+ All Categories
Home > Documents > Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

Date post: 14-Apr-2018
Category:
Upload: andhinimaharani
View: 417 times
Download: 33 times
Share this document with a friend

of 19

Transcript
  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    1/19

    Referat

    Meningitis Tuberkulosis

    Disusun oleh :

    Andhini Maharani Putri

    Pembimbing :

    Dr. Ani Ariyani, Sp.A

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

    RSUD KABUPATEN BEKASI

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

    2013

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    2/19

    MENINGITIS TB

    Andhini Maharani Putri

    1102009029

    Pendahuluan

    Meningitis merupakan penyakit susunan saraf pusat yang dapat menyerang semua

    orang. Bayi, anak-anak, dan dewasa muda merupakan golongan usia yang mempunyai resiko

    tinggi untuk terkena meningitis.Meningitis TB merupakan komplikasi TB pada anak yang

    paling sering terjadi pada usia 6 tahun dengan insiden tertinggi terdapat pada usia 2-3 tahun,

    berhubungan dengan seringnya terjadi TB milier pada usia tersebut1.

    Meningitis tuberkulosa masih banyak ditemukan di Indonesia karena morbiditas

    tuberkulosis anak masih tinggi. Angka kejadian tertinggi dijumpai pada anak dengan

    kekebalan alamiah yang masih rendah2.

    Terjadinya meningitis bukanlah karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh

    penyebaran hematogen, melainkan biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel pada

    permukaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah ke dalam

    rongga arakhnoid2.

    Pengetahuan yang benar mengenai meningitis tuberkulosis dapat membantu untuk

    mengurangi angka kematian penderita akibat meningitis, mengingat bahwa insidensi

    kematian akibat meningitis masih cukup tinggi.

    Definisi

    Meningitis tuberkulosis merupakan peradangan pada selaput otak (meningen) yang

    disebabkan oleh bakteriMycobacterium tuberkulosis Penyakit ini merupakan salah satu

    bentuk komplikasi yang sering muncul pada penyakit tuberkulosis paru. Infeksi primer

    muncul di paru-paru dan dapat menyebar secara limfogen dan hematogen ke berbagai daerah

    tubuh di luar paru, seperti perikardium, usus, kulit, tulang, sendi, dan selaput otak1,2.

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    3/19

    Anatomi dan fisiologi Meningen

    Meningen (selaput otak) merupakan selaput yang membungkus otak dan sumsum

    tulang belakang, melindungi struktur saraf halus yang membawa pembuluh darah dan cairan

    sekresei (serebro spinal), memperkecil terjadinya benturan atau getaran yang terdiri dari 3

    lapisan3

    a. Durameter (Lapisan sebelah luar)

    Selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat.

    Durameter pada tempat tertentu mengandung rongga yang mengalirkan darah vena ke

    otak yang dinamakan sinus longitudinal superior, terletak diantara kedua hemisfer

    otak3.

    b. Arachnoid (Lapisan tengah)

    Merupakan selaput halus yang memisahkan durameter dan piameter membentuk

    sebuah kantong atau balon yang berisi cairan orak yang meliputi seluruh susunan

    saraf pusat3.

    c. Piameter (Lapisan sebelah dalam )

    Piameter merupakan selaput tipis yang terdapat pada permukaan jaringan otak,

    piameter berhubungan dengan arakhnoid melalui strukturstruktur jaringan ikat yang

    disebut trabekel3.

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    4/19

    Adapun fungsi meningeal sebagai berikut :

    1. Menyelubungi dan melindungi susunan saraf pusat.

    2. Melindungi pembuluh darah dan menutupi sinus venus

    3. Berisi cairan serebrospinal3..

    Epidemiologi

    Tuberkulosis yang menyerang SSP (Sistem Saraf Pusat) ditemukan dalam tiga bentuk,

    yakni meningitis, tuberkuloma, dan araknoiditis spinalis. Ketiganya sering ditemukan di

    negara endemis TB, dengan kasus terbanyak berupa meningitis tuberkulosis. Di Amerika

    Serikat yang bukan merupakan negara endemis tuberkulosis, meningitis tuberkulosis meliputi

    1% dari semua kasus tuberkulosis5.

    Di Indonesia, meningitis tuberkulosis masih banyak ditemukan karena morbiditas

    tuberkulosis pada anak masih tinggi. Penyakit ini dapat saja menyerang semua usia, termasukbayi dan anak kecil dengan kekebalan alamiah yang masih rendah. Angka kejadian tertinggi

    dijumpai pada anak umur 6 bulan sampai dengan 4 atau 6 tahun, jarang ditemukan pada umur

    dibawah 6 bulan, hampir tidak pernah ditemukan pada umur dibawah 3 bulan1,3,4. Meningitis

    tuberkulosis menyerang 0,3% anak yang menderita tuberkulosis yang tidak diobati. Angka

    kematian pada meningitis tuberkulosis berkisar antara 10-20%. Sebagian besar memberikan

    gejala sisa, hanya 18% pasien yang akan kembali normal secara neurologis dan intelektual

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    5/19

    Etiologi

    Mycobacterium tuberkulosis merupakan bakteri berbentuk batang pleomorfik gram

    positif, berukuran 0,4 3 , mempunyai sifat tahan asam, dapat hidup selama berminggu-

    minggu dalam keadaan kering, serta lambat bermultiplikasi (setiap 15 sampai 20 jam).

