+ All Categories
Home > Documents > Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme dan ...

Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme dan ...

Date post: 02-Dec-2021
Category:
Upload: others
View: 16 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
12
TEOR1 PEMBELAJARAN DALAM PANDANGAN KONSTRUKTIVISME DAN PENDIDIKAN ISLAM Sukiman 1 Abstrak This article compares learning theory developed by constructivist school and Islamic education. The author argues that constructivist learning theory is less comprehensive compared to that of Islamic education. Constructivist learning theory focuses merely on cognitive domain, while Islamic education emphasizes not only cognitive aspect but also attitude, behavior, and skills. Constructivist learning theory has superiority in terms of developing culture of critical and creative thought, and this is not in opposition with learning theory developed by Islamic education and even enriches the latter. Therefore, constructivist learning theory is possible to be adopted and become one of alternative approaches within Islam education. Kata KuncirPembelajaran, Konstruktivisme, dan Pendidikan Islam. A. Pendahuluan Istilah constructivism (yang dalam Bahasa Indonesia diserap menjadi konstruksivisme) berasal dari kata kerja Inggris "to construct". Kata ini merupakan serapan dari bahasa Latin "con struere" yang berarti menyusun atau membuat struktur. Konsep inti kons- truktivisme dengan demikian adalah proses penstrukturan atau pengorganisasian. 2 Secara istilah, konstruktivisme merupakan suatu aliran filsafat ilmu, psikologi dan teori belajar mengajar yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. 3 Dewasa ini, muncul kecenderungan penerapan teori kons- truktivisme dalam pendidikan/pembelajaran secara luas. Menurut Noeng Muhadjir, konstruktivisme adalah tradisi berpikir para genius seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Einstein dan banyak tokoh lainnya. Dalam filsafat ilmu, pendekatan konstruktivisme dianggap valid pada tahapan perkembangan ilmu sekarang ini dan cocok dikembangkan Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Michael J. Mahoney, "What is Constructivism ? ", http://www. constructivisml23.com/What Is/What_is_constructivism.htm, dalam Yahoo.com. Solrun B. Kristinsdottir, "Constructivist Learning Teory", http://Starfsfolk.khi.is, dalam Yahoo.com, Nopember 2001. KepeiiJiflik-iii Islam, Vol. 3, No. 1, Januari-Juiii 2008
Transcript
Page 1: Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme dan ...

TEOR1 PEMBELAJARAN DALAM PANDANGANKONSTRUKTIVISME DAN PENDIDIKAN ISLAM

Sukiman1

Abstrak

This article compares learning theory developed by constructivist schooland Islamic education. The author argues that constructivist learning theory isless comprehensive compared to that of Islamic education. Constructivist learningtheory focuses merely on cognitive domain, while Islamic education emphasizes notonly cognitive aspect but also attitude, behavior, and skills. Constructivist learningtheory has superiority in terms of developing culture of critical and creative thought,and this is not in opposition with learning theory developed by Islamic educationand even enriches the latter. Therefore, constructivist learning theory is possible tobe adopted and become one of alternative approaches within Islam education.

Kata KuncirPembelajaran, Konstruktivisme, dan PendidikanIslam.

A. Pendahuluan

Istilah constructivism (yang dalam Bahasa Indonesia diserapmenjadi konstruksivisme) berasal dari kata kerja Inggris "toconstruct". Kata ini merupakan serapan dari bahasa Latin "con struere"yang berarti menyusun atau membuat struktur. Konsep inti kons-truktivisme dengan demikian adalah proses penstrukturan ataupengorganisasian.2 Secara istilah, konstruktivisme merupakan suatualiran filsafat ilmu, psikologi dan teori belajar mengajar yangmenekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan)kita sendiri.3

Dewasa ini, muncul kecenderungan penerapan teori kons-truktivisme dalam pendidikan/pembelajaran secara luas. MenurutNoeng Muhadjir, konstruktivisme adalah tradisi berpikir para geniusseperti Al-Kindi, Al-Farabi, Einstein dan banyak tokoh lainnya. Dalamfilsafat ilmu, pendekatan konstruktivisme dianggap valid padatahapan perkembangan ilmu sekarang ini dan cocok dikembangkan

Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah UIN SunanKalijaga Yogyakarta.Michael J. Mahoney, "What is Constructivism ? ", http://www.constructivisml23.com/What Is/What_is_constructivism.htm, dalam Yahoo.com.Solrun B. Kristinsdottir, "Constructivist Learning Teory", http://Starfsfolk.khi.is,dalam Yahoo.com, Nopember 2001.

