Date post: | 07-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | radiodeath |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
1. Definisi Kelompok
A. Pengertian
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai
tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.
Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,
kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah
berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi
kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena
itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga
bagi komunikasi kelompok.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelompok
adalah:
1. 1 kumpulan (tt orang, binatang, dsb); 2 golongan
(tt profesi, aliran, lapisan masyarakat, dsb); 3 gugusan
(tt bintang, pulau, dsb); 4 Antr kumpulan manusia yg
merupakan kesatuan beridentitas dng adat-istiadat dan
sistem norma yg mengatur pola-pola interaksi antara
manusia itu; 5 Pol kumpulan orang yg memiliki beberapa
atribut sama atau hubungan dng pihak yg sama; 6 Kim
kuantitas zat yg akan dimasak atau diolah dl satu waktu;
-- bibit kelompok hewan yg terdiri atas hewan jantan dan
betina yg dikenakan proses pemuliaan dan berfungsi sbg
penghasil anak bibit; -- dominan Antr kelompok dl
masyarakat yg mempunyai sifat-sifat lebih dibandingkan
dng kelompok lain dl hal penguasaan atas sumber daya alam
dan manusia dl masyarakat; -- formal Sos kelompok yg
mempunyai struktur organisasi dan peraturan yg tegas dan
dng sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur
hubungan antaranggotanya; -- informal Sos kelompok orang
yg tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau
yg pasti; -- kekerabatan Antr kelompok yg terikat oleh
hubungan darah atau perkawinan; -- minoritas Antr golongan
sosial yg jumlah warganya jauh lebih kecil dibandingkan
dng golongan lain dl suatu masyarakat sehingga
didiskriminasi oleh golongan lain yg lebih besar; --
pemirsa Kom kumpulan penonton televisi yg diatur untuk
penyuluhan melalui media televisi; -- pendengar Kom
kumpulan orang yg mendengar dan mendiskusikan siaran
radio pedesaan atau pita rekaman, yg bersifat penyuluhan,
terutama untuk masyarakat pedesaan; -- pendesak Antr
kelompok yg mempunyai kekuatan tertentu sehingga dipakai
oleh suatu kelompok untuk mempengaruhi kelompok lain dl
percaturan politik; -- sekepentingan Antr kelompok yg
warganya terikat krn perhatian dan kepentingan yg sama dl
kehidupan ekonomi, sosial, politik, agama, atau kesenian;
-- setara Antr kelompok yg warganya berinteraksi, spt dl
kelompok primer, terutama krn persamaan golongan, unsur,
dan perhatian; -- tani kelompok petani atau peternak yg
menghimpun diri dl suatu kelompok krn mempunyai
keserasian mengenai tujuan, motif, dan minatnya (msl
kelompok tani ternak potong); -- umur kelompok orang
berdasarkan umur, msl anak-anak, remaja, dewasa;
ber·ke·lom·pok v berkumpul menjadi sebuah kelompok: mereka
tidak mengerjakan sendiri-sendiri, tetapi secara ~;
ber·ke·lom·pok-ke·lom·pok v berkumpul dl beberapa
kelompok: para demonstran berdiri ~ di depan gedung kedutaan besar itu;
me·nge·lom·pok v berkumpul membentuk kelompok: mereka duduk
~ di tengah ruangan;
me·nge·lom·pok·kan v membagi dl beberapa kelompok;
menjadikan berkelompok-kelompok: panitia perlombaan ~ anak-anak
menurut umurnya;
ke·lom·pok·an n 1 kelompok; kumpulan (gugusan dsb); 2
hasil mengelompokkan;
pe·nge·lom·pok·an n proses, cara, perbuatan
mengelompokkan
B. Ada beberapa para ahli yang memberikan definisi
tentang kelompok, antara lain sebagai berikut:
1. Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah
individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam
jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu
banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi
dengan semua anggota secara langsung. (Sumber :
http://soniacinantya-psikologi.blogspot.com/2010/10
/pengertian-kelompok-menurut-para-tokoh.html )
2. Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang
yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang
telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang
yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai
niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban
moral untuk menjalankan harapan peran.
(sumber :
http://jl-hengki.blogspot.com/2011/08/definisi-
kelompok.html )
3. Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah
orang yang berhubungan (berinteraksi) antara satu
dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan
kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka
sebagai suatu kelompok. (Sumber :
http://carapedia.com/pengertian_definisi_kelompok_i
nfo2162.html )
4. Menurut Muzafer Sherif, Kelompok adalah kesatuan
yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
telah mengadakan interaksi sosial yang cukup
intensif dan teratur, sehingga di antara individu
itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan
norma-norma tertentu.
(Sumber:
http://oktavya.wordpress.com/2010/10/01/pengertian-
kelompok/ )
5. Menurut De Vito (1997) : kelompok merupakan
sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua
anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah.
