+ All Categories
Home > Documents > Laporan desaku

Laporan desaku

Date post: 31-Jan-2023
Category:
Upload: meeygha
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
55
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DESA SUMOWONO KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG Disusun Oleh : MAHASISWA AKBID AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2012/2013 1
Transcript

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DESA SUMOWONO

KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Disusun Oleh :

MAHASISWA AKBID

AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO

UNGARAN

2012/2013

1

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Laporan Kelompok Pembangunan Kesehatan

Masyarakat Desa (PKMD) Manajemen

Kebidanan Komunitas Desa Sumowono

Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang

Tempat Pelaksanaan : Desa Sumowono Kecamatan

Sumowono Kabupaten Semarang

Tanggal Pelaksanaan : 01 s/d 20 April 2013

Mengetahui

Ketua PKMD Direktur

2

Heni Setyowati, S.SiT Surjani,

S.SiT,M.PH

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan yang berjudul “Laporan Kelompok Pembangunan

Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) Manajemen Kebidanan

Komunitas Desa Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten

Semarang “

Dalam kesempatan ini penulis mengucapakan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan laporan ini :

1. Lila Kusuma Rahayu, S.Si, M.Si selaku Ketua Yayasan

Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran.

3

2. Surjani, S.SiT,M.PH selaku Direktur Akademi

Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran.

3. Kepala Desa Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten

Semarang.

4. Heni Setyowati,S.SiT selaku Ketua PKMD.

5. Perangkat Desa Sumowono Kecamatam Sumowono Kabupaten

Semarang.

6. Seluruh Dosen dan Karyawan Akademi Kebidanan Ngudi

Waluyo Ungaran.

7. Seluruh Masyarakat Desa Sumowono Kecamatan Sumowono

Kabupaten Semarang.

Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini

masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan ilmu,

pengalaman, maupun kondisi penulis yang masih dalam

tahap belajar.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun untuk perbaikan laporan yang akan

datang. Serta penulis mohon maaf apabila dalam laporan

ini terdapat banyak kesalahan.

Sumowono, 4 April

2013

Penulis

4

DAFTAR ISI

Halaman

judul................................................

....................................................

i

Lembar Pengesahan..................................

...................................................

ii

Kata pengantar.....................................

...................................................

iii

Daftar isi.........................................

...................................................

iv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang................................

..............................................1

B. Tujuan........................................

..............................................2

C. Sasaran, Tempat dan Waktu.....................

..............................................2

D. Langkah Kerja.................................

..............................................3

5

E. Metode penulisan..............................

..............................................4

BAB II. TINJAUAN TEORI

A. Batasan Kelompok/ Masyarakat..................

..............................................5

B. Tipe-Tipe Kelompok /Masyarakat................

..............................................8

C. Indikator Masyarakat Sehat....................

..............................................

11

D. Ciri-ciri Masyarakat Sehat....................

..............................................

12

E. Pengertian Kebidanan Komunitas................

..............................................

12

BAB III ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

A. Pengkajian....................................

..............................................

17

B. Data Kebidanan Komunitas Tingkat Kelurahan....

..............................................

19

C. Analisis Data Fokus...........................

..............................................

27

6

D. Perumusan Masalah.............................

..............................................

29

E. Perencanaan Tindakan..........................

..............................................

30

F. Pelaksanaan...................................

..............................................

31

G. Evaluasi......................................

..............................................

32

BAB IV. PEMBAHASAN KASUS

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan....................................

..............................................

34

B. Saran ........................................

..............................................

34

Daftar Pustaka.....................................

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Kelompok Mahasiswa

Lampiran 2 Laporan Keuangan

Lampiran 3 Materi Penyuluhan

7

Lampiran 4 Power Point Materi

Lampiran 5 Power Point MMD DUSUN

Lampiran 6 Power Point MMD DESA

Lampiran 7 Undangan

Lampiran 8 Daftar Hadir Mahasiswa

Lampiran 9 Daftar Hadir Warga

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan secara umum diartikan sebagai upaya

multimensi untuk mencapai kualitas hidup seluruh

penduduk yang lebih baik. Sedangkan pembangunan

kesehatan dimaknakan sebagai proses terus menerus

dan progresif untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari

Pembangunan Nasional, dimana derajat kesehatan telah

dimaksudkan sebagai indikator keberhasilan

pembangunan nasional. Hal ini secara nasional

mendorong peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Perbaikan derajat kesehatan seperti ini terjadi

karena upaya meningkatkan derajat kesehatan yang

merupakan komitmen setiap negara. Pada 25 tahun yang

akan datang, Indonesia akan mengalami suatu periode

8

perubahan sosial ekonomi yang mempunyai dampak

terhadap kesehatan dan kebutuhan kesehatan dari

masyarakat

Masyarakat dapat diartikan sebagai sekumpulan

manusia yang secara relatif mandiri, yang secara

bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah

tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan

melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok

tersebut. Sedangkan desa dapat diartikan sebagai

perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi,

politik, dan kultural yang terdapat di suatu daerah

dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal

balik dalam daerah lain.

Dengan demikian masyarakat desa dapat diartikan

sebagai masyarakat paguyuban, yang memiliki ciri-

ciri mempunyai sikap dan perbuatan tolong menolong

tanpa pamrih, mementingkan kebersamaan, tidak suka

menonjolkan diri, dan tidak suka perbedaan.

Kesehatan masyarakat desa merupakan bagian integral

dari pembangunan nasional dalam mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal bagi masyarakat serta

meningkatkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh,

sehingga perlu diadakan program-program dalam

meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat

seperti PKMD.

