

    menunjukkan adanya 3 jenis defect dari kualitas yaitu (1)

    produk defect, (2) scrap defect, dan (3) service defect.Product defect merupakan cacat fisik produk yang tidak

    berhasil diseleksi pada saat proses inspeksi sehingga lolos

    ke konsumen. Scrap defect merupakan cacat yang berhasil

    diseleksi pada saat proses inspeksi. Sedangkan service

    defect merupakan masalah yang ditemukan oleh konsumen

    pada saat pemakaian produk akan tetapi tidak secara

    langsung berhubungan dengan produk yang dihasilkan tetapi

    lebih kepada pelayanan yang diberikan dari perusahaan.

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    21/25

    1121

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    Demand Amplification MappingDemand amplification mapping adalah alat yang sering

    digunakan pada disiplin ilmu sistem dinamik yang diciptakan

    oleh Forester (1958) dan Burbidge (1984). Hasil penelitian

    Burbidge (1984) menunjukkan bahwa jika permintaan

    dikirim dari serangkaian persediaan yang dimiliki

    menggunakan pengendalian stok order, akan

    memperlihatkan adanya amplifikasi dari variasi permintaan

    akan meningkat untuk setiap transfer. Hal ini menunjukkan

    bahwa pengaturan persediaan sangat penting dalam

    mengantisipasi adanya perubahan permintaan. Alat ini

    dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan

    analisis kedepan untuk meredesain konfigurasi aliran nilai,

    mengatur fluktuasi permintaan sehingga permintaan yang

    ada dapat dikendalikan.

    Decision Point AnalysisAlat decision point analysis ini sering digunakan pada pabrik

    yang berkarakteristik produk jadinya relatif beragam dari

    jumlah komponen yang terbatas, seperti industri elektronik

    dan rumah tangga. Akan tetapi pada perkembangannya juga

    digunakan pada industri lain. Titik keputusan adalah titik

    dimana tarikan permintaan aktual memberikan cara untuk

    mendorong adanya peramalan. Adanya informasi titikkeputusan akan berguna untuk mengerti dimana terjadinya

    kekeliruan penentuan titik keputusan. Ada 2 alasan penting

    mengapa alat ini digunakan. Pertama, untuk jangka

    pendek, informasi yang ada memungkinkan memprediksi

    proses yang beroperasi baik dari hilir maupun hulu dari titik

    keputusan yang ada. Kedua, untuk kepentingan jangka

    panjang, informasi yang ada digunakan untuk mendesain

    skenario untuk memperlihatkan operasi dari aliran nilai jika

    titik keputusan tersebut berubah. Harapannya akan

    memberikan desain skenario yang lebih baik dibanding

    desain sebelumnya.

    Physical StructureAlat ini merupakan alat baru yang berguna mengetahui

    fakta apa yang terjadi pada aliran rantai pasok secara

    keseluruhan dan mengetahui level dari industrinya. Adanya

    pengetahuan dari alat ini, akan sangat berguna

    mengapresiasikan seperti apa industri kita sekarang.

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    22/25

    1122

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    mengerti bagaimana perusahaan beroperasi, dan dapat

    memperhatikan secara langsung pada area mana perlu

    perhatian khusus untuk dikembangkan. Ada 2 bagian pada

    alat ini yaitu struktur volume dan struktur biaya. Pada

    bagian diagram pertama menunjukkan struktur industrinya

    antara area pemasok dan distribusi dengan variasi yangbertingkat. Bagian diagram pemetaan kedua dari industri

    mengambarkan biaya yang dikeluarkan perusahaan dari

    biaya bahan baku sampai dengan perakitan. Pada diagram

    ini juga memiliki hubungan langsung dengan proses-proses

    yang terjadi di perusahaan yang berkarakteristik value-

    adding.

    3.1.6 Production Lead Time

    Production Lead Time adalah waktu yang dibutuhkan satu

    produk untukmenjalani semua proses produksi dari awal

    sampai akhir.