Para anggota saling berhubungan satu sama lain
dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki
semacam organisasi atau struktur diantara mereka.
Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan
yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap
sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua
anggotanya.
(sumber :
http://jl-hengki.blogspot.com/2011/08/definisi-
kelompok.html )
6. Menurut Hernert Smith bahwa “kelompok adalah suatu
uni yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai
kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan
cara dan atas dasar kesatuan persepsi”.
7. Menurut DeVito (1997) kelompok merupakan sekumpulan
individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk
berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota
saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa
tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi
atau struktur diantara mereka. Kelompok
mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang
mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai
perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.
8. Menurut Joseph S. Roucek Suatu kelompok meliputi
dua atau lebih manusia yang diantara mereka
terdapat beberapa pola interasi yang dapat dipahami
oleh para anggotanya atau orang lain secara
keseluruhan.
9. Menurut Mayor Polak Kelompok sosial adalah satu
group, yaitu sejumlah orang yang ada antara
hubungan satu sama lain dan hubungan itu bersifat
sebagai sebuah struktur.
10. Menurut Wila Huky Kelompok merupakan suatu unit
yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling
berinteraksi atau saling berkomunikasi.
11. Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang
yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang
telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang
yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai
niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban
moral untuk menjalankan harapan peran konsep lain
yang diajukan Merton ialah konsep kategori sosial.
12. Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah
individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam
jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu
banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi
dengan semua anggota secara langsung.
13. Menurut Bonner (1959) : kelompok adalah sejumlah
individu yang berinteraksi dengan individu yang
lain.
14. Menurut Stogdill (1959) : kelompok adalah satu
sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi
tersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut.
15. Menurut Smith (1945) : kelompok adalah satu unit
yang terdiri dari sejumlah organisme yang mempunyai
persepsi kolektif tentang kesatuan mereka dan
mempunyai kemampuan untuk berbuat dan bertingkah
laku dengan cara yang sama terhadap lingkungan.
16. Menurut Cartwright dan Zender (1968) : kelompok itu
sekumpulan individu yang mempunyai hubungan antar
anggota yang satu dengan yang lain yang membuat
mereka saling tergantung dalam tingkatan tertentu.
17. Menurut Mills (1967) : kelompok adalah satu unit
yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerja
sama atau melakukan kontak untuk mencapai satu
tujuan dan yang mempertimbangkan kerjasama diantara
kelompok sebagai satu yang berarti.
18. Menurut Catell (1951) : kelompok adalah sekumpulan
organisme yang saling berhubungan satu dengan lain
untuk memenuhi kebutuhan tiap anggota.
19. Menurut Bass (1960) : kelompok adalah sekumpulan
individu dimana keberadaannya sebagai kelompok
menjadi reward.
20. Menurut Sherif dan Sherif (1959) : kelompok adalah
unit sosial yang ditandai sejumlah individu yang
mempunyai status, hubungan peran, norma tertentu
yang semuanya itu mengatur tingkah laku anggota
kelompok.
21. Menurut Baron & Byrne (1979) : kelompok memiliki 2
tanda psikologis, yaitu pertama, adanya sense of
belonging ; kedua, nasib anggota kelompok
tergantung satu sama lain sehingga hasil setiap
anggota terkait dengan anggota yang lain.
22. Menurut Forsyth (1983) : kelompok adalah dua atau
lebih individu yang saling mempengaruhi melalui
interaksi sosial.
23. Menurut Cartwright & Zander (1968) : kelompok
adalah kumpulan individu yang saling berhubungan
sehingga saling bergantung pada derajat tertentu.
24. Menurut Joseph S. Roucek. Suatu kelompok meliputi
dua atau lebih manusia yang diantara mereka
terdapat beberapa pola interasi yang dapat dipahami
oleh para anggotanya atau orang lain secara
keseluruhan.
25. Menurut Mayor Polak Kelompok sosial adalah satu
group, yaitu sejumlah orang yang ada antara
hubungan satu sama lain dan hubungan itu bersifat
sebagai sebuah struktur.
26. Menurut Wila Huky Kelompok merupakan suatu unit
yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling
berinteraksi atau saling berkomunikasi.
27. Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang
yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang
telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang
yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai
niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban
moral untuk menjalankan harapan peran.
http://jl-hengki.blogspot.com/2011/08/definisi-
kelompok.html
Mengapa Orang bergabung dalam Kelompok?
Ternyata kelompok ada manfaatnya, yaitu:
a) Orang-orang lain menjadi sumber informasi yang
sangat penting
b) Kelompok juga menjadi bagian penting dari
identitas kita, yang mendefinisikan siapa diri
kita.
c) Kelompok membantu menegakan norma social, aturan,
yang eksplisit atau implicit mengenai prilaku yang
dapat diterima.