KepeiiJiflik-iii Islam, Vol. 3, No. 1, Januari-Juiii 2008

Page 2: Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme dan ...

untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan tinggi.4 Kuhn lebihlanjut mengatakan, konstruktivisme merupakan paradigma alternatifyang muncul sebagai dampak revolusi ilmiah yang terjadi dalambeberapa dasawarsa terakhir. Seirrng dengan hal tersebut, kemudiankonstruktivisme menjadi kata kunci dalam hampir setiap pem-bicaraan di berbagai kalangan.5

Konstruktivisme menjadi landasan berbagai seruan dan kec-enderungan yang muncul dalam pendidikan. Pendidikan AgamaIslam (PAI) merupakan salah satu wilayah yang memanfaatkanseruan konstruksionis misalnya perlunya peserta didik berpartisipasiaktif dalam proses pembelajaran, perlunya peserta didik mengem-bangkan kemampuan belajar mandiri, perlunya peserta didik me-miliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sen-diri, serta perlunya guru berperan menjadi fasilitator, mediator, danmanajer dari proses pembelajaran.6 Namun mengingat teori kons-truktivisme terlahir dari pemikir-pemikir Barat non-Muslim, makasebelum diterapkan dalam praktik pembelajaran PAI, kiranya perludisimak relevansinya dengan teori-teori pembelajaran dalam pen-didikan Islam. Tulisan ini diarahkan untuk mengkaji dan mencer-mati bagaimanakah teori pembelajaran menurut pandangankonstruktivisme itu dan bagaimanakah relevansinya dengan teoripembelajaran dalam pendidikan Islam.

B. Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme

Teori konstruksionisme memuat dua proses pembelajaran,yakni kegiatan belajar dan mengajar (learning and teaching process).Bagian berikut akan memaparkan pandangan konstruktivismetentang proses belajar dan mengajar.

1. Teori Belajar KonstruktivismeKonstruktivis melihat belajar sebagai proses aktif pelajar

mengkonstruksi arti baik dalam bentuk teks, dialog, pengalamanfisis, ataupun bentuk lainnya. Von Glasersfeld menyatakan bahwadalam perspektif konstruktivis, belajar bukan suatu perwujudanhubungan stimulus-respons. Belajar memerlukan pengaturan diri

Noeng Muhadjir, "Konstruktivisme: Latar Belakang dan Perkembangannya",Makalah, hal. 6.Michael J. Mahoney, "What is Constructivism ? ",constmctivisml23.com/What Is/What_is_constructivism.htm, dalam Yahoo.com.Paulina Pannen dkk., 2001, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, ProyekPengembangan Universitas Terbuka Dirjend Dikti Depdiknas, Jakarta, him. 1.

Icori rtiiibelaja ran dalam KiiuLiii^.ni Koiistniktivisiiie...

Page 3: Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme dan ...

dan pembentukan struktur konseptual melalui refleksi danabstraksi.7 Fosnot menambahkan, tujuan belajar lebih difokuskanpada pengembangan konsep dan pemahaman yang mendalamdaripada sekedar pembentukan perilaku atau keterampilan.8

Dalam paradigma ini, belajar lebih menekankan prosesdaripada hasil. Implikasinya, 'berpikir yang baik' lebih pentingdaripada 'menjawab yang benar'. Seseorang yang bisa berpikirdengan baik, dalam arti cara berpikirnya dapat digunakan untukmenghadapi suatu fenomena baru, akan dapat menemukanpemecahan dalam menghadapi persoalan yang lain. Sementara itu,seorang pelajar yang sekadar menemukan jawaban benar belumtentu sanggup memecahkan persoalan yang baru karena bisa jadi iatidak mengerti bagaimana menemukan jawaban itu. Bila prosesberpikirnya berdasarkan pengandaian yang salah atau tidak dapatditerima pada saat itu, maka ia masih dapat memperkembangkannya.

