+ All Categories
Home > Documents > KALA III YOULI IBU MANDAR SUDAH JADI

KALA III YOULI IBU MANDAR SUDAH JADI

Date post: 16-Nov-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
24
Melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Kala III ( Persalinan )
Transcript

Melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Kala III ( Persalinan )

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan

Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah dengan judul

“Melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Kala III ( Persalinan) ”

Terima kasih disampaikan kepada Bapak dosen mata yang telah membimbing dan

memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.

Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata

kuliah

MAJENE 23 oktober 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar Isi ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG ....................................................... 1

B.       TUJUAN ................................................................... 1

BABII PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN ................................................................... 2

B.       PEMBERIAN ASUHAN PADA KALA III ................................. 2

C.       MANAJEMEN AKTIF KALA III .................................. 5

D.      PEMERIKSAAN PADA KALA III ............................... 5

E.       PEMAMTAUAN KALA III ........................................... 6

F.        KEBUTUHAN IBU PADA KALA III ............................. 6

G.      PENDOKUMENTASIAN PADA KALA III ................... 7

BAB III PENUTUP

A.      KESIMPULAN ................................................................... 9

B.       SARAN ............................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 10

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah

waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan.

Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan bersembunyi

di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi

mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang

menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup

melelahkan.

Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses atau tahapan persalinan seperti apa,

sehingga para calon ibu dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses

persalinannya.

Proses persalinan terbagi ke dalam  empat tahap, yaitu :

1.      kala I; Tahap Pembukaan

2.      Kala II; Tahap Pengeluaran Bayi

3.      Kala III; Tahap Pengeluaran Plasenta

4.      Kala IV; Tahap Pengawasan

Pada makalah ini kami hanya membahas tentang kala III yakni tahap pengeruaran plasenta

B.     Tujuan

Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kala III yakni tahap pengeluara

plasenta

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian

1.    Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta

lahir.

2.    Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan

selaput ketuban.

B.       Memberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala III

1.      Fisiologi Kala III

Dimulai segera setelah bayi sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari

30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat beberapa

menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya

plasenta lepas dalam 6 menit – 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan

tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta, disertai dengan pengeluaran darah. Komplikasi

yang dapat timbul pada kala II adalah perdarahan akibat atonia uteri, ratensio plasenta, perlukaan

jalan lahir, tanda gejala tali pusat.

Tempat implantasi plasenta mengalami pengerutan akibat pengosongan kavum uteri dan

kontraksi lanjutan sehingga plasenta dilepaskan dari perlekatannya dan pengumpulan darah pada

ruang utero-plasenter akan mendorong plasenta keluar.

Otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume ronnga uterus

setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat

perlekatan plasenta karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta

tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas, plasenta akan turun ke

bagian bawah uterus atau kedalam vagina (Depkes RI 2007).

Pada kala III, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume

rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran

tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semkin kecil, sedangkan ukuran

plasenta tidak berubah maka pasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding

uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.

Setelah janin lahir, uterus mengadakan kontraksi yang mengakibatkan penciutan permukaan

kavum uteri, tempat implantassi plasenta. Akibatnya, plasenta akan lepas dari tempat

implantasinya.

1.      Mekanisme pelepasan plasenta

a.      Cara-cara Pelepasan Plasenta :

1.      Metode Ekspulsi Schultze

Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah (sentral) atau dari pinggir plasenta. Ditandai oleh

makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina (tanda ini dikemukakan oleh Ahfled) tanpa

adanya perdarahan per vaginam. Lebih besar kemungkinannya terjadi pada plasenta yang

melekat di fundus.

2.      Metode Ekspulsi Matthew-Duncan

Ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta mulai terlepas. Umumnya

perdarahan tidak melebihi 400 ml. Bila lebih hal ini patologik.Lebih besar kemungkinan pada

implantasi lateral.

Apabila plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus segera berkontraksi, pembuluh-

pembuluh darah akan terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada keadaan normal akan lahir

spontan dalam waktu lebih kurang 6 menit setelah anak lahir lengkap.

b.      Tanda – tanda pelepasan plasenta.

Adapun tanda – tanda pelepasan plasenta yaitu :

1.      Perubahan bentuk dan tinggi fundus.

Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh

dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke

bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada di atas

pusat.

2.      Tali pusat memanjang.

Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva.

3.      Semburan darah mendadak dan singkat.

Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar di

bantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplasental pooling) dalam ruang di

antara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah

tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas. Tanda ini kadang – kadang terlihat dalam

waktu satu menit setelah bayi lahir dan biasanya dalam 5 menit.

