ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DESA SUMOWONO
KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG
Disusun Oleh :
MAHASISWA AKBID
AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2012/2013
1
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : Laporan Kelompok Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD) Manajemen
Kebidanan Komunitas Desa Sumowono
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tempat Pelaksanaan : Desa Sumowono Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang
Tanggal Pelaksanaan : 01 s/d 20 April 2013
Mengetahui
Ketua PKMD Direktur
2
Heni Setyowati, S.SiT Surjani,
S.SiT,M.PH
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “Laporan Kelompok Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) Manajemen Kebidanan
Komunitas Desa Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang “
Dalam kesempatan ini penulis mengucapakan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan ini :
1. Lila Kusuma Rahayu, S.Si, M.Si selaku Ketua Yayasan
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran.
3
2. Surjani, S.SiT,M.PH selaku Direktur Akademi
Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran.
3. Kepala Desa Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang.
4. Heni Setyowati,S.SiT selaku Ketua PKMD.
5. Perangkat Desa Sumowono Kecamatam Sumowono Kabupaten
Semarang.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan Akademi Kebidanan Ngudi
Waluyo Ungaran.
7. Seluruh Masyarakat Desa Sumowono Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini
masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan ilmu,
pengalaman, maupun kondisi penulis yang masih dalam
tahap belajar.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan laporan yang akan
datang. Serta penulis mohon maaf apabila dalam laporan
ini terdapat banyak kesalahan.
Sumowono, 4 April
2013
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman
judul................................................
....................................................
i
Lembar Pengesahan..................................
...................................................
ii
Kata pengantar.....................................
...................................................
iii
Daftar isi.........................................
...................................................
iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................
..............................................1
B. Tujuan........................................
..............................................2
C. Sasaran, Tempat dan Waktu.....................
..............................................2
D. Langkah Kerja.................................
..............................................3
5
E. Metode penulisan..............................
..............................................4
BAB II. TINJAUAN TEORI
A. Batasan Kelompok/ Masyarakat..................
..............................................5
B. Tipe-Tipe Kelompok /Masyarakat................
..............................................8
C. Indikator Masyarakat Sehat....................
..............................................
11
D. Ciri-ciri Masyarakat Sehat....................
..............................................
12
E. Pengertian Kebidanan Komunitas................
..............................................
12
BAB III ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
A. Pengkajian....................................
..............................................
17
B. Data Kebidanan Komunitas Tingkat Kelurahan....
..............................................
19
C. Analisis Data Fokus...........................
..............................................
27
6
D. Perumusan Masalah.............................
..............................................
29
E. Perencanaan Tindakan..........................
..............................................
30
F. Pelaksanaan...................................
..............................................
31
G. Evaluasi......................................
..............................................
32
BAB IV. PEMBAHASAN KASUS
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan....................................
..............................................
34
B. Saran ........................................
..............................................
34
Daftar Pustaka.....................................
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Kelompok Mahasiswa
Lampiran 2 Laporan Keuangan
Lampiran 3 Materi Penyuluhan
7
Lampiran 4 Power Point Materi
Lampiran 5 Power Point MMD DUSUN
Lampiran 6 Power Point MMD DESA
Lampiran 7 Undangan
Lampiran 8 Daftar Hadir Mahasiswa
Lampiran 9 Daftar Hadir Warga
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan secara umum diartikan sebagai upaya
multimensi untuk mencapai kualitas hidup seluruh
penduduk yang lebih baik. Sedangkan pembangunan
kesehatan dimaknakan sebagai proses terus menerus
dan progresif untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari
Pembangunan Nasional, dimana derajat kesehatan telah
dimaksudkan sebagai indikator keberhasilan
pembangunan nasional. Hal ini secara nasional
mendorong peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Perbaikan derajat kesehatan seperti ini terjadi
karena upaya meningkatkan derajat kesehatan yang
merupakan komitmen setiap negara. Pada 25 tahun yang
akan datang, Indonesia akan mengalami suatu periode
8
perubahan sosial ekonomi yang mempunyai dampak
terhadap kesehatan dan kebutuhan kesehatan dari
masyarakat
Masyarakat dapat diartikan sebagai sekumpulan
manusia yang secara relatif mandiri, yang secara
bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah
tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan
melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok
tersebut. Sedangkan desa dapat diartikan sebagai
perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi,
politik, dan kultural yang terdapat di suatu daerah
dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal
balik dalam daerah lain.
