+ All Categories
Home > Documents > Definisi Kelompok

Definisi Kelompok

Date post: 07-Jan-2023
Category:
Upload: radiodeath
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
39
1. Definisi Kelompok A. Pengertian Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelompok adalah: 1. 1 kumpulan (tt orang, binatang, dsb); 2 golongan (tt profesi, aliran, lapisan masyarakat, dsb); 3 gugusan (tt bintang, pulau, dsb); 4 Antr kumpulan manusia yg merupakan kesatuan beridentitas dng adat-istiadat dan sistem norma yg mengatur pola-pola interaksi antara manusia itu; 5 Pol kumpulan orang yg memiliki beberapa atribut sama atau hubungan dng pihak yg sama; 6 Kim kuantitas zat yg akan dimasak atau diolah dl satu waktu; -- bibit kelompok hewan yg terdiri atas hewan jantan dan betina yg dikenakan proses pemuliaan dan berfungsi sbg penghasil anak bibit; -- dominan Antr kelompok dl masyarakat yg mempunyai sifat-sifat lebih dibandingkan dng kelompok lain dl hal penguasaan atas sumber daya alam dan manusia dl masyarakat; -- formal Sos kelompok yg
Transcript

1. Definisi Kelompok

A. Pengertian

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai

tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk

mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan

memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.

Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,

kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah

berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi

kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena

itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga

bagi komunikasi kelompok.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelompok

adalah:

1. 1 kumpulan (tt orang, binatang, dsb); 2 golongan

(tt profesi, aliran, lapisan masyarakat, dsb); 3 gugusan

(tt bintang, pulau, dsb); 4 Antr kumpulan manusia yg

merupakan kesatuan beridentitas dng adat-istiadat dan

sistem norma yg mengatur pola-pola interaksi antara

manusia itu; 5 Pol kumpulan orang yg memiliki beberapa

atribut sama atau hubungan dng pihak yg sama; 6 Kim

kuantitas zat yg akan dimasak atau diolah dl satu waktu;

-- bibit kelompok hewan yg terdiri atas hewan jantan dan

betina yg dikenakan proses pemuliaan dan berfungsi sbg

penghasil anak bibit; -- dominan Antr kelompok dl

masyarakat yg mempunyai sifat-sifat lebih dibandingkan

dng kelompok lain dl hal penguasaan atas sumber daya alam

dan manusia dl masyarakat; -- formal Sos kelompok yg

mempunyai struktur organisasi dan peraturan yg tegas dan

dng sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur

hubungan antaranggotanya; -- informal Sos kelompok orang

yg tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau

yg pasti; -- kekerabatan Antr kelompok yg terikat oleh

hubungan darah atau perkawinan; -- minoritas Antr golongan

sosial yg jumlah warganya jauh lebih kecil dibandingkan

dng golongan lain dl suatu masyarakat sehingga

didiskriminasi oleh golongan lain yg lebih besar; --

pemirsa Kom kumpulan penonton televisi yg diatur untuk

penyuluhan melalui media televisi; -- pendengar Kom

kumpulan orang yg mendengar dan mendiskusikan siaran

radio pedesaan atau pita rekaman, yg bersifat penyuluhan,

terutama untuk masyarakat pedesaan; -- pendesak Antr

kelompok yg mempunyai kekuatan tertentu sehingga dipakai

oleh suatu kelompok untuk mempengaruhi kelompok lain dl

percaturan politik; -- sekepentingan Antr kelompok yg

warganya terikat krn perhatian dan kepentingan yg sama dl

kehidupan ekonomi, sosial, politik, agama, atau kesenian;

-- setara Antr kelompok yg warganya berinteraksi, spt dl

kelompok primer, terutama krn persamaan golongan, unsur,

dan perhatian; -- tani kelompok petani atau peternak yg

menghimpun diri dl suatu kelompok krn mempunyai

keserasian mengenai tujuan, motif, dan minatnya (msl

kelompok tani ternak potong); -- umur kelompok orang

berdasarkan umur, msl anak-anak, remaja, dewasa;

ber·ke·lom·pok v berkumpul menjadi sebuah kelompok: mereka

tidak mengerjakan sendiri-sendiri, tetapi secara ~;

ber·ke·lom·pok-ke·lom·pok v berkumpul dl beberapa

kelompok: para demonstran berdiri ~ di depan gedung kedutaan besar itu;

me·nge·lom·pok v berkumpul membentuk kelompok: mereka duduk

~ di tengah ruangan;

me·nge·lom·pok·kan v membagi dl beberapa kelompok;

menjadikan berkelompok-kelompok: panitia perlombaan ~ anak-anak

menurut umurnya;

ke·lom·pok·an n 1 kelompok; kumpulan (gugusan dsb); 2

hasil mengelompokkan;

pe·nge·lom·pok·an n proses, cara, perbuatan

mengelompokkan

B. Ada beberapa para ahli yang memberikan definisi

tentang kelompok, antara lain sebagai berikut:

1. Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah

individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam

jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu

banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi

dengan semua anggota secara langsung. (Sumber :

http://soniacinantya-psikologi.blogspot.com/2010/10

/pengertian-kelompok-menurut-para-tokoh.html )

2. Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang

yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang

telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang

yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai

niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban

moral untuk menjalankan harapan peran.