2.      Pengawasan Perdarahan

Empat prasat yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut

a.       Prasat Kustner

Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri menekan daerah di

atas simfisis. Bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari

dinding uterus. Bila tetap atau tidak masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta lepas dari

dinding uterus. Prasat ini hendaknya dilakukan secara hati-hati. Apabila hanya sebagian plasenta

terlepas, perdarahan banyak akan dapat terjadi.

b.      Prasat Strassman

Perasat ini dilakukan dengan mengetok-ngetok fundus uterus dengan tangan kiri dan tangan

kanan meregangkan tali pusat sambil merasakan apakah ada getaran yang ditimbulkan dari

gerakan tangan kiri, jika terasa ada getaran berarti plasenta sudah lepas.

c.       Prasat Klien

Untuk melakukan perasat ini, minta pasien untuk meneran, jika tali pusat tampak turun atau

bertambah panjang berarti plasenta telah lepas, begitu juga sebaliknya.

d.      Prasat Manuaba

Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim, sedangkan tangan kanan

memegang dan mengencangkan tali pusat. Kedua tangan ditarik berlawan.

C.      Manajemen Aktif Kala III

Manajemen aktif III: Mengupayakan kontraksi yang adekuat dari uterus dan

mempersingkat waktu kala III, mengurangi jumlah kehilangan darah, menurunkan angka

kejadian retensio plasenta.

Tiga langkah utama manajemen aktif kala III: Pemberian oksitosin/uterotonika segera

mungkin, melakukan penegangan tali pusat terkendali(PTT), Rangsangan taktil pada dinding

uterus atau fundus uteri.

Penegangan tali pusat terkendali: Berdiri disamping ibu, pindahkan jepitan semula tali

pusat ketitik 5-20 cm dari vulva dan pegang klem penjepit tersebut, lrtakan telapak tangan ( alas

dengan kain ) yang lain, pada segmen bawah rahim atau diding uterus dan suprasimpisis, pada

saat terjadi kontraksi, tegangkan tali pusat sambil tekan tali uterus ke dorsokranial, ulangi

kembali perasat ini bila plasenta belum dapat dilahirkan ( jangan dilakukan pemaksaan ).

D.    Pemeriksaan Pada Kala III

a.      Pemeriksaan Plasenta,Selaput Ketuban dan Tali Pusat

1.      Plasenta

Pastikan bahwa seluruh plasenta telah lahir lengkap dengan memeriksa jumlah kotiledonnya

(rata-rata 20 kotiledon). Periksa dengan seksama pada bagian pinggir plasenta apakah

kemungkinan masih ada hubungan dengan plasenta lain (plasenta suksenturiata.

Amati apakah ada bagian tertentu yang seperti tertinggal atau tidak utuh, jika kemungkinan

itu ada maka segera lakukan eksplorasi untuk membersihkan sisa plasenta.

2.      Selaput Ketuban

Setelah plasenta lahir, periksa kelengkapan selaput ketuban untuk memastikan tidak ada

bagian yang tertinggal di dalam uterus. Caranya dengan meletakkan plasenta di atas bagian yang

datar dan pertemukan setiap tepi selaput ketuban sambil mengamati apakah ada tanda-tanda

robekan dari tepi selaput ketuban.

Jika ditemukan kemungkinan ada bagian yang robek, maka segera lakukan eksplorasi uterus

untuk mengeluarkan sisa selaput ketuban karena sisa selaput ketuban atau bagian plasenta yang

tertinggal di dalam uterus akan menyebabkan perdarahan dan infeksi.

3.      Tali Pusat

Setelah plasenta lahir, periksa mengenai data yang berhubungan dengan tali pusat.

a.    Panjang tali pusat

b.    Bentuk tali pusat (besar,kecil, atau terpilin-piliin)

c.    Insersio tali pusat

d.   Jumlah vena dan arteri pada tali pusat

e.    Adakah lilitan tali pusat

E.     PEMAMTAUAN KALA III

1.      Kontraksi

Pemantauan kontraksi pada kala III dilakukan selama melakukan manejemen aktif kala

III (ketika PTT), sampai dengan sesaat setelah plasenta lahir. Pemantauan kontraksi dilanjutkan

selama satu jam berikutnya dalam kala 1V.

2.      Robekan Jalan Lahir dan Perineum

Selama melakukan PTT ketika tidak ada kontraksi, bidan melakukan pengkajian terhadap

robekan jalan lahir dan perineum. Pengkajian ini dilakukan seawal mungkin sehingga bidan

segera menentukan derajat robekan dan teknik jahitan yang tepat yang akan digunakan sesuai

kondisi pasien. Bidan memastikan apakah jumlah darah yang keluar adalah akibat robekan jalan

lahir atau karena pelepasan plasenta.