9

PKMD dilaksanakan di Desa Sumowono yang terdiri

dari 5 Dusun dimana sebagian besar masyarakatnya

bekerja sebagai karyawan swasta dan pedagang. Maka

dari itu kami mahasiswa PKMD Akbid Ngudi Waluyo

mencoba untuk membantu memecahkan masalah – masalah

yang ada di Desa Sumowono dengan mengadakan beberapa

program kesehatan.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Melakukan Asuhan Kebidanan Komunitas di Desa

Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.

2. Tujuan Khusus

a.Agar mahasiswa mampu melakukan melakukan

pengkajian data

b.Agar mahasiswa mampu melakukan identifikasi

masalah

c.Agar mahasiswa mampu melakukan melakukan

prioritas masalah

d.Agar mahasiswa mampu melakukan perencanaan

program

e.Agar mahasiswa mampu melakukan pelaksanaan

program

f.Agar mahasiswa mampu melakukan evaluasi

C. SASARAN, TEMPAT dan WAKTU

10

Sasaran : Seluruh warga Desa Sumowono, Kec.

Sumowono, Kab. Semarang

Tempat : Dusun Sumowono, Dusun Nyampuran, Dusun

Sawah Gondang, Dusun Karang Wetan, Dusun

Kenteng

Waktu : 01 April s/d 20 April 2013

D. LANGKAH KERJA

1. Tanggal 01 April 2013 dilaksanakan penyerahan

dan perkenalan Mahasiswa di Dusun Sumowono.

2. Tanggal 1 – 3 April 2013 Mahasiswa melaksanakan

pendataan dan pengkajian seluruh warga Desa

Sumowono.

3. Tanggal 4 – 5 April 2013 Mahasiswa melaksanakan

tabulasi data.

4. Tanggal 5 - 6 April 2013 MMD Dusun.

5. Tanggal 7 - 8 April 2013 dilaksanakan rekap

hasil MMD per dusun.

6. Tanggal 9 April 2013 Mahasiswa melakukan

penyajian hasil MMD.

11

7. Tanggal 10 - 16 April 2013 Mahasiswa melakukan

implementasi MMD

8. Tanggal 17 – 18 April 2013 Evaluasi hasil

9. Tanggal 19 April 2013 Penyajian hasil dan

perpisahan

10. Tanggal 20 April 2013 Sayonara

E. METODE

1. Pendataan

2. Survei

3. Analisa Data

4. Identifikasi masalah

5. Prioritas masalah

6. Perencanaan program

7. Pelaksanaan program

8. Evaluasi

9. Dokumentasi

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. BATASAN KELOMPOK / MASYARAKAT

12

Community dalam bahasa yunani adalah

‘persahabatan’. Sebagai refleksi dari arti kata

tersebut, Aristoteles mengemukakan bahwa manusia

yang hidup bersama dalam masyarakat karena mereka

menikmati ikatan yang saling bekerja sama, untuk

memenuhi kebutuhan dasar mereka dan untuk

mengemukakan makna kehidupan. Masyarakat dalam

konteks pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat

atau community dalam bahasa inggris atau juga

komunitas. Secara etimologis community berasal dari

komunitas yang berakar pada communete atau comman.

Community mempunyai dua arti (Talizi,2002) :

1.Sebagai kelompok sosial yang bertempat tinggal di

lokasi tertentu, memiliki kebudayaan dan sejarah

yang sama.

2.Sebagai suatu pemukiman yang terkecil di atasnya

ada kota kecil dan di atas kota kecil ada kota

atau kota besar.

Hillery dan lewis telah menyimpulkan banyak

literatur dan mengusulkan 4 komponen utama untuk

mendefinisikan konsep komunitas, pertama dan

terutama bahwa komunitas melibatkan manusia, wilayah

dan tempat tinggal juga menjadi elemen dalam

pembangunan masyarakat.

Thomas Hobber mengemukakan bahwa komunitas

adalah sebuah proses alamiah dimana orang-orang yang

13

hidup bersama untuk memaksimalkan kepentingan

mereka. Pendapat lain mendengar bahwa komunitas

diidentikkan sebagai pemukiman kecil penduduk,

bersifat mandiri dan yang satu berbeda dengan

lainnya :

1.Komunitas memiliki kesadaran kelompok yang kuat.

2.Komunitas tidak terlalu besar sehingga dapat

saling mengenal pribadi tetapi tidak terlalu kecil

sehingga dapat berusaha secara efisien.

3.Komunitas bersifat homogen.

4.Komunitas hidup mandiri

Menurut ensiklopedi Indonesia, Istilah

“masyarakat” sekurang-kurangnya mengandung tiga

pengertian :

1. Sama dengan gesellschaft, yakni bentuk tertentu

kelompok sesial berdasarkan rasional, yang

diterjemahkan sebagai masyarakat patembayan dalam

bahasa Indonesia. Sementara kelompok sosial lain

yang masih mendasarkan pada ikatan naluri

kekeluargaan disebut gemain-scaft atau masyarakat

paguyuban.

2. Merupakan keseluruhan “masyarakat manusia”

meliputi seluruh kehidupan bersama. Istilah ini

dihasilkan dari perkembangan ketergantungan

manusia yang pada masa terakhir ini sangat

dirasakan.

14

3. Menunjukkan suatu tata kemasyarakatan tertentu

dengan ciri sendiri (identitas) dan suatu autonomi

(relative), seperti masyarakat barat, masyarakat

primitiv yang merupakan kelompok suku yang belum

banyak berhubungan dengan dunia sekitarnya.

Berdasarkan pengertian di atas dapatlah

disebutkan kelompok masyarakat yang dicirikan

menurut hubungan manusianya serta nilai sosial yang

berlaku sebagai berikut :

1.Menurut mata pencaharian, seperti masyarakat

petani, nelayan, buruh, pedagang, dan lain-lain.

2.Menurut lingkungan tempat tinggalnya seperti

masyarakat hutan, pantai/pesisir.

3.Menurut tingkat kehidupan ekonomi seperti

masyarakat miskin yang dibedakan dengan masyarakat

kaya.