(sumber :

http://jl-hengki.blogspot.com/2011/08/definisi-

kelompok.html )

3. Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah

orang yang berhubungan (berinteraksi) antara satu

dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan

kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka

sebagai suatu kelompok. (Sumber :

http://carapedia.com/pengertian_definisi_kelompok_i

nfo2162.html )

4. Menurut  Muzafer Sherif, Kelompok  adalah kesatuan

yang terdiri dari dua atau lebih individu yang

telah mengadakan interaksi sosial yang cukup

intensif dan teratur, sehingga di antara individu

itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan

norma-norma tertentu.

(Sumber:

http://oktavya.wordpress.com/2010/10/01/pengertian-

kelompok/ )

5. Menurut De Vito (1997) : kelompok merupakan

sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua

anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah.

Para anggota saling berhubungan satu sama lain

dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki

semacam organisasi atau struktur diantara mereka.

Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan

yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap

sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua

anggotanya.

 (sumber :

http://jl-hengki.blogspot.com/2011/08/definisi-

kelompok.html )

6. Menurut Hernert Smith bahwa “kelompok adalah suatu

uni yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai

kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan

cara dan atas dasar kesatuan persepsi”.

7. Menurut DeVito (1997) kelompok merupakan sekumpulan

individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk

berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota

saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa

tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi

atau struktur diantara mereka. Kelompok

mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang

mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai

perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.

8. Menurut Joseph S. Roucek Suatu kelompok meliputi

dua atau lebih manusia yang diantara mereka

terdapat beberapa pola interasi yang dapat dipahami

oleh para anggotanya atau orang lain secara

keseluruhan.

9. Menurut Mayor Polak Kelompok sosial adalah satu

group, yaitu sejumlah orang yang ada antara

hubungan satu sama lain dan hubungan itu bersifat

sebagai sebuah struktur.

10. Menurut Wila Huky Kelompok merupakan suatu unit

yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling

berinteraksi atau saling berkomunikasi.

11. Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang

yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang

telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang

yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai

niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban

moral untuk menjalankan harapan peran konsep lain

yang diajukan Merton ialah konsep kategori sosial.

12. Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah

individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam

jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu

banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi

dengan semua anggota secara langsung.

13. Menurut Bonner (1959) : kelompok adalah sejumlah

individu yang berinteraksi dengan individu yang

lain.

14. Menurut Stogdill (1959) : kelompok adalah satu

sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi

tersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut.

15. Menurut Smith (1945) : kelompok adalah satu unit

yang terdiri dari sejumlah organisme yang mempunyai

persepsi kolektif tentang kesatuan mereka dan

mempunyai kemampuan untuk berbuat dan bertingkah

laku dengan cara yang sama terhadap lingkungan.

16. Menurut Cartwright dan Zender (1968) : kelompok itu

sekumpulan individu yang mempunyai hubungan antar

anggota yang satu dengan yang lain yang membuat

mereka saling tergantung dalam tingkatan tertentu.

17. Menurut Mills (1967) : kelompok adalah satu unit

yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerja

sama atau melakukan kontak untuk mencapai satu

tujuan dan yang mempertimbangkan kerjasama diantara

kelompok sebagai satu yang berarti.

18. Menurut Catell (1951) : kelompok adalah sekumpulan

organisme yang saling berhubungan satu dengan lain

untuk memenuhi kebutuhan tiap anggota.

19. Menurut Bass (1960) : kelompok adalah sekumpulan

individu dimana keberadaannya sebagai kelompok

menjadi reward.

20. Menurut Sherif dan Sherif (1959) : kelompok adalah

unit sosial yang ditandai sejumlah individu yang

mempunyai status, hubungan peran, norma tertentu

yang semuanya itu mengatur tingkah laku anggota

kelompok.

21. Menurut Baron & Byrne (1979) : kelompok memiliki 2

tanda psikologis, yaitu pertama, adanya sense of

belonging ; kedua, nasib anggota kelompok

tergantung satu sama lain sehingga hasil setiap

anggota terkait dengan anggota yang lain.

22. Menurut Forsyth (1983) : kelompok adalah dua atau

lebih individu yang saling mempengaruhi melalui

interaksi sosial.

23. Menurut Cartwright & Zander (1968) : kelompok

adalah kumpulan individu yang saling berhubungan

sehingga saling bergantung pada derajat tertentu.

24. Menurut Joseph S. Roucek. Suatu kelompok meliputi

dua atau lebih manusia yang diantara mereka

terdapat beberapa pola interasi yang dapat dipahami

oleh para anggotanya atau orang lain secara

keseluruhan.

25. Menurut Mayor Polak Kelompok sosial adalah satu

group, yaitu sejumlah orang yang ada antara

hubungan satu sama lain dan hubungan itu bersifat

sebagai sebuah struktur.