1. Karateristik Kelompok
Karakteristik Umum KelompokAda dua
karakteristik yang melekat pada suatu kelompok,
yaitu norma dan peran.Yang akan dibahas dalam
tulisan ini adalah tentang norma.Norma adalah
persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-
orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan
lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu
norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial
mengatur hubungan di antara para nggota kelompok.
Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih
rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti
bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan.
Karakteristik Kelompok:Beberapa ahli mengatakan
bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri – ciri,
yaitu :
1. Terdiri dari 2 orang atau lebih
2. Adanya interaksi yang terus menerus
3. Adanya pengembangan identitas kelompok
4. Adanya norma – norma kelompok
5. Adanya diferensiasi peran
6. Peran yang saling tergantung
7. Produktivitas bertambah atau meningkat
8. Saling membagi tujuan yang sama
Proses terjadinya kelompok
Perasaan=Motivasi=Tujuan=Interaksi=Pembentukan=Perpe
cahan=Penyesuaian= Perubahan=Perasaan
sumber :- Beerling, Kwee, Mooij, dan Van Peursen, 1997. Pengantar
Filsafat Ilmu. Cet.ke-4. Alih Bahasa: S. Soemargono. Tiara Wacana,
Yogyakarta.
Jalaluddin Rakhmat (2004) meyakini bahwa faktor-
faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada
karakteristik kelompok, yaitu:
1. Faktor situasional karakteristik kelompok:
a. Ukuran kelompok.
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi
krja kelompok bergantung pada jenis tugas yang harus
diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat
dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan
interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing
anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi
tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-
anggota kelompok berinteraksi secara teroganisasi
untuk menghasilkan suatu produk, keputusan, atau
penilaian tunggal. Pada kelompok tugas koatif,
jumlah anggota berkorelasi positif dengan
pelaksanaan tugas. Yakni, makin banyak anggota makin
besar jumlah pekerjaan yang diselesaikan. Misal satu
orang dapat memindahkan tong minyak ke satu bak truk
dalam 10 jam, maka sepuluh orang dapat memindahkan
pekerjaan tersebut dalam satu jam. Tetapi, bila
mereka sudah mulai berinteraksi, keluaran secara
keseluruhan akan berkurang.
Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara
prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan kelompok.
Bila tujuan kelompok memelukan kegiatan konvergen
(mencapai suatu pemecahan yang benar), hanya
diperlukan kelompok kecil supaya produktif, terutama
bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber,
keterampilan, dan kemampuan yang terbatas. Bila
tugas memerlukan kegiatan yang divergen (seperti
memhasilkan gagasan berbagai gagasan kreatif),
diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar.
Dalam hubungan dengan kepuasan, Hare dan Slater
(dalam Rakmat, 2004) menunjukkan bahwa makin besar
ukuran kelompok makin berkurang kepuasan anggota-
anggotanya. Slater menyarankan lima orang sebagai
batas optimal untuk mengatasi masalah hubungan
manusia. Kelompok yang lebih dari lima orang
cenderung dianggap kacau, dan kegiatannya dianggap
menghambur-hamburkan waktu oleh anggota-anggota
kelompok.
b. Jaringan komunikasi.
Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi,
diantaranya adalah sebagai berikut: roda, rantai, Y,
lingkaran, dan bintang. Dalam hubungan dengan
prestasi kelompok, tipe roda menghasilkan produk
kelompok tercepat dan terorganisir.
c. Kohesi kelompok.
Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan
yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal
dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan
kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin
Rakmat, 2004) menyarankam bahwa kohesi diukur dari
beberapa faktor sebagai berikut: ketertarikan
anggota secara interpersonal pada satu sama lain;
ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi
kelompok; sejauh mana anggota tertarik pada kelompok
sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personal.
Kohesi kelompok erat hubungannya dengan
kepuasan anggota kelompok, makin kohesif kelompok
makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok. Dalam
kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan
terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas,
lebih terbuka, dan lebih sering. Pada kelompok yang
kohesifitasnya tinggi, para anggota terikat kuat
dengan kelompoknya, maka mereka makin mudah
melakukan konformitas. Makin kohesif kelompok, makin
mudah anggota-anggotanya tunduk pada norma kelompok,
dan makin tidak toleran pada anggota yang devian.
d. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara
positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah
tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang
paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok.
Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan
oleh White danLippit (1960). Mereka
mengklasifikasikan tiga gaya kepemimpinan: otoriter;
demokratis; dan laissez faire. Kepemimpinan otoriter
ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang
seluruhnya ditentukan oleh pemimpin. Kepemimpinan
demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan
membantu anggota kelompok untuk membicarakan dan
memutuskan semua kebijakan. Kepemimpinan laissez
faire memberikan kebebasan penuh bagi kelompok untuk
mengambil keputusan individual dengan partisipasi
dengan partisipasi pemimpin yang minimal.
e. Homogenitas kelompok
Kelompok cenderung memiliki kesamaan dalam
usia, jenis kelamin, dan pandangan-pandangan.
