+ All Categories
Home > Documents > Proposal Lengkap

Proposal Lengkap

Date post: 28-Sep-2015
Category:
Upload: rieda-poenya
View: 15 times
Download: 3 times
Share this document with a friend
Description:
semangka
Popular Tags:
52
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional, di antaranya dalam memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani, serta meningkatkan pendapatan nasional melalui penerimaan devisa. Pembangunan pertanian di satu sisi dituntut untuk menjamin pendapatan yang layak bagi petani, sedangkan di sisi lain mampu menyediakan hasil pertanian dalam jumlah yang cukup dengan harga terjangkau oleh masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan petanian adalah dengan cara mengusahakan komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai potensi pasar yang cukup besar, baik pasardalam negeri maupun luar negeri. Sektor pertanian yang dikembangkan salah satunya adalah hortikultura yang meliputi buah- buahan, 1
Transcript

I

PAGE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional, di antaranya dalam memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani, serta meningkatkan pendapatan nasional melalui penerimaan devisa. Pembangunan pertanian di satu sisi dituntut untuk menjamin pendapatan yang layak bagi petani, sedangkan di sisi lain mampu menyediakan hasil pertanian dalam jumlah yang cukup dengan harga terjangkau oleh masyarakat.

Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan petanian adalah dengan cara mengusahakan komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai potensi pasar yang cukup besar, baik pasardalam negeri maupun luar negeri. Sektor pertanian yang dikembangkan salah satunya adalah hortikultura yang meliputi buah- buahan, sayuran dan bunga. Buah- buahan cukup potensial untuk dikembangkan dengan pertimbangan permintaanya terus meningkat. Salah satu komoditas buah yang mempunyai prospek untuk dikembangkan adalah semangka. Lamanya umur tanamansemangka tumbuh sampai buah masak, pada kondisi lahan dan cuaca normal adalah 70 100 hari, sejak bibit ditanam (Wihardjo, 1993).

Semangka mempunyai daya tarik khusus karena buahnyayang berasa segar,

banyak mengandung air lebih kurang 92 persen. Walaupun nilai gizinya termasuk

rendah yaitu hanya mengandung 7 persen karbohidrat dalam bentuk gula dan

kandungan vitamin dan mineralnya pun tergolong rendah, namun buah ini diminati konsumen karena rasanya yang segar (Kalie,1996). Buah semangka merupakan buah yang digemari segala lapisan masyarakat karena rasanya yang segar (Sunarjono, 2000). Apalagi buah semangka tanpa biji, buah ini banyak disukai orang karena menambah kenyamanan saat menyantapnya. Saat ini semangka hibrida (berbiji dan tidak berbiji) juga makin diminati para petani karena memiliki beberapa keunggulan, seperti produksi tinggi, rasa yang lebih manis, tahan hama dan penyakit, serta disukai banyak konsumen (Cahyono, 1996)

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakan dan alasan pemilihan judul, penulis dapat merumuskan sebagai berikut :

Bagaimanakah cara budidaya semangka hibrida non biji (Citrullus vulgaris, Schard) dan apakah mampu meningkatkan ekonomi petani.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang berjudul Budidaya Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris, Schard) di Desa Jabung Kecamatan Talun Kabupaten Blitar ini bertujuan untuk mengetahui cara budidaya semangka hibrida non biji di lahan sawah.

1.4. Manfaat

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang Budidaya Semangka (Citrullus vulgaris, Schard) pada penulis maupun pembaca, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas dari pada tanaman semangka hibrida non biji (Citrullus vulgaris, Schard), sehingga dapat meningkatkan hasil dan ekonomi masyarakat yang sehat dengan biaya produksi lebih ringan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Botani

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Citrullus

Species : Citrullus vulgaris,Schard (Rukmana, 2002)

Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau hijau berair berwarna merah atau kuning (Prajnanta, 2003).

2.2 Morfologi tanaman semangka (Citrullus vulgaris,Schard)

Bentuk buah semangka bervariasi, tergantung varietasnya. Pada umumnya dibedakan 3 bentuk buah, yaitu oval, bulat memanjang dan silinder. Daging buah semangka dibedakan menjadi empat macam warna, yaitu merah muda, merah tua, putih dan kuning. Selain semangka berbiji juga telah dikembangkan jenis semangka tanpa biji (triploid;3n) (Rukmana, 2002).

2.2.1 Akar

Tanaman semangka memiliki perakaran tunggang yang terdiri atas akar utamadan akar lateral.

2.2.2 Batang

Batang tanaman sawi pendek, berbentuk bulat, beruas-ruas, tidak keras. Batang akan berongga saat tanaman berbunga.

2.2.3. Daun

Daun semangaka berwarna hijau muda sampai hijau gelap, pangkal daunberbentuk jantung dan bent uk daunnya menjari. Letak daun berseberangan, beraturansepanjang sul ur tanaman (Prajnanta, 1999; Kalie, 2004).