Piaget, seorang tokoh konstruktivisme, menyatakan bahwaproses pengkonstruksian pengetahuan berlangsung melalui prosesasimilasi dan akomodasi.9 Asimilasi adalah proses kognitif yangdengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupunpengalaman baru ke dalam struktur atau skema10 yang sudah adadi dalam pikirannya. Asimilasi dapat dipandang sebagai suatu proseskognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian ataurangsangan yang baru dalam struktur yang telah ada. Asimilasi initidak menyebabkan perubahan/pergantian struktur/skema yangtelah ada, melainkan memperkembangkannya. Proses asimilasi iniberjalan terus. Setiap orang selalu secara terus menerus menge-mbangkan proses ini. Proses asimilasi ini digambarkan oleh JamesAtherton sebagai berikut:11

Elizabeth Murphy, "Constructivism from Philosophy to Practice", http://www.cdli.ca/elmurphv/de.html, dalam Yahoo.com.Ibid.Dahar, R.W., 1989, Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta, hlm.159. Juga: JamesAtherton, "Assimilation and Accommodation", http://www.learnin$andteaching.info constructivsm.htm, dalam Yahoo.com.Skema atau skemata adalah suatu struktur mental atau kognitif yang dengan-nya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingku-ngan sekitarnya. Skema atau skemata itu akan beradaptasi dan berubahselama perkembangan mental seseorang. Baca: Paul Suparno, FilsafatKonstruktivisme dalam Pendidikan (Yogyakarta: Kanisius, 1997), him. 30.James Atherton, "Assimilation and Accommodation", http://www.learnjngandteachins.info constructivsm.htm. dalam Yahoo.com.

Islam, Vol. 3, No. 1, Jamiari-Juiii 2008

Page 4: Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme dan ...

Assimilation: litpractice to theory

Sedangkan akomodasi, adalah (1) membentuk struktur/skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru atau(2) memodifikasi struktur/skema yang ada sehingga cocok denganrangsangan itu. Proses akomodasi ini terjadi karena seseorang itumenghadapi rangsangan atau pengalaman yang baru dan orang ter-sebut tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru itudengan skema yang telah dipunyai. Maka di sini diperlukan pem-bentukan skema yang baru atau memodifikasi skema yang telahada sehingga cocok dengan rangsangan atau pengalaman baru ter-sebut. Proses akomodasi ini digambarkan oleh James Athertonsebagai berikut: 12

Ibid

62 . (Siiitimaii)

Page 5: Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme dan ...

Proses belajar menurut konstruktivisme antara lain bercirikansebagai berikut.13

a. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan olehsiswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah iapunyai.

b. Konstruksi arti itu adalah proses yang terus-menerus. Setiapkali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru,diadakan rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah.

c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkanlebih suatu pengembangan pemikiran dengan membuatpengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan,melainkan merupakan perkembangan itu sendiri, suatuperkembangan yang menuntut penemuan dan pengaturankembali pemikiran seseorang.

d. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemaseseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebihlanjut. Situasi ketidakseimbangan (disequilibrium) adalahsituasi yang baik untuk memacu belajar.

e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar dengandunia fisik dan lingkungannya.

f. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telahdiketahui si pelajar: konsep-konsep, tujuan, dan motivasiyang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.

Bagi konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untukmenemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk mengum-pulkan fakta. Belajar itu suatu perkembangan pemikiran denganmembuat kerangka pengertian yang berbeda. Siswa harus punyapengalaman dengan membuat hipotesis, menguji hipotesis, memani-pulasi objek, memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggam-barkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkanpertanyaan, mengekspresikan gagasan, dan Iain-lain untuk mem-bentuk konstruksi yang baru. Siswa harus membentuk pengetahu-an mereka sendiri dan guru membantu sebagai mediator dalamproses pembentukan itu.

Menurut pandangan konstruktivis, belajar pertama-tama me-mang kegiatan individual di mana masing-masing siswa membentukpengetahuannya sendiri. Akan tetapi, integrasi dan kolaborasi dengan

13 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, hal. 61.

