Date post: | 27-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
Sistem Penambangan
Dunia Jepang
TambangTerbuka
17%
Tambangdalam83%
Tambang Terbuka
Tambang dalam
Rusia
TambangTerbuka
47%TambangDalam53%
Tambang Terbuka
Tambang Dalam
Amerika
TambangTerbuka
63%
TambangDalam37% Tambang Terbuka
Tambang Dalam
Inggris
TambangTerbuka
19%
TambangDalam81%
Tambang Terbuka
Tambang Dalam
Australia
TambangTerbuka
71%
TambangDalam29%
Tambang TerbukaTambang Dalam
97%
11%
TAHUN
PR
OD
UK
SI (j
uta
ton)
O/P U/G
Proyeksi Permintaan Batubara Masa Depan (Th. 2000 - 2020)
Tambang Terbuka : 97 %
Tambang Dalam : 3 %
3%
Studi JICA tentang pengembangan SDM perbatubaraan
•Kebutuhan akan bahan galian
tambang semakin meningkat
• Jumlah cadangan yang dekat
permukaan bumi makin menipis
• Tantangan dari bidang
lingkungan
Kebijakan Pendukung Undang-Undang No.41 tahun1999 tentang Kehutanan
Pasal 38 Ayat (4) Pada kawasan hutan lindung dilarang
melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2011 Tentang Penggunaan Kawasan Hutan Lindung Untuk
Penambangan Bawah Tanah
oPasal 2 (1) Di dalam kawasan hutan lindung dapat dilakukan
kegiatan penambangan dengan metode penambangan bawah
tanah.
oPasal 10 Pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan lindung
dilarang melakukan kegiatan penambangan bawah tanah yang
mengakibatkan:
a. terjadinya amblesan (subsidence) permukaan tanah; atau
b. berubahnya fungsi pokok hutan lindung secara permanen.
BAGAN ALIR KEGIATAN PERTAMBANGAN
PROSPEKSI
EKSPLORASI
STUDI KELAYAKAN
PENAMBANGAN
PERSIAPAN PENAMBANGAN
PENGOLAHAN
PEMASARAN
ARSIP
RUGI UNTUNG
Faktor yang menentukan dalam Pekerjaan Penambangan
1. Pekerjaan Penambangan harus aman dan Terpercaya
2. Pekerjaan Penambangan harus dapat
Menambang secara Sempurna dan Sesuai dengan Kebutuhan
3. Pekerjaan Penambangan harus Efisien
dan Ekonomis
Break Even Stripping Ratio
Rumus yang paling umum adalah :
BESR = (a-b)/c
Di mana
a = nilai endapan bahan galian perton
b = ongkos penggalian bahan galian perton (termasuk biaya reklamasi)
c = ongkos pengupasan tanah per m3
BESR > 1 dapat diterapkan tambang terbuka
KEUNTUNGAN
TAMBANG TERBUKA
Ongkos lebih rendah
Pengawasan lebih mudah
Kondisi kerja lebih baik, karena langsung berhubungan dengan udara luar
Pergerakan alat-alat mekanis yang besar relatif lebih leluasa
Mining recovery lebih besar karena batas endapan bijih mudah dilihat
Relatif lebih aman
KERUGIAN
TAMBANG TERBUKA
Kondisi kerja dipengaruhi cuaca
Dalamnya penggalian terbatas
Alat-alat mekanis tempatnya tersebar
Kesulitan pembuangan Overburden
Dampak lingkungan.
Tambang Terbuka
Metode Penambangan yang kegiatannya dilakukan pada
tempat terbuka (Langsung berhubungan dengan
udara luar)
Auger Placement of Auger Holes
A) Single Pass
B) Double Pass
Auger Diameter
1.5m
Coal seam
Thickness
over 1.6m
Web 0.4-0.6m
Coal seam
Thickness
1.6m
Cover thickness
0.3 - 0.4m
Tambang Bawah Tanah
Metode Penambangan yang Kegiatannya dilakukan di Bawah Tanah (Tidak Langsung Berhubungan dengan Udara Luar)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMILIHAN METODE TAMBANG BAWAH TANAH
Panjang, tebal dan lebar cebakan
Ketiga hal ini akan menentukan
dimensi stop maksimum
Kemiringan cebakan
Kemiringan cebakan akan menentukan
kemungkinan memanfaatkan gravitasi
dalam operasinya.
Kedalaman operasi
Rock failure menjadi lebih memungkinkan.