2.2.4 Bunga

Bunga tanaman semangka memiliki warna yang berbeda tergantung darivarietasnya, biasanya berwarna putih atau ungu kekuningan, yang memiliki empatmahkota dan li ma benang sari dengan kepala sari berbent uk lonjong (Prajnant a, 1999).Bunga semangka merupakan bunga yang tidak sempurna yang kel uar dari ketiak daun.Bunga jantan tidak memiliki bakal buah dengan bentuk terompet, sedangkan bungabeti na mempunyai bakal buah yang berbentuk bul at, di bawah mahkota bunga(Rukmana, 1994).

2.2.5. Buah

Buah yang dihasilkan dari penyerbukan memiliki ciri, warna yang sesuai dengan varietasnya. Menurut Rukmana (1994), warna kuli t buah dibedakan menjadi tiga macamwarna, yaitu hijau muda, hijau tua dan kuning. Kulit buah ada yang tebal dan tipis.Perbedaan warna buah tersebut, disebabkan zat warna yang terdapat dalam buah.Sedangkan bentuk buah semangka berbentuk lonjong, dan bulat sedikit oval (Prajnanta,1999).

2.2.2.1.1 Kandungan Gizi

Buah semangka yang rasanya manis banyak mengandung Vitamin C yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan juga semangka banyak mengandung air sebagai pelepas dahaga.

No

Kandungan Gizi

Nilai Satuan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Kalori

Protein

Lemak

Karbohidrat

Kalsium

Fosfor

Besi

Vitamin A

Vitamin B1

Vitamin B2

Vitamin C

Niacin

Serat

Airti

28,00Kal

0,10g

0,20g

7,20g

6,00mg

7,00mg

0,20mg

50,20Si

0,02mg

0,03mg

7,00mg

0,20g

0,50g

92,10g

Sumber : Wirakusumah (1994)

2.3. Jenis-Jenis Semangka

Semangka memiliki banyak sekali varietas unggul yang sering di budidayakan oleh para petani indonesia,khusnya semangka hibrida seperti :

2.3.1. Golden Crown

Semangka ini diproduksi olehKnow You Seed. Memiliki bentuk bulat memanjang, dengan kulit yang berwarna kuning cerah. Daging buahnya merah dengan biji yang kecil. Kandungan gula yang terdapat pada semangka ini sekitar 12%

2.3.2. Sweet Beauty

Semangka ini juga diproduksi olehKnow You Seed. Memiliki berat sekitar 3 sampai 4 kg. Kulitnya hijau muda, dengan belang hijau tua memanjang dari ujung buah hingga ke pangkalnya.Semangka ini berkulit tebal, sehingga tahan dalam proses penyimpanan dan dalam proses pengangkutan. Daging buahnya memiliki warna merah, dengan kandungan gula berkisar antara 12 hingga 14%. Semangka jenis ini biasanya dipanen pada umur 80 hingga 85 hari sejak proses penanaman di lahan.

2.3.3. Farmer Giant

Semangka ini berukuran besar, sesuai dengan namanya. Beratnya bisa mencapai 12 kg. Memiliki kulit buah yang keras dan tebal. Daging buahnya berwarna merah menyala, dengan rasa manis, dan memiliki tekstur yang renyah. Semangka jenis ini relatif tahan terhadap serangan CMV (cucumber mosaic virus).

2.3.4. Quality

Varietas Quality merupakan salah satu semangka dengan jenis tanpa biji. Memiliki berat yang dapat mencapai 7,5 kg. Bentuknya bulat, dengan kulit yang berwarna hijau agak kebiruan dengan corak berwarna hijau tua. Memiliki daging buah berwarna merah, dengan rasa yang sangat manis dan renyah.Dengan kulit yang tebal, maka semangka Quality memiliki ketahanan yang baik untuk pengiriman jarak jauh dan dalam proses penyimpanannya.

2.4. Syarat-Syarat Tumbuh

2.4.1. Iklim

Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya kemunduran waktu panen. Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu 25 derajat C (siang hari). Suhu udara yang ideal bagipertumbuhan tanaman semangka adalah suhu harian rata-rata yang berkisar 2030 mm. Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah asalnya tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman.

2.4.2. Media Tanam

Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut.Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah porous (sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu mudah membuang air kurang baik untuk ditanami semangka.

2.4.3 Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl.

2.5. Budidaya Tanaman Semangka Hibrida non biji (Citrulus vulgaris)

2.5.1. Pembibitan

2.5.1.1. Syarat Teknis Benih

Syarat Teknis Benih Benih semangka yang baik adalah bentuk tidak keriput, tidak mengapung jika direndam. Ada dua jenis benih semangka yang biasa ditanam yaitu benih 5 semangka tidak berbiji (triploid) dan benih semangka berbiji. Benih semangka tidak berbiji umumnya mempunyai kulit biji yang sangat keras. Jika ingin menanam semangka tanpa biji maka harus juga menanam semangka berbiji di sebelahnya sebagai sumber pollinator,Suwandi Wihardjo (1993),.