Dengan demikian masyarakat desa dapat diartikan
sebagai masyarakat paguyuban, yang memiliki ciri-
ciri mempunyai sikap dan perbuatan tolong menolong
tanpa pamrih, mementingkan kebersamaan, tidak suka
menonjolkan diri, dan tidak suka perbedaan.
Kesehatan masyarakat desa merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional dalam mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat serta
meningkatkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh,
sehingga perlu diadakan program-program dalam
meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat
seperti PKMD.
9
PKMD dilaksanakan di Desa Sumowono yang terdiri
dari 5 Dusun dimana sebagian besar masyarakatnya
bekerja sebagai karyawan swasta dan pedagang. Maka
dari itu kami mahasiswa PKMD Akbid Ngudi Waluyo
mencoba untuk membantu memecahkan masalah – masalah
yang ada di Desa Sumowono dengan mengadakan beberapa
program kesehatan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melakukan Asuhan Kebidanan Komunitas di Desa
Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.
2. Tujuan Khusus
a.Agar mahasiswa mampu melakukan melakukan
pengkajian data
b.Agar mahasiswa mampu melakukan identifikasi
masalah
c.Agar mahasiswa mampu melakukan melakukan
prioritas masalah
d.Agar mahasiswa mampu melakukan perencanaan
program
e.Agar mahasiswa mampu melakukan pelaksanaan
program
f.Agar mahasiswa mampu melakukan evaluasi
C. SASARAN, TEMPAT dan WAKTU
10
Sasaran : Seluruh warga Desa Sumowono, Kec.
Sumowono, Kab. Semarang
Tempat : Dusun Sumowono, Dusun Nyampuran, Dusun
Sawah Gondang, Dusun Karang Wetan, Dusun
Kenteng
Waktu : 01 April s/d 20 April 2013
D. LANGKAH KERJA
1. Tanggal 01 April 2013 dilaksanakan penyerahan
dan perkenalan Mahasiswa di Dusun Sumowono.
2. Tanggal 1 – 3 April 2013 Mahasiswa melaksanakan
pendataan dan pengkajian seluruh warga Desa
Sumowono.
3. Tanggal 4 – 5 April 2013 Mahasiswa melaksanakan
tabulasi data.
4. Tanggal 5 - 6 April 2013 MMD Dusun.
5. Tanggal 7 - 8 April 2013 dilaksanakan rekap
hasil MMD per dusun.
6. Tanggal 9 April 2013 Mahasiswa melakukan
penyajian hasil MMD.
11
7. Tanggal 10 - 16 April 2013 Mahasiswa melakukan
implementasi MMD
8. Tanggal 17 – 18 April 2013 Evaluasi hasil
9. Tanggal 19 April 2013 Penyajian hasil dan
perpisahan
10. Tanggal 20 April 2013 Sayonara
E. METODE
1. Pendataan
2. Survei
3. Analisa Data
4. Identifikasi masalah
5. Prioritas masalah
6. Perencanaan program
7. Pelaksanaan program
8. Evaluasi
9. Dokumentasi
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. BATASAN KELOMPOK / MASYARAKAT
12
Community dalam bahasa yunani adalah
‘persahabatan’. Sebagai refleksi dari arti kata
tersebut, Aristoteles mengemukakan bahwa manusia
yang hidup bersama dalam masyarakat karena mereka
menikmati ikatan yang saling bekerja sama, untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka dan untuk
mengemukakan makna kehidupan. Masyarakat dalam
konteks pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat
atau community dalam bahasa inggris atau juga
komunitas. Secara etimologis community berasal dari
komunitas yang berakar pada communete atau comman.