Homogenitas tersebut disebabkan dua alasan:
(a)Banyak kelompok cenderung menaril orang-orang
yang memiliki kesamaan sebelum mereka bergabung,
(b)Kelompok cenderung beroperasi dengan cara yang
memperkuat kesamaan anggota-anggotanya.
f. Norma sosial
Norma sosial merupakan penentu perilaku yang
penting. Norma suatu kelompok berbeda dengan
kelompok yangb lain. Kekuatan norma dalam menentukan
perilaku menjadi jelas bila kita terlalu sering
melanggarnya:kita dijauhi anggota lainnya, dalam
kasus yang ekstrim ditekan untuk keluar dari
kelompoknya.
g. Kebutuhan interpersonal
William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO
(Fundamental Interpersonal Relations Orientatation),
menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena
didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai
berikut:
1) Ingin masuk menjadi bagian kelompok
(inclusion).
2) Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan
hierakis (control).
3) Ingin memperoleh keakraban emosional dari
anggota kelompok yang lain.
h. Tindak komunikasi
Mana kala kelompok bertemu, terjadilah
pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha
menyampaiakan atau menerima informasi (secara verbal
maupun nonverbal). Robert Bales (1950) mengembangkan
sistem kategori untuk menganalisis tindak
komunikasi, yang kemudian dikenal sebagai
Interaction Process Analysis (IPA).
i. Peranan
Seperti tindak komunikasi, peranan yang
dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu
penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana
emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan
kepentingan individu saja (yang tidak jarang
menghambat kemajuan kelompok). Beal, Bohlen, dan
audabaugh (dalam Rakhmat, 2004: 171) meyakini
peranan-peranan anggota-anggota kelompok
terkategorikan sebagai berikut:
1) Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok
adalah memecahkan masalah atau melahirkan gagasan-
gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya
memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang
menunjang tercapainya tujuan kelompok.
2) Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan
kelompok berkenaan dengan usaha-usaha untuk
memelihara emosional anggota-anggota kelompok.
3) Peranan individual, berkenaan dengan usaha
anggota kelompok untuk memuaskan kebutuhan
individual yang tidak relevan dengantugas kelompok.
Sumber :
http://webcache.googleusercontent.com
Buku Social Psychology,Sixth Edition
2. Klasifikasi Kelompok
Klasifikasi kelompok sosial menurut erat longgarnya
ikatan antar anggota menurut Ferdinand Tonnies:
1. Paguyuban (gemeinschaft)
Paguyuban atau gemeinschaft adalah kelompok sosial
yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang
murni, bersifat alamiah, dan kekal. Ciri-ciri kelompok
paguyuban :
1. Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
2. Hubungan antar anggota bersifat informal
Tipe paguyuban
• Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by
blood)
Kelompok genealogis adalah kelompok yang
terbentuk berdasarkan hubungan sedarah. Kelompok
genealogis memiliki tingkat solidaritas yang tinggi
karena adanya keyakinan tentang kesamaan nenek
moyang.
Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.
• Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place)
Komunitas adalah kelompok sosial yang terbentuk
berdasarkan lokalitas. Contoh: Beberapa keluarga
yang berdekatan membentuk RT(Rukun Tetangga), dan
selanjutnya sejumlah Rukun Tetangga membentuk RW
(Rukun Warga).
Contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga.
• Paguyuban karena ideologi (gemeinschaft of mind)
Contoh: partai politik berdasarkan agama
Patembayan (gesellschaft)
Patembayan atau gesellschaft adalah kelompok sosial
yang anggota-anggotanya memiliki ikatan lahir yang
pokok untuk jangka waktu yang pendek. Ciri-ciri
kelompok patembayan :
• hubungan antaranggota bersifat formal
• memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
• memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
• lebih didasarkan pada kenyataan sosial
Contoh: ikatan antara pedagang, organiasi dalam
suatu pabrik atau industri.
Faktor pembentuk
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan
sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga
secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam
keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan
sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya
mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan
kesamaan.
Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan
geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam
sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk
kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita.
Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial
lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang
saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis
antara dua orang, semakin mungkin mereka saling
melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya,
kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan
bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan
terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan
menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan
penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya
tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga
kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi
kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang
yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang
dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai,
usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter
personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama
dalam memilih calon pasangan untuk membentuk
kelompok sosial yang disebut keluarga.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial
Klasifikasi kelompok dan karakteristik
komunikasinya.
Telah banyak klasifikasi kelompok yang
dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam
kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi
kelompok.
Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam
Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok
primer adalah suatu kelompok yang anggota-
anggotanya berhubungan akrab, personal, dan
menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama.
Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang
anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak
personal, dan tidak menyentuh hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini
berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai
berikut:
Kualitas komunikasi pada kelompok primer
bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus
kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap
unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan
dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit
sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara
berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi
bersifat dangkal dan terbatas.