2.5.1.2. Penyiapan Benih

Sebelum disemai, ujung benih semangka dipotong (untuk semangkan tanpa biji) terlebih dahulu menggunakan gunting kuku, untuk mempermudah proses pertumbuhan. Selanjutnya benih direndam dalam air hangat suhu 20-25oC yang telah ditambah fungisida dan bakterisida dengan konsentrasi 2 ml/l. Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi.Bibit siap dikecambahkan.

2.5.1.3. Teknik Penyemaian Benih

Sebelum disemai, benih semangka diperam terlebih dahulu. Caranya adalah benih yang telah dikeringanginkan diletakkan di atas kain handuk, kemudian dilipat. Masukkan bungkusan tersebut ke dalam kaleng atau stoples yang dilapisi pasir dan kertas koran basah. Untuk memberikan suasana hangat, kaleng diberi penerangan lampu pijar 15 watt, pada jarak 5-10 cm di atas bungkusan.

Pemeraman dilakukan selama 24-48 jam. Setiap 4-6 jam sekali perlu pengontrolan kelembaban. Jika kondisi kering, segera semprotkan air dengan handsprayer kecil. Benih yang telah diperam, dimasukkan ke dalam polibag kecil (ukuran 12 x 12 cm) yang telah berisi media tanam yaitu campuran tanah dan pupuk kandang (1:1). Kedalaman lubang tanam 1,5 cm. Setalah ditanam, lubang ditutup dengan tanah halus yang dicampur abu sekam (2:1). Kemudian polibag-polibag tersebut ditutup karung goni selama 2-3 hari.

2.5.1.4. Pemeliharaan Persemaian

Polibag-polibag diberi disungkup plastik transparan serupa rumah kaca mini dan salah satu sisi yang terbuka. Sungkup ini juga dilengkapi dengan naungan paranet. Bibit yang masih muda diberi sinar matahari pagi saja, maksimum hingga pukul 09.00. Tiga hari sebelum pindah tanam, sungkup harus dibuka total, sehingga bibit mendapatkan matahari penuh. Penyiraman dilakukan rutin untuk mempertahankan kelembaban. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk daun, untuk memacu perkembangan bibit, dicampur dengan fungisida, dilakukan rutin 3 hari sekali.

2.5.1.5. Pemindahan Bibit

Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah.

2.5.2. Pengolahan Tanah

2.5.2.1. Pembukaan lahan

Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari tanaman terdahulu yang masih tumbuh. Bila bekas persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari sampai tanah itu mudah dicangkul, kemudian diteliti pH tanahnya. Lahan yang akan ditanami, dilakukan pembalikan tanah dan perataan tanah Tunggul bekas batang terdahulu dan bebatuan dibuang keluar dari areal.

2.5.2.2. Pengolahan lahan

Tahap penghalusan dan perataan bongkahan tanah pada sisi bedengan pada tempat penanaman semangka dilakukan dengan cangkul. Di bagian tengah, sebagai landasan buah pada bedengan, diratakan dan di atas lapisan ini diberi jerami kering untuk perambatan semangka dan peletakan buah. Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm atau mulsa plastik dengan lebar plastik 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuh liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan lama, sampai 8- 12 bulan pada areal terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik berwarna perak akan memantulkan sinar matahari sehingga mengurangi serangan hama yang bersembunyi di bawah daun tanaman.

2.5.2.3. Pembentukan Bedengan

Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase yang dibuat. Lebar bedengan tergantung teknik budidaya yang digunakan. Untuk penanaman sistem turus, lebar bedengan adalah 100-110 m; sistem tanpa turus dengan 1 baris tanaman, lebar bedengan 200 cm; sistem tanpa turus dengan 2 baris tanaman, lebar bedengan 400 cm. Panjang bedengan maksimum 12-15 m, tinggi bedengan 30-50 cm, lebar parit 30-50 cm.

2.5.2.4. Pemberian pupuk dasar

Pengapuran dilakukan memberikan kapur kapur pertanian yang mengandung unsur Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang bersifat menetralkan keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang terdapat di dalam tanah, seperti kapur karbonat atau kapur dolomit. Penggunaan kapur pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit per 1000 m2, untuk pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH > 6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.

Pemberian pupuk kandang dilakukan setelah pengapuran atau sekitar dua minggu sebelum tanam. Kebutuhan pupuk kandang sekitar 12 ton/ha atau 1,5 kg/tanaman. Pemberiannya ditebar rata di atas bedengan atau ditanam dalam lubang. Pemberian pupuk dasar untuk semangka tanpa biji, kebutuhan pupuk per tanaman adalah 85 g ZA, 50 g urea, 30 g SP-36, 85 g KCl dan 2 g Borate. Sedangkan untuk semangka berbiji, kebutuhan pupuk per tanaman adalah 80 g ZA, 40 g urea, 30 g SP-36, 70 g KCl dan 2 g Borate.