    Rumus untuk rnenghitung PLT:

    PLT = WIP x VA-Activity + NVA-Activity

    Output

    3.1.7 Push VS Pull SystemBeikut akan diuraikan tentang ringkasan dari push vs pull

    system, detaildan ringkasan dapat dibaca di materi training

    Schneider Electric ProductionSystem, Push system and pull

    system.

    A. Pengertian Push SystemPush System memaksa suatu pekerjaan untuk diproses

    tanpa melihatberapa banyak pekerjaan yang masih di dalarn

    proses tersebut. Jadi sistem inidapat menyebabkan inventoriyang besar.

    B. Pengertian Pull SystemPull System yaitu perintah pengeluaran bersifat pengesahan

    yang artinyaada signal berdasarkan status sistem yang

    menentukan apakah pengeluaranperintah produksi

    diperbolehkan atau tidak. Pull System mengontrol

    berapabanyak pekerjaan yang sedang dikerahkan dalam

    proses, sehingga dapat menghindari ledakan WIP. Sistem ini

    juga membantu apa yang harus diproduksi dan kapan harus

    diproduksi berdasarkan permintaan konsumen.

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    23/25

    1123

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    3.1.8 Tata Letak Fasilitas

    Dalam perusahaan manufactur. tata letak fasilitas

    merupakan faktor yang sangat penting untuk proses produksi

    supaya berjalan dengan baik. Pengaturan fasilitas-fasilitas

    produksi ini yaitu bagaimana kita dapat memanfaatkan luaspada tempat produksi tersebut. Tata letak fasilitas ini penting

    dan jika digali terus akanterdapat banyak permasalahan untuk

    pengaturan tata letak fasilitas ini. Hal yangpaling penting

    dalam tata letak fasilitas pabrik ini adalah apakah

    penempatan danpengaturan semua fasilitas ini sudah didesain

    dengan maksimal sehingga prosesproduksi dapat berjalan

    dengan efisien dan efektif.

    Definisi tata letak fasilitas yaitu tata letak suatu fasilitas yang

    menentukan aliran umum gerakan orang danbahan di dalam

    suatu fasilitas bersangkutan dan meimiliki dampak yang

    pentingpada efisiensi pengoperasian

    A. Manfaat dan Tujuan Tata Letak FasilitasTujuan desain layout yang utama adalah untuk

    meminimalkan biaya- biaya seperti : biaya produksi, biaya

    transportasi material, biaya konstruksi danpemasangan

    fasilitas-fasilitas produksi.Layout yang ada di perusahaan tidakselalu tetap tergantung dan kondisilingkungan dan kebijakan

    dan top management. banyak faktor-faktor yangmenyebabkan

    suatu layout harus diperbarui atau diperbaiki yang nantinya

    akanmemberikan banyak keuntungan bagi perusahaan. Desain

    layout dapatmemberikan manfaat-manfaat yaitu:

    Mengurangi delay pada waktu proses produksi Mengurangi waktu transportasi material Memaksimalkan hasil produksi

    3.2.1 Efektivitas Kerja

    Efektivitas kerja dalam Dewi (2005), suatu keadaan

    dimana aktifitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan

    manusia dapat mencapai hasil akibat sesuai yang dikehendaki

    (Sutarto,1978). Efektivitas kerja merupakan suatu ukuran

    tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan (Schermerhorn,

    1998)

    Faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja menurut

    Richard M Steers dalam Dewi (2005) terdapat empat faktor,

    yaitu:

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    24/25

    1124

    Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]

    1. Karakteristik Organisasi

    Karakteristik organisasi terdiri dari stuktur dan

    teknologi organisasi. Stuktur dan teknologi dengan

    berbagai cara. Stuktur yang dimaksud adalah

    hubungan yang relatif tetap sifatnya, seperti dijumpai

    dalam organisasi, sehubungan dengan susunan sumberdaya manusia. Sedangkan yang dimaksud teknologi

    adalah mekanisme suatu perusahaan untuk mengubah

    bahan baku menjadi barang jadi.