    Bakteri ini merupakan salah satu jenis bakteri yang bersifat intracellular pathogen pada

    hewan dan manusia. SelainMycobacterium tuberkulosis, spesies lainnya yang juga dapat

    menimbulkan tuberkulosis adalahMycobacterium. bovis,Mycobacterium africanum,

    danMycobacterium microti

    Patofisiologi

    Meningitis tuberkulosis pada umumnya muncul sebagai penyebaran tuberkulosis

    primer. Biasanya fokus infeksi primer ada di paru-paru, namun dapat juga ditemukan di

    abdomen (22,8%), kelenjar limfe leher (2,1%) dan tidak ditemukan adanya fokus primer

    (1,2%). Dari fokus primer, kuman masuk ke sirkulasi darah melalui duktus torasikus dan

    kelenjar limfe regional, dan dapat menimbulkan infeksi berat berupa tuberkulosis milier atau

    hanya menimbulkan beberapa fokus metastase yang biasanya tenang 1,4,5

    Pendapat yang sekarang dapat diterima dikemukakan oleh Rich tahun 1951.

    Terjadinya meningitis tuberkulosis diawali olen pembentukan tuberkel di otak, selaput otakatau medula spinalis, akibat penyebaran kuman secara hematogen selama masa inkubasi

    infeksi primer atau selama perjalanan tuberkulosis kronik walaupun jarang Bila penyebaran

    hematogen terjadi dalam jumlah besar, maka akan langsung menyebabkan penyakit

    tuberkulosis primer seperti TB milier dan meningitis tuberkulosis. Meningitis tuberkulosis

    juga dapat merupakan reaktivasi dari fokus tuberkulosis (TB pasca primer). Salah satu

    pencetus proses reaktivasi tersebut adalah trauma kepala5.

    Kuman kemudian langsung masuk ke ruang subarachnoid atau ventrikel. Tumpahan

    protein kuman tuberkulosis ke ruang subarakhnoid akan merangsang reaksi hipersensitivitasyang hebat dan selanjutnya akan menyebabkan reaksi radang yang paling banyak terjadi di

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    6/19

    basal otak. Selanjutnya meningitis yang menyeluruh akan berkembang.Proses ini mungkin

    terjadi segera sesudah dibentuknya lesi atau setelah periode laten beberapa bulan atau

    beberapa tahun.Jika hal ini terjadi pada pasien yang sudag tersensitasi, maka masuknya basil

    ke dalam ruang subarachnoid menimbulkan reaksi peradangan yang menyebabkan perubahan

    dalam cairan serebrospinal. Reaksi peradangan ini mula-mula timbul disekitar tuberkel yang

    pecah, tetapi kemudian tampak jelas diselaput otak pada dasar otak dan ependym. Reaksi

    radang akut di leptomenings tersebut, ditandai dengan adanya eksudat gelatin, berwarna

    kuning kehijauan dibasis otak, yang dapat menginfiltrasi pembuluh darah kortikomeningeal

    dan menimbulkan radang,obstruksidan selanjutnya infark serebri.Meningitis basalis yang

    terjadi akan menimbulkan komplikasi neurologis, berupa paralisis saraf cranialis(disfungsi

    saraf III,IV dan VII),infark karena penyumbatan arteria dan vena, serta hidrosefalus

    komunikans karena eksudat mengganggu aliran normal cairan serebrospinal kedalam dan

    keluar sistem ventrikel pada setinggi sisterna basilar. Perlengketan yang terjadi dalam kanalis

    sentralis medula spinalis akan menyebabkan spinal block dan paraplegia4,5,8.

    BTA masuk tubuh

    Tersering melalui inhalasi

    Jarang pada kulit, saluran cerna

    Multiplikasi

    Infeksi paru / focus infeksi lain

    Penyebaran hematogen

    Meningens

    Membentuk tuberkel

    BTA tidak aktif / dormain

    Bila daya tahan tubuh menurun

    Rupture tuberkel meningen

    Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid

    MENINGITIS.