Komunikasi pada kelompok primer bersifat
personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
Komunikasi kelompok primer lebih menekankan
aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan
kelompok primer adalah sebaliknya.
Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif,
sedangkan kelompok sekunder instrumental.
Komunikasi kelompok primer cenderung informal,
sedangkan kelompok sekunder formal.
• Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah
kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok
rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah
kelompok yang anggota-anggotanya secara
administratif dan fisik menjadi anggota kelompok
itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok
yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk
menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga
fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan
fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai
kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai
keadaan dan status saya sekarang (fungsi
komparatif. Islam juga memberikan kepada saya
norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya
miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku
saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya
capai (fungsi normatif).
Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya
cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan
situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan
memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa,
dan orang yang saya temui (fungsi perspektif).
Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan
saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi
Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di
samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun
kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat
dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam
berkomunikasi.
Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi
kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif.
Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi
kelompok dengan melihat proses pembentukannya
secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan
pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan
menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok
pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas
bertujuan memecahkan masalah, misalnya
transplantasi jantung, atau merancang kampanye
politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang
yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok.
Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar
lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di
rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan.
Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan
identitas sosial politik yang baru. Kelompok
revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an
menggunakan proses ini dengan cukup banyak.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-
langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam
mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright
mengkategorikan enam format kelompok preskriptif,
yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi
panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.
http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-komunikasi-
kelompok.html
3. Fungsi Kelompok
Fungsi kelompok dibagi 5, yaitu:
1. Menjalin hubungan sosial antar anggota dan
kelompok. Bagaimana individu dalam suatu kelompok
bisa berhubungan social tanpa komunikasi atau
sejauh mana suatu kelompok dapat memelihara
hubungan social diantara anggota dengan anggota
atau pun anggota dengan kelompok.
2. Fungsi pendidikan atau adukasi. Hal ini berkaitan
dengan pertukaran informasi anatar anggota.
Melalui fungsi ini kebutuhan anggota akan
informasi baru dapat terpenuhi. Dan secara tidak
langsung kemampuan para anggota dibidangnya
masing-masing dapat embawa pengetahuan baru atau
justru membawa keuntungan untuk para anggota
lainnya ataupun bagi kelompok.
3. Kemampuan persuasi. Fungsi ini sebelumnya dapat
menguntungkan atau merugikan pihak yang mem-
persuasi. Misalnya, seorang anggota yang berusaha
mem-persuasi anggota kelompok lainnya untuk tidak
atau melakuakan sesuatu. Jika ia mem-persuasi
suatu yang sejalan dengan kelompok, maka ia akan
diterima dan menciptakan iklim yang positif di
dalam kelompok, tapi sebaliknya jika ia mem-
persuasi suatu yang bertentangan dengan kelompok,
maka akan berpotensi menciptakan konflik dan
perpecahan di dalam kelompok.
4. Masalah problem solving. Hal ini berkaitan erat
dengan jalan-jalan alternative dari para anggota
kelompok untuk memecahkan masalah. Keuntungan
problem solving dalam kelompok, salah satunya
adalah. Banyak orang = banyak masukan atau
pendapat Berkaitan dengan fungsi no.2. Latar
belakang pendidikan yang berbeda memungkinkan
pemasukan jalan alternative dari banyak sudut
pandang, sehingga akan lebih bijaksana dalam
pengambilan suatu keputusan.
5. Sebagai terapi. Pasti kalian pernah mendengar
soal terapi kelompok bukan? Tapi memang fungsi
yang kelima ini agak berbeda dengan fungsi-fungsi
sebelumnya, karena dalam fungsi kelima ini lebih
terfokus pada membantu diri sendiri, bukan
membantu kelompok. Disini para individu yang
memiliki masalah yang sama dikumpulkan, dan mereka
diminta untuk saling terbuka dalam mengungkapkan
diri mereka ataupun masalah mereka. Dalam kelompok
ini juga tetap membutuhkan pemimpin sebagai
pengatur atau penengah jika terjadi konflik atau
perbedaan pendapat.
4. Kelebihan dan Kekurangan Kelompok
Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor
yang menghambat maupun memperlancar proses tersebut
yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam
kelompok tersebut.
1. Kelebihan Kelompok
2. Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi
dan menerima informasi & pendapat anggota yang
lain.
3. Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan
kepentingan kelompoknya dengan menekan
kepentingan pribadi demi.
4. Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan
kaidah dan telah disepakati kelompok.
5. Kekurangan Kelompok
Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu
penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang
berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas
pertemuan.
sumber: http://wapedia.mobi/id/Dinamika_kelompok
5. Definisi dan Karateristik Kelompok
Terdapat beberapa definisi komunikasi kelompok yang
dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi di dunia,
seperti berikut ini:
Peter L. Berger (1991)
Komunikasi kelompok merupakan hubungan antara
manusia dengan masyarakat secara dialektis dalam
eksternalisasi, obyektifitas, dan internalisasi.