4.Menurut tingkat pendidikan seperti masyarakat

terpelajar, intelek/berpengetahuan yang dibedakan

dengan masyarakat awam.

5.Menurut penataan lingkungan / pemukiman masyarakat

seperti masyarakat desa, kota, metropoli.

6.Menurut lingkungan pergaulan agama seperti ulama,

santri, gereja.

7.Menerut tingkat keberadaan seperti masyarakat

madani, sebagai masyarakat yang beradab yang

didikotomikan dengan masyarakat jahiliah.

15

8.Menurut jenis kelamin yang dibedakan antara

perempuan dengan laki-laki.

Dari contoh pengelompokan masyarakat seperti

di atas dalam konteks pemberdayaan masyarakat maka

fokus perhatian lebih ditujukan kepada kelompok

masyarakat yang masih perlu diberdayakan mengingat

kondisi masyarakat tidak berdaya. Konsep komunitas

masyarakat yang baik (good community) mengandung

sembilan nilai (the competent community)

(Talizi,2002)

1. Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu dengan

yang lain berdasarkan hubungan pribadi

2. Komunitas memiliki otonomi, kewenangan dan

kemampuan mengurus kepentingan sendiri

3. Memiliki viabilitas, yaitu kemampuan untuk

memecahkan masalahnya sendiri.

4. Distribusi kekayaan yang merata, setiap orang

berkesempatan yang sama dan bebas menyatakan

kehendaknya.

5. Kesempatan setiap anggota untuk berpatisipasi

aktif dalam mengurus kepentingan bersama.

6. Komunikasi memberi makna kepada anggotanya sejauh

manakah pentingnya komunitas bagi seorang anggota.

7. Di dalam komunitas dimungkinkan adanya

heterogenitas dan perbedaan pendapat.

16

8. Di dalam komunitas, pelayanan masyarakat

ditempatkan sedekat dan secepat mungkin pada yang

berkepentingan.

9. Di dalam komunitas bisa terjadi konflik, namun

komunitas memiliki kemampuan untuk managing

conflict.

Dalam pengertian sosiologi, masyarakat tidak

dipandang sebagai suatu kumpulan individu-individu

semata. Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup,

oleh karena manusia hidup bersama. Masyarakat

merupakan suatu sistem yang terbentuk karena

hubungan anggota-anggotanya. Dengan kata lain,

masyarakat adalah suatu sistem yang terwujud dari

kehidupan bersama manusia, yang lazim disebut dengan

sistem kemasyarakatan. Emile Durkheim menyatakan

bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang

obyektif secara mandiri, bebas dari individu-

individu yang merupakan anggota-anggotanya. Cara

yang baik untuk mengerti tentang masyarakat adalah

dengan menelaah ciri-ciri pokok dari masyarakat itu

sendiri. Sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu

bentuk kehidupan bersama manusia, maka masyarakat

itu mempunyai ciri-ciri pokok, yaitu :

1.Manusia yang hidup bersama

Secara teoritis, jumlah manusia yang hidup bersama

itu ada dua orang. Di dalam ilmu sosial, khususnya

17

sosiologi, tidak ada suatu ukuran yang mutlak atau

angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah

manusia yang harus ada.

2.Bergaul selama jangka waktu cukup lama

3.Adanya kesadaran, bahwa setiap manusia merupakan

bagian dari satu kesatuan.

B. TIPE-TIPE KELOMPOK / MASYARAKAT

1.Masyarakat Pedesaan

a. Pengertian Desa

Menurut Sutarjo Kartodikusumo, yang dimaksud

dengan desa dalah suatu kesatuan hukum dimana

bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan

tersendiri.

Menurut Bintaro, Desa merupakan perwujudan atau

kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan

kultur yang terdapat di tempat itu (suatu

daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara

timbal balik dengan daerah lain.

Menurut Paul H.Landis, Desa adalah penduduknya

kurang dari 2500 jiwa. Dengan ciri-ciri sebagai

berikut :

1) Mempunyai pergaulan hidup yang saling

mengenal antara ibu dan jiwa

2) Ada pertalian, perasaan yang sama tentang

kesukaan terhadap kebiasaan .

18

3) Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang

paling umum yang sangat dipengaruhi alam

seperti: iklim, keadaan alam, kekayaan alam,

sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah

bersifat sambilan

Dalam kampus sosiologi kata tradisional dari

bahasa inggris, Traditional artinya adat istiadat

dan kepercayaan yang turun temurun dipelihara,

ada beberapa pendapat yang ditinjau dari

beberapa segi bahwa pengertian desa itu sendiri

mengandung kompleksitas yang saling berkaitan

satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang

sebenarnya desa masih dianggap sebagai standart

dan pemeliharaan sistem kehidupan bermasyarakat

dan kebudayaan asli seperti tolong menolong

paguyupan, persaudaraan, gotong royong,

kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat,

kesenian dan lain-lain yang mempunyai ciri yang

jelas.

b. Ciri-Ciri masyarakat desa (karakteristik)

Dalam buku sosiologi karangan Ruman Sumadilaga

seorang ahli sosiologi “Talcot Parsons”

menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat

tradisional (gemeinschaft) yang mengenal ciri-

ciri sebagai berikut :

19

1) Afektifitas ada hubunganya dengan perasaan

kasih sayang, cinta, kesetiaan dan kemesraan

ini. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan

tolong menolong, menyatakan simpati terhadap

musibah yang diderita orang lain dan

menolongnya tanpa pamrih.

2) Orientasi kolektif sifat ini merupakan

konsekuensi dari afektifitas, yaitu mereka

mementingkan kebersamaan tidak suka

menunjukan diri tidak suka akan orang yang

berbeda pendapat, intinya semua harus

memperlihatkan keseragaman persamaan.

3) Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal

yang ada hubunganya dengan keberlakuan khusus

untuk suatu tempat atau daerah tertentu.

Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan

sesungguhnya yang hanya berlaku untuk

kelompok tertentu saja. (lawannya

universalisme).

4) Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau

sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan

suatu usaha yang tidak disengaja tetapi

merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan

kebiasaan atau keturunan(lawannya prestasi).

5) Kekabaran (difusenes) sesuatu yang tidak

jelas terutama dalam hubungan antara pribadi

20

tanpa tegasan yang dinyatakan eksplisit.

Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak

langsung untuk menunjukan sesuatu.

Dari uraian tersebut (pendapat Talcott

Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih

murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

c. Perbedaan antara desa dan kota

Dalam masyarakat modern, sering dibedakan

antara masyarakat pedesaan (rural community) dan

masyarakat perkotaan (urban community). Menurut

Soekanto, perbedaan tersebut sebenarnya tidak

mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat

sederhana, karena dalam masyarakat modern.

Betapapun kecilnya suatu desa, pasti ada

pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat

pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakikatnya

bersifat gradual.

Kita dapat membedakan antara masyarakat

desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya

karakteristik tersendiri. Masing-masing punya

sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial,

struktur serta proses-proses sosial yang sangat

berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan

“berlawanan” pula. Perbedaan kedua sistem tersebut

dapat diungkapan secara singkat menurut Poplin

sebagai berikut :

21

Masyarakat Pedesaan Masyarakat

Kota

Perilaku Homogen Perilaku HeterogenPerilaku yang dilandasi

oleh konsep kekeluargaan

dan kebersamaan

Perilaku yang

dilandasi oleh konsep

pengandalan diri dan

kelembagaanPerilaku yang

berorientasi pada

tradisi dan status

Perilaku yang

berorientasi pada

rasionalitas dan

fungsiKesatuan dan keutuhan

kultural

Kebauran dan

diversifikasi kulturalIsolasi social,sehingga

statis

Mobilitas

sosial,sehingga

dinamikBanyak ritual dan nilai-

nilai sakral

Birokrasi fungsional

dan nilai-nilai

sekuralKoliktivisme Individualisme

C. INDIKATOR MASYARAKAT SEHAT

22

Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat

adalah

1.Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan

masyarakat meliputi:

a. Indikator komprehensif

1) Angka kematian kasar menurun

2) Rasio angka mortalitas proporsional rendah

3) Umur harapan hidup meningkat

b. Indikator spesifik

1) Angka kematian ibu dan bayi menurun

2) Angka kematian karena penyakit menular

menurun

3) Angka kelahiran menurun

2.Indikator pelayanan kesehatan

a. Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah

penduduk seimbang

b. Distribusi tenaga kesehatan merata

c. Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur

di rumah sakit, fasilitas kesehatan dan lain-

lain

d. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan

kesehatan di antaranya rumah sakit, puskesmas,

rumah bersalin dan lain-lain

D. CIRI-CIRI MASYARAKAT SEHAT

23

1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup

sehat

2. Mengatasi masalah kesehatan sedarhana melalui

upaya peningkatan, pemecahan, penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk

ibu dan anak

3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama

penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan

dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan

mutu lingkungan hidup

4. Peningkatan status gizi masyarakat yang berkaitan

dengan peningkatan status sosial ekonomi

masyarakat

5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari

berbagai sebab dan penyakit

E. PENGERTIAN KEBIDANAN KOMUNITAS

1.Pengertian

Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar

bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat di

wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bidan

yang melayani keluarga dan msyarakat di luar rumah

sakit. Di dalam konsep tersebut tercakup berbagai

unsur. Unsur-unsur tersebut adalah bidan sebagai

pelaksana pelayanan, pelayanan kebidanan, dan

komunitas sebagai sarana pelayanan, ilmu, dan

24

teknologi kebidanan, serta faktor yang

mempengaruhi seperti lingkungan.

Pendekatan baru mengenal kualitas pelayanan

menuntut pergeseran titik tekan pelayanan

kesehatan terutama kebidanan dari yang

berorientasi penjagaan mutu pelayanan. Praktik

bidan adalah suatu perwujudan dari kewenangan

bidan dalam melakukan tugasnya melayani pasien.

Praktik bidan adalah salah satu kegiatan kebidanan

komunitas.

Bidan yang bekerja di desa mempunyai wilayah

kerja atau wilayah pelayanan. Kebidanan komunitas

mendorong bidan bekerja aktif, yaitu memberi

pelayanan terhadap dan anak balita baik di dalam

maupun di luar unit kerjanya. Untuk itu bidan

harus mengetahui perkembangan kesehatan

masyarakat.

Pemantauan kesehatan masyarakat diwilayah

kerjanya harus dilakukan oleh bidan komunitas.

Konsep kebidanan komunitas terdiri dari beberapa

komponen, unsur-unsur yang tercakup dalam

kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan

kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan

pengetahuan serta teknologi.

Pelayanan kebidanan komunitas adalah seluruh

tugas yang menjadi tanggung jawab praktik profesi

25

bidan dalam sistim pelayanan kesehatan yang

bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak

dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan

masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas juga

dapat berarti interaksi bidan dan pasien dalam

suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh

bidan untuk menyelamatkan klien atau pasien dari

gangguan kesehatan.

Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup

hasil upaya pelayanan kebidanan, tetapi juga hasil

kerja sama dengan mitra atau tim kesehatan

lainnya, masyarakat berdaya atau mandiri mengelola

kesehatannya. Pelayanan kebidanan komunitas

dilaksanakan oleh bidan secara mandiri,

berkolaborasi, dan atau merujuk sesuai

kewenangannya.