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    7/19

    Secara patologis, ada tiga keadaaan yang terjadi pada meningitis tuberkulosis:

    1. Araknoiditis proliferatif

    Proses ini terutama terjadi di basal otak, berupa pembentukan massa fibrotik yang

    melibatkan saraf kranialis dan kemudian menembus pembuluh darah. Reaksi radang akut

    di leptomening ini ditandai dengan adanya eksudat gelatin, berwarna kuning kehijauan di

    basis otak. Secara mikroskopik, eksudat terdiri dari limfosit dan sel plasma dengan

    nekrosis perkijuan. Pada stadium lebih lanjut, eksudat akan mengalami organisasi dan

    mungkin mengeras serta mengalami kalsifikasi. Adapun saraf kranialis yang terkena akan

    mengalami paralisis. Saraf yang paling sering terkena adalah saraf kranial VI, kemudian

    III dan IV, sehingga akan timbul gejala diplopia dan strabismus. Bila mengenai saraf

    kranial II, maka kiasma optikum menjadi iskemik dan timbul gejala penglihatan kabur

    bahkan bisa buta bila terjadi atrofi papil saraf kranial II. Bila mengenai saraf kranial VIII

    akan menyebabkan gangguan pendengaran yang sifatnya permanen5.

    2. Vaskulitis dengan trombosis dan infark pembuluh darah kortikomeningeal yang melintasi

    membran basalis atau berada di dalam parenkim otak. Hal ini menyebabkan timbulnya

    radang obstruksi dan selanjutnya infark serebri. Kelainan inilah yang meninggalkan

    sekuele neurologis bila pasien selamat. Apabila infark terjadi di daerah sekitar arteri

    cerebri media atau arteri karotis interna, maka akan timbul hemiparesis dan apabila

    infarknya bilateral akan terjadi quadriparesis. Pada pemeriksaan histologis arteri yangterkena, ditemukan adanya perdarahan, proliferasi, dan degenerasi. Pada tunika adventisia

    ditemukan adanya infiltrasi sel dengan atau tanpa pembentukan tuberkel dan nekrosis

    perkijuan. Pada tunika media tidak tampak kelainan, hanya infiltrasi sel yang ringan dan

    kadang perubahan fibrinoid. Kelainan pada tunika intima berupa infiltrasi subendotel,

    proliferasi tunika intima, degenerasi, dan perkijuan. Yang sering terkena adalah arteri

    cerebri media dan anterior serta cabang-cabangnya, dan arteri karotis interna. Vena

    selaput otak dapat mengalami flebitis dengan derajat yang bervariasi dan menyebabkan

    trombosis serta oklusi sebagian atau total. Mekanisme terjadinya flebitis tidak jelas,

    diduga hipersensitivitas tipe lambat menyebabkan infiltrasi sel mononuklear dan

    perubahan fibrin 5.

    3. Hidrosefalus komunikans akibat perluasan inflamasi ke sisterna basalis yang akan

    mengganggu sirkulasi dan resorpsi cairan serebrospinalis 2,5.

    Adapun perlengketan yang terjadi dalam kanalis sentralis medulla spinalis akan

    menyebabkanspinal blockdan paraplegia

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    8/19

    Manifestasi Klinis

    Gejala klinis Meningitis Tb berbeda untuk masingmasing penderita. Faktorfaktor

    yang bertanggung jawab terhadap gejala klinis erat kaitannya dengan perubahan patologi

    yang ditemukan. Tanda dan gejala klinis Meningitis Tb muncul perlahan lahan dalam

    waktu beberapa minggu7.

    Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan

    punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mngejangnya otot-otot

    ekstensor tengkuk. Kesadaran menurun , tanda kernig dan Brudzinki positif.

    Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia penderita serta virus apa

    yang menyebabkan. Gejala yang paling umum adalam demam tinggi, sakit kepala, pilek,

    mual, muntah, kejang. Setelah itu penderita merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku,

    gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.

    Gejala meningitis meliputi:

    1. Gejala Infeksi akut

    Panas

    Nafsu makan menurun

    Anak Lesu

    2. Gejala kenaikan tekanan Intra Kranial Kesadaran menurun

    Kejang

    Ubunubun besar menonjol

    3. Gejala rangsang meningeal

    Kaku kuduk

    Kernig

    Brudzinski

    Menurut Lincoln, manifestasi klinis dari meningitis tuberculosa dikelompokkan dalam tiga

    stadium1:

    1. Stadium I (stadium inisial / stadium non spesifik / fase prodromal)

    Prodromal, berlangsung 1 - 3 minggu

    Biasanya gejalanya tidak khas, timbul perlahan- lahan, tanpa kelainan neurologis

    Gejala: * demam (tidak terlalu tinggi)

    * rasa lemah

    * nafsu makan menurun (anorexia)

    * nyeri perut* sakit kepala

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    9/19

    * tidur terganggu

    * mual, muntah

    * konstipasi

    * apatis

    * irritable1

    Pada bayi, irritable dan ubun- ubun menonjol merupakan manifestasi yang sering

    ditemukan; sedangkan pada anak yang lebih tua memperlihatkan perubahan suasana

    hati yang mendadak, prestasi sekolah menurun, letargi, apatis, mungkin saja tanpa

    disertai demam dan timbul kejang intermiten.4,7,9 .