Community mempunyai dua arti (Talizi,2002) :
1.Sebagai kelompok sosial yang bertempat tinggal di
lokasi tertentu, memiliki kebudayaan dan sejarah
yang sama.
2.Sebagai suatu pemukiman yang terkecil di atasnya
ada kota kecil dan di atas kota kecil ada kota
atau kota besar.
Hillery dan lewis telah menyimpulkan banyak
literatur dan mengusulkan 4 komponen utama untuk
mendefinisikan konsep komunitas, pertama dan
terutama bahwa komunitas melibatkan manusia, wilayah
dan tempat tinggal juga menjadi elemen dalam
pembangunan masyarakat.
Thomas Hobber mengemukakan bahwa komunitas
adalah sebuah proses alamiah dimana orang-orang yang
13
hidup bersama untuk memaksimalkan kepentingan
mereka. Pendapat lain mendengar bahwa komunitas
diidentikkan sebagai pemukiman kecil penduduk,
bersifat mandiri dan yang satu berbeda dengan
lainnya :
1.Komunitas memiliki kesadaran kelompok yang kuat.
2.Komunitas tidak terlalu besar sehingga dapat
saling mengenal pribadi tetapi tidak terlalu kecil
sehingga dapat berusaha secara efisien.
3.Komunitas bersifat homogen.
4.Komunitas hidup mandiri
Menurut ensiklopedi Indonesia, Istilah
“masyarakat” sekurang-kurangnya mengandung tiga
pengertian :
1. Sama dengan gesellschaft, yakni bentuk tertentu
kelompok sesial berdasarkan rasional, yang
diterjemahkan sebagai masyarakat patembayan dalam
bahasa Indonesia. Sementara kelompok sosial lain
yang masih mendasarkan pada ikatan naluri
kekeluargaan disebut gemain-scaft atau masyarakat
paguyuban.
2. Merupakan keseluruhan “masyarakat manusia”
meliputi seluruh kehidupan bersama. Istilah ini
dihasilkan dari perkembangan ketergantungan
manusia yang pada masa terakhir ini sangat
dirasakan.
14
3. Menunjukkan suatu tata kemasyarakatan tertentu
dengan ciri sendiri (identitas) dan suatu autonomi
(relative), seperti masyarakat barat, masyarakat
primitiv yang merupakan kelompok suku yang belum
banyak berhubungan dengan dunia sekitarnya.
Berdasarkan pengertian di atas dapatlah
disebutkan kelompok masyarakat yang dicirikan
menurut hubungan manusianya serta nilai sosial yang
berlaku sebagai berikut :
1.Menurut mata pencaharian, seperti masyarakat
petani, nelayan, buruh, pedagang, dan lain-lain.
2.Menurut lingkungan tempat tinggalnya seperti
masyarakat hutan, pantai/pesisir.
3.Menurut tingkat kehidupan ekonomi seperti
masyarakat miskin yang dibedakan dengan masyarakat
kaya.
4.Menurut tingkat pendidikan seperti masyarakat
terpelajar, intelek/berpengetahuan yang dibedakan
dengan masyarakat awam.
5.Menurut penataan lingkungan / pemukiman masyarakat
seperti masyarakat desa, kota, metropoli.
6.Menurut lingkungan pergaulan agama seperti ulama,
santri, gereja.
7.Menerut tingkat keberadaan seperti masyarakat
madani, sebagai masyarakat yang beradab yang
didikotomikan dengan masyarakat jahiliah.
15
8.Menurut jenis kelamin yang dibedakan antara
perempuan dengan laki-laki.
Dari contoh pengelompokan masyarakat seperti
di atas dalam konteks pemberdayaan masyarakat maka
fokus perhatian lebih ditujukan kepada kelompok
masyarakat yang masih perlu diberdayakan mengingat
kondisi masyarakat tidak berdaya. Konsep komunitas
masyarakat yang baik (good community) mengandung
sembilan nilai (the competent community)
(Talizi,2002)
1. Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu dengan
yang lain berdasarkan hubungan pribadi
2. Komunitas memiliki otonomi, kewenangan dan
kemampuan mengurus kepentingan sendiri
3. Memiliki viabilitas, yaitu kemampuan untuk
memecahkan masalahnya sendiri.