3.      Hygiene

Menjaga kebersihan tubuh pasien terutama di daerah genitalia sangat penting dilakukan

untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi terhadap luka robekan jalan lahir dan kemungkinan

infeksi intrauterus. Pada kala III ini kondisi pasien sangat kotor akibat pengeluaran air ketuban,

darah, atau feses saat proses kelahiran janin.

Selama plasenta lahir lengkap dan dipastikan tidak ada prndarahan, segera keringkan

bagian bawah pasien dari air ketuban dan darah. Pasang pengalas bokong yang sekaligus

berfungsi sebagai penampung darah (under pad). Jika memang dipertimbangkan perlu untuk

menampung darah yang keluar untuk kepentingan perhitungan volume darah, maka pasang

bengkok dibawah bokong pasien.

F.   KEBUTUHAN IBU PADA KALA III

1.      Dukungan mental dari bidan dan keluarga atau pendamping

2.      Penghargaan terhadap proses kelahiran janin yang telah dilalui

3.      Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien sekarang dan tindakan apa yang akan dilakukan

4.      Penjelasan mengenai apa yang harus ia lakukan untuk membantu mempercepat kelahiran

plasenta, yaitu kapan saat meneran dan posisi apa yang mendukung untuk pelepasan dan

kelahiran plasenta.

5.      Bebas dari rasa risih akibat bagian bawah yang basah oleh darah dan air ketuban

6.      Hidrasi

G.    PENDOKUMENTASIAN PADA KALA III

1.      Pengkajian

a.    Data Subjektif

Pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir

Pasien mengatakan bahwa ia merasa mulas dan ingin meneran

Pasien mengatakan bahwa plasenta belum lahir

b.      Data Objektif

Jam bayi lahir spontan

Perdarahan pervaginam

TFU

Kontraksi uterus : intensitasnya (kuat, sedang, lemah atau tidak ada) selama 15 menit pertama

2.      Interpretasi Data

Pastikan bahwa saat ini pasien berada pada kala III beserta kondisi normalnya dan

mengkaji adanya diagnosis masalah atau tidak.

ASUHAN KEBIDANAN INTENATAL CARE FISIOLOGIS PADA NY “M” DENGAN

MASA GESTASI 38-40 MIGGU INPARTU KALA III

DI PUSKESMAS BULUMARIO

TANGGAL 17 MEI 2015

No register : 42/65/01/PLDS - TB

Tanggal masuk : 01 Desember 2015,Pukul 05.35 Wita

Tanggal pengkajian : 01 Desember 2015,Pukul 05.40 Wita

Nama Pengkaji : Yulianti

LANGKAH I IDENTITAS DATA DASAR

A. Identitas istri dan suami

Nama : NY “ M “ / TN “S”

umur : 21 Tahun/ 24 Tahun

Nikah / Lamanya : 1 Kali/ 1 Tahun

Suku : BUGIS / Mandar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / TANI

Alamat : Bulumario L.7

A. biologis / fisiologis

1. keluhan utama

Sakit perut tembus belakang

2. Riwayat keluhan utama

Mulai di rasakan sejak tanggal 17 - 05 – 2015 jam 21 : 00 wita

Sifat keluhan hilang timbul

Pasien berusaha untuk mengatasi nyeri dengan mengurut bokongnya sambil

jalan, tetapi sakitnya makin lama makin sering sehingga ibu ke puskesmas di

antar oleh keluarganya.

3. Riwayat Kesehatan

a. Tidak perna alergi dengan makanan atau obat-obatan

b. Tidak merokok dan minum alkohol

c. Tidak ada riwayat penyakit menular

d. Tidak ada riwayat penyakit keturunan

e. Tidak perna di opname di Rumah Sakit

4. Riwayat menstruasi

Menarche : 14 Tahun

siklus haid : 28 – 30 hari

Lamanya : 6 - 7 hari

Dismenorhea: tidak ada

Ganti softex setiap hari : 2x sehari

5. Riwayat KB

Ibu tidak perna jadi Akseptor KB

6. Riwayat kehamilan sekarang

GI P0 A0

HPHT tanggal : 26 - 02- 2015

TP tanggal : 03 - 12 – 2015

Umur kehamilan sekarang kurang lebih 9 bulan

Ibu merasakan pergerakan janin sejak umur kehamilan 4 bulan

Ibu merasakan pergerakan janinnya aktif pada bagian bawah perut kanan Ibu.