    Jika sebuah tuberkel pecah ke dalam ruang sub arachnoid maka stadium I akan

    berlangsung singkat sehingga sering terabaikan dan akan langsung masuk ke stadium

    III1.

    2. Stadium II (stadium transisional / fase meningitik)

    Disebut juga fase meningitik, yang ditandai dengan memberatnya penyakit. Pada fase

    ini terjadi rangsangan pada selaput otak/meningen.1,4

    Ditandai oleh adanya kelainan neurologik, akibat eksudat yang terbentuk diatas

    lengkung serebri.

    Pemeriksaan kaku kuduk (+), refleks Kernig dan Brudzinski (+) kecuali pada bayi.

    Dengan berjalannya waktu, terbentuk infiltrat (massa jelly berwarna abu) di dasar

    otak menyebabkan gangguan otak / batang otak1,3.

    Pada fase ini, eksudat yang mengalami organisasi akan mengakibatkan kelumpuhansaraf kranial dan hidrosefalus, gangguan kesadaran, papiledema ringan serta adanya

    tuberkel di koroid. Vaskulitis menyebabkan gangguan fokal, saraf kranial dan kadang

    medulla spinalis. Hemiparesis yang timbul disebabkan karena infark/ iskemia,

    quadriparesis dapat terjadi akibat infark bilateral atau edema otak yang berat1,3.

    Pada anak berusia di bawah 3 tahun, iritabel dan muntah adalah gejala utamanya,

    sedangkan sakit kepala jarang dikeluhkan. Sedangkan pada anak yang lebih besar,

    sakit kepala adalah keluhan utamanya, dan kesadarannya makin menurun.

    Gejala:

    * Akibat rangsang meningen : sakit kepala berat dan muntah (keluhan utama)5

    * Akibat peradangan / penyempitan arteri di otak:

    - disorientasi

    - bingung

    - kejang

    - tremor

    - hemibalismus / hemikorea

    - hemiparesis / quadriparesis

    - penurunan kesadaran

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    10/19

    * Gangguan otak / batang otak / gangguan saraf kranial:

    Saraf kranial yang sering terkena adalah saraf otak III, IV, VI, dan VII

    Tanda: - strabismus - diplopia

    - ptosis - reaksi pupil lambat

    - gangguan penglihatan kabur

    Gambar 3. Kaku Kuduk (Nuchal Rigidity) Pada Penderita Meningitis

    3. Stadium III (koma / fase paralitik)1

    Terjadi percepatan penyakit, berlandsung selama 2-3 minggu

    Gangguan fungsi otak semakin jelas.

    Terjadi akibat infark batang otak akibat lesi pembuluh darah atau strangulasi oleheksudat yang mengalami organisasi.

    Gejala: * pernapasan irregular

    * demam tinggi

    * edema papil

    * hiperglikemia

    * kesadaran makin menurun, irritable dan apatik, mengantuk,

    stupor, koma, otot ekstensor menjadi kaku dan spasme,

    opistotonus, pupil melebar dan tidak bereaksi sama sekali.* nadi dan pernafasan menjadi tidak teratur

    * hiperpireksia

    * akhirnya, pasien dapat meninggal.

    Tiga stadium tersebut di atas biasanya tidak jelas batasnya antara satu dengan yang

    lain, tetapi bila tidak diobati biasanya berlangsung 3 minggu sebelum pasien meninggal.

    Dikatakan akut bila 3 stadium tersebit berlangsung selama 1 minggu.

    Hidrosefalus dapat terjadi pada kira-kira 2/3 pasien, terutama yang penyakitnya telah

    berlangsung lebih dari 3 minggu. Hal ini terjadi apabila pengobatan terlambat atau tidak

    adekuat 5.

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    11/19

    Diagnosis

    Anamnesis :

    Adanya riwayat kejang atau penurunan kesadaran (tergantung stadium penyakit), adanya

    riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis (baik yang menunjukkan gejala, maupun yang

    asimptomatik), adanya gambaran klinis yang ditemukan pada penderita (sesuai dengan

    stadium meningitis tuberkulosis). Pada neonatus, gejalanya mungkin minimalis dan dapat

    menyerupai sepsis, berupa bayi malas minum, letargi, distress pernafasan, ikterus, muntah,

    diare, hipotermia, kejang (pada 40% kasus), dan ubun-ubun besar menonjol (pada 33,3%

    kasus)

    Pemeriksaan fisik:

    Tergantung stadium penyakit. Tanda rangsang meningen seperti kaku kuduk biasanya

    tidak ditemukan pada anak berusia kurang dari 2 tahun1.

    Pemeriksaan Penunjang

    Uji tuberkulin positif. Pada 40% kasus, uji tuberkulin dapat negatif.

    Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaanscreeningtuberkulosis yang paling

    bermanfaat. Penelitian menunjukkan bahwa efektivitas uji tuberkulin pada anak dapat

    mencapai 90%. Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, tetapi hingga saat ini

    cara mantoux lebih sering dilakukan. Pada uji mantoux, dilakukan penyuntikan

    PPD (Purified Protein Derivative) dari kumanMycobacterium tuberculosis.Lokasi

    penyuntikan uji mantoux umumnya pada bagian atas lengan bawah kiri bagian depan,

    disuntikkan intrakutan (ke dalam kulit). Penilaian uji tuberkulin dilakukan 4872 jam

    setelah penyuntikan dan diukur diameter daripembengkakan (indurasi) yang terjadi.

    Berikutiniadalahinterpretasihasiluji mantoux :

    1. Pembengkakan

    (Indurasi)

    : 04 mm uji mantoux negatif.

    Arti klinis : tidak ada

    infeksiMycobacterium tuberculosa.

    2. Pembengkakan

    (Indurasi)

    : 39 mm uji mantoux meragukan.

    Hal ini bisa karena kesalahan teknik,

    reaksi silang denganMycobacterium

    atypic atau setelah vaksinasi BCG.3. Pembengkakan : 10 mm uji mantoux positif.

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    12/19

    (Indurasi) Arti klinis : sedang atau pernah

    terinfeksiMycobacterium

    tuberculosa

    Gambar 4. Uji Mantoux

    Vaksin BCG

    Bila dalam penyuntikan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Gurin) terjadi reaksi cepat (dalam

    3-7 hari) berupa kemerahan dan indurasi 5 mm, maka anak dicurigai telah

    terinfeksiMycobacterium tuberculosis

    Dari hasil pemeriksaan laboratorium

    o Darah: - anemia ringan

    - peningkatan laju endap darah pada 80% kasus

    o Cairan otak dan tulang belakang / liquor cerebrospinalis (dengan cara pungsi lumbal) :

    - Warna: jernih (khas), bila dibiarkan mengendap akan membentuk batang-batang.

    Dapat juga berwarnaxanhtochrom bila penyakitnya telah berlangsung lama

    dan ada hambatan di medulla spinalis.

    - Jumlah sel: 100 500 sel / l. Mula-mula, sel polimorfonuklear dan limfosit sama

    banyak jumlahnya, atau kadang-kadang sel polimorfonuklear lebih banyak

    (pleositosis mononuklear). Kadang-kadang, jumlah sel pada fase akut dapatmencapai 1000 / mm3.

    - Kadar protein: meningkat (dapat lebih dari 200 mg / mm3). Hal ini

    menyebabkan liquor cerebrospinalis dapat berwarnaxanthochrom dan pada

    permukaan dapat tampak sarang laba-laba ataupun bekuan yang menunjukkan

    tingginya kadar fibrinogen 10.

    - Kadar glukosa: biasanya menurun (liquor cerebrospinalis dikenal sebagai

    hipoglikorazia. Adapun kadar glukosa normal pada liquor

    cerebrospinalis adalah 60% dari kadar glukosa darah10.

    - Kadar klorida normal pada stadium awal, kemudian menurun

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    13/19

    - Pada pewarnaan Gram dan kulturliquor cerebrospinalis dapat ditemukan kuman

    Untuk mendapatkan hasil positif, dianjurkan untuk melakukan pungsi lumbal

    selama 3 hari berturut-turut. Terapi dapat langsung diberikan tanpa menunggu hasil

    pemeriksaan pungsi lumbal kedua dan ketiga3.

    Pemeriksaan radiologi:

    - Foto toraks : dapat menunjukkan adanya gambaran tuberkulosis.

    - Pemeriksaan EEG (electroencephalography) menunjukkan kelainan kira-kira pada

    80% kasus berupa kelainan difus atau fokal

    - CT-scan kepala : dapat menentukan adanya dan luasnya kelainan di daerah basal,

    serta adanya dan luasnya hidrosefalus.

    Gambaran dari pemeriksaan CT-scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) kepala

    pada pasien meningitis tuberkulosis adalah normal pada awal penyakit. Seiring

    berkembangnya penyakit, gambaran yang sering ditemukan

    adalah enhancementdi daerah basal, tampak hidrosefalus komunikans yang

    disertai dengan tanda-tanda edema otak atau iskemia fokal yang masih dini.

    Selain itu, dapat juga ditemukan tuberkuloma yangsilent, biasanya di daerah

    korteks serebri atau talamus 4.