Pelayanan kebidanan komunitas:

a. Dilakukan di luar rumah sakit dan juga

merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan yang

diberikan di rumah sakit.

b. Pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak balita

di puskesmas, kunjungan rumah, dan melayani

kesehatan ibu, bayi, dan anak balita di rumah

atau di lingkungan keluarga merupakan kegiatan

kebidanan komunitas

c. Pelayanan kesehatan yang ada di komunitas.

26

2. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas

Tujuan umum pelayanan umum komunitas adalah

seorang bidan komunitas mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan

perempuan atau ibu, bayi dan balita di wilayah

kerjanya.

Sedangkan tujuan khususnya antara lain

a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan

komunitas sesuai dengan tanggung jawab bidan

b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil,

pertolongan persalinan, perawatan nifas dan

perinatal serta bayi dan balita secara terpadu.

c. Menurunkan kasus-kasus yang berkaitan dengan

resiko kehamilan, persalian, nifas, dan

perinatal.

d. Mendukung program pemerintah untuk menurunkan

angka kesakitan dan kematian ibu, bayi dan

balita.

e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas

rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau

unsur terpadu lainnya.

3. Prinsip pelayanan kebidanan komunitas :

27

a. Kebidanan komunitas sifatnya multidisiplin

meliputi ilmu kesehatan masyarakat,

kedokteran, sosial, psikologi, ilmu kebidanan

dan lain-lain yang mendukung peran bidan di

komunitas.

b. Dalam pelayanan kebidanan komunitas bidan

tetap berpedoman pada etika profesi kebidanan

yang menjunjung tinggi harkat dan martabat

kemanusiaan klien.

c. Dalam pelayanan kebidanan komunitas, bidan

senantiasa memperhatikan dan memberi

penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku

di masyarakat, sepanjang tidak merugikan dan

tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.

Pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan

kebidanan komunitas tetap menggunakan prinsip

manajeman kebidanan dengan langkah-langkah

pemecahan masalah:

a. Identifikasi masalah (mengumpulkan data

obyektif dan subyektif).

b. Analisis dan perumusan masalah.

c. Penetapan rencana pemecahan masalah (menyusun

prioritas masalah).

d. Pelaksanaan rencana pemecahan masalah.

e. Dokumentasi dan evaluasi.

28

4. Sasaran kebidanan komunitas

Sasaran kebidanan komunitas adalah individu,

keluarga, dan kelompok masyarakat. Sasaran

utamanya adalah ibu dan anak dalam keluarga.

Kesehatan ibu meliputi sepanjang siklus

kehidupannya mulai pra kehamilan, hamil,

persalinan, pasca persalinan dan masa di luar

kehamilan dan persalinan. Sedangkan kesehatan anak

meliputi perkembangan dan pertumbuhan anak mulai

dari masa kandungan, masa bayi, masa balita, masa

pra-sekolah dan masa sekolah.

5. Faktor yang mempengaruhi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebidanan

komunitas antara lain lingkungan dan ilmu

pengetahuan, serta teknologi. Faktor tersebut

tidak dapat dipungkiri secara bermakna akan

mempengaruhi pelayanan kebidanan komunitas.

a. Faktor lingkungan meliputi:

1) Lingkungan fisik: keadaan geografis (misal

daerah pegunungan cenderung kekurangan

yodium).

2) Lingkungan sosial: kebiasaan, adat istiadat,

budaya, kepercayaan dan agama di masyarakat,

tingkat sosial ekonomi termasuk pendidikan

3) Lingkungan flora dan fauna: pemanfaatan

tumbuhan dan hewan untuk menunjang kehidupan.

29

b. Ilmu pengetahuan dan teknologi : globalisasi,

pasar bebas, pendidikan tinggi (continuing

education), training (pelatihan), dan media.

6. Asuhan kebidanan komunitas

a. Asuhan kebidanan komunitas meliputi ;

1) Pencegahan

2) Skrining atau deteksi dini untuk dirujuk

3) Asuhan kegawatan daruratan ibu dan neonatal

4) Pertolongan pertama pada penyakit akut untuk

kemudian dirujuk.

5) Pengobatan ringan

6) Asuhan pada kondisi kronis

7) Pendidikan kesehatan

8) Menentukan kebutuhan kesehatan

9) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan

masyarakat

b. Prinsip pelayanan kebidanan komunitas

1) Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang

berdasarkan pada perhatian terhadap

kehamilan, bersalin, nifas serta kesehatan

bayi dan balita

2) Informed choice

3) Pendekatan dengan teknologi

4) Asuhan yang berkelanjutan

c. Misi pelayanan kebidanan komunitas

30

1) Meningkatkan status kesehatan perorangan,

keluarga, komunitas dan masyarakat

2) Menangulangi berbagai masalah kesehatan

masyarakat prioritas

3) Menyelengarakan berbagai program kesehatan

masyarakat yang inofatif, efektif dan efisien

4) Meningkatkan peran serta dan kemandirian

masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan

5) Menggalang berbagai potensi untuk

penyelengaraan program kesehatan masyarakat.