26. Menurut Wila Huky Kelompok merupakan suatu unit

yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling

berinteraksi atau saling berkomunikasi.

27. Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang

yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang

telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang

yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai

niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban

moral untuk menjalankan harapan peran.

http://jl-hengki.blogspot.com/2011/08/definisi-

kelompok.html

Mengapa Orang bergabung dalam Kelompok?

Ternyata kelompok ada manfaatnya, yaitu:

a) Orang-orang lain menjadi sumber informasi yang

sangat penting

b) Kelompok juga menjadi bagian penting dari

identitas kita, yang mendefinisikan siapa diri

kita.

c) Kelompok membantu menegakan norma social, aturan,

yang eksplisit atau implicit mengenai prilaku yang

dapat diterima.

1. Karateristik Kelompok

Karakteristik Umum KelompokAda dua

karakteristik yang melekat pada suatu kelompok,

yaitu norma dan peran.Yang akan dibahas dalam

tulisan ini adalah tentang norma.Norma adalah

persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-

orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan

lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu

norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial

mengatur hubungan di antara para nggota kelompok.

Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih

rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti

bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan.

Karakteristik Kelompok:Beberapa ahli mengatakan

bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri – ciri,

yaitu :

1. Terdiri dari 2 orang atau lebih

2. Adanya interaksi yang terus menerus

3. Adanya pengembangan identitas kelompok

4. Adanya norma – norma kelompok

5. Adanya diferensiasi peran

6. Peran yang saling tergantung

7. Produktivitas bertambah atau meningkat

8. Saling membagi tujuan yang sama

Proses terjadinya kelompok

Perasaan=Motivasi=Tujuan=Interaksi=Pembentukan=Perpe

cahan=Penyesuaian= Perubahan=Perasaan

sumber :- Beerling, Kwee, Mooij, dan Van Peursen, 1997. Pengantar

Filsafat Ilmu. Cet.ke-4. Alih Bahasa: S. Soemargono. Tiara Wacana,

Yogyakarta.

Jalaluddin Rakhmat (2004) meyakini bahwa faktor-

faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada

karakteristik kelompok, yaitu:

1. Faktor situasional karakteristik kelompok:

a. Ukuran kelompok.

Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi

krja kelompok bergantung pada jenis tugas yang harus

diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat

dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan

interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing

anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi

tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-

anggota kelompok berinteraksi secara teroganisasi

untuk menghasilkan suatu produk, keputusan, atau

penilaian tunggal. Pada kelompok tugas koatif,

jumlah anggota berkorelasi positif dengan

pelaksanaan tugas. Yakni, makin banyak anggota makin

besar jumlah pekerjaan yang diselesaikan. Misal satu

orang dapat memindahkan tong minyak ke satu bak truk

dalam 10 jam, maka sepuluh orang dapat memindahkan

pekerjaan tersebut dalam satu jam. Tetapi, bila

mereka sudah mulai berinteraksi, keluaran secara

keseluruhan akan berkurang.

Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara

prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan kelompok.

Bila tujuan kelompok memelukan kegiatan konvergen

(mencapai suatu pemecahan yang benar), hanya

diperlukan kelompok kecil supaya produktif, terutama

bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber,

keterampilan, dan kemampuan yang terbatas. Bila

tugas memerlukan kegiatan yang divergen (seperti

memhasilkan gagasan berbagai gagasan kreatif),

diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar.

Dalam hubungan dengan kepuasan, Hare dan Slater

(dalam Rakmat, 2004) menunjukkan bahwa makin besar

ukuran kelompok makin berkurang kepuasan anggota-

anggotanya. Slater menyarankan lima orang sebagai

batas optimal untuk mengatasi masalah hubungan

manusia. Kelompok yang lebih dari lima orang

cenderung dianggap kacau, dan kegiatannya dianggap

menghambur-hamburkan waktu oleh anggota-anggota

kelompok.

b. Jaringan komunikasi.

Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi,

diantaranya adalah sebagai berikut: roda, rantai, Y,

lingkaran, dan bintang. Dalam hubungan dengan

prestasi kelompok, tipe roda menghasilkan produk

kelompok tercepat dan terorganisir.

c. Kohesi kelompok.

Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan

yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal

dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan

kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin

Rakmat, 2004) menyarankam bahwa kohesi diukur dari

beberapa faktor sebagai berikut: ketertarikan

anggota secara interpersonal pada satu sama lain;

ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi

kelompok; sejauh mana anggota tertarik pada kelompok

sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personal.

Kohesi kelompok erat hubungannya dengan

kepuasan anggota kelompok, makin kohesif kelompok

makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok. Dalam

kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan

terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas,

lebih terbuka, dan lebih sering. Pada kelompok yang

kohesifitasnya tinggi, para anggota terikat kuat

dengan kelompoknya, maka mereka makin mudah

melakukan konformitas. Makin kohesif kelompok, makin

mudah anggota-anggotanya tunduk pada norma kelompok,

dan makin tidak toleran pada anggota yang devian.

d. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara

positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah

tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang

paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok.

Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan

oleh White danLippit (1960). Mereka

mengklasifikasikan tiga gaya kepemimpinan: otoriter;

demokratis; dan laissez faire. Kepemimpinan otoriter

ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang

seluruhnya ditentukan oleh pemimpin. Kepemimpinan

demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan

membantu anggota kelompok untuk membicarakan dan

memutuskan semua kebijakan. Kepemimpinan laissez

faire memberikan kebebasan penuh bagi kelompok untuk

mengambil keputusan individual dengan partisipasi

dengan partisipasi pemimpin yang minimal.

e. Homogenitas kelompok

Kelompok cenderung memiliki kesamaan dalam

usia, jenis kelamin, dan pandangan-pandangan.

Homogenitas tersebut disebabkan dua alasan:

(a)Banyak kelompok cenderung menaril orang-orang

yang memiliki kesamaan sebelum mereka bergabung,

(b)Kelompok cenderung beroperasi dengan cara yang

memperkuat kesamaan anggota-anggotanya.

f. Norma sosial

Norma sosial merupakan penentu perilaku yang

penting. Norma suatu kelompok berbeda dengan

kelompok yangb lain. Kekuatan norma dalam menentukan

perilaku menjadi jelas bila kita terlalu sering

melanggarnya:kita dijauhi anggota lainnya, dalam

kasus yang ekstrim ditekan untuk keluar dari

kelompoknya.

g. Kebutuhan interpersonal

William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO

(Fundamental Interpersonal Relations Orientatation),

menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena

didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai

berikut:

1) Ingin masuk menjadi bagian kelompok

(inclusion).

2) Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan

hierakis (control).

3) Ingin memperoleh keakraban emosional dari

anggota kelompok yang lain.

h. Tindak komunikasi

Mana kala kelompok bertemu, terjadilah

pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha

menyampaiakan atau menerima informasi (secara verbal

maupun nonverbal). Robert Bales (1950) mengembangkan

sistem kategori untuk menganalisis tindak

komunikasi, yang kemudian dikenal sebagai

Interaction Process Analysis (IPA).

i. Peranan

Seperti tindak komunikasi, peranan yang

dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu

penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana

emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan

kepentingan individu saja (yang tidak jarang

menghambat kemajuan kelompok). Beal, Bohlen, dan

audabaugh (dalam Rakhmat, 2004: 171) meyakini

peranan-peranan anggota-anggota kelompok

terkategorikan sebagai berikut:

1) Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok

adalah memecahkan masalah atau melahirkan gagasan-

gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya

memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang

menunjang tercapainya tujuan kelompok.

2) Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan

kelompok berkenaan dengan usaha-usaha untuk

memelihara emosional anggota-anggota kelompok.

3) Peranan individual, berkenaan dengan usaha

anggota kelompok untuk memuaskan kebutuhan

individual yang tidak relevan dengantugas kelompok.

Sumber :

http://webcache.googleusercontent.com

Buku Social Psychology,Sixth Edition

2. Klasifikasi Kelompok

Klasifikasi kelompok sosial menurut erat longgarnya

ikatan antar anggota menurut Ferdinand Tonnies:

1. Paguyuban (gemeinschaft)

Paguyuban atau gemeinschaft adalah kelompok sosial

yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang

murni, bersifat alamiah, dan kekal. Ciri-ciri kelompok

paguyuban :

1. Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota

2. Hubungan antar anggota bersifat informal

Tipe paguyuban

• Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by

blood)

Kelompok genealogis adalah kelompok yang

terbentuk berdasarkan hubungan sedarah. Kelompok

genealogis memiliki tingkat solidaritas yang tinggi

karena adanya keyakinan tentang kesamaan nenek

moyang.

Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.

• Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place)

Komunitas adalah kelompok sosial yang terbentuk

berdasarkan lokalitas. Contoh: Beberapa keluarga

yang berdekatan membentuk RT(Rukun Tetangga), dan

selanjutnya sejumlah Rukun Tetangga membentuk RW

(Rukun Warga).

Contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga.

• Paguyuban karena ideologi (gemeinschaft of mind)

Contoh: partai politik berdasarkan agama

Patembayan (gesellschaft)

Patembayan atau gesellschaft adalah kelompok sosial

yang anggota-anggotanya memiliki ikatan lahir yang

pokok untuk jangka waktu yang pendek. Ciri-ciri

kelompok patembayan :

• hubungan antaranggota bersifat formal

• memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal

• memperhitungkan nilai guna (utilitarian)

• lebih didasarkan pada kenyataan sosial

Contoh: ikatan antara pedagang, organiasi dalam

suatu pabrik atau industri.

Faktor pembentuk

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan

sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga

secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam

keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan

sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya

mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan

kesamaan.

Kedekatan

Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan

geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam

sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk

kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita.

Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial

lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang

saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis

antara dua orang, semakin mungkin mereka saling

melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya,

kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan

bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan

terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan

menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan

penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.

Kesamaan

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya

tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga

kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi

kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang

yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang

dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai,

usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter

personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama

dalam memilih calon pasangan untuk membentuk

kelompok sosial yang disebut keluarga.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial

Klasifikasi kelompok dan karakteristik

komunikasinya.