    Diagnosis Banding

    Gejala pada seluruh tipe meningitis hampir sama, sehingga baku standart dari

    diagnosis adalah pemeriksaan CSS dari lumbal fungsi. Berikut adalah perbedaan dari

    berbagai jenis meningitis :

    Agen Opening

    Pressure

    Hitung Jenis

    per ml

    Glukoa (mg/dl) Protein Mikrobiolo

    gi

    Angka Normal 80200 0-5 limfosit 50 - 75 1540 Penemuan(-)

    M. bakterial 200-300 100-

    5000:>80%P

    MN

    100 60%

    ditemukan

    penyebab

    spesifik

    pada

    pewarnaan

    gram, 80%

    pada kultur

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    14/19

    M. Virus 90-200 10-

    3000:limfosit

    Normal.menuru

    n pada LCM dan

    mumps

    Normal,

    tapi bisa

    meningk

    at sedikit

    Isolasi

    virus, PRC

    assays

    M.

    tuberculosis

    180-300 100-

    500:limfosit

    Menurun 50-200 Tinta India,

    cryptoccoca

    l antigen,

    kultur

    M. Aseptik 90-200 0-5:limfosit 50-75 15-40 Penemuan

    biasa

    negatif

    Penatalaksanaan

    Pengobatan meningitis tuberkulosis harus tepat dan adekuat, termasuk kemoterapi

    yang sesuai, koreksi gangguan cairan dan elektrolit, dan penurunan tekanan intrakranial2.

    Terapi harus segera diberikan tanpa ditunda bila ada kecurigaan klinis ke arah meningitis

    tuberkulosis 5.

    Terapi diberikan sesuai dengan konsep baku tuberkulosis yakni:

    Fase intensif selama 2 bulan dengan 4 sampai 5 obat anti tuberkulosis, yakni isoniazid,

    rifampisin, pirazinamid, streptomisin, dan etambutol.Terapi dilanjutkan dengan 2 obat anti tuberkulosis, yakni isoniazid dan rifampisin hingga

    12 bulan.

    Berikut ini adalah keterangan mengenai obat-obat anti tuberkulosis yang digunakan pada

    terapi meningitis tuberkulosis:

    Isoniazid

    Bersifat bakterisid dan bakteriostatik. Obat ini efektif pada kuman intrasel dan

    ekstrasel, dapat berdifusi ke dalam selutuh jaringan dan cairan tubuh, termasukliquor

    cerebrospinalis, cairan pleura, cairan asites, jaringan kaseosa, dan memilikiadversereaction yang rendah. Isoniazid diberikan secara oral. Dosis harian yang biasa diberikan

    adalah 5-15 mg / kgBB / hari, dosis maksimal 300 mg / hari dan diberikan dalam satu kali

    pemberian. Isoniazid yang tersedia umumnya dalam bentuk tablet 100 mg dan 300 mg,

    dan dalam bentuk sirup 100 mg / 5 ml. Konsentrasi puncak di darah, sputum, dan liquor

    cerebrospinalis dapat dicapai dalam waktu 1-2 jam dan menetap paling sedikit selama 6-8

    jam. Isoniazid terdapat dalam air susu ibu yang mendapat isoniazid dan dapat menembus

    sawar darah plasenta. Isoniazid mempunyai dua efek toksik utama, yakni hepatotoksik

    dan neuritis perifer. Keduanya jarang terjadi pada anak, biasanya lebih banyak terjadi

    pada pasien dewasa dengan frekuensi yang meningkat dengan bertambahnya usia. Untuk

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    15/19

    mencegah timbulnya neuritis perifer, dapat diberikan piridoksin dengan dosis 25-50 mg

    satu kali sehari, atau 10 mg piridoksin setiap 100 mg isoniazid5.

    Rifampisin

    Rifampisin bersifat bakterisid pada intrasel dan ekstrasel, dapat memasuki semua

    jaringan dan dapat membunuh kuman semidorman yang tidak dapat dibunuh oleh

    isoniazid. Rifampisin diabsorbsi dengan baik melalui sistem gastrointestinal pada saat

    perut kosong (1 jam sebelum makan) dan kadar serum puncak dicapai dalam 2 jam.

    Rifampisin diberikan dalam bentuk oral, dengan dosis 10-20 mg / kgBB / hari, dosis

    maksimalmya 600 mg per hari dengan dosis satu kali pemberian per hari. Jika diberikan

    bersamaan dengan isoniazid, dosis rifampisin tidak boleh melebihi 15 mg/kgBB / hari dan

    dosis isoniazid 10 mg/ kgBB / hari. Rifampisin didistribusikan secara luas ke jaringan 5.

    Dan cairan tubuh, termasukliquor cerebrospinalis. Distribusi rifampisin ke

    dalam liquor cerebrospinalis lebih baik pada keadaan selaput otak yang sedang

    mengalami peradangan daripada keadaan normal. Efek samping rifampisin adalah

    perubahan warna urin, ludah, keringat, sputum, dan air mata menjadi warma oranye

    kemerahan. Efek samping lainnya adalah mual dan muntah, hepatotoksik, dan

    trombositopenia. Rifampisin umumya tersedia dalam bentuk kapsul 150 mg, 300 mg, dan

    450 mg 5.