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN

1. DATA KEBIDANAN KOMUNITAS TINGKAT DESA

a. IDENTITAS DESA

1) Desa : Sumowono

2) Kecamatan: Sumowono

3) Kelurahan : Sumowono

31

4) Kabupatan : Semarang

5) Propinsi : Jawa Tengah

b. KONDISI GEOGRAFIS

1) Luas wilayah : 323,885 Ha

2) Jumlah RT : 16

3) Keadaan tanah :

Pegunungan √

Perbukitan

Dataran

4) Keadaan lahan:

Sawah/kebun √

Hutan √

Perindustrian √

5) Klasifikasi Desa :

Swadaya

Swakarsa

Swasembada

6) Status kependudukan :

Urban

Sub urban

Rural √

7) Batas wilayah, sebelah :

Utara :Desa Bumen

Selatan : Desa Lanjan

Timur : Desa Trayu

32

Barat : Desa Jubelan

c. KONDISI DEMOGRAFIS

1) Jumlah penduduk : 2569 Jiwa

2) Struktur Umur dan Sex

Terlampir pada tabel 1

3) Jumlah Penduduk

No Jenis

Kelamin

Jumlah

1. Laki-laki 13282. Perempuan 1241Jumlah 2569

4) Jumlah KK : 777 KK

5) Mata pencaharian :

A PNS/Polri/

ABRI

103

B Karyawan

swasta

425

C Pedagang 287D Guru/Dosen 70E Petani 215F Buruh 235G Lain - lain 60

JUMLAH 1395

33

6) Tingkat pendidikan

No Pendidikan ∑1 Tidak Sekolah 662 TK 2123 Tidak Tamat SD 644. Belum sekolah 2235. SD 6696. Tidak Tamat

SMP

16

7. SMP 4268. Tidak tamat

SMA

24

9. SMA 60310

.

PT 266

Jumlah 2569

7) . Angka Kematian Dalam 1 Tahun terakhir 15 orang

D. EKONOMI

No Besar Penghasilan Jumla

h1 < Rp 500.000,00 972 Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 2563 >Rp 1.000.000,00 424

34

Total 777

E. SANITASI1. Kemilikikan rumah

No Kepemilikan Jml1 Memiliki 6482 Tidak memiliki 129

Total 777

2. Lingkungan

1 Jenis

bangunan

Permanen 493Semi permanen 138Nnon permanen 17

2 Lantai Tanah 38Papan 4Plester 186Ubin 420

4 Ventilasi <10% luas

lantai

262

>10% luas

lantai

354

5 Pencahayaan Baik 449Cukup 56Kurang 143

6 Kebersihan Bersih 344Cukup 251

35

rumahKurang 53

7 Persediaan

air bersih

Sumur gali 399Penampung air 18Perlindungan

mata air dengan

perpipaan

191

Perlindungan

mata air tanpa

perpipaan

24

8 Pembungan

sampah

Tempat sampah

kedap air

261

Tempat sampah

tidak kedap air

145

Tanah yang

digali

154

F. Kandang ada/tidak

Kandang ∑

Ada, diluar

rumah

112

Ada,

menempel

rumah

50

Dalam rumah 15Jumlah 177

36

G. PEMBUANGAN KOTORAN / TINJA

No Kepemilikan Jml1 Memiliki 6052 Tidak Memiliki 43

Total 648

H. TEMPAT PEMBUANGAN KOTORAN/TINJA

No Tempat

Pembuangan

Jml

1 Selokan 162 Cemplung 283 Sungai/kolam 364 Septictank/

angsatrine

696

5 Sembarang tempat 16 Laiin-lain 0

Total 777

d.. DATA YANKES DAN CAKUPAN

1) Tenaga Kesehatan

Bidan Desa : 1 Org

Dokter : 1 Org

Kader : 25 Org

2) . Fasilitas Kesehatan

Fasilitas ∑

A Rumah Sakit 0B Pus. Induk 1

37

C Pus. Tu 0D Posyandu balita 5E Posyandu

lansi(tidak

aktif)

5

Jumlah 11

3) Tempat Pengobatan

No

.

Tenaga Kesehatan Jumlah

A. Rumah Sakit 0B. Puskesmas 1C. Dokter, Bidan,

Perawat

7

D. Mengobati sendiri 0E. Lain-lain 1Total 9

4) Pemeriksaan Kehamilan (Sedang Hamil)

No Tempat

Pemeriksaan

Resiko

Tinggi

Tidak

resiko

tinggiA. Nakes 2 1

38

B. Non Nakes 0 0C. Tidak

Priksa

0 0

Jumlah 2 1

5) Imunisasi bayi dan Balita (1Th)

No Tempat

Imunisa

si

Umur Imunisasi Jumla

h

Ket

1 Bidan 1-3

bulan

HB0,BCG, Polio 1,

DPT-HB 1 dan polio 2

34 Tepatwaktu

2 Bidan 3-4bulan

HB0,BCG, Polio 1,DPT-HB 1 dan polio 2,DPT-HB 2, Polio 3

2 Tepatwaktu

3 Bidan 4-8bulan

HB0,BCG, Polio 1,DPT-HB 1 dan polio 2,DPT-HB 2, Polio 3,DPT-HB 3 Polio 4

4 Tepatwaktu

4 Bidan 8-9bulan

HB0,BCG, Polio 1,DPT-HB 1 dan polio 2,DPT-HB 2, Polio 3,DPT-HB 3 Polio 4

1sudah

1belum

TepatwaktuSedang

sakitTotal 7

6) . Kondisi Balita

a.Jumlah Balita : 36 anak

b.Jumlah Rata-rata menimbang diposyandu : 24

anak setia bulan

39

c.Balita dusun Sumowono yang menimbang pada

hari Rabu, 10 April 2013 ada 21 anak

7) . Jumlah PUS : 100

PUS yang KB : 67

PUS yang tidak KB : 29

8) . Alat Kontrasepsi (PUS) yang terpakai

No Jenis ∑

1 Pil 252 Kondom 23 IUD 324 Kontap 266 Suntik 2017 Obat Vagina 08 Susuk 399 Tidak KB :

Program hamil

Dilarang agama

Dilarang suami

Takut efek samping

Alasan penyakit

Hamil

Post curetase

11

1

6

11

4

11

010 Lain-lain 8

11

Droup out 13

Jumlah 100

40

9) Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga :

ayah, ibu dan anak (1 tahun terakhir)

No Jenis Ʃ1 Saluran pernapasan 10

32 tipoid 113 Diare 164 DBD 25 TBC 26 Asma 67 Rematik 108 Disentri 19 Ruda paksa 010 Kulit 1011 Jantung 312 Stroke 1213 Hypertensi 4314 Lain-lain 63