Tidak perna mengalami nyeri perut yang hebat

Ibu mendapatkan Imunisasi TT sebanyak 2 kali yaitu :

- TT1 : 09 - 03 – 2015

- TT2 : 08 – 04 – 2015

Ibu yerkadang merasakan tekanan keras pada kandung kemih

7. Riwayat Sosial, Psikologis, dan Spiritual

a. Kehamilan sekarang direncanakan

b. Jenis kehamilan yang diharapkan keadaan janinnya dalam keadaan baik dan

semuanya berjalan lancar.

c. Susunan Keluarga yang tinggal serumah : Martua,istri dan suami

d. Pengambil Keputusan dalam keluarga adalah : Martua /ibu dari pasien

e. Ibu dan keluarganya merencanakan persalinannya diTolong eleh Bidan.

8. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar

1.Kebutuhan Nutrisi

a. Diet makan

sebelum hamil 2 – 3 kali/ hari dengan nasi , sayur, tempe, dan lauk pauk,

nafsu makan baik

Selama hamil 3 – 4 x sehari dengan nasi , sayur, lauk pauk, kadang buah.

Nafsu makan baik, porsi bertambah

b. Air minum

Sebelum hamil : 5 – 8 gelas / hari

Selama hamil : 6 – 10 gelas / hari

2.Kebutuhan Istirahat Tidur

Sebelum hamil

Tidur siang : 2 jam

Tidur malam : 8 – 9 jam

Selama hamil

Tidur siang : 1 jam

Tidur malam : 8 jam

3.Kebutuhan personal hygiene

Sebelum hamil

Mandi : 2x sehari

Mencuci rambut : 3 x seminggu

Menggosok gigi : 2 x sehari

Ganti Pakaian : 2 x sehari

Selama hamil

Mandi : 2x sehari

Mencuci rambut : 3 x seminggu

Menggosok gigi : 2 x sehari

Ganti Pakaian : 2 x sehari

9. Perilaku kesehatan

Ibu tidak pernah menggunakan alkohol obat – obatan / sejenisnya

Ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu

Ibu tidak pernah merokok

B. Pemeriksaan fisik

a.KU baik, kesadaran kompas mentis

b.Tanda-Tanda Vital :

TD : 130 / 80 mmHg

N : 82 / menit

S : 36,90c

P : 24 x / menit

- Tinggi badan / BB : 158 cm

- BB sbelum hamil 53 kg,BB Sekarang 67 kg.

- Lila : 32 cm

c. Kepala

Inspeksi : kepala dan rambur bersih, berwarna hitam, kulit kepala bersih

Palpasi : tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan

d.Mata

Conjungtiva : merah mudah

Sclera : putih

e.Mulut dan gigi

Bersih dan tidak ada caries

f. Telinga

Simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret

g.Wajah

Inspeksi : tidak terdapat cloasma gravidarum

Palpasi : tidak ada oedem dan nyeri tekan

h.Leher

Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tyriod dan pembulu limfe serta

vena jugularis

i. Payudara

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, puting susu terbentuk, tampak

hiperpigmentasi areola

Palpasi : tidak ada massa dan nyeri tekan

j. Abdome

Inspeksi

Tampak striae albicans, linea nigra

Tonus otot perut tegang

TFU sesuai dengan umur kehamilan

Tidak ada bekas luka operasi (SC)

KALA III

LANGKAH I IDENTITAS DATA DASAR

D S : - Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya

D O : - Anak lahir jam 03.45 wita

- Uterus teraba bundar dan keras

- TFU setinggi pusat

- plasenta belum terlepas dari laserasi

LANGKAH II IDENTIFIKASI DATA DASAR

Diagnosa : Perlangsungan kala III

Masalah aktual : tidak ada data yang menunjang

DS : Ibu merasa sengang dengan kelahiran bayinya

DO : - Anak lahir jam 03 : 45 wita

- Uterus teraba bundar dan keras

- TFU setinggi pusat

- Plasenta belum terlepas dari laserasi

Anlida dan interpretasi data

Adanya kontraksi dan tegangan tali pusat serta dorongan uterus durso cranial, dengan

sendirinya plasenta akan terlepas dari tempat tertahan dan akan bergerak kuat kearah latreitus

vagina (ilmu kebidanan sarwono 155-158)

LANGKAH III ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Tidak ada dara yang mendukung terjadinya masalah potensial