2.5.2.5. Pemasangan turus

Pemasangan turus dilakukan untuk penanaman semangka sistem turus. Pemasangan dilakukan setelah pemasangan mulsa tetapi sebelum penanaman. Pemasangan turus yang umum dilakukan petani ada dua model yaitu menyerupai huruf A dan menyerupai huruf X. Bahan yang digunakan adalah kayu atau bambu.

Pada model huruf A, tinggi turus 180 cm, ketinggian 80 cm dibuat para-para, jarak dua pasang turus yang berhadapan 60 cm. Pada model huruf X, tinggi turus 195 cm, 75 cm dari atas dan 20 cm dari persilangan dibuat para-para, jarak dua pasang turus yang berhadapan 60 cm.

2.5.3. Penanaman

2.5.3.1. Populasi dan jarak tanam

Untuk penanaman sistem turus, jarak tanam yang digunakan adalah 80 x 70 cm dengan populasi 8.000 tanaman/ha. Untuk penanaman sistem tanpa turus, dengan 1 baris dan 2 baris tanaman, jarak dalam barisan 70 cm dengan populasi 3.500- 4.000 tanaman/ha.

2.5.3b. Penyiapan lubang tanam

Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah. Jarak antar lubang disesuaikan dengan jarak tanam. Jika lahan menggunakan mulsa plastik, maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang. Kaleng tersebut diberi arang yang kemudian dibakar. Setelah arang menjadi bara, alat siap diganakan.

2.5.3.2. Penanaman

Penanaman bibit semangka dilakukan setelah bibit berumur 14 hari dan telah tumbuh daun 2-3 lembar. Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram secara massal sampai air menggenangi areal sekitar tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Sebelum bibit ditanam, dilakukan perendaman dalam air yang berisi larutan pupuk NPK 2 g/l, sebagai Starter Solution.

Urutan penanaman adalah sebagai berikut: kantong plastik dilepas hati-hati supaya akar tidak rusak; bibit dimasukkan ke dalam lubang yangtelah disiapkan; lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan; terakhir lubang disiram air agar media bibit menyatu dengan tanah.

2.5.4. Pemeliharaan Tanaman

2.5.4.1. Penyulaman

Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan. Apabila tanaman tumbuh terlalu lambat atau tanaman mati dilakukan penyulaman dengan bibit baru yang telah disiapkan. Penyulaman tidak boleh dilakukan lebih dari 10 hari setelah tanam. Pada kegiatan penyulaman, perlu diperhatikan penyebab kematian bibit. Bila disebabkan oleh bakteri atau jamur, bibit harus dibongkar bersama tanahnya, agar tidak menular ke bibit lain yang sehat.

2.5.4.2. Penyiangan

Adanya gulma di sekeliling tanaman dapat menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan mengurangi produksi. Gulma juga dapat dijadikan inang bagi hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan dengan mencabut atau membuang gulma yang tumbuh di bedengan atau parit. Bila menggunakan sistem mulsaplastik hitam perak (MPHP), penyiangan hanya dilakukan di tepi-tepi parit karena praktis gulma tidak dapat tumbuh di dalam bedengan. Penyiangan ini dilakukan rutin.

2.5.4.3. Pembumbunan

Pembubunan tanah dilakukan dengan menimbun kembali tanah yang tererosi karena penyiraman, agar akar-akar tidak muncul ke permukaan tanah. Pembumbunan hanya dilakukan untuk penanaman sistem tanpa mulsa.

2.5.4.4. Penyiraman

Tanaman semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air. Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan melalui saluran diantara bedengan Frekuensi pemberian air pada musim kemarau adalah 4-6 hari. Penyiraman juga bisa dilakukan dengan pompa air, dengan bantuan selang plastik.

2.5.4.5. Pemupukan

Pupuk yang digunakan untuk tanaman semangka antara lain : Pupuk kandang, TSP, ZA dan KCl

Dosis pupuk dan waktu pemberiannya / Ha

Nama Pupuk

Pupuk Dasar (Kg)

Pupuk Susulan ( Kg )

I

II

III

IV

V

Pupuk Kandang

TSP

ZA

KCl

12.000

350

150

130

-

50

50

20

-

200

150

100

-

-

150

-

-

-

200

50

-

-

100

-

Pupuk Susulan :

1. Masa daun kedua sampai dengan ketiga

2. Masa sulur mulai menjalar sekaligus membumbun

3. Masa bunga betina yang pertama

4. Masa buah sebesar tinju

5. Masa buah 15 hari menjelang panen

Jika tanah kurang mengandung borak, bersamaan pupuk dasar diberi borak 5 Kg untuk per Ha.Pupuk susulan ditugalkan 10 15 Cm dari batangPemberian pupuk cair SEPRINT dari 10 CC dilarutkan dalam 5l air dan semprotkan pada umur 2 3 minggu setelah tanam dan diulang 7 hari sekali sampai 15 hari menjelang panen

2.5.4.6. Pemangkasan

Pemangkasan tajuk tanaman bertujuan mengatur pertumbuhan tajuk. Pemangkasan dilakukan dengan cara mengurangi tumbuhnya cabang utama atau cabang sekunder sehingga hanya dipelihara sebanyak dua cabang utama saja. Pemangkasan dapat dilakukan sejak tanaman masih berumur 7-10 hari setelahtanam. Biasanya pada umur ini tanaman baru memiliki 4-5 helai daun. Hal ini dilakukan untuk mempercepat tumbuhnya cabang. Cabang-cabang yang tumbuh dibiarkan sampai berumur 3 minggu. Pada usia 3 minggu, dipilih lagi dua cabang utama yang pertumbuhannya baik. Pada umur 6 minggu, cabang sekunder dipangkas.