Telah banyak klasifikasi kelompok yang

dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam

kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi

kelompok.

Kelompok primer dan sekunder.

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam

Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok

primer adalah suatu kelompok yang anggota-

anggotanya berhubungan akrab, personal, dan

menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama.

Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang

anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak

personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini

berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai

berikut:

Kualitas komunikasi pada kelompok primer

bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus

kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap

unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan

dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit

sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara

berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi

bersifat dangkal dan terbatas.

Komunikasi pada kelompok primer bersifat

personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.

Komunikasi kelompok primer lebih menekankan

aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan

kelompok primer adalah sebaliknya.

Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif,

sedangkan kelompok sekunder instrumental.

Komunikasi kelompok primer cenderung informal,

sedangkan kelompok sekunder formal.

• Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah

kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok

rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah

kelompok yang anggota-anggotanya secara

administratif dan fisik menjadi anggota kelompok

itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok

yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk

menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga

fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan

fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai

kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai

keadaan dan status saya sekarang (fungsi

komparatif. Islam juga memberikan kepada saya

norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya

miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku

saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya

capai (fungsi normatif).

Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya

cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan

situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan

memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa,

dan orang yang saya temui (fungsi perspektif).

Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan

saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi

Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di

samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun

kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat

dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam

berkomunikasi.

Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi

kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif.

Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi

kelompok dengan melihat proses pembentukannya

secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan

pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan

menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok

pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas

bertujuan memecahkan masalah, misalnya

transplantasi jantung, atau merancang kampanye

politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang

yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok.

Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar

lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di

rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan.

Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan

identitas sosial politik yang baru. Kelompok

revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an

menggunakan proses ini dengan cukup banyak.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-

langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam

mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright

mengkategorikan enam format kelompok preskriptif,

yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi

panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-komunikasi-

kelompok.html

3. Fungsi Kelompok

Fungsi kelompok dibagi 5, yaitu:

1. Menjalin hubungan sosial antar anggota dan

kelompok. Bagaimana individu dalam suatu kelompok

bisa berhubungan social tanpa komunikasi atau

sejauh mana suatu kelompok dapat memelihara

hubungan social diantara anggota dengan anggota

atau pun anggota dengan kelompok.

2. Fungsi pendidikan atau adukasi. Hal ini berkaitan

dengan pertukaran informasi anatar anggota.

Melalui fungsi ini kebutuhan anggota akan

informasi baru dapat terpenuhi. Dan secara tidak

langsung kemampuan para anggota dibidangnya

masing-masing dapat embawa pengetahuan baru atau

justru membawa keuntungan untuk para anggota

lainnya ataupun bagi kelompok.

3. Kemampuan persuasi. Fungsi ini sebelumnya dapat

menguntungkan atau merugikan pihak yang mem-

persuasi. Misalnya, seorang anggota yang berusaha

mem-persuasi anggota kelompok lainnya untuk tidak

atau melakuakan sesuatu. Jika ia mem-persuasi

suatu yang sejalan dengan kelompok, maka ia akan

diterima dan menciptakan iklim yang positif di

dalam kelompok, tapi sebaliknya jika ia mem-

persuasi suatu yang bertentangan dengan kelompok,

maka akan berpotensi menciptakan konflik dan

perpecahan di dalam kelompok.

4. Masalah problem solving. Hal ini berkaitan erat

dengan jalan-jalan alternative dari para anggota

kelompok untuk memecahkan masalah. Keuntungan

problem solving dalam kelompok, salah satunya

adalah. Banyak orang = banyak masukan atau

pendapat Berkaitan dengan fungsi no.2. Latar

belakang pendidikan yang berbeda memungkinkan

pemasukan jalan alternative dari banyak sudut

pandang, sehingga akan lebih bijaksana dalam

pengambilan suatu keputusan.

5. Sebagai terapi. Pasti kalian pernah mendengar

soal terapi kelompok bukan? Tapi memang fungsi

yang kelima ini agak berbeda dengan fungsi-fungsi

sebelumnya, karena dalam fungsi kelima ini lebih

terfokus pada membantu diri sendiri, bukan

membantu kelompok. Disini para individu yang

memiliki masalah yang sama dikumpulkan, dan mereka

diminta untuk saling terbuka dalam mengungkapkan

diri mereka ataupun masalah mereka. Dalam kelompok

ini juga tetap membutuhkan pemimpin sebagai

pengatur atau penengah jika terjadi konflik atau

perbedaan pendapat.

4. Kelebihan dan Kekurangan Kelompok

Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor

yang menghambat maupun memperlancar proses tersebut

yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam

kelompok tersebut.

1. Kelebihan Kelompok

2. Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi

dan menerima informasi & pendapat anggota yang

lain.

3. Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan

kepentingan kelompoknya dengan menekan

kepentingan pribadi demi.

4. Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan

kaidah dan telah disepakati kelompok.