Jumlah 28

2

B. ANALISIS DATA FOKUS

1. KESEHATAN IBU DAN ANAK

a. Kehamilan

41

Terdapat 3 ibu hamil di dusun Sumowono RT 1 RW

5 (2 orang) RT 2 RW 4 (1 orang) ,100% ibu

hamill melakukan kunjungan ibu hamil di tenaga

kesehatan. Terdapat 2 (66,7%) ibu hamil

dengan kehamilan beresiko tinggi ( anemia dan

riwayat HbSag + )

b. Nifas

Didusun Sumowono RW 4 RT 1 terdapat 2 ibu

nifas, terhitung 1 tahun terakhir yang

melakukan pemeriksaan di tenaga kesehatan.

c. Bayi dan Balita

Jumlah Balita : 36 anak

Jumlah Rata-rata menimbang di posyandu : 24

anak/Bulan

Balita dusun Sumowono yang menimbang 10 April

2013 ada 21 (58,3%) anak

d. Remaja

Di Dusun Sumowono RW 4, 5 terdapat 83 remaja

Sebanyak 41 remaja laki-laki

Sebanyak 42 remaja perempuan

e. Lansia

Di Dusun Sumowono terdapat 48 lansia

f. KB

1) Di Dusun Sumowono terdapat 170 KK

2) Terdapat 100 pasangan usia subur

3) Terdapat 67 akseptor KB

42

4) Terdapat 38 PUS menggunakan jenis

kontrasepsi suntik

5) Terdapat 29 PUS tidak menggunakan alat

kontrasepsi

6) Terdapat 4 drop out

2. KESEHATAN LINGKUNGAN

Terdapat 38 kandang, yang tidak terpisah dengan

rumah 10 kandang, diluar rumah 22 kandang, didalam

rumah ada 6 kandang.

C. PERUMUSAN MASALAH

1. Bertambahnya resti ibu hamil di Dusun Sumowono

berhubungan dengan kurangnya

informasi/pengetahuan tentang kehamilan

2. Meningkatnya angka kesakitan ibu nifas

berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

masa nifas

3. Meningkatnya resiko kehamilan yang tidak

direncanakan sehubungan dengan kurangnya

pengetahuan dan informasi tentang KB

4. Meningkatnya angka kesakitan bayi (gangguan

pencernaan) yang disebabkan karena kurangnya

pengetahuan ibu tentang MP ASI

43

5. Meningkatnya resiko gangguan pertumbuhan dan

perkembangan pada balita sehubungan dengan

kurangnya pengetahuan tentang posyandu dan

pertumbuhan serta perkembangan balita

6. Resiko meningkatnya gangguan kesehatan

reproduksi berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja

7. Resiko menurunnya derajat kesehatan wanita pre

menopouse, menopouse dan senium sehubungan dengan

Kurangnya pengetahuan mengenai premenopouse,

menopouse dan senium

8. Menurunnya derajat kesejahteraan lansia karena

kurangnya pemanfaatan fasilitas untuk lansia

D. Prioritas Masalah

1. Remaja

Resiko meningkatnya gangguan kesehatan

reproduksi berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

remaja.

2. Premenopause dan Menopause

Resiko menurunnya derajat kesehatan wanita pre

menopouse, menopouse dan senium sehubungan dengan

Kurangnya pengetahuan mengenai premenopouse,

menopouse dan senium

E. Diagnosa

F. Perencanaan

44

No Permasalahan

Perencanaan

Sasaran

Waktu

Tempat PJ

1• Kehamilan

Memberikan konseling mengenaikesehatan ibu pada masa kehamilan meliputi:

• pemenuhan kebutuhan nutrisi

• kebutuhan fisik

• macam-macamtanda bahaya kehamilan.

3 bumil

10-16 April 2013

Di rumah Ibu Siska Di rumah Anastasya Di rumah Ibu Dwi

mahasiswa

2 Nifas Memberikan konseling mengenaikebutuhan ibu nifas .Meliputi

2 ibunifas

10-16 april 2013

Rumah ibu eni dan farhan

mahasiawa

45

:ASI eksklusif, vitamin A pada masa nifas , Tanda bahaya pada masa nifas.

3 KB melakukan penyuluhan tentang program KB.

8 PUS 10-16 APRIL 2013

RUMAH pus

mahasiswa

4 Bayi Konseling tentang ASI Esklusifdan MP ASI

10 ibu menyusui

10 april jam:15.00

Posyandu (buTrisni)

Mahasiswa

5 Balita Konseling tentang gizi balita

36 ibu balita

10 april 2013/ jam 15.00

Posyandu (butrisni)

Mahasiswa

6 Remaja Penyuluhan

83 remaj

Sabtu 13

Rumah kadus

mahasisw

46

tentang Kesehatan Reproduksi Remaja

a april 2013

i

7 Pre menopause/ menopause dan senium

Penyuluhan tentang premenopouse, menopouse dan senium

40 premenopause29menopause8 senium

11 april 2013

Rumah kadus

mahasiswa

8 Lansia Memotivasi lansia untuk mengikuti kegiatanlansia

48 lansia

10 april 2013

Rumah pak kadus

mahasiswi

G. Implementasi

Terlampir

H. Evaluasi

47

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

1. Dalam masyarakat Dusun Sumowono Desa Sumowono

Kecamatan Sumowono terdapat 2 ibu hamil dengan

faktor resiko1 bumil anemia dan 1 bumil riwayat

HbSAg (+) .

Faktor pendukung : Dukungan suami dan keluarga

terhadap kehamilan, ketersediaan

sarana dan prasarana yang cukup,

keingintahuan ibu tentang faktor

resiko dan tanda bahaya kehamilan

Faktor penghambat : kurangnya pengetahuan ibu

tentang faktor resiko dan tanda

bahaya kehamilan.