Cabang sekunder yang dipangkas adalah cabang sekunder di bawah ruas ke-14 dan disisakan masing-masing hanya dua daun. Alat pangkas yang digunakan harus dalam keadaan steril. Sebelum dan sesudah pemangkasan, alat direndam fungisida dengan konsentrasi 2 ml/l.

2.5.4.7. Pengikatan cabang

Pengikatan cabang mutlak dilakukan pada penanaman sistem turus, agar tanaman dapat tumbuh merambat pada turus-turus yang telah disediakan. Pengikatan dimulai ketika tanaman berumur 3 minggu. Bahan pengikat dapat berupa tali rafia atau tali dari pelepah pisang batu. Model pengikatannya menyerupai angka 8.

2.5.4.8. Penyerbukan buatan

Penyerbukan buatan hanya dilakukan kalau semangka yang ditanam sebagian besar merupakan jenis tidak berbiji. Penyerbukan buatan dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 06.00-10.00, saat bunga betina dalam kondisi mekar. Umur tanaman yang dapat dilakukan penyerbukan buatan sekitar 21 -28 hari setelah tanam. Untuk penanaman sistem turus, penyerbukan hanya dilakukan pada bunga betina yang berada pada ruas ke-13 dan ke 20, hal ini disebabkan bunga pada ruas-ruas tersebut yang kelak menjadi buah dapat pas dengan para-paranya. Sedangkan penanaman tanpa turus tidak ada ketentuan tersebut. Cara penyerbukan buatan ini diawali dengan pengambilan dan pengumpulan bunga jantan dari semangka berbiji. Selanjutnya, dipilih bunga betina yangakan diserbuki, yaitu bentuknya sempurna dan tidak cacat. Setelah dipilih, oleskan bunga jantan pada putik bunga betina. Bunga yang sudah diserbuki ditandai dengan tali rafia yang diikat longgar.

2.5.4.9. Seleksi buah

Seleksi buah bertujuan untuk memperoleh ukuran dan bentuk buah yang seragam dan besar. Seleksi buah dilakukan setelah tanaman berumur 40 HST. Buah yang dipilih adalah buahyang pertumbuhannya baik, sedangkan yang jelek dibuang dengan menggunakan gunting. Banyaknya buah yang dipelihara masksimal 2 buah per tanaman agar didapat buah yang besar.

2.5.4.10. Penempatan buah

Untuk penanaman sistem turus, buah diletakkan pada para-para. Penempatan buah dilakukan setelah buah sudah berukuran bola tenis, kira-kira 10-14 hari setelah penyerbukan.

2.5.4.11. Pemberian alas dan pembalikan buah

Dalam proses pembesaran, diantara buah dan para-para perlu diberi serasah dari jerami atau alang-alang. Tujuannya agar nantinya kulit buah tetap mulus hingga saat panen. Selain pemberian alas, buah perlu dibalik agar bagian bawahnya terkena sinar matahari. Pembalikan buah dilakukan minimal sekali hingga buah siap panen, yaitu pada umur 44-51 HST.

2.5.4.12. Pengendalian hama/penyakit

Penyemprotan campuran obat (fungisida, insektisida dan pupuk daun) dilakukan rutin setiap minggu, untuk tindakan pencegahan. Jika terdapat serangan hama atau penyakit, maka waktu penyemprotan ditingkatkan menjadi 3 hari sekali dengan bahan yang sesuai dengan hama atau penyakit tersebut.

2.6 Hama Dan Penyakit

2.6.1 Hama

2.6.1.1. Thrips (Thrips parvispinus Karny)

Penyebab: hama berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas. Hama ini juga sebagai vektor virus. Cara penularan, hama mengembara di malam hari, menetap dan berkembang biak. Gejala serangan: daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi keriting. Tanaman keriting dan kerdil (yang kemungkinan disebabkan virus) serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida sampai tanaman basah dan merata.

2.6.1.2. Ulat perusak daun (Spodoptera litura)

Ulat ini berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi.

2.6.1.3. Tungau

Tungau merah merah: Tetranychus cinnabarinus Boisduval atau tungau kuning : Polyphagotarsonemus latus Bank . Ciri-cirinya adalah binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan mengisap cairan tanaman, membelah diri dengan menggigit dan menyengat. Hama ini juga sebagai vektor virus. Gejala serangan: tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: dilakukan dengan menyemprotkan akarisida.