    Pirazinamid

    Pirazinamid merupakan derivat dari nikotinamid, berpenetrasi baik pada jaringandan cairan tubuh, termasukliquor cerebrospinalis. Obat ini bersifat bakterisid hanya pada

    intrasel dan suasana asam dan diresorbsi baik pada saluran cerna. Dosis pirazinamid 15-

    30 mg / kgBB / hari dengan dosis maksimal 2 gram / hari. Kadar serum puncak 45 g / ml

    tercapai dalam waktu 2 jam. Pirazinamid diberikan pada fase intensif karena pirazinamid

    sangat baik diberikan pada saat suasana asam yang timbul akibat jumlah kuman yang

    masih sangat banyak. Efek samping pirazinamid adalah hepatotoksis, anoreksia, iritasi

    saluran cerna, dan hiperurisemia (jarang pada anak-anak). Pirazinamid tersedia dalam

    bentuk tablet 500 mg5.

    .

    Streptomisin

    Streptomisin bersifat bakterisid dan bakteriostatik terhadap kuman ekstraselular

    pada keadaan basal atau netral, sehingga tidak efektif untuk membunuh kuman

    intraselular. Saat ini streptomisin jarang digunakan dalam pengobatan tuberkulosis, tetapi

    penggunaannya penting pada pengobatan fase intensif meningitis tuberkulosis dan MDR-

    TB (multi drug resistent-tuberculosis). Streptomisin diberikan secara intramuskular

    dengan dosis 15-40 mg / kgBB / hari, maksimal 1 gram / hari, dan kadar puncak 45-50 g

    / ml dalam waktu 1-2 jam. Streptomisin sangat baik melewati selaput otak yang

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    16/19

    meradang, tetapi tidak dapat melewati selaput otak yang tidak meradang. Streptomisin

    berdifusi dengan baik pada jaringan dan cairan pleura dan diekskresi melalui ginjal.

    Penggunaan utamanya saat ini adalah jika terdapat kecurigaan resistensi awal terhadap

    isoniazid atau jika anak menderita tuberkulosis berat. Toksisitas utama streptomisin

    terjadi pada nervus kranial VIII yang mengganggu keseimbangan dan pendengaran,

    dengan gejala berupa telinga berdengung (tinismus) dan pusing. Streptomisin dapat

    menembus plasenta, sehingga perlu berhati-hati dalam menentukan dosis pada wanita

    hamil karena dapat merudak saraf pendengaran janin, yaitu 30% bayi akan menderita tuli

    berat 5.

    Etambutol

    Etambutol memiliki aktivitas bakteriostatik, tetapi dapat bersifat bakterid jika

    diberikan dengan dosis tinggi dengan terapi intermiten. Selain itu, berdasarkan

    pengalaman, obat ini dapat mencegah timbulnya resistensi terhadap obat-obat lain. Dosis

    etambutol adalah 15-20 mg / kgBB / hari, maksimal 1,25 gram / hari dengan dosis

    tunggal. Kadar serum puncak 5 g dalam waktu 24 jam. Etambutol tersedia dalam bentuk

    tablet 250 mg dan 500 mg. Etambutol ditoleransi dengan baik oleh dewasa dan anak-anak

    pada pemberian oral dengan dosis satu atau dua kali sehari, tetapi tidak berpenetrasi baik

    pada SSP, demikian juga pada keadaan meningitis. Kemungkinan toksisitas utama

    etambutol adalah neuritis optik dan buta warna merah-hijau, sehingga seringkali

    penggunaannya dihindari pada anak yang belum dapat diperiksa tajam penglihatannya.Penelitian di FKUI menunjukkan bahwa pemberian etambutol dengan dosis 15-25 mg /

    kgBB / hari tidak menimbulkan kejadian neuritis optika pada pasien yang dipantau hingga

    10 tahun pasca pengobatan. Rekomendasi WHO yang terakhir mengenai pelaksanaan

    tuberkulosis pada anak, etambutol dianjurkan penggunaannya pada anak dengan dosis 15-

    25 mg / kgBB / hari. Etambutol dapat diberikan pada anak dengan TB berat dan

    kecurigaan TB resisten-obat jika obat-obat lainnya tidak tersedia atau tidak dapat

    digunakan5 .

    Bukti klinis mendukung penggunaan steroid pada meningitis tuberkulosis sebagai

    terapi ajuvan. Penggunaan steroid selain sebagai anti inflamasi, juga dapat menurunkan

    tekanan intrakranial dan mengobati edema otak. Steroid yang dipakai adalah prednison

    dengan dosis 1-2 mg / kgBB / hari selama 4-6 minggu, setelah itu dilakukan penurunan dosis

    secara bertahap (tappering off) selama 4-6 minggu sesuai dengan lamanya pemberian

    regimen5.