Kependidiban Islam, Vol. 3, No. 1, Jan.wri-J.mi 2008 63

Page 6: Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme dan ...

teman kelompok juga sangat penting dalam proses belajar. Siswadapat saling belajar bersama temannya. Apa yang diungkapkanteman dapat dijadikan suatu bahan untuk mengembangkan skemayang dimilikinya. Belajar bersama teman yang memungkinkan sikapkritis dan saling menukarkan perbedaan akan menantang siswauntuk semakin mengoreksi dan mengembangkan pengetahuan yangtelah dibentuknya.14

Pandangan konstruktivisme terhadap proses belajar di atasberimplikasi pada pandangannya terhadap si belajar (siswa). Bagikonstruktivisme, kegiatan belajar adalah kegiatan aktif siswa, yangharus membangun sendiri pengetahuannya.15 Hanya dengankeaktifannya mengolah bahan, bertanya secara aktif, dan mencernabahan dengan kritis, siswa akan dapat menguasai bahan denganlebih baik. Oleh karena itu, kegiatan aktif dalam proses belajar perluditekankan. Bahkan, kegiatan siswa secara pribadi dalam mengolahbahan, mengerjakan soal, membuat kesimpulan, dan merumuskansuatu rumusan dengan kata-kata sendiri adalah kegiatan yang sangatdiperlukan agar siswa sanggup membangun pengetahuannya.16

Siswa mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari. Ini me-rupakan proses penyesuaian konsep dan ide-ide baru dengankerangka berpikir yang telah ada dalam pikiran mereka. Menurutkonstruktivisme, siswa sendirilah yang bertanggung jawab atas hasilbelajarnya. Mereka membawa pengertiannya yang lama dalam situasisiswa yang baru. Mereka sendiri yang membuat penalaran atas apayang dipelajarinya dengan cara mencari makna, membandingkannyadengan apa yang telah ia ketahui serta menyelesaikan keteganganantara apa yang telah ia ketahui dengan apa yang ia perlukan dalampengalaman yang baru.17

2. Teori Mengajar KonstruktivismeMenurut kaum konstruktivis, guru berperan membantu agar

proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar.Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, me-lainkan membantu siswa membentuk pengetahuannya sendiri.18

Dengan demikian, mengajar dalam pandangan konstruktivisme

u Paul Suparno, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Yogyakarta: Kanisius,2001), him. 145.

15 A. Poedjiadi, Pengantar Filsafat llmu bagi Pendidik, (Bandung: YayasanCendrawasih, 1999), him. 61.

16 Paul Suparno, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, hal. 143.17 Ibid., hal. 6218 Asri Budiningsih, 2005, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 59.

TeoriffcmfcelajarandalauiRiiiaaiigaiiKonstriiKtivisnie... (Siudtiiaii)

Page 7: Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme dan ...

diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk me-mungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya.19 VonGlasersvelt menyatakan bahwa pengajar/guru memainkan peransebagai bidan dalam melahirkan pemahaman dan bukan sebagaimontir dalam mentransfer pengetahuan. Peran mereka bukan me-nyalurkan pengetahuan tetapi memberi siswa kesempatan dan men-dorong mereka untuk membangun pengetahuan. Meyer menjelas-kan, para pengajar/guru berperan sebagai pembimbing dan siswasebagai pembangun pengertian.20 Menurut A. Battencourt, mengajarberarti partisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuan,membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan menga-dakan justifikasi. Jadi, mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri.21

Menurut prinsip konstruktivis, seorang guru berperan seba-gai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswaberjalan dengan baik. Tekanan ada pada siswa yang belajar dan bukanpada disiplin atau pun guru yang mengajar. Fungsi mediator danfasilitator dapat dijabarkan dalam beberapa tugas sebagai berikut.22

a. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswabertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses, dan pe-nelitian. Karena itu, memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugasutama seorang guru.

b. Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merang-sang ketngintahuan siswa dan membantu mereka untuk meng-ekspresikan gagasan-gagasannya dan mengkomunikasikan ideilmiah mereka. Menyediakan sarana yang merangsang siswa ber-pikir secara produktif. Menyediakan kesempatan dan pengala-man yang paling mendukung proses belajar siswa. Guru harusmenyemangati siswa. Guru perlu menyediakan pengalamankonflik.

c. Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiransi siswa jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanya-kan apakah pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapipersoalan baru yang berkaitan. Guru membantu mengevaluasihipotesis dan kesimpulan siswa.

19 Maureen Epstein, "Constructivism", http://Tiger.ToTuson.edu. dalam Yahoo, com.2U Elizabeth Murphy, "Constructivsm from Philosophy to Practice", htlp:ll

www.cdli.ca/elmurphy/ de.html. dalam Yahoo.com.21 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, hal. 65.22 Ibid., hal. 66.

KependiJikan Islam, Vol. 3, No. 1, Jamiari-Juni 2008 65

Page 8: Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme dan ...

Agar peran guru berjalan dengan optimal:1) Guru perlu banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih

mengerti apa yang sudah mereka ketahui dan pikirkan.2) Guru perlu membicarakan tujuan dan apa yang akan dibuat

di kelas bersama siswa.3) Guru perlu mengerti pengalaman belajar mana yang lebih

sesuai dengan kebutuhan siswa. Ini dapat dilakukan denganberpartisipasi sebagai pelajar di tengah pelajar.

4) Guru perlu meningkatkan keterlibatan dengan siswa yangsedang berjuang dan kepercayaan terhadap siswa bahwamereka dapat belajar.

5) Guru perlu mempunyai pemikiran yang fleksibel untuk dapatmengerti dan menghargai pemikiran siswa, karena kadangsiswa berpikir berdasarkan pengandaian yang tidak diterimaguru.23

C. Relevansi Teori Pembelajaran Konstruktivisme denganPendidikan Islam

Pada bagian ini akan diperlihatkan persamaan dan perbedaanteori konstruktivisme dan teori pendidikan Islam. Persamaan ter-sebut menunjukkan adanya relevansi di antara keduanya, sedang-kan perbedaanya menunjukkan adanya ketidakrelevanan antarakeduanya. Relevansi dalam pembahasan ini diartikan kesesuaian.Sehingga yang dimaksudkan dengan relevansi toeri konstruktivismedan teori pendidikan Islam adalah sejauhmana kesesuaian antarateori konstruktivisme dengan teori pendidikan Islam tentang prosespembelajaran (belajar mengajar).

Proses pembelajaran mencakup dua kegiatan yaitu prosesbelajar dan mengajar (teaching and learning process). Dalam panda-ngan konstruktivisme, konsep belajar lebih difokuskan padapengembangan konsep dan pemahaman yang mendalam daripadasekedar pembentukan perilaku atau keterampilan. Menurutnyabelajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi pengertiandan pemahaman. Belajar bukan suatu perwujudan hubungan sti-mulus-respon. Belajar memerlukan pengaturan diri dan pembentu-kan struktur konseptual melalui refleksi dan abstraksi.

Paulina Pannen, 2001, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, ProyekPengembangan Universitas Terbuka Dirjend Dikti Depdiknas, Jakarta, hal.24.

Teori PemJwlajarandalam Rmcl.iiig'aii Konstruktivisme... ( S i i l - n i i . m )

Page 9: Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme dan ...

Sedangkan dalam pandangan pendidikan Islam, belajar atauta'lim mencakup kegiatan yang luas, tidak sekedar terkait pengem-bangan pengetahuan saja, melainkan juga pengembangan keteram-pilan, pembentukan sikap dan perilaku yang baik. Belajar tidakhanya mencakup aspek pengetahuan yang sempit, namun juga meli-puti berbagai pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yangtercermin jelas dalam perilaku manusia di setiap aspek kehidupandan setiap tindakan. Di sini terlihat bahwa pendidikan Islam tidakhanya bertumpu pada satu jenis aliran psikologi belajar tertentu,behavioristik, kognitif, atau humanistik saja, namun mencakupsemuanya. Inilah perbedaannya dengan konstruktivisme yang lebihfokus kepada aliran psikologi kognitif. Sedangkan pendidikan Islamlebih bersifat komprehensif dan universal.

Pandangan konstruktivisme tentang belajar tersebut ada kese-suaiannya dengan pandangan pendidikan Islam terkait denganpengembangan aspek pengetahuan (aspek kognitif). Meskipundalam batas-batas tertentu antara keduanya juga berbeda. Untukmenjelaskan hal ini, dapat dikemukakan kembali konsep belajaryang dikemukakan oleh Al-Attas maupun Abdul Fattah Jalal. Sepertitelah dikemukakan di bagian depan, Al-Attas membedakan penge-tahuan menjadi dua macam, yaitu pengetahuan yang pertama disebutdengan al-'ilm yang menunjuk kepada pengetahuan yang hanyadapat mungkin diterima oleh insan dengan daya usaha kerja amalibadah serta kesucian hidupnya, yakni dengan keihsanannya dandengan khidmat sejati ibadah kepada Tuhannya Yang Hak demi ridhaNya belaka dan yang kemungkinan dapat diterimanya itubergantung kepada kehendak dan karunia Allah Swt.

Pengetahuan yang kedua disebut dengan 'ilm bentuk jamak-nya 'ulum adalah pengetahuan yang diperoleh sebagai hasil pen-capaian sendiri daya usaha akliah melalui pengalaman hidup inderajasmani dan nazar akali dan pemerhatian, penyelidikan, dan peng-kajian. Pengetahuan ini berdasar pada pengumpulan kesimpulankesimpulan yang diperoleh dari kenyataan hidup duniawi. Penca-paian pengetahuan jenis kedua ini ditempuh melalui prosespenginderaan terhadap objek luar serta pengolahan lewat akalpikiran. Di sini indera dan akal manusia merupakan alat yang me-megang peranan yang cukup vital dalam pencapaian pengetahuan.Indera merupakan pintu gerbang dalam pencapaian pengetahuandan akal yang akan memprosesnya lebih lanjut sehingga menjadipola-pola pengetahuan.

Konsep belajar untuk pencapaian pengetahuan yang keduatersebut yang ada kesesuaiannya dengan konsep belajar menurut

KepeiiJicliUai, Islam, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2008

Page 10: Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme dan ...

pandangan konstruktivisme, sedangkan konsep belajar untukmencapai pengetahuan yang pertama konstruktivisme tidakmemilikinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsepbelajar untuk pengembangan aspek pengetahuan (kognitif) sajaternyata sebenaranya konsep pendidikan Islam jangkauannyamelebihi konsep konstruktivisme.

Di samping sisi kesesuaiannya, terdapat pula perbedaanmendasar antara konstruktivisme dan pendidikan Islam. Kesesuaian-nya terletak pada konsep dasar mengajar. Keduanya sependapatbahwa mengajar bukan hanya sekedar transfer pengetahuan daripengajar kepada si belajar (siswa). Mengajar lebih diarahkan sebagaiupaya membantu si belajar agar dapat belajar secara maksimal. Peranpengajar tidak lagi sebagai transmitter pengetahuan tetapi sebagaifasilitator dan motivator bagi perkembangan potensi si belajar.

Sedang perbedaan antara keduanya adalah bahwa mengajardalam pandangan pendidikan Islam tidak hanya memfasilitasipengembangan aspek kognitif saja, tetapi juga memfasilitasiperkembangan semua potensi yang ada pada diri si belajar, yangmencakup potensi kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini kemudianjuga berimplikasi kepada peran guru/guru dimana di sampingsebagai fasilitator dan motivator, dalam pendidikan Islam guru/gurujuga harus memerankan diri sebagai model (role model) perilaku yangbaik bagi si bclajar. Oleh karena itu, menurut pandangan pendidikanIslam, guru atau pendidik dituntut untuk memiliki kepribadiansesuai dengan nilai-nilai Islam sehingga benar-benar dapat dijadikanmodel (uswah hasanah) bagi para peserta didiknya.