2.6.1.4. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)

Hama ini mempunyai ciri yaitu berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman. Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian secara kimiawi, dengan insektisida sesuai dengan aturan penanaman buah semangka.

2.6.1.5. Kutu aphids (Aphids gossypii Glover)

Aphids muda berwarna kuning, sedangkan aphids dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman. Kutu ini juga sebagai vektor virus. Gejala serangan adalah daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi keriting akibat cairan daunnya dihisap hama. Ciri lainnya adalah adanya getah cairan yang mengandung madu dan mengkilap dari kejauhan. Pengendaliannya adalah dengan menyemprotkan insektisida secara rutin. Tanaman yang telah terserang virus, dicabut dan dibakar.

2.7. Penyakit

2.7.1. Layu Fusarium

Penyebab: Fusarium oxysporum. Gejala: tanaman tampak layu seperti kekurangan air. Pada pagi dan sore hari tanaman tampak segar. Bila tidak ditanggulangi, dalam waktu 2-3 hari saja tanaman akan mati kering, berwarna coklat dan batangnya mengerut. Pengendalian: (1) secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan agar tidak terlalu lembab, menanam pada areal baru yang belum pernah ditanami semangka; (2) secara kimiawi dilakukan dengan menyemprotkan fungisida secara periodik, menanam benih yang sudah direndam fungisida.

2.7.2. Bercak daun

Penyebab: spora Pseudoperenospora cubensis Rostowzew terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: (1) secara non kimiawi seperti pada penyakit layu fusarium; (2) tanaman disemprot dengan fungisida.

2.7.3. Antraknosa

Penyebab: Colletotrichum lagenarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian: (1) dilakukan secara non kimia seperti pengendalian penyakit layu fusarium; (2) menggunakan fungisida.

2.7.4. Busuk semai

Penyebab: cendawan Pythium ultimum Trow. Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, rebah kemudian mati. Pengendalian: benih direndam di dalam fungisida, penyemprotan fungisida secara periodik.

2.7.5. Busuk buah

Penyebab: Phytophthora capsici Leonian. Jamur menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari ketika tidak berawan/hujan. Tanaman dan buah disemprot fungisida secara periodik.

2.8. Panen

2.8.1. Ciri dan Umur Panen

Menentukan saat panen dapat melaui tiga cara yaitu pengamatn visual, pengamatan dari suara saat buah diketuk, dan umur tanaman. Secara visual, buah semangka yang sudah siap panen dicirikan oleh warna kulit buah yang terang, bentuk buah bulat berisi, dan sulur di belakang tangkai buah sudah berubah warna menjadi coklat tua. Warna buah menjadi terang karena lapisan lilin yang menyelimuti kulit buah sudah hilang. Suara buah dapat digunakan sebagai tanda tingkat ketuaan buah.

Suara buah ini muncul setelah buah diketuk. Bila nyaring, buah tersebut masih muda. Sebaliknya, bila agak berat dan sedikit bergetar, buah tersebut sudah masak atau tua.

Varietas tanaman dan ketinggian tempat mempengaruhi umur panen tanaman. Pada ketinggian tempat antara 700-900 m dpl, semangka dapat dipanen pada umur 90-100 hari setelah tanam. Sementara di dataran rendah buah dapat di panen umur 85 hari.

2.8.2. Cara Panen

Cara panen buah semangka adalah dengan memotong tangaki buah. Setelah dipotong, buah dapat diangkat dan diletakkan langsung ke dalam keranjang. Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga permukaan kulit buah dalam kondisi kering, agar tahan selama dalam penyimpananan.

2.8.3. Periode Panen

Panen dilakukan dalam beberapa periode. Apabila buah dapat dipanen serempak maka buah dapat dipanen sekaligus, tetapi apabila tidak bisa bersamaan, dapat dilakukan 2 kali panen.

2.8.4. Perkiraan Produksi

Jika jumlah buah 2 buah per tanaman, dengan berat buah rata-rata 4-6 kg per buah, maka dalam satu hektar yang terdiri dari 4.000 tanaman, diperoleh hasil maksimal sebesar 32.000-48.000 kg.

2.9. Pascapanen

2.9.1. Pengumpulan

Pengumpulan hasil panen sampai siap dipasarkan, harus diusahakan sebaik mungkin agar tidak terjadi kerusakan buah. Kerusakan saat pengumpulan buah akan mempengaruhi mutu buah dan harga jualnya. Dalam penampungan buah, hendaknya tidak terjadi persinggungan langsung antar buah. Untuk itu, perlu diberi serasah jerami padi atau kertas yang dipotong kecil-kecil pada ruang antar buah.

2.9.2. Sortasi

Penggolongan ini biasanya tergantung pada pemantauan dan permintaan pasaran. Penyortiran dan penggolongan buah semangka dilakukan dalam beberapa klas antara lain: Kelas A: berat > 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak; Kelas B: berat 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak; Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.

