Date post: | 30-Nov-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
KELOMPOK CMETODA EKSPERIMEN
KELOMPOK 6:Beatrice Alodia 13.60.0068Kwan, Melita K. 13.60.0082
Ellyzabeth Sugiharto 13.60.0100Stefanus Robby A. 13.60.0106
Hizkia Hans W. 13.60.0122Agyl Ganda Wijaya 13.60.0210
Metode eksperimen adalah metode yang dipergunakan oleh penyelidik terhadap obyeknya dengan jalan mengadakan eksperimen-eksperimen. Digunakannya metode eksperimen, jika penyelidik ingin menemukan kebenaran atas pendapat-pendapat orang lain tentang sesuatu yang dilakukan. Satu hal yang penting di sini adalah bahwa orang yang melaksanakan eksperimen tersebut (eksperimenter) harus dapat menguasai situasi, yang berarti bahwa eksperimenter harus dapat menimbulkan atau menghilangkan berbagai macam situasi sesuai dengan kehendaknya.
Dalam eksperimen randomisasi adalah cara pengambilan sampel yang melibatkan pemilihan subjek-subjek penelitian secara random dari populasinya kemudian memberi subjek-subjek itu dengan kondisi-kondisi tertentu yang juga dilakukan secara random.
Randomisasi
Dalam eksperimen pair matching adalah cara yang dapat digunakan untuk mengontrol efek variabel ekstrani dengan cara masing-masing item di sampel eksperimen dipadankan dengan item di sampel kontrol dengan karakteristik yang sama dengan yang berbeda hanya kategorinya.
Pair matching (padanan sepasang)
Disain Eksperimen bentuk dari eksprimen yang akan dilakukan.
Tujuan mendapatkan bentuk eksperimen yang diinginkan sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada sehungga didapatkan bentukeksperimen yang tepat untuk mengontrolkontaminasi yang terjadi dihubungan kausal antara variabel independen terhadap variabel dependen
Tiga kelompok disain eksperimen :1. Pre-experiments2. True-experiments3. Field-experiments
Variabel dan simbol Y = variabel dependen, variabel hasil dari treatment X = variabel independen, variabel yang akan diberi
treatment T = treatment yang akan diberikan = arah pengaruh dari treatment R = proses randomnisasi P1,3,5 = pengukuran awal di variabel dependen
sebelum diberi treatment P2,4,5 = pengukuran di variabel dependen setelah
pemberian treatment
Pemberian treatmen di variabel indpenden
(X) Pengukuran di
variabel dependen (Y)
T P2
1. Pre-experiments tidak menggunakan sampel kontrol, jika digunakan sampel kontrol tetapi tidak ekuivalen dengan sampel treatmentnya karena item sampel tidak dipilih secara randomDisain pre-experiment :
Contoh : pemberian obat tinggi badan pada subjek sampel treatmen dan kemudian mengamati hasil tinggi badan subjek akibat obat tersebut. Tidak ada pretest dan sampel kontrolX= Obat peninggi badanY= Tinggi badan manusiaHasil setelah diberi obat 165cmTidak ada pretest = tidak bisa menentukan efek dari obatTidak ada sampel kontrol = tidak dapat menghilangkan pengaruh dari variabel ekstrani
a) Subjek di sampel treatmen diberi treatmen (T) yang merupakan nilai variabel independen (X) dan kemudian dilakukan pengukuran (P) untuk melihat hasilnya di variabel dependen (Y)
b) One-group pretest-post-test design menggunakan pretest, tidak menggunakan sampel kontrol
Pengukuran
sebelum treatmen
Pemberian
treatment di variabel
independen (X)
Pengkuran di variabel dependen
(Y)P1 T P2
Diketahui Hasil pretest P1 = 160cmSetelah treatment P2 = 165cm
Dengan adanya pretest, dapat mengetahui efek obat, yaitu 165cm-160cm (P2 –P1) = 5cmTidak adanya sampel kontrol, maka sangat sulit dipastikan bahwa kenaikan tinggi badan 5cm ini bukan karena variabel ekstrani
c) Statistic Group Comparasion
GroupPemberian
treatment di variabel
independen (X)
Pengukuran di variabel
dependen (Y)
Treatment T P2
Kontrol P4
Jika sampel treatmen dan sampel kontrol adalah ekuivalen, maka efek dari treatment adalah P2 - P4Diketahui : P2 = 165cmP4 = 164cmSatu diberi treatment (P2), satunya tidak (P4)Efek obat = P2-P4.