LANGKAH IV TINDAKAN EMERGENCY / KOLABORASI

Tidak ada data yang mendukung

LANGKAH V INTERVENSI

Diagnosa : perlangsungan kala III

Masalah aktual : tidak ada data yang menunjang

Tujuan :

1. kala I berlangsung normal

2. keadaan ibu baik

3. perdarahan tidak lebih dari 500 cc

Kriteria :

1. kala III berlangsung tidak lebih dari 30 menit

2. tanda-tanda vital dalam batas notmal

TD : 100/70 mmHg S : 370c

N : 90 x / menit P : 20 x / menit

3. kontraksi uterus keras dan bundar

4. plasenta lahir lengkap

5. tidak ada perdarahan post partum

Rencana tindakan

1. periksa pundus uteri

Rasional : untuk memastikan kelahiran tunggal atau ganda

2. beri tahu ibu bahwa dia akan disuntik

Rasional : sebagai informent consent dan mencegah terjadinya gugatan bila terjadi hal-

hal yang tidak diinginkan.

3. suntikan oxitocyn unit melalui intra muskuler

Rasional : untuk merangsan kontraksi uterus sehingga plasenta dapat segera lahir

lengkap serta mencegah terjadinya perdarahan

4. pindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva

Rasional : untuk memudahkan dalam melakukan peregangan tali pusat terkendali

5. letakkan tangan kiri diatas perut ibu

Rasional : untuk memantau kontraksi uterus dan menstabilkan kontraksi dan menekan

perut bagian bawah dorso cranial dengan hati-hati

6. lakukan peregangan tali pusat terkendali

Rasional : untuk mendeteksi lebih cepat terlepasnya plesnta sehingga dapat segera

dilahirkan setelah plasenta lepas dari pluserinya

7. Lahirkan plasenta dengan meregangkan tali pusat kearah bawah kemudian keatas

Rasional : untuk mencegah dan mengurangi perdarahan dimana uterus dapat

berkontraksi lebih baik untuk menutupi pembuluh darah bila dalam keadaan

kosong

8. Jemput plasenta dengan tangan dan putar searah jarum jam

Rasional : untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robekan selaput

ketuban

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal 25-03-2014

1. Memeriksa pundus uteri

Hasil : kehamilan tunggal

2. Memberi tahu ibu bahwa dia akan di suntik

Hasil : ibu bersedia di suntik

3. Menyuntikan oxiticin 10 unit melalui intra muscular

4. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva

5. Meletakan sapu tangan diatas perut ibu untuk meraba kontraksi

Hasil : kontraksi uterus keras dan bundar

6. Melakukan peregangan tali pusat terkendali

Hasil : tali pusat bertambah panjang

7. Melahirkan plasenta dengan menarik tali pusat kearah bawah kemudian ke atas

8. Menjemput tali pusat dengan kedua tangan dan diputar searah jarum jam

Hasil : plasenta lahir lengkap

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal 25-03-2014

1. kala III berlangsung normal

2. kontraksi uterus baik

3. plesenta lahir lengkap

4. perdarahan kala III ± 100 cc

5. ada robekan jalan lahir

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN INC KALA III

SOAP

SUBJEKTIF (S)

Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya

OBJEKTIF (O)

Anak lahir jam 03 : 45 wita

Uterus teraba bundar dan keras

TFU setinggi pusat

Plasenta belum terlepas dari laserasi

ASSESMENT (A)

Perlangsungan kala III

PLANNING (P)

1. Memeriksa fundus uteri

2. Memberi tahu ibu bahwa dia akan disuntik

3. Menyuntikan oxytocin 10 unit melalui intra muskular

4. Pindahkan klem tali pusat sekitar 5 – 10 cm dari vulva

5. Letakkan tangan kiri diatas perut ibu

6. Lakukanperegangan tali pusat terkendali

7. Lahirkan plasenta dengan meregangkan tali pusat kearah bawah

8. Jemput plasenta dengan tangan dan putar searah jarum jam

.

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

1.      Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta

lahir.

2.      Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan

selaput ketuban

3.      Pada kala III, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga

uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat

perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semkin kecil, sedangkan ukuran plasenta

tidak berubah maka pasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.

Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.

B.  Saran

DAETAR PUSTAKA

1.    Ai Yeye Rukiyah dkk (2009). Asuhan Kebiodan II (Persalinan ). Jakarta : Trans Info Media

2.    Saifudin, Abdul Bari. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP,

3.    Affandi, Biran, dkk, (2007), Asuhan Persalinan Normal, Asuhan Essensial Persalinan (Edisi

Revisi), Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik

4.    http://ceylibra.blogspot.com/2010/12/asuhan-kebidanan-pada-k


Recommended