2.9.3. Penyimpanan

Penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga lebih baik) dilakukan sebagai berikut: Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4oC, dan kelembaban udara antara 80-85%; Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar O2 dan kadar CO2) dengan asumsi oksigen atau menaikan kadar karbon dioksida (CO2), dapat mengurangi proses respirasi; Penyimpanan dalam ruang tanpa pengatur suhu: merupakan penyimpanan jangka pendek dengan cara memberi alas dari jerami kering setebal 10-15 cm dengan disusun sebanyak 4-5 lapis dan setiap lapisnya diberi jerami kering.2.9.4. Pengemasan

Untuk mempertahankan mutu buah agar kondisi selalu baik sampai pada tujuan akhir, dilakukan pengemasan dengan proses pengepakan yang benar dan hati-hati. Kemasan dapat berupa kardus yang dilubangi, peti kayu atau keranjang plastik. Setiap kemasan dapat diisi maksimum hanya enam buah. Untuk memperkecil gesekan pada kulit buah, bagian dasar, ruang antar buah, tepi kiri-kanan dan atas kemasan diberi jerami kering atau potongan kertas.

2.9.5. Distribusi

Buah semangka di Indonesia didistribusikan untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri dan ekspor, sehingga distribusinya menggunakan angkutan darat, laut dan udara. Yang paling penting diperhatikan adalah pengepakan yang sempurna dan perhitungan lama di perjalanan. Berdasarkan grade mutu buah, maka mutu A dengan ukuran besar diperuntukkan bagi ekspor, hotel dan supermarket dalam negeri sedangkan mutu B dan C dengan ukuran kecil untuk pasar tradisional.2.9.6. Standar Produk

Umumnya pedagang mengelomkokkan buah dalam 3 kelas, yaitu kelas A, B dan C. Pengelomokan berdasarkan hal berikut: 1. Kelas A: berat > 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak; 2. Kelas B: berat 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak; 3. Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak

BAB III

MATERI DAN METODE KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu

PKL dilaksanakan Kegiatan Praktek kerja lapang Budidaya Tanaman semangka (citrullus vulgaris) hibrida non biji dilaksanakan selama 30 hari, mulai tanggal 3 februari sampai 3 maret 2015 yang bertempat di PT. Bisi Internasional,Tbk Desa Jabung, Kecamatan Talun , Kabupaten Blitar.

3.2 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dari praktek kerja lapang ini adalah lahan pertanian dengan luas laha 7 ha milik PT. Bisi Internasional, Tbk Desa Jabung,Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar Pengamatan secara umum diantaranya adalah mengenai tata letak wilayah, struktur organisasi dan keadaan dari perusahaan dimenejeri oleh Bapak Endik Mashudi. Pengamatan secara khusus yaitu mengkaji tentang tata cara budidaya tanaman semanngka hibrida non biji di PT. Bisi Intenasional, Tbk.

3.3 Metode

Metode pengumpulan data harus akurat sehingga tercapai keyakinan akan suatu kebenaran untuk memperoleh data-data yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Pengamatan (observasi)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati langsung hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan PKL

2) Magang kerja

Pengumpulan data dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan yang berlangsung di perusahaan melalui bekerja dan berdiskusi dengan seluruh karyawan perusahaan.

3) Wawancara (interview)

Proses untuk mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab secara langsung dengan responden. Responden yang diwawancarai adalah manajer operasional, staf karyawan, maupun petani binaan.

4) Pencatatan (recording)

Proses pengumpulan data dengan mencatat setiap hal yang berkaitan dengan pelaksanaan PKL di perusahaan.

5) Dokumentasi

Pengumpulan data dengan cara mendokumentasikan berbagai kegiatan yang dilakukan.

6) Studi pustaka

Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia, yang berhubungan dengan kegiatan PKL. Data yang dimaksud dapat berupa buku, jurnal, arsip, dan lain sebagainya yang relevan dan informatif.

3.4 Pelaksanaan kegiatan

Praktek Kerja Lapang dilaksanakan dengan cara magang (observasi partisipatif). Mahasiswa ikut serta secara aktif selama satu bulan penuh melaksanakan pekerjaan di Perusahaan ini sesuai dengan aturan yang diberlakukan. Data yang telah diperoleh dianalisis dan dibahas dengan metode diskriptif, yaitu dengan cara menguraikan data yang diperoleh dan membandingkan dengan literatur.