Ekternalisasi adalah pencurahan kehadiran manusia,
baik dalam aktifitas maupun mentalitas. Melalui
eksternalisasi, manusia mengekspresikan dirinya
dengan membangun dunianya. Obyektifitas adalah
disandangnya produk-produk aktifitas suatu
realitas yang berhadapan dengan para produsennya
(manusia) dalam suatu kefaktaan yang eksternal
terhadap yang lain, dari pada podusennya sendiri.
Internalisasi adalah peresapan kembali realitas
oleh manusia dan mentranformasikannya sekali lagi
struktur-struktur dunia obyektif ke dalam
struktur-struktur kesadaran subyektif.
Elwood Murray
Komunikasi kelompok dapat dikatakan sebagai
disiplin karena komunikasi kelompok ini mempunyai
ruang lingkup, menunjukkan kemajuan dalam
pengembangan teori serta mempunyai metodologi
riset, kritik, dan penerapan.
Carl E. Larson dan Alvina A. Goldberg
Komunikasi kelompok adalah salah satu dari
sejumlah kecil disiplin ilmu yang mempunyai
penerapan dan kritik sebelum mempunyai suatu
lingkup yang jelas, teori ataupun metodologi riset
(Lubis, 2007).
Sendjaja (2002)
menjelaskan bahwa Michael Burgoon dan Michael
Ruffner dalam bukunya Human Communiation, A
Revisian of Approaching Speech/Comumunication,
memberi batasan komunikasi kelompok sebagai
interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu
guna memperoleh maksud atau tujuan yang
dikehendaki seperti berbagai informasi,
pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga
semua anggota kelompok dapat menumbuhkan
karateristik pribadi anggota lainnya dengan akurat
(the face-to-face interaction of three or more individuals, for a
recognized purpose such as information sharing, self-maintenance,
or problem solving, such that the members are able to recall
personal characteristics of other members accurately).
Komunikasi dalam kelompok yakni kegiatan komunikasi
yang berlangsung di antara suatu kelompok. Komunikasi
kelompok juga bisa diartikan sebagai komunikasi yang
berlangsung dalam suatu kelompok, yang mana dalam
kelompok itu adalah sekumpulan orang yang mempunyai
tujuan yang sama, yang berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai suatu tujuan bersama dan saling mengenal satu
sama lain.
Setiap individu yang terlibat dalam kelompok masing-
masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya
dalam kelompok. Pesan dan informasi yang disampaikan juga
menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok dan bukan
bersifat pribadi. Contoh : keluarga, teman dekat,
kelompok diskusi dll.
Adapun karakteristik dari komunikasi kelompok, antara
lain :
1. Komunikasi dalam komunikasi kelompok bersifat
homogen.
2. Dalam komunikasi kelompok terjadi kesempatan dalam
melakukan tindakan pada saat itu juga.
3. Arus balik di dalam komunikasi kelompok terjadi
secara langsung, karena komunikator dapat mengetahui
reaksi komunikan pada saat komunikasi sedang
berlangsung.
4. Pesan yang diterima komunikan dapat bersifat
rasional (tarjadi pada komunikasi kelompok kecil)
dan bersifat emosional (terjadi pada kelompok
komunikasi besar).
5. Komunikator masih dapat mengetahui dan mengenal
komunikan meskipun hubungan yang terjadi tidak erat
seperti pada komunikasi inter personal.
6. Komunikasi kelompok akan menimbulkan konsekuensi
bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
6. Perbedaan
Di dalam lingkungan kita tidak hanya ada
komunikasi kelompok. Tetapi ada komunikasi-komunikasi
lainnya seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi
publik dan komunikasi organisasi. Dan berikut perbedaan
yang terdapat dalam komunikasi-komunikasi tersebut.
1. Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai
tujuan bersama, yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
tersebut. Kelompok ini misalnya adalah
keluarga, tetangga, kawan-kawan terdekat,
kelompok diskusi; kelompok pemecahan masalah,
atau suatu komite yang tengah berapat untuk
mengambil suatu keputusan. Dengan demikian,
komunikasi kelompok biasanya merujuk pada
komunikasi yang dilakukan kelompok kecil
tersebut (small-group communication).
Komunikasi kelompok dengan sendirinya
melibatkan komunikasi antar pribadi, karena itu
kebanyakan teori komunikasi antarpribadi
berlaku juga bagi komunikasi kelompok (Mulyana,
2005: 74).
2. . Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal
coomunication) adalah komunikasi
antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap raksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal
ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari
komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi
diadik (dyadic communication) yang melibatkan
hanya dua orang, seperti suamiisteri, dua
sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan
sebagainya. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah
pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam
jarak yang dekat; pihak-pihak yang
berkomunikasi mengirim pesan secara simultan
dan spontan, baik secara verbal maupun
nonverbal (Mulyana, 2005: 73).