2. Dalam masyarakat Dusun Sumowono terdapat 2 ibu

nifas

Faktor pendukung : Dukungan suami dan keluarga

terhadap kehamilan, ketersediaan

sarana dan prasarana yang cukup,

keingintahuan ibu tentang faktor

resiko dan tanda bahaya masa nifas

Faktor penghambat : kurangnya pengetahuan ibu

tentang faktor resiko dan tanda

bahaya masa nifas

48

3. Dalam masyarakat Dusun Sumowono terdapat 7 bayi

dengan 2 bayi mengalami gizi kurang

Faktor pendukung : Dukungan suamorang tua dan

keluarga terhadap gizi dan tumbuh

kembang bayi

Faktor penghambat : kurangnya pengetahuan ibu

tentang gizi bayi dan tumbuh

kembang bayi.

4. Dalam masyarakat Dusun Sumowono Desa Sumowono

Kecamatan Sumowono jumlah balita ada 36 balita

Faktor pendukung : Dukungan orang tua dan

keluarga dengan gizi balita dan

posyandu

Faktor penghambat : Waktu dan pengetahuam orang

tua tentang gizi dan tumbuh kembang

balita.

5. Dalam masyarakat Dusun Sumowono Desa Sumowono

Kecamatan Sumowono terdapat 83 remaja

Faktor pendukung : Keingintahuan remaja

tentang kespro dan dukungan

masyarakat dan toga terhadap kespro

Faktor penghambat : kurang diadakanya pertemuan

atau pengaktifan karang taruna

sehingga kurangnya pengetahuan

remaja tentang kespro.

49

6. Dalam masyarakat terdapat 100 pus, 67 pus

menggunakan KB, 29 tidak menggunakan kb dan 4

akseptor Drop out

Faktor pendukung : Antusias Pus terhadap

konseling Kb

Faktor penghambat : Kurangnya pengetahuan PUS

tentang komplikasi, efek samping

dan penggunaan KB

7. Dalam masyarakat Dusun Sumowono terdapat 40

premenopause, 29 menopause dan 23 senium

Faktor Pendukung : adanya dukungan dari

keluarga dalam pendampingan ibu

premenopause, menopause, senium

Faktor Penghambat : terbentur dengan aktivitas

ibu dan pemahaman tentang

menopause

8. Dalam masyarakat terdapat 48 Lansia

Faktor pendukung : Dukungan toga dan Bidan Desa

terhadap Program Posyandu

Faktor penghambat :Cuaca, waktu dan kurangnya

antusias lansia terhadap

pemeriksaan dan posyandu lansia

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Penutup

51

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Prioritas masalah dari hasil Musyawarah

Masyarakat Desa (MMD) :

a. Terdapat ibu hamil Resiko Tinggi 2 orang, 1

karena anemia sedang dan 1 riwayat HbSag

b. Rendahnya pengetahuan remaja tentang

pernikahan dini dan kehamilan remaja

52

c. Rendahnya pengetahuan orang tua remaja

tentang pernikahan dini dan kehamilan remaja

d. Program posyandu lansia yang tidak aktif

e. Terdapat 165 kandang hewan yang menyatu

dengan rumah

f. Terdapat 21 (3,04%) menderita penyakit ISPA

2. Pelaksanaan kegiatan yang sudah

dilaksanakan :

a. Pemberian penyuluhan kepada remaja mengenai

pernikahan dini dan kehamilan remaja

b. Pemberian penyuluhan kader mengenai peran dan

tugas kader di Desa Sumowono

c. Pemberian penyuluhan peran orang tua terhadap

pernikahan dini

d. Pembentukan kelas ibu dan penyuluhan tentang

kehamilan

e. Pelaksanaan posyandu lansia, penyuluhan

mengenai hipertensi dan mengajarkan senam

lansia.

f. Pemberian penyuluhan kesehatan lingkungan dan

ISPA

3. Kegiatan di luar perencanaan

a. Pemberian penyuluhan kepada ibu PKK mengenai

PHBS

b. Pemberian penyuluhan tumbuh kembang balita

53

c. Pemeriksaan tulang yang bekerja sama dengan

Anlene

d. Pemberian penyuluhan kader mengenai peran dan

fungsi tugas kader

B. SARAN

1. Bagi ibu hamil di Dusun Sumowono diharapkan

rutin menghadiri kelas ibu hamil untuk memantau

keadaan kehamilannya.

2. Bagi para orang tua diharapkan lebih

memperhatikan perkembangan anak remajanya.

3. Bagi para remaja diharapkan lebih berhati-hati

dalam pergaulannya.

4. Bagi warga di Dusun Sumowono diharapkan lebih

meningkatkan kesadaran untuk menjaga

kesehatannya.

5. Bagi warga di Dusun Sumowono yang mempunyai

hewan ternak diharapkan lebih menjaga

kebersihan kandang ternak.

6. Bagi warga Dusun Sumowono diharapkan

memeriksakan kesehatannya di tenaga kesehatan

apabila mempunyai keluhan terhadap

kesehatannya.

54

7. Bagi ketua RT/RW diharapkan memberi dukungan

pada semua warganya dalam menjaga kebersihan

lingkungan.

8. Bagi keluarga PUS yang belum berKB diharapkan

ikut serta menjadi akseptor KB aktif

9. Bagi lansia di Dusun Sumowono ikut partisipasi

dalam posyandu lansia.

10. Bagi kader posyandu di Dusun Sumowono

diharapkan mampu terus melaksanakan kegiatan

seperti senam lansia, pemeriksaan tekanan darah

dalam posyandu lansia.

11. Diharapkan warga di Dusun Sumowono menjaga

kesehatannya dengan segera memeriksakan

kesehatannya bila mengalami tanda-tanda ISPA.

55


Recommended