3.5 Matrik Rencana Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Adapun jadwal kegiatan Praktek Kerja Lapangan akan dilaksanakan pada tanggal 3 Februari sampai dengan 3 Maret 2015 ditampilkan dalam matrik rencana pelaksanaan praktek kerja lapang ( PKL ) berikut:

Matrik Rencana Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ( PKL )

No

Uraian

Januari

Minggu ke

Februari

Minggu ke

Maret

Minggu ke

I

II

III

IV

I

II

III

IV

I

II

III

IV

1

Survey Lokasi

2

Pengajuan proposal

3

Pelaksanaan PKL

4

Penyusunan laporan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Dan Keadaan Umum PT. BISI International, Tbk

Penghasil benih hibrida terkemuka di Indonesia PT. BISI International Tbk (BISI/Perseroan) yang didirikan pada tahun 1983, merupakan perusahaan penghasil benih hibrida terbesar di Indonesia untuk jagung, padi, buah-buahan serta sayuran, sekaligus salah satu penghasil utama pestisida di Indonesia serta distributor berbagai jenis pupuk. Kantor pusat Perseroan berada di Sidoarjo, Jawa Timur dengan fasilitas pengolahan yang terletak di Kediri, Jawa Timur. Perseroan didirikan oleh Charoen Pokphand Group, dan telah beroprasi lebih dari 25 tahun. Saat ini, BISI mengoprsikan pusat penelitian dan pengembangan sekaligus menjalankan kegiatan produksi, pemasaran, distribusi serta penjualan yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. BISI memiliki tiga anak perusahaan, yaitu PT Multi Sarana Indotani (MSI), penghasil pestisida, dan PT Tanindo Subur Prima (TSP) yang merupakan importir dan distributor benih buah-buahan dan sayuran dan PT Tanindo Intertraco (Tinco) yang mendistribusikan dan memasarkan produk MSI dan perseroan.

BISI beserta anak perusahaanya memusatkan kegiatan operasionalnya pada usaha-usaha berikut :

Produk benih hibrida untuk tanaman pangan, termasuk benih jagung hibrida dan benih padi hibrida yang mampu memberikan hasil panen jauh lebih tinggai kepada petani.

Produksi berbagai benih hibrida untuk hortikultura, termasuk benih sayuran dan buah, seprti cabai, mentimun, terong, tomat,labu,kol,kol Cina (bok choy), kacang pangjang, bayam, melon, semangka, dan lainya.

Produksi pestisida dan juga penjualan pupuk. Sejak dulu, kepemimpinan BISI di pasar benih Indonesia didorong oleh terobosan penelitian dan pengembangan yang telah menghasilkan beragam benih hibrid berkualitas unggul yang dipercaya para petani Indonesia selama lebih dari dua dasawarsa. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan dijalankan di 12 pusat penelitian dangan total are seluas 231 hektar. Untuk dapat memperkenalkan benih hibrida varietas unggul uang dihasilkanya ke seluruk pelosok, pusat penelitian Perseroan didirikan di daerah-daerah yang merupakan pusat kegiatan pertanian utaman di Indonesia.

Keberhasilan Perseroan selama ini didukung oleh kemampuanya untuk menghasilkan benih hibrida yang melampaui tolak ukur produk pertanian, yaitu, hasil panen, keamanan pangan, kuatitas serta kemampuan beradaptasi dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor lain yang mendorong keberhasilan varietas hibrida ini di pasaran adalah daya tahanya terhadap serangan hama, masa panen yang lebih singkat dan dapat tumbuh tanpa memerlukan banyak pupuk. Dalam pelaksanaanya, PT BISI mempunyai struktur organisasi untuk mengawasi dan mengontrol masing-masing tahapan kinerja untuk mencapai target perusahaan. struktur organisasi yang menangani kinerja tersebut yaitu bagian human recource, marketing, field crop production & GA, seed quality control, research & development, new project development, finance & accounting.

PT. BISI memiliki beberapa Area produksi yang tersebar diseluruh Indonesia salah satunya ada di Blitar, yang terletak di desa jabung, kecamatan talun, kabupaten blitar. Desa jabung merupakan bagian dari Wilayah Kecamatan Talun yang berada pada ketinggian 350 m diatas permukaan laut, terletak sebelah Selatan dari Pusat Kecamatan Talun dengan jarak 5 Km. Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Ds. Jabung / Ds.Tumpang

- Sebelah Selatan : Ds. Jegu Kec. Sutojayan

- Sebelah Barat : Ds. Tumpang

- Sebelah Timur : Ds. Tegalrejo Kec. Mronjo

Sebagian Wilayah Desa Jabung merupakan tanah dataran yang cocok untuk bercocok tanam seperti tanaman palawija dan hortikultura.

Dalam mendukung kelancaran proses produksi benih dibangun beberapa sarana dan prasarana yang berada di lokasi area produksi benih hortikultura, sehingga akan memudahkan petani dalam melaksanakan aktifitasnya. Sarana bangunan yang ada di lokasi produksi benih seperti greenhouse, halaman penjemuran, pick up, mesin prosesing panen, benih induk, mulsa, obat-obatan dan pupuk.

Pada lokasi produksi benih di area blitar yang dipimpin oleh Bapak Endik Mashudi memiliki 14 petani binaan dan 20 karyawan.

4.2. Hasil Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang

4.2.1 Persiapan Benih

4.2.2 Pemeraman benih

4.2.3 Persemaian benih

2.4.5 penyiapan lahan

2.4.6 pengolahan tanah

2.4.7 penanaman bibit

2.4.8 pemupukan

2.4.9 Pemeliharaan tanaman

1

PAGE

26


Recommended