Grup Rando-
misasi
Pengukuran
sebelum treatmen
t
→ Pemberian treatment di variable independe
n (x)
→ Pengukuran di variabel
dependen (y)
Treatmen R P1 → T → P2Kontrol R P3 → P4
Grup Rando-
misasi
Rata-rata
tinggi badan
sebelumnya
→ Pemberian
treatment berupa
obat peninggi
badan
→ Rata-rata tinggi badan setelah
treatment
Treatmen R 150 cm → Diberi obat → 165 cmKontrol R 150 cm → 160 cm
Pretest-Post-Test Control GroupTrue-
Experiment
Grup Randomisasi
Pemberian treatment di variable
independen (x)
→ Pengukuran di variabel
dependen (y)
Treatmen
R T → P2
Kontrol R → P4
Post-Test-Only Control Group
Grup Berdasarkan Faktor Aktif Beasiswa
Randomisasi
Pengukuran sblm treatmen (X)
Pemberian di variabel independen
Pengukuran di variabel independen (Y)
Rp 500.000,00
R P1 T1 P2
Rp 750.000,00
R P3 T2 P4
Rp 1.500.000,00
R P5 T3 P6
Rp 2.000.000,00
R P7 T4 P8
Completely randomized design
Grup berdasar faktor aktif beasiswa
randomisasi
Faktor Blokan JenderLaki-laki Perempuan
Pengukuran Sebelum Treatmen
Pemberian treatment di var independen (X)
Pengukuran di Var dependen (Y)
Pengukuran Sebelum Treatmen
Pemberian treatment di var independen (X)
Pengukuran di Var dependen (Y)
500rb
R P1 T1 P2 P9 T1 P10
750rb
R P3 T2 P4 P11 T2 P12
1.5jt
R P5 T3 P6 P13 T3 P14
2jt R P7 T4 P8 P15 T4 P16
Randomized block design
Latin square design
Grup Berdsarkan faktor blokan nilai
Faktor blokan - wawancara masukCukup Baik Memuaskan
Pengukuran sblm treatment -->
Pemberian treatmen di var dependen (X) -->
Pengukuran var dependen (Y)
Pengukuran sblm treatment -->
Pemberian treatmen di var dependen (X) -->
Pengukuran var dependen (Y)
Pengukuran sblm treatment -->
Pemberian treatmen di var dependen (X) -->
Pengukuran var dependen (Y)
Rendah P1 --> T3 --> P2 P7 --> T1 --> P8 P13 --> T2 --> P14Sedang P3 --> T2 --> P4 P9 --> T3 --> P10 P15 --> T1 --> P16Tinggi P5 --> T1 --> P6 P11 --> T2 --> P12 P17 --> T3 --> P18
Factorial design
Grup Berdsarkan faktor aktif beasiswa
Faktor blokan - wawancara masukDiberi Penjelasan Tidak Diberi Penjelasan
Pengukuran sblm treatment -->
Pemberian treatmen di var dependen (X) -->
Pengukuran var dependen (Y)
Pengukuran sblm treatment -->
Pemberian treatmen di var dependen (X) -->
Pengukuran var dependen (Y)
Rendah P1 -->
TBS1 TP1 --> P2 P9 -->
TBS1 TP2 --> P10
Sedang P3 -->
TBS2 TP1 --> P4 P11 -->
TBS2 TP2 --> P12
Tinggi P5 -->TBS3 TP1 --> P6 P13 -->
TBS3 TP2 --> P16
Validitas Internal adalah pengukur seberapa benar atau valid kualitas terjadi, yaitu seberapa benar variasi di variabel dependen diakibatkan oleh variasi dari variabel-variabel independennya. Riset disain yang baik harus mempunyai validitas internal yang kuat.
Validitas Internal
Dibagi menjadi 2, yakni :1. Ancaman yang dapat diatasi secara
randomisasi2. Ancaman yang tidak dapat diatasi
secara randomisasi
Ancaman terhadap Validitas Internal
A. Histori B. MaturasiC. PengujianD. InstrumentasiE. SeleksiF. RegresiG. Mortaliti Eksperimen
Ancaman yang dapat diatasi secara randomisasi
A. Difusi atau Imitasi dari treatmenB. Compensatory EqualizationC. Compensatory RivalryD. Resentful Demoralization of the
Disadvantaged
Ancaman yang tidak dapat diatasi secara randomisasi