Pada metode yang menggunakan pillar
sebagai sistem penyanggaannya kadangkala
menjadi tidak layak.
Faktor waktu
Waktu akan mempengaruhi strength stress
ratio suatu exposed rock (misal pillar). Makin
lama waktu suatu pillar berdiri (exposed),
maka strength-stress ratio semakin menurun.
Kadar cebakan
Sebagai pedoman maka cebakan berkadar
rendah memerlukan metode produksi besar-
besaran yang sering mengabaikan
prosentase recovery. Di lain pihak, badan bijih
kadar tinggi memerlukan metode yang
menjamin recovery tinggi.
Fasilitas lokal yang meliputi buruh dan
material
Bila biaya buruh mahal, maka memerlukan
metode dengan mekanisasi tinggi.
Ketersediaan timber dan material filling juga
mempengaruhi penerapan metode yang
akan dipilih.
Modal yang tersedia
Biasanya semakin besar modal kerja awal,
maka biaya operasi rendah. Perusahaan
dengan modal kecil memerlukan
development yang murah, juga metode yang
cepat mendapatkan hasil.
Batas dengan badan bijih lain
Tingkat tegangan yang tinggi mungkin timbul
pada pillar di permukaan kerja yang
berdekatan. Dalam kondisi seperti ini,
mungkin diperlukan filling pada stope bekas
penambangan untuk mengurangi tegangan
yang tinggi.
Karakterisktik bijih dan batuan samping
Hal ini sangat berpengaruh terhadap metode
penambangan, terutama masalah
penyanggaan
Biaya metode ($/ton)
Biaya metode penambangan antara lain
berkaitan erat dengan nilai bijih yang akan
ditambang, periode modal kerja bisa
diperoleh kembali, tipe keahlian buruh
yang tersedia.
BIAYA METODE PENAMBANGAN
(menurut B. Action, 1973)
METODE BIAYA, $/ton
Open Pit Block Caving
Sublevel Stoping
Room and Pillar Shrinkage Stoping
Sublevel Caving
Cut and Fill Square Set Stoping
Undercut and Fill
1,50
1,25
2,50
3,00
3,00
3,75
6,00
9,50
10,50
Masalah Lingkungan
Beberapa masalah lingkungan yang
mungkin terjadi adalah amblesan
(subsidence) dan berkurangnya hutan
lokal untuk penyanggaan.
Kondisi lain
Keterbatasan penambangan di bawah
sungai atau dasar laut
METODE PENAMBANGAN
Stope dengan penyanggaan alamiah
Ghopering
Underground Glory Hole
Room and Pillar
Sublevel Stopping
Stope dengan penyanggaan buatan
Shrinkage Stopping
Cut and Fill Stopping
Square Set Stopping
Stull Stopping
Longwall Mining
Metode Caving
Sublevel Caving
Block Caving
Metode Penambangan bawah Tanah
No.Karakter Bijih & Batuan
SampingAplikasi Metode Penambangan
Sifat
Produksi
1. - bijih kuat - tidak memerlukan - Gophering - kecil
- batuan samping kuat penyangga buatan - Underground Glory Hole - sedang
- Kadar bijih rendah-sedang - Sublevel Stopping - sedang
2. - bijih mudah retak - penyanggaan - Square Set Stopping - sedang
- Stull Stopping - sedang
- batuan samping tidak kuat - penyanggaan dg - Cut and Fill - sedang
material pengisi - Shrinkage Stopping - kecil
- kadar sedang-tinggi - kecil
3. - bijih mudah retak & runtuh - bijih diruntuhkan - Sub Level Stopping
- batuan samping tidak kuat dg memberi undercut - Block Caving
Khusus untuk batubara ada dua macam metode, yaitu :
-Room & Pillar
-Longwall Mining
“Ore” adalah endapan dari kumpulan mineral yang
daripadanya dapat diambil satu atau lebih logamnya
dengan menguntungkan berdasarkan keadaan
teknologi dan ekonomi pada saat ini.
“Vein” adalah suatu daerah mineralisasi yang yang memiliki
bentuk menyerupai pipa atau urat dan umumnya
miring terhadap bidang datar.
“Out Crop” adalah bagian dari suatu lapisan batuan atau
endapan bijih yang tersingkap di permukaan bumi,
seringkali tertutup oleh tumbuh2an atau tanah tipis
sehingga sulit terlihat.
“Overburden” adalah semua material atau batuan yang
menutup suatu endapan bijih.