5. Kekurangan Kelompok

Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu

penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang

berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas

pertemuan.

sumber: http://wapedia.mobi/id/Dinamika_kelompok

5. Definisi dan Karateristik Kelompok

Terdapat beberapa definisi komunikasi kelompok yang

dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi di dunia,

seperti berikut ini:

Peter L. Berger (1991)

Komunikasi kelompok merupakan hubungan antara

manusia dengan masyarakat secara dialektis dalam

eksternalisasi, obyektifitas, dan internalisasi.

Ekternalisasi adalah pencurahan kehadiran manusia,

baik dalam aktifitas maupun mentalitas. Melalui

eksternalisasi, manusia mengekspresikan dirinya

dengan membangun dunianya. Obyektifitas adalah

disandangnya produk-produk aktifitas suatu

realitas yang berhadapan dengan para produsennya

(manusia) dalam suatu kefaktaan yang eksternal

terhadap yang lain, dari pada podusennya sendiri.

Internalisasi adalah peresapan kembali realitas

oleh manusia dan mentranformasikannya sekali lagi

struktur-struktur dunia obyektif ke dalam

struktur-struktur kesadaran subyektif.

Elwood Murray

Komunikasi kelompok dapat dikatakan sebagai

disiplin karena komunikasi kelompok ini mempunyai

ruang lingkup, menunjukkan kemajuan dalam

pengembangan teori serta mempunyai metodologi

riset, kritik, dan penerapan.

Carl E. Larson dan Alvina A. Goldberg

Komunikasi kelompok adalah salah satu dari

sejumlah kecil disiplin ilmu yang mempunyai

penerapan dan kritik sebelum mempunyai suatu

lingkup yang jelas, teori ataupun metodologi riset

(Lubis, 2007).

Sendjaja (2002)

menjelaskan bahwa Michael Burgoon dan Michael

Ruffner dalam bukunya Human Communiation, A

Revisian of Approaching Speech/Comumunication,

memberi batasan komunikasi kelompok sebagai

interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu

guna memperoleh maksud atau tujuan yang

dikehendaki seperti berbagai informasi,

pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga

semua anggota kelompok dapat menumbuhkan

karateristik pribadi anggota lainnya dengan akurat

(the face-to-face interaction of three or more individuals, for a

recognized purpose such as information sharing, self-maintenance,

or problem solving, such that the members are able to recall

personal characteristics of other members accurately).

Komunikasi dalam kelompok yakni kegiatan komunikasi

yang berlangsung di antara suatu kelompok. Komunikasi

kelompok juga bisa diartikan sebagai komunikasi yang

berlangsung dalam suatu kelompok, yang mana dalam

kelompok itu adalah sekumpulan orang yang mempunyai

tujuan yang sama, yang berinteraksi satu sama lain untuk

mencapai suatu tujuan bersama dan saling mengenal satu

sama lain.

Setiap individu yang terlibat dalam kelompok masing-

masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya

dalam kelompok. Pesan dan informasi yang disampaikan juga

menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok dan bukan

bersifat pribadi. Contoh : keluarga, teman dekat,

kelompok diskusi dll.

Adapun karakteristik dari komunikasi kelompok, antara

lain :

1. Komunikasi dalam komunikasi kelompok bersifat

homogen.

2. Dalam komunikasi kelompok terjadi kesempatan dalam

melakukan tindakan pada saat itu juga.

3. Arus balik di dalam komunikasi kelompok terjadi

secara langsung, karena komunikator dapat mengetahui

reaksi komunikan pada saat komunikasi sedang

berlangsung.

4. Pesan yang diterima komunikan dapat bersifat

rasional (tarjadi pada komunikasi kelompok kecil)

dan bersifat emosional (terjadi pada kelompok

komunikasi besar).

5. Komunikator masih dapat mengetahui dan mengenal

komunikan meskipun hubungan yang terjadi tidak erat

seperti pada komunikasi inter personal.

6. Komunikasi kelompok akan menimbulkan konsekuensi

bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

6. Perbedaan

Di dalam lingkungan kita tidak hanya ada

komunikasi kelompok. Tetapi ada komunikasi-komunikasi

lainnya seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi

publik dan komunikasi organisasi. Dan berikut perbedaan

yang terdapat dalam komunikasi-komunikasi tersebut.

1. Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai

tujuan bersama, yang

berinteraksi satu sama lain untuk mencapai

tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan

memandang mereka sebagai bagian dari kelompok

tersebut. Kelompok ini misalnya adalah

keluarga, tetangga, kawan-kawan terdekat,

kelompok diskusi; kelompok pemecahan masalah,

atau suatu komite yang tengah berapat untuk

mengambil suatu keputusan. Dengan demikian,

komunikasi kelompok biasanya merujuk pada

komunikasi yang dilakukan kelompok kecil

tersebut (small-group communication).

Komunikasi kelompok dengan sendirinya

melibatkan komunikasi antar pribadi, karena itu

kebanyakan teori komunikasi antarpribadi

berlaku juga bagi komunikasi kelompok (Mulyana,

2005: 74).

2. . Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi (interpersonal

coomunication) adalah komunikasi

antara orang-orang secara tatap muka, yang

memungkinkan setiap pesertanya menangkap raksi

orang lain secara langsung, baik secara verbal

ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari

komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi

diadik (dyadic communication) yang melibatkan

hanya dua orang, seperti suamiisteri, dua

sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan

sebagainya. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah

pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam

jarak yang dekat; pihak-pihak yang

berkomunikasi mengirim pesan secara simultan

dan spontan, baik secara verbal maupun

nonverbal (Mulyana, 2005: 73).

3. . Komunikasi Publik

Komunikasi publik (public communication) adalah

komunikasi antara seorang pembicara dengan

sejumlah besar orang (khalayak) yang tidak bisa

dikenali satu per satu. Komunikasi demikian

sering juga disebut pidato, ceramah, atau

kuliah umum. Beberapa pakar menggunakan istilah

komunikasi kelompok besar (large-group

communication) untuk komunikasi ini (Mulyana,

2005: 74). Komunikasi publik biasanya

berlangsung lebih formal dan lebih sulit

daripada komunikasi antarpribadi atau

komunikasi kelompok, karena komunikasi publik

menuntut persiapan pesan yang cermat,

keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah

besar orang. Daya tarik fisik pembicara bahkan

sering merupakan faktor penting untuk

menentukan efektivitas pesan, selain keahlian

dan kejujuran yang dimiliki pembicara. Tidak

seperti komunikasi antarpribadi yang melibatkan

pihak-pihak yang sama-sama aktif, satu pihak

(pendengar) dalam komunikasi publik cenderung

pasif. Umpan balik yang mereka berikan

terbatas, terutama umpan balik yang bersifat

verbal.

4. . Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi (organizational

communication) terjadi dalam organisasi,

bersifat formal dan juga informal, dan

berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih

besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi

organisasi seringkali melibatkan juga

komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan

adakalanya juga komunikasi publik. Komunikasi

formal adalah komunikasi menurut struktur

organisasi, yakni komunikasi ke bawah,

komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal.

Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung

pada struktur organisasi, seperti komunikasi

antarsejawat, juga termasuk gossip (Mulyana,

2005: 75).

7. Alasan Mempelajari Komunikasi Kelompok

Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam

bukunya Human Communiation, A Revisian of

Approaching Speech/Comumunication, memberi batasan

komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka

dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud

atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagai

informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah

sehingga semua anggota kelompok dapat menumbuhkan

karateristik pribadi anggota lainnya dengan akurat

(the face-to-face interaction of three or more

individuals, for a recognized purpose such as

information sharing, self-maintenance, or problem

solving, such that the members are able to recall

personal characteristics of other members

accurately).

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang

berlangsung antara beberapa orang dalam suatu

kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan,

konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984).

Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005)

mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi

secara tatap muka antara tiga orang atau lebih,

dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi

informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang

mana anggota-anggotanya dapat mengingat

karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain

secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di

atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi

tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja

tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai

tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain

untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama

lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari

kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok

ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,

kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang

tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.

Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan

komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori

komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi

kelompok.

Dengan pengertian di atas itu kita bisa

menyimpulkan beberapa alasan mengapa kita harus

mempelajari komunikasi kelompok. Pertama, kita

sebagai manusia memang diciptakan untuk hidup

berdampingan maka karena itu ada istilah zoon politicon.

Dan komunikasi kelompok ini membantu kita agar kita

bisa berinteraksi lebih baik dengan individu

lainnya, sehingga tercipta hubungan yang harmonis.

Kemudian, yang kedua kita merupakan kelompok

dan di dalam setiap kelompok pasti terdapat

tujuannya masing-masing. Dan tujuan itu harus

tercapai, seperti kelompok anak-anak sma yang

mempunyai satu tujuan untuk lulus dari sekolahnya.

Dan mereka berusah untuk mewujudkan tujuan itu

dengan cara bekerja sama. Seperti itulah gunanya

kita mempelajari komunikasi kelompok.

Dan komunikasi kelompok ini juga diperlukan

untuk mempertahankan struktur yang ada di dalam

kelompok masyarakat. Struktur yang di dalam

masyarakat ini selalu membuat masyarakat menjadi

satu dan tidak terpecah belah. Itulah gunanya alasan

mempelajari komunikasi kelompok.

Berinteraksi dengan kelompok-kelompok lain juga

diperlukan, dan itulah yang dipelajari dalam

komunikasi kelompok. Kita tidak boleh hanya menjalin

hubungan internal tetapi hubungan eksternal juga

perlu diperhatikan. Walaupun kita telah memiliki

kelompok sendiri pasti kita tetap membutuhkan

bantuan dari kelompok lain.