D. Penutup

Dalam konsep belajar dan mengajar, ada perbedaan danpersamaan antara pandangan konstruktivisme dan pendidikanIslam. Teori belajar konstruktivisme lebih fokus ke pengembanganaspek pengetahuan (kognitif). Hakekat belajar dipahami sebagaiproses aktif siswa/peserta didik untuk mengkonstruksi pengertiandan pemahaman mereka. Sedangkan dalam pandangan pendidikanIslam, belajar dipahami secara komprehensif meliputi pengem-bangan seluruh aspek kepribadian peserta didik. Belajar dalamkaitannya dengan perolehan pengetahuan, di samping dipandangsama seperti pandangan konstruktivisme, juga dipahami sebagaiupaya untuk meraih pengetahuan langsung dari Tuhan yaitu denganmendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada-Nya.

QQ Teori PeiiJielnjar.in clalam Paiiuaiignii Koiistniktivisnie... (Suldman)

Page 11: Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme dan ...

Mengajar menurut pandangan konstruktivisme merupakanupaya guru membantu peserta didik agar ia dapat belajar secaraoptimal. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator belajar.Dalam pandangan pendidikan Islam, di samping sama seperti panda-ngan konstruktivisme tersebut, mengajar juga berarti membericontoh perilaku. Oleh karena itu guru selain sebagai fasilitator danmotivator belajar, ia juga harus berperan sebagai model (uswahhasanah)

DAFTAR PUSTAKA

A. Poedjiadi. 1999. Pengantar Filsafat Ilmu bagi Pendidik. Bandung:Yayasan Cendrawasih.

Abdul Fattah Jalal. 1988. Asas-Asas Pendidikan Islam, terj. Herry NoerAli. Bandung: Diponegoro.

Ahmad Warson Munawwir. 1984. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-Buku IlmiahKeagamaan PP. Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta.

AH Al Jumbulati. 1994. Perbandingan Pendidikan Islam, terj. M. Arifin.Jakarta: Rineka Cipta.

Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta.

Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar.Jakarta: Erlangga.Departemen Agama. 2004. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Surabaya:

Mekar Surabaya.Elizabeth Murphy, "Constructivism from Philosophy to Practice",

http://www.cdli.ca/elmurphu/cle.html. dalam Yahoo.com.James Atherton, "Assimilation and Accommodation", http://

www.learningand teaching.info constructivsm.htm. dalamYahoo.com.

James Atherton, "Assimilation and Accommodation", http://www.learningand teachinv.info constructivsm.htm, dalamYahoo.com.

Maureen Epstein, "Constructivism", http://Tiger.Towson.edu, dalamYahoo, com.

Michael J. Mahoney, "What is Constructivism ? ", http://www.constructivisml23.com/What Is/What_is_con$tructivism.htm,dalam Yahoo.com.

Muzayyin Arifin. 1994. Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoretisdan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Cet. Ketiga.

KepcnJiiliU.iii IsUni, Vol. 3, No. 1, Janit.iri-Jiuii 2008 69

Page 12: Teori Pembelajaran dalam Pandangan Konstruktivisme dan ...

Jakarta: Bumi Aksara.Noeng Muhadjir. "Konstruktivisme: Latar Belakang dan

Perkembangannya". Makalah.

Noeng Muhadjir. 2004. Filsafat Pendidikan Multikultural PendekatanPostmodern. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Paul Suparno. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan.Yogyakarta: Kanisius.

Paul Suparno. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget.Yogyakarta: Kanisius.

Paulina Pannen dkk. 2001. Konstruktivisme dalam Pembelajaran.Jakarta: Proyek Pengembangan Universitas Terbuka DirjendDikti Depdiknas.

Solrun B. Kristinsdottir, "Constructivist Learning Teory", http: IIStarfsfolk.khi.is, dalam Yahoo.com, Nopember 2001.

Syed Muhammad Naquib Al-Attas. 1995. Islam and The Philosophyof Science (Islam dan Filsafat Sains), terj. Saiful Muzani.Bandung: Mizan.

Wan Mohd Nor Wan Daud. 2003. Filsafat dan Praktik PendidikanIslam Syed M. Naquib Al-Attas. Terjemah: Hamid Fahmi, dkk.Bandung: Mizan.

Zainuddin, dkk. 1991. Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali.Jakarta: Bumi Aksara.

pfiiii clalam Pamlaiigan KonstniRtivisme...


Recommended