“Dip” (kemiringan) adalah sudut terbesar yang dibentuk oleh
suatu endapan bijih atau lapisan batuan dengan bidang
datar.
“Strike” (jurus) adalah arah mendatar dari suatu endapan
atau suatu batuan yang tegak lurus “dip”.
“Shaft” adalah suatu lubang bukaan yang menghubungkan
tambang bawah tanah dengan permukaan bumi.
“Tunnel” adalah suatu lubang bukaan relatif mendatar yang
menembus kedua belah kaki bukit.
“Adit” adalah suatu lubang bukaan relatif mendatar yang
hanya menembus di sebelah kaki bukit.
“Drift” adalah suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat
dekat atau pada endapan bijih dan arahnya sejajar
dengan jurus.
“Cross Cut” adalah suatu lubang bukaan yang menyilang atau
memotong endapan bijih.
“Level” adalah “drift” atau “cross cut” atau “Adit” yang dibuat
dengan jarak-jarak yang teratur ke arah vertikal.
“Raise” adalah suatu lubang bukaan vertikal yang dibuat dari
“level” bawah ke “level” di atasnya.
“Winze” adalah suatu lubang bukaan vertikal yang dibuat dari
“level” atas ke “level” di bawahnya.
“Stope” adalah suatu tempat atau ruangan pada tambang
bawah tanah di mana endapan bijih sedang ditambang.
“Sump” adalah suatu sumuran dangkal untuk menampung air,
dari mana kemudian air dipompakan ke permukaan
bumi.
Arah Penggalian
1. Overhand Stopping -> arah penggalian ke atas
2. Underhand Stopping -> arah penggalian ke bawah
3. Breast Stopping -> arah penggalian horizontal
4. Slabbing -> arah penggalian agak miring
Gophering
Adalah metode penambangan yang tidak sistematis,
umumnya dilakukan secara tradisional / manual.
Dipakai untuk endapan tersebar dengan nilai sedang-
tinggi
Bijih dan batuan samping cukup kuat, sehingga tidak
diperlukan penyangga.
Ventilasi udara alami
Biaya investasi & operasi rendah
Produksinya kecil
STOPE DENGAN PENYANGGAAN ALAMIAH
Glory Hole atau Mill Hole
Penambangan mirip open pit tapi dilakukan di bawah
tanah
Penggalian bijih diawali dengan membuat “raise”,
kemudian penggalian dimulai bagian perbagian dari
bagian atas raise (underhand).
Penambangan dilakukan secara mekanis
Produksinya besar
Digunakan untuk pada bijih dan batuan samping kuat,
tebal vein minimal 6 ft (2 meter), kadar bijih sedang-
tinggi.
Sub Level Stoping
Penambangan bawah tanah yang dimulai dari sub level
Produksi tambang lebih besar dibanding open stope
lainnya
Penambangan dilakukan berurutan dimulai dari sub
level terbawah ke atas
Digunakan untuk pada bijih dan batuan samping kuat,
tebal vein minimal 10 ft (3 meter), kadar bijih sedang-
tinggi.
Dipakai untuk produksi penambangan yang besar
Shrinkage Stoping
OPEN STOPE DENGAN PENYANGGAAN BUATAN
Adalah penambangan yang dilakukan dengan menyimpan
“broken ore” di dalam stope yang berfungsi sebagai
penyangga dinding dan tempat berpijak pekerja.
Persyaratan :
Sifat bijih kuat tetapi batuan samping rapuh
Lebar vein 1-3 meter
Penambangan secara overhand
Tidak dipakai untuk endapan bijih sulfida (Pyrit, Galena,
Chalcopyrit, Cuprit, dll.)
Produksinya tidak besar
Cut & Fill Stoping
Penambangan bawah tanah dengan memasukkan
material isian pada stope yang telah ditinggalkan.
Persyaratan :
Endapan bijih mendatar atau vein kemiringan 45o
Lebar vein 1-6 meter
Nilai bijih tinggi
Produksi lebih besar dibanding shrinkage
Square Set Stoping
Adalah penambangan secara overhand stoping
dengan memakai penyangga kayu berbentuk
segiempat. Setiap kemajuan stope selalu diikuti
dengan penyanggaan.
Digunakan untuk :
Endapan bijih berbentuk vein
Bijih dan batuan samping lemah (mudah retak)
Nilai bijih tinggi, karena biaya mahal
Lebar bijih minimal 3 meter
Stull Stoping Adalah penambangan yang biasa dilakukan baik secara
overhand maupun underhand. Penyanggaan memakai balok
kayu yang dipasang melintang menghubungkan footwall
dan hanging wall. Setiap kemajuan selalu diikuti dengan
penyanggaan.
Persyaratan :
Untuk endapan bijih berbentuk vein
Bijih dan batuan samping lemah (mudah retak)
Nilai bijih tinggi, karena biaya mahal
Lebar bijih 1-2 meter, atau sampai batas panjang balok
penyangga
CAVING METHODE
Metode penambangan yang dilakukan dengan
meruntuhkan bijih dan batuan penutupnya
Runtuhnya batuan tersebut dibantu dengan
undercut, berupa lubang memanjang yang dibuat
dibawah blok batuan
Metode ini diaplikasikan untuk endapan bijih
dan batuan penutup yang mudah retak dan
lemah.
Produksi relatif besar
SUB LEVEL CAVING
Untuk endapan mendatar atau miring
+ 65o
Ketebalan minimal 3 meter
Sifat bijih dan batuan penutup lemah
Kadar tinggi, karena biaya juga tinggi
Urutan penambangan
Membuat drift dan beberapa sub drift sebagai sub level
Penambangan dimulai dari level atas, dilanjutkan pada level dibawahnya secara bertahap.
BLOCK CAVING
Di-aplikasikan pada urat (vein) yang lebar dan lapisan yang tebal, cebakan massif yang homogen
Batuan penutup mempunyai sifat runtuh (caving)
Bijih bersifat cukup kuat (tidak runtuh) saat berlangsung development (pembuatan undercut), dan segera runtuh bila undercut diledakkan.
Daerah penambangan relative kering
Diperlukan kadar yang seragam
Pekerjaan Penambangan Batubara Bawah Tanah
PEMOTONGAN BATUBARA
PEMUATAN
PEMASANGAN PENYANGGA
PENANGANAN GOB (AMBRUKAN)
TRANSPORTASI PERMUKAAN KERJA SERTA GATEAWAY
PENANGANAN GAS SERTA DEBU BATUBARA
Metode Penambangan Batubara Sistem Maju
Penambangan Batubara yang dimulai dari mulut masuk suatu blok penambangan
batubara dan diteruskan penambangan maju mengarah kedalam sampai ujung panel penambangan, yang dilakukan secara
bersamaan sambil membuat lubang bukaan dan permuka kerja sambil mempertahankan
lubang bukaan di Gob area
Kelebihan dan Kekurangan Metode Penambangan Sistem Maju
Bisa langsung melakukan penambangan pada saat pembuatan permuka kerja
Sulit melakukan eksplorasi pada daerah yang ada
patahan dan perubahan lapisan batubara
Biaya perawatan yang tinggi, karena harus mempertahankan tail gate dan main gate selama
kegiatan penambangan berlangsung
Mudan terjadi swabakar
Metode Penambangan Sistem Mundur
Metode penambangan batubara yang dilakukan setelah mulut masuk tambang dan permuka
kerja selesai dibuat
Kelebihan dan Kekurangan Penambangan Batubara Sistem Mundur
Waktu untuk persiapan penambangan lama
Pada tahap pengalian maju dapat mengetahui kondisi lapisan batubara
Pemeliharaan lubang bukaan relatif lebih mudah
Resiko terhadap swabakar kecil
Gambar Model Face pada Long Wall
Gambar 6.14 Gambar Model face pada Longwall
Ketebalan lapisan
Ketinggian
seam yg
diambil
Metode Penambangan Sistem Room and Pillar
Metode Penambangan Batubara yang menerapkan suatu blok Penambangan
tertentu, kemudian menggali maju 2 jalur lubang bukaan, masing-masing melintang
dan memanjang untuk melakukan penambangan batubara dengan
pembagian pillar batubara
Kelebihan Sistem Room and Pillar
• LINGKUP PENYESUAIAN TERHADAP KONDISI ALAM PENAMBANGAN LEBIH LUAS
• DAPAT MENYESUAIKAN TERHADAP VARIASI
KEMIRINGAN
• MAMPU MENAMBANG BLOK YANG TERSISA OLEH SISTEM
LORONG PANJANG
Kekurangan Sistem Room and Pillar
• Sering Terjadi Kecelakaan (Atap Ambruk)
• Kedalaman Maksimum Penambangan
Terbatas (+ 500 m)
• Banyak Batubara yang tersisa sehingga bisa menimbulkan Swabakar