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    17/19

    Komplikasi

    Komplikasi yang paling menonjol dari meningitis tuberkulosis adalah gejala sisa

    neurologis (sekuele). Sekuele terbanyak adalah paresis spastik, kejang, paraplegia, dan

    gangguan sensori ekstremitas2. Sekuele minor dapat berupa kelainan saraf otak, nistagmus,

    ataksia, gangguan ringan pada koordinasi, dan spastisitas. Komplikasi pada mata dapat

    berupa atrofi optik dan kebutaan. Gangguan pendengaran dan keseimbangan disebabkan oleh

    obat streptomisin atau oleh penyakitnya sendiri. Gangguan intelektual terjadi pada kira-kira

    2/3 pasien yang hidup. Pada pasien ini biasanya mempunyai kelainan EEG yang berhubungan

    dengan kelainan neurologis menetap seperti kejang dan mental subnormal. Kalsifikasi

    intrakranial terjadi pada kira-kira 1/3 pasien yang sembuh. Seperlima pasien yang sembuh

    mempunyai kelainan kelenjar pituitari dan hipotalamus, dan akan terjadi prekoks seksual,

    hiperprolaktinemia, dan defisiensi ADH, hormon pertumbuhan, kortikotropin dan

    gonadotropin 2.

    Pencegahan

    Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin BCG 0,05 ml pada bayi baru

    lahir daoat efektif hingga 80 % untuk mencagah TB . Vaksinasi BCG menurut departemen

    kesehatan RI merupakan vaksin yang diwajibkan mengingat indonesia merupakan negara

    endemik TBC. Apabila bayi baru lahir dari ibu penderita TB aktif dan diyakini benar bayimengalami meningitis tuberkulosis, maka berikan suntikan 0,2 ml streptomisin setiap 5 kg

    berat badan dan segera rujuk. Selain itu adalah perbaikan pendidikan , sosio ekonomi, dan

    gizi memberi peran sangat penting.

    Prognosis

    Mortalitas tergantung virulensi kuman penyebab,daya tahan tubuh penderita,

    terlambat atau cepatnya mendapatkan pengobatan yang tepat dan pada cara pengobatan dan

    perawatan yang diberikan2.

    Prognosis Meningitis TB tergantung umur dan stadium penyakit1,3.

    Umur 80%1

  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    18/19

    DAFTAR PUSTAKA

    1.Azhali, MS., Garna, Herry., Chaerulfatah, Alex., Setiabudi, Djatnika. Infeksi Penyakit

    Tropik. Dalam : Garna, Herry., Nataprawira, Heda Melinda.Pedoman Diagnosis Dan TerapiIlmu Kesehatan Anak. Bandung: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD. p. 221-229

    2.Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan

    Anak.Jakarta:Infomedika Jakarta:2007.

    3.Duus Peter.Meningen,ventrikel dan cairan serebrospinalis.Dalam:Suwono Wita

    J,editor.Diagnosis topik neurologi:anatomi,fisiologi,tanda dan gejala.Edisi kedua,

    Jakarta:EGC:1994.

    4.Soetomenggolo T S, Ismael S. Meningitis TB.Buku Ajar Neurologi Anak 2nd

    Ed.Jakarta:Badan Penerbit IDAI.Th :2000, hal 363-371.

    5.Rahajoe N,Basir D,Makmuri, Kartasamita CB. Tuberkulosis.Dalam:Pedoman Nasional

    Tuberkulosis Anak, Unit Kerja Pulmonologi PP IDAI,Jakarta.Th :2005,hal 54.

    6.Gerdunas TBC.2005.Penemuan Penderita TBC Pada Anak,

    http://update.tbcindonesia.or.id/module/article.php?articleid=11&print=1&pathid= . April

    13th

    ,2008

    7.Hill,Mark.2008.Mycobacterium tuberculosis.

    http://embryology.med.unsw.edu.au/Defect/images/Mycobacterium-tuberculosis.jpg .April

    7th,2008.

    8.Mediastore.2008.Uji Tuberkulin Dan Klasifikasi Tuberculosis.

    http//embryology.med.unsw.edu.au/Defect/images/Mycobacterium-tuberculosis.jpg.April

    7th,2008.

    9. Meningitis Research Foundation.2008. Understand Meningitis And Septicaemia.

    http://www.meningitis.org/.April 7th,2008.

    10.Mardjono,Mahar. Sidharta Priguna.,Neurologi Klinis Dasar Ed Jakarta:Penerbit Dian

    Rakyat .Th 2010.

    http://update.tbcindonesia.or.id/module/article.php?articleid=11&print=1&pathidhttp://www.meningitis.org/http://www.meningitis.org/http://www.meningitis.org/http://update.tbcindonesia.or.id/module/article.php?articleid=11&print=1&pathid
  • 7/27/2019 Referat Meningitis TB Fix Print 1 .Doc

    19/19


Recommended