3. . Komunikasi Publik
Komunikasi publik (public communication) adalah
komunikasi antara seorang pembicara dengan
sejumlah besar orang (khalayak) yang tidak bisa
dikenali satu per satu. Komunikasi demikian
sering juga disebut pidato, ceramah, atau
kuliah umum. Beberapa pakar menggunakan istilah
komunikasi kelompok besar (large-group
communication) untuk komunikasi ini (Mulyana,
2005: 74). Komunikasi publik biasanya
berlangsung lebih formal dan lebih sulit
daripada komunikasi antarpribadi atau
komunikasi kelompok, karena komunikasi publik
menuntut persiapan pesan yang cermat,
keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah
besar orang. Daya tarik fisik pembicara bahkan
sering merupakan faktor penting untuk
menentukan efektivitas pesan, selain keahlian
dan kejujuran yang dimiliki pembicara. Tidak
seperti komunikasi antarpribadi yang melibatkan
pihak-pihak yang sama-sama aktif, satu pihak
(pendengar) dalam komunikasi publik cenderung
pasif. Umpan balik yang mereka berikan
terbatas, terutama umpan balik yang bersifat
verbal.
4. . Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi (organizational
communication) terjadi dalam organisasi,
bersifat formal dan juga informal, dan
berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih
besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi
organisasi seringkali melibatkan juga
komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan
adakalanya juga komunikasi publik. Komunikasi
formal adalah komunikasi menurut struktur
organisasi, yakni komunikasi ke bawah,
komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal.
Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung
pada struktur organisasi, seperti komunikasi
antarsejawat, juga termasuk gossip (Mulyana,
2005: 75).
7. Alasan Mempelajari Komunikasi Kelompok
Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam
bukunya Human Communiation, A Revisian of
Approaching Speech/Comumunication, memberi batasan
komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka
dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud
atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagai
informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah
sehingga semua anggota kelompok dapat menumbuhkan
karateristik pribadi anggota lainnya dengan akurat
(the face-to-face interaction of three or more
individuals, for a recognized purpose such as
information sharing, self-maintenance, or problem
solving, such that the members are able to recall
personal characteristics of other members
accurately).
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang
berlangsung antara beberapa orang dalam suatu
kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan,
konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984).
Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005)
mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi
secara tatap muka antara tiga orang atau lebih,
dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi
informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang
mana anggota-anggotanya dapat mengingat
karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain
secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di
atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi
tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja
tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai
tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain
untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari
kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok
ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,
kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang
tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.
Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan
komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori
komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi
kelompok.
Dengan pengertian di atas itu kita bisa
menyimpulkan beberapa alasan mengapa kita harus
mempelajari komunikasi kelompok. Pertama, kita
sebagai manusia memang diciptakan untuk hidup
berdampingan maka karena itu ada istilah zoon politicon.
Dan komunikasi kelompok ini membantu kita agar kita
bisa berinteraksi lebih baik dengan individu
lainnya, sehingga tercipta hubungan yang harmonis.
Kemudian, yang kedua kita merupakan kelompok
dan di dalam setiap kelompok pasti terdapat
tujuannya masing-masing. Dan tujuan itu harus
tercapai, seperti kelompok anak-anak sma yang
mempunyai satu tujuan untuk lulus dari sekolahnya.
Dan mereka berusah untuk mewujudkan tujuan itu
dengan cara bekerja sama. Seperti itulah gunanya
kita mempelajari komunikasi kelompok.
Dan komunikasi kelompok ini juga diperlukan
untuk mempertahankan struktur yang ada di dalam
kelompok masyarakat. Struktur yang di dalam
masyarakat ini selalu membuat masyarakat menjadi
satu dan tidak terpecah belah. Itulah gunanya alasan
mempelajari komunikasi kelompok.
Berinteraksi dengan kelompok-kelompok lain juga
diperlukan, dan itulah yang dipelajari dalam
komunikasi kelompok. Kita tidak boleh hanya menjalin
hubungan internal tetapi hubungan eksternal juga
perlu diperhatikan. Walaupun kita telah memiliki
kelompok sendiri pasti kita tetap membutuhkan
bantuan dari kelompok lain.