8. Ruang Lingkup Komunikasi Kelompok

Ruang lingkup komunikasi kelompok dapat dijabarkan

dalam 3 kategori yang menentukan faktor keefektifan

komunikasi kelompok menurut Jalaluddin Rakhmat

(2004) yaitu:

1. Faktor situasional karakteristik kelompok:

a. Ukuran Kelompok

Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi

kerja kelompok bergantung pada jenis tugas yang

harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok

dapat dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan

interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing

anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi

tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif,

anggotaanggota kelompok berinteraksi secara

teroganisasi untuk menghasilkan suatu produk,

keputusan, atau penilaian tunggal. Pada kelompok

tugas koatif, jumlah anggota berkorelasi positif

dengan pelaksanaan tugas. Yakni, makin banyak

anggota makin besar jumlah pekerjaan yang

diselesaikan. Misal satu orang dapat memindahkan

tong minyak ke satu bak truk dalam 10 jam, maka

sepuluh orang dapat memindahkan pekerjaan tersebut

dalam satu jam. Tetapi, bila mereka sudah mulai

berinteraksi, keluaran secara keseluruhan akan

berkurang.Faktor lain yang mempengaruhi hubungan

antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan

kelompok. Bila tujuan kelompok memelukan kegiatan

konvergen (mencapai suatu pemecahan yang benar),

hanya diperlukan kelompok kecil supaya produktif,

terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan

sumber, keterampilan, dan kemampuan yang terbatas.

Bila tugas memerlukan kegiatan yang divergen

(seperti menghasilkan gagasan berbagai gagasan

kreatif), diperlukan jumlah anggota kelompok yang

lebih besar.

Dalam hubungan dengan kepuasan, Hare dan Slater

(dalam Rakmat, 2004) menunjukkan bahwa makin besar

ukuran kelompok makin berkurang kepuasan anggota-

anggotanya. Slater menyarankan lima orang sebagai

batas optimal untuk mengatasi masalah hubungan

manusia. Kelompok yang lebih dari lima orang

cenderung dianggap kacau, dan kegiatannya dianggap

menghambur-hamburkan waktu oleh anggota-anggota

kelompok.

b. Jaringan komunikasi.

Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi,

diantaranya adalah sebagai berikut: roda,rantai, Y,

lingkaran, dan bintang. Dalam hubungan dengan

prestasi kelompok, tipe roda menghasilkan produk

kelompok tercepat dan terorganisir.

c. Kohesi kelompok.

Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan

yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal

dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan

kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin

Rakmat, 2004) menyarankam bahwa kohesi diukur dari

beberapa faktor sebagai berikut: ketertarikan

anggota secara interpersonal pada satu sama lain;

ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi

kelompok; sejauh mana anggota tertarik pada kelompok

sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan

personal.Kohesi kelompok erat hubungannya dengan

kepuasan anggota kelompok, makin kohesif kelompok

makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok. Dalam

kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan

terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas,

lebih terbuka, dan lebih sering. Pada kelompok yang

kohesifitasnya tinggi, para anggota terikat kuat

dengan kelompoknya, maka mereka makin mudah

melakukan konformitas. Makin kohesif kelompok, makin

mudah anggota-anggotanya tunduk pada norma kelompok,

dan makin tidak toleran pada anggota yang devian.

d. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara

positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah

tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang

paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok.

Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan

oleh White danLippit (1960). Mereka

mengklasifikasikan tiga gaya kepemimpinan: otoriter;

demokratis; dan laissez faire. Kepemimpinan otoriter

ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang

seluruhnya ditentukan oleh pemimpin. Kepemimpinan

demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan

membantu anggota kelompok untuk membicarakan dan

memutuskan semua kebijakan. Kepemimpinan laissez

faire memberikan kebebasan penuh bagi kelompok untuk

mengambil keputusan individual dengan partisipasi

dengan partisipasi pemimpin yang minimal.

2. Faktor personal karakteristik kelompok:

Kebutuhan interpersonal

William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO

(Fundamental Interpersonal Relations Orientatation),

menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena

didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai

berikut:

1)Ingin masuk menjadi bagian kelompok

(inclusion).

2)Ingin mengendalikan orang lain dalam

tatanan hierakis (control).

3)Ingin memperoleh keakraban emosional

dari anggota kelompok yang lain.

Tindak komunikasi

Mana kala kelompok bertemu, terjadilah

pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha

menyampaiakan atau menerima informasi (secara verbal

maupun nonverbal). Robert Bales (1950) mengembangkan

sistem kategori untuk menganalisis tindak

komunikasi, yang kemudian dikenal sebagai

Interaction Process Analysis (IPA).

Peranan

Seperti tindak komunikasi, peranan yang

dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu

penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana

emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan

kepentingan individu saja (yang tidak jarang

menghambat kemajuan kelompok). Beal, Bohlen, dan

audabaugh (dalam Rakhmat, 2004: 171) meyakini

peranan-peranan anggota-anggota kelompok

terkategorikan sebagai berikut:

1) Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok

adalah memecahkan masalah atau melahirkan gagasan-

gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya

memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang

menunjang tercapainya tujuan kelompok.

2) Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan

kelompok berkenaan dengan usaha-usaha untuk

memelihara emosional anggota-anggota kelompok.3)

Peranan individual, berkenaan dengan usahan anggota

kelompok untuk memuaskan.

3) Peranan individual, berkenaan dengan usahan

anggota kelompokuntuk memuaskan kebutuhan individual

yang tidak relevan dengan tugas kelompok.


Recommended