4. Distribusi kekayaan yang merata, setiap orang
berkesempatan yang sama dan bebas menyatakan
kehendaknya.
5. Kesempatan setiap anggota untuk berpatisipasi
aktif dalam mengurus kepentingan bersama.
6. Komunikasi memberi makna kepada anggotanya sejauh
manakah pentingnya komunitas bagi seorang anggota.
7. Di dalam komunitas dimungkinkan adanya
heterogenitas dan perbedaan pendapat.
16
8. Di dalam komunitas, pelayanan masyarakat
ditempatkan sedekat dan secepat mungkin pada yang
berkepentingan.
9. Di dalam komunitas bisa terjadi konflik, namun
komunitas memiliki kemampuan untuk managing
conflict.
Dalam pengertian sosiologi, masyarakat tidak
dipandang sebagai suatu kumpulan individu-individu
semata. Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup,
oleh karena manusia hidup bersama. Masyarakat
merupakan suatu sistem yang terbentuk karena
hubungan anggota-anggotanya. Dengan kata lain,
masyarakat adalah suatu sistem yang terwujud dari
kehidupan bersama manusia, yang lazim disebut dengan
sistem kemasyarakatan. Emile Durkheim menyatakan
bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang
obyektif secara mandiri, bebas dari individu-
individu yang merupakan anggota-anggotanya. Cara
yang baik untuk mengerti tentang masyarakat adalah
dengan menelaah ciri-ciri pokok dari masyarakat itu
sendiri. Sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu
bentuk kehidupan bersama manusia, maka masyarakat
itu mempunyai ciri-ciri pokok, yaitu :
1.Manusia yang hidup bersama
Secara teoritis, jumlah manusia yang hidup bersama
itu ada dua orang. Di dalam ilmu sosial, khususnya
17
sosiologi, tidak ada suatu ukuran yang mutlak atau
angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah
manusia yang harus ada.
2.Bergaul selama jangka waktu cukup lama
3.Adanya kesadaran, bahwa setiap manusia merupakan
bagian dari satu kesatuan.
B. TIPE-TIPE KELOMPOK / MASYARAKAT
1.Masyarakat Pedesaan
a. Pengertian Desa
Menurut Sutarjo Kartodikusumo, yang dimaksud
dengan desa dalah suatu kesatuan hukum dimana
bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
tersendiri.
Menurut Bintaro, Desa merupakan perwujudan atau
kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan
kultur yang terdapat di tempat itu (suatu
daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara
timbal balik dengan daerah lain.
Menurut Paul H.Landis, Desa adalah penduduknya
kurang dari 2500 jiwa. Dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Mempunyai pergaulan hidup yang saling
mengenal antara ibu dan jiwa
2) Ada pertalian, perasaan yang sama tentang
kesukaan terhadap kebiasaan .
18
3) Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang
paling umum yang sangat dipengaruhi alam
seperti: iklim, keadaan alam, kekayaan alam,
sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah
bersifat sambilan
Dalam kampus sosiologi kata tradisional dari
bahasa inggris, Traditional artinya adat istiadat
dan kepercayaan yang turun temurun dipelihara,
ada beberapa pendapat yang ditinjau dari
beberapa segi bahwa pengertian desa itu sendiri
mengandung kompleksitas yang saling berkaitan
satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang
sebenarnya desa masih dianggap sebagai standart
dan pemeliharaan sistem kehidupan bermasyarakat
dan kebudayaan asli seperti tolong menolong
paguyupan, persaudaraan, gotong royong,
kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat,
kesenian dan lain-lain yang mempunyai ciri yang
jelas.
b. Ciri-Ciri masyarakat desa (karakteristik)
Dalam buku sosiologi karangan Ruman Sumadilaga
seorang ahli sosiologi “Talcot Parsons”
menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat
tradisional (gemeinschaft) yang mengenal ciri-
ciri sebagai berikut :
19
1) Afektifitas ada hubunganya dengan perasaan
kasih sayang, cinta, kesetiaan dan kemesraan
ini. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan
tolong menolong, menyatakan simpati terhadap
musibah yang diderita orang lain dan
menolongnya tanpa pamrih.