8. Ruang Lingkup Komunikasi Kelompok
Ruang lingkup komunikasi kelompok dapat dijabarkan
dalam 3 kategori yang menentukan faktor keefektifan
komunikasi kelompok menurut Jalaluddin Rakhmat
(2004) yaitu:
1. Faktor situasional karakteristik kelompok:
a. Ukuran Kelompok
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi
kerja kelompok bergantung pada jenis tugas yang
harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok
dapat dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan
interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing
anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi
tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif,
anggotaanggota kelompok berinteraksi secara
teroganisasi untuk menghasilkan suatu produk,
keputusan, atau penilaian tunggal. Pada kelompok
tugas koatif, jumlah anggota berkorelasi positif
dengan pelaksanaan tugas. Yakni, makin banyak
anggota makin besar jumlah pekerjaan yang
diselesaikan. Misal satu orang dapat memindahkan
tong minyak ke satu bak truk dalam 10 jam, maka
sepuluh orang dapat memindahkan pekerjaan tersebut
dalam satu jam. Tetapi, bila mereka sudah mulai
berinteraksi, keluaran secara keseluruhan akan
berkurang.Faktor lain yang mempengaruhi hubungan
antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan
kelompok. Bila tujuan kelompok memelukan kegiatan
konvergen (mencapai suatu pemecahan yang benar),
hanya diperlukan kelompok kecil supaya produktif,
terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan
sumber, keterampilan, dan kemampuan yang terbatas.
Bila tugas memerlukan kegiatan yang divergen
(seperti menghasilkan gagasan berbagai gagasan
kreatif), diperlukan jumlah anggota kelompok yang
lebih besar.
Dalam hubungan dengan kepuasan, Hare dan Slater
(dalam Rakmat, 2004) menunjukkan bahwa makin besar
ukuran kelompok makin berkurang kepuasan anggota-
anggotanya. Slater menyarankan lima orang sebagai
batas optimal untuk mengatasi masalah hubungan
manusia. Kelompok yang lebih dari lima orang
cenderung dianggap kacau, dan kegiatannya dianggap
menghambur-hamburkan waktu oleh anggota-anggota
kelompok.
b. Jaringan komunikasi.
Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi,
diantaranya adalah sebagai berikut: roda,rantai, Y,
lingkaran, dan bintang. Dalam hubungan dengan
prestasi kelompok, tipe roda menghasilkan produk
kelompok tercepat dan terorganisir.
c. Kohesi kelompok.
Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan
yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal
dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan
kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin
Rakmat, 2004) menyarankam bahwa kohesi diukur dari
beberapa faktor sebagai berikut: ketertarikan
anggota secara interpersonal pada satu sama lain;
ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi
kelompok; sejauh mana anggota tertarik pada kelompok
sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan
personal.Kohesi kelompok erat hubungannya dengan
kepuasan anggota kelompok, makin kohesif kelompok
makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok. Dalam
kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan
terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas,
lebih terbuka, dan lebih sering. Pada kelompok yang
kohesifitasnya tinggi, para anggota terikat kuat
dengan kelompoknya, maka mereka makin mudah
melakukan konformitas. Makin kohesif kelompok, makin
mudah anggota-anggotanya tunduk pada norma kelompok,
dan makin tidak toleran pada anggota yang devian.
d. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara
positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah
tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang
paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok.
Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan
oleh White danLippit (1960). Mereka
mengklasifikasikan tiga gaya kepemimpinan: otoriter;
demokratis; dan laissez faire. Kepemimpinan otoriter
ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang
seluruhnya ditentukan oleh pemimpin. Kepemimpinan
demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan
membantu anggota kelompok untuk membicarakan dan
memutuskan semua kebijakan. Kepemimpinan laissez
faire memberikan kebebasan penuh bagi kelompok untuk
mengambil keputusan individual dengan partisipasi
dengan partisipasi pemimpin yang minimal.
2. Faktor personal karakteristik kelompok:
Kebutuhan interpersonal
William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO
(Fundamental Interpersonal Relations Orientatation),
menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena
didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai
berikut:
1)Ingin masuk menjadi bagian kelompok
(inclusion).
2)Ingin mengendalikan orang lain dalam
tatanan hierakis (control).
3)Ingin memperoleh keakraban emosional
dari anggota kelompok yang lain.
Tindak komunikasi
Mana kala kelompok bertemu, terjadilah
pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha
menyampaiakan atau menerima informasi (secara verbal
maupun nonverbal). Robert Bales (1950) mengembangkan
sistem kategori untuk menganalisis tindak
komunikasi, yang kemudian dikenal sebagai
Interaction Process Analysis (IPA).
Peranan
Seperti tindak komunikasi, peranan yang
dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu
penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana
emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan
kepentingan individu saja (yang tidak jarang
menghambat kemajuan kelompok). Beal, Bohlen, dan
audabaugh (dalam Rakhmat, 2004: 171) meyakini
peranan-peranan anggota-anggota kelompok
terkategorikan sebagai berikut:
1) Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok
adalah memecahkan masalah atau melahirkan gagasan-
gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya
memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang
menunjang tercapainya tujuan kelompok.
2) Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan
kelompok berkenaan dengan usaha-usaha untuk
memelihara emosional anggota-anggota kelompok.3)
Peranan individual, berkenaan dengan usahan anggota
kelompok untuk memuaskan.
3) Peranan individual, berkenaan dengan usahan
anggota kelompokuntuk memuaskan kebutuhan individual
yang tidak relevan dengan tugas kelompok.