    2. Karakteristik Lingkungan

    Keberhasilan hubungan organisasi lingkungan

    tampaknya amat tergantung pada tiga variabel yaitu:

    a. Tingkat keterdugaan keadaan lingkungan

    b. Ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan

    c. Tingkat rasionalitas organisasi

    3. Karakteristik Pekerja

    Pada kenyataannya, para karyawan atau pekerja

    perusahaan merupakan faktor pengaruh yang paling

    penting atas efektivitas karena prilaku merekalah yang

    dalam jangka panjang akan mempelancar atau

    merintangi tercapainya tujuan organisasi

    4. Kebijaksanaan dan praktek manajemen

    Kebijaksanaan dan praktek manajemen dapat

    mempengaruhi atau dapat merintangi pencapaian

    tujuan, tergantung bagaimana kebijaksanaan dan

    praktek manajemen dalam tanggung jawab terhadap

    para karyawan dan organisasi.

    Tolak Ukur EfektivitasTolak ukur efektivitas Dalam penelitian ini untuk

    mengukur efektivitas kerja karyawan, peneliti menggunakan

    kriteria ukuran yang dikemukakan oleh Richard M. Steers dalam

    Dewi (2005), yaitu dalam usaha membina pengertian efektivitas

    kerja yang semua bersifat abstrak itu menjadi sedikit banyak

    lebih konkrit dan dapat diukur, beberapa analis organisasi

    berusaha mengindentifikasikan segi yang lebih menonjol yang

    berhubungan dengan konsep ini, walaupun ada sederetan

    panjang kriteria evaluasi yang dipakai kembali.

  • 7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur

    25/25

    Daftar Pustaka

    1. Michael Donovan, 2005, Lean Supply Chain Management:AnExecutives Guide to Performance Improvement.

    2. file:///D:/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/Lean-Supply-Chain.htm, Lean Supply Chain.

    3. http://www.leanindonesia.com/2010/11/vsm-value-stream-mapping/, Lean Manufacturing and Lean Service Resources |

    Indonesia

    4. http://www.toyota.co.jp/en/vision/production_system, ToyotaProduction System.

    5. Jebarus, Felix, 2001, Supply Chain Management, Usahawan no : 02Th XXX Februari.

    6. Watanabe, Ryoichi, 2001, Supply Chain Management : Konsep danTeknologi, Usahawan no : 02 Th XXX Februari.

    7. file:///D:/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/penerapan%20Lean%20SCM.html

    8. Kimball E. Bullington, Ph.D., P.E., CSSBB, 2005, Lean SupplyStrategies: Applying 5S Tools to Supply Chain Management.

    9. http://www.leanindonesia.com/2011/12/flow/#more-28910.http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submi

    t.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-

    chapter2.pdf.

    11.Osada T, 2011, Sikap Kerja 5S, Penerbit PPM. Jakarta

    http://d/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/Lean-Supply-Chain.htmhttp://d/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/Lean-Supply-Chain.htmhttp://d/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/Lean-Supply-Chain.htmhttp://d/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/Lean-Supply-Chain.htmhttp://www.leanindonesia.com/2010/11/vsm-value-stream-mapping/http://www.leanindonesia.com/2010/11/vsm-value-stream-mapping/http://www.leanindonesia.com/2010/11/vsm-value-stream-mapping/http://www.leanindonesia.com/2010/11/vsm-value-stream-mapping/http://www.toyota.co.jp/en/vision/production_systemhttp://www.leanindonesia.com/2011/12/flow/#more-289http://www.leanindonesia.com/2011/12/flow/#more-289http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://www.leanindonesia.com/2011/12/flow/#more-289http://www.toyota.co.jp/en/vision/production_systemhttp://www.leanindonesia.com/2010/11/vsm-value-stream-mapping/http://www.leanindonesia.com/2010/11/vsm-value-stream-mapping/http://d/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/Lean-Supply-Chain.htmhttp://d/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/Lean-Supply-Chain.htm

Recommended