2) Orientasi kolektif sifat ini merupakan
konsekuensi dari afektifitas, yaitu mereka
mementingkan kebersamaan tidak suka
menunjukan diri tidak suka akan orang yang
berbeda pendapat, intinya semua harus
memperlihatkan keseragaman persamaan.
3) Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal
yang ada hubunganya dengan keberlakuan khusus
untuk suatu tempat atau daerah tertentu.
Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan
sesungguhnya yang hanya berlaku untuk
kelompok tertentu saja. (lawannya
universalisme).
4) Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau
sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan
suatu usaha yang tidak disengaja tetapi
merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan
kebiasaan atau keturunan(lawannya prestasi).
5) Kekabaran (difusenes) sesuatu yang tidak
jelas terutama dalam hubungan antara pribadi
20
tanpa tegasan yang dinyatakan eksplisit.
Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak
langsung untuk menunjukan sesuatu.
Dari uraian tersebut (pendapat Talcott
Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih
murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
c. Perbedaan antara desa dan kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan
antara masyarakat pedesaan (rural community) dan
masyarakat perkotaan (urban community). Menurut
Soekanto, perbedaan tersebut sebenarnya tidak
mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat
sederhana, karena dalam masyarakat modern.
Betapapun kecilnya suatu desa, pasti ada
pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat
pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakikatnya
bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masyarakat
desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya
karakteristik tersendiri. Masing-masing punya
sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial,
struktur serta proses-proses sosial yang sangat
berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan
“berlawanan” pula. Perbedaan kedua sistem tersebut
dapat diungkapan secara singkat menurut Poplin
sebagai berikut :
21
Masyarakat Pedesaan Masyarakat
Kota
Perilaku Homogen Perilaku HeterogenPerilaku yang dilandasi
oleh konsep kekeluargaan
dan kebersamaan
Perilaku yang
dilandasi oleh konsep
pengandalan diri dan
kelembagaanPerilaku yang
berorientasi pada
tradisi dan status
Perilaku yang
berorientasi pada
rasionalitas dan
fungsiKesatuan dan keutuhan
kultural
Kebauran dan
diversifikasi kulturalIsolasi social,sehingga
statis
Mobilitas
sosial,sehingga
dinamikBanyak ritual dan nilai-
nilai sakral
Birokrasi fungsional
dan nilai-nilai
sekuralKoliktivisme Individualisme
C. INDIKATOR MASYARAKAT SEHAT
22
Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat
adalah
1.Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan
masyarakat meliputi:
a. Indikator komprehensif
1) Angka kematian kasar menurun
2) Rasio angka mortalitas proporsional rendah
3) Umur harapan hidup meningkat
b. Indikator spesifik
1) Angka kematian ibu dan bayi menurun
2) Angka kematian karena penyakit menular
menurun
3) Angka kelahiran menurun
2.Indikator pelayanan kesehatan
a. Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah
penduduk seimbang
b. Distribusi tenaga kesehatan merata
c. Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur
di rumah sakit, fasilitas kesehatan dan lain-
lain
d. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan
kesehatan di antaranya rumah sakit, puskesmas,
rumah bersalin dan lain-lain
D. CIRI-CIRI MASYARAKAT SEHAT
23
1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat
2. Mengatasi masalah kesehatan sedarhana melalui
upaya peningkatan, pemecahan, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk
ibu dan anak
3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama
penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
mutu lingkungan hidup
4. Peningkatan status gizi masyarakat yang berkaitan
dengan peningkatan status sosial ekonomi
masyarakat
5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari
berbagai sebab dan penyakit
E. PENGERTIAN KEBIDANAN KOMUNITAS
1.Pengertian
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar
bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat di
wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bidan
yang melayani keluarga dan msyarakat di luar rumah
sakit. Di dalam konsep tersebut tercakup berbagai
unsur. Unsur-unsur tersebut adalah bidan sebagai
pelaksana pelