METABOLISMEMETABOLISME
XENOBIOTIKXENOBIOTIK
• Xenobiotics ( Xenos = strange) are compounds that are foreign to the body.
• It includes drugs, food additives, pollutants etc.
• Understanding how xenobiotics are handled at the cellular level is important in learning how to cope with the chemical attack.
• Xenobiotics prodrugs or procarcinogens
X E N O B I O T I KSenyawa yang asing bagi tubuh:
1. obat-obatan 2. karsinogenesis kimia
3. ber-macam macam senyawa yang berada disekitar kita , misal : insektisida, polutan
METABOLISME XENOBIOTIK
• Terutama terjadi di hati dan kadang kadang xenobiotik diekskresi tanpa mengalami perubahan.
• FASE 1 : proses HIDROKSILASI dengan enzim monooksigenase atau sitokrom P 450
RH + O2 + NADPH + H+ R-0H + H20 + NADP
RH : obat, karsinogen, polutan, steroid, sejumlah lipid
Sitokrom P450 ( mengandung monooksigenase ) :
terutama didapatkan di retikulum endoplasma Sitokrom P450 juga berperan pada reaksi :
1. Deaminasi 4. Epoksidasi 2. Dehalogenasi 5. Peroksigenasi 3. Desulfurasi 6. Reduksi
Hidrolisis yang dikatalisis oleh esterase dan reaksi yang dikatalisis oleh flavin ( flavoprotein ) yang mengandung monooksigenase dan bukan sitokrom P450 juga terjadi pada fase 1.
Sit. P450 ter-reduksi Sit. P450 teroksidasi
RH + O2 R – OH + H20
Fase 1 1. mengubah xenobiotik bentuk inaktif menjadi aktif biologik (contoh : berasal dari prodrugs atau prokarsinogens ) Konjugasi akan mengubah produk aktif menjadi bentuk inaktif atau kurang aktif kemudian diekskresi via urine atau empedu
2. mengubah bentuk aktif menjadi inaktif atau kurang aktif sebelum proses konjugasi.
Pada keadaan lain ( kasusnya sedikit ) : 3. konjugasi akan meningkatkan aktifitas biologik xenobitik.
D E T O K S I KA S I : kadang kadang digunakan untuk isti- lah metabolisme xenobiotik. Istilah ini kurang tepat sebab pada beberapa kasus metabolisme xenobiotik akan meningkatkan aktifitas dan toksisitasnya
FASE 2 : Hidroksilasi pada fase 1 diubah menjadi proses konjugasi dengan : asam glukuronat, sulfat, glutation, atau oleh asetilasi dan metilasi .
Tujuan fase 1 dan 2 : untuk meningkatkan polaritas ( kelarutan dalam air ) sehingga dapat diekskresi via
urine atau empedu.
SIT0KROM P 450 dikenal ada 3 famili : CYP1, CYP2 dan CYP3
1. Adanya 150 isoform ----+ perlu nomenklatur contoh : CYP1A1 , gen nya : CYP1A1 CYP3A untuk metabolisme obat , banyak didapatkan di hati dan usus
2. Merupakan hemoprotein
3. Tersebar di spesies lain misal bakteria.
4. Paling banyak di hati dan eritrosit : di retikulum endoplasma . Di adrenal didapatkan juga di mitokondria (selain retikulum endoplasma) yang menggunakan adrenodoksin reduktase ( flavoprotein yang terkait NADPH ) dan adrenodoksin ( protein non heme dengan Fe dan sulfur )
5. Elektron ditransfer dari NADPH ----+
NADPH sit. P450 reduktase ---+ ke sit. P450. Sitokrom b5 hemoprotein yang ditemukan di
retikulum endoplasma diduga terlibat
sebagai donor elektron .
6. Lipid juga merupakan komponen dari
sistim CYP yaitu fosfatidilkholin
7. Induksibel Antikoagulan : WARFARIN, DICUMAROL mencegah
pembekuan darah. FENOBARBITAL obat epilepsi yang
mampu menginduksi CYP2C9 ( hipertrofi retikulum
endoplasmik sehingga terjadi peningkatan CYP2C9 sampai
4-5 X selama 4-5 hari ) . Akibatnya warfarin akan lebih
cepat di metabolisme dibanding sebelumnya .
Bila fenobarbital di stop sedangkan dosis warfarin
ditingkatkan ----+ risiko perdarahan , sebab CYP2C9 akan
menurun sewaktu fenobarbital dihentikan.
Etanol menginduksi CYP2E1 dan akan terjadi peningkatan
risiko kanker bila seseorang terpapar komponen tembakau
( bahan karsinogen ) yang dihisap.
8. CIP1A1 terlibat metabolisme PAH ( polycyclic aromatic hydrocarbons ) sehingga CYP1A1 awalnya disebut AHHs ( aromatic hydrocarbon hydroxylases ). AHHs penting dalam proses karsinogenesis.
Contoh : Di paru enzim ini dilibatkan dalam perubahan PAHs inaktif ( prokarsinogen ) yang dihirup perokok menjadi karsinogen aktif oleh reaksi hidroksilasi. Pada perokok kadar AHHs lebih tinggi dibanding non perokok. Enzim AHHs meningkat pada plasenta wanita hamil yang merokok , potensial untuk mengubah PAH menjadi bentuk aktif, sehingga fetus bisa terpapar
9. Adanya bentuk polimorfik ( isoform genetik ) dari sitokrom P450 (CYP). Polimorfik dari CYP2D6
menunjukkan aktifitas katalitik yang rendah.
CYP2D6 berperan pada metabolisme :
DEBRISOQUIN ( obat antihipertensi ) dan
SPARTEIN ( obat antiaritmia dan oksitosik ).
Afinitas katalitik yang rendah akan berakibat
terjadinya akumulasi obat dalam tubuh .
Polimorfik dari CYP2A6 tidak mampu memetabolisme nikotin menjadi konitin , nampaknya sebagai proteksi untuk tidak terjadi ketergantungan tembakau pada perokok. Sedikit merokok diduga oleh karena kadar nikotin
diotak dan darah tetap tinggi . Polimorfik CYP2A6 mungkin
dapat digunakan sebagai jalan baru untuk mencegah dan
mengobati perokok
POLIMORFISME yang berkaitan dengan metabolisme obat dapat terjadi pada : enzim, transporter, dan reseptor
10. Adanya spesifisitas terhadap substrat yang tumpang tindih yang beraksi pada xenobiotik dan senyawa endogen : steroid tertentu , eikosanoid , asam lemak dan retinoat
5 TIPE REAKSI FASE 2
1. GLUKURONIDASI
UDP-glucose UDP- glucuronic acid
UDP-glucuronic acid Xenobiotic monoglucuronide
+ xenobiotic + UDP
UDP-glucuronic acid Xenobiotic diglucuronide
+ +
xenobiotic monoglucuronide UDP
UDP-glucose dehydrogenase
2NAD+ 2NADH + 2H+
UDP-glucuronosyl transferase
UDP-glucuronosyl transferase
Glucuronosyl transferase berada diretikulum endoplasmik dan sitosol
SUBSTRAT : 2 asetilaminofluoren ( karsinogen ), anilin, asam benzoat, fenol, meprobamat, banyak steroid
2. SULFASI ( SULFATION ) Donor sulfatnya adalah PAPS ( adenosine 3’-phosphate-5’- phosphosulfate ), sehingga disebut “ active sulfate “ . SUBSTRAT : alkohol, arilamin, fenol .
3. KONJUGASI DENGAN GLUTATION ( G S H ) gamma glutamylcysteinyl glycine . Glutation merupakan tripeptida terdiri : glutamat, sistein, glisin.
R + GSH R- S- G
R : xenobiotik elektrofilik yang potensial toksik
( karsinogen tertentu )
- Glutation S transferase : banyak didapatkan di sitosol hati dan menunjukkan spesifisitas terhadap substrat
- Glutation = GSH = grup sulfhidril dari sistein merupakan bagian yang paling berperan pada molekul
Glutation S transferase
4. ASETILASI ( ACETYLATION )
X + Asetil koA Asetil-X + koA
- Enzim terutama didapatkan di sitosol hati.- Adanya tipe polimorfik dari enzim sehingga bisa bersifat
asitilator lambat atau cepat , sehingga mempengaruhi pembersihan obat dalam darah.
Contoh : isoniazid ( INH ), obat tuberkulosis bila di asetilasi
lambat, maka dapat terjadi efek toksik.
5. METILASI : sedikit xenobiotik yang di metilasi oleh
adanya enzim metiltransferase
Asetiltransferase
H2O Pi + PPi
L-metionin + ATP S Adenosil-L- metionin ( metionin aktif ) -------+ ---+ donor metil
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ENZIM YANG MEMETABOLISME XENOBIOTIK
1. Aktivitas berbeda pada setiap spesies . Kemungkinan daya toksik atau karsinogenitasnya tidak dapat diperhitungkan terhadap spesies lain .2. Aktifitas berbeda pada setiap individu nampaknya banyak disebabkan oleh faktor genetik
L-metioninAdenosiltransferase
3. Aktifitas dari beberapa enzim bervariasi sesuai dengan umur dan jenis kelamin
4. Adanya sifat “ enzyme induction “ 5. Metabolit dari xenobiotik tertentu mampu menghambat atau merangsang aktifitas enzim. Berpengaruh pada dosis obat yang diberikan
6. Berbagai penyakit misal : sirosis hepatis dapat berpengaruh pada aktifitas enzim yang memetabolisme obat . Perlu penyesuaian dosis bermacam obat pada keadaan tersebut.
FUNGSI GLUTATION ( GSH )
1. Proteksi sel dari radikal bebas
2. Pada transport membran.
3. Detoksifikasi xenobiotik
1. PROTEKSI SEL DARI RADIKAL BEBAS
A. NADPH + H+ G – S – S - G 2 H 2 0
FAD Se
2H N A D P + 2 G - S H H 2 O 2
Selenium pada glutation peroksidase ( glutathione peroxidase ) adalah sebagai grup prostetik. Enzim ini berperan mengkatalisis H2O2 dan hidroperok – sida lipid sehingga terjadi proteksi dari eritrosit dan membran lipid melawan oksidasi peroksida
PentosePhosphatePathway
GlutathioneReductase
Glutathione Peroxidase
2. Transport asam amino tertentu lewat membran
ginjal
Amino acid + GSH Gamma glutamyl amino acid + cysteinylglycine
Asam amino dihidrolisis dari kompleks dan GSH disintesis kembali dari cysteinylglycine
GTT : di membran sel tubulus ginjal, sel kelenjar empedu, retikulum endoplasmik hepatosit.GTT : mempunyai nilai diagnostik karena disekresikan ke darah dari sel hepar pada penyakit hepatobilier.
Gamma Glutamyltransferase ( GTT)
3. EFEK TOKSIK DARI METABOLISME XENOBIOTIK
cyt P450 GSH S transferase or epoxide hydrolase
xenobiotikxenobiotik Nontoxic metabolitereactive metabolite
Covalent binding to macromolecules
Hapten MutationCell injury
Antibody production Cancer
Cell injury
1. Makromolekul : DNA, RNA dan protein ( contoh : pengikatan kovalen terhadap enzim fosforilasi oksidatif atau enzim yang mengendalikan permeabilitas membran plasma ) ----+ kematian sel
2. HAPTEN : Xenobiotik mengikat protein akan mengubah antigenisitasnya . Hapten tidak mampu membentuk antibodi namun mampu mengikat dan merusaknya.
3. Reaksi karsinogen kimia dengan DNA ------+ KARSINOGENESIS
KIMIA .
Benzo alfa piren disebut sebagai karsinogen inderek setelah
diaktifasi oleh monoogsigenase di retikulum endoplasmik.
Senyawa alkil ( Alkylating agent ) disebut sebagai karsinogen direk ,
karena bereaksi langsung dengan DNA.
R + GSH R- S- G Glutation S transferase
R : xenobiotik elektrofilik yang potensial toksik ( karsinogen tertentu )
Prokarsinogen
Epoxide Dihydrodiol
-C - C - + H2O - C - C -
O HO OH
Senyawa reaktif tinggi, mutagenik Senyawa reaktif rendah
dan / atau karsinogenik metabolit nontoksik
monooksigenase
Epixode hydrolase
MERCURI ( Hg )1. Mampu berkompetisi dengan molekul lain untuk
mengambil S ( sulfur ) sehingga S terikat Hg.
S didapatkan pada Hb ( CHFeNOS ), enzim dan
protein
2. Mampu mengikat antibodi yang mengandung S
sehingga dapat merusak sistem pertahanan
tubuh terhadap penyakit.
3. Mampu mengikat – SH dengan akibat
pengangkutan S pada usus dan ginjal terganggu
4. Menurunkan penyediaan glutation tubuh
Glutation digunakan pada sel neuron, hati untuk
detoksikasi logam berat.
5. Menurunkan glutation peroksidase dan glutation
reduktase
METALLOTHIONEIN- Protein pengikat logam dengan berat molekul 3500-14000 dalton yang kaya sistein. Pengikatan via grup tiol dari residu sistein .
- Fisiologik mampu mengikat zinc, copper, namun juga kadmium, silver dan Hg.
- Ditemukan metallothionein 1,2 : hampir semua jaringan dan 3 dan 4 : jaringan spesifik. Metallothionein didapat di otak dikaitkan dengan perbaikan otak dan penyakit Alzhheimer.
Fungsi : 1. detoksikasi logam berat : Cd, Ag, Co, Hg 2. melawan “reactive oxygen species ( ROS )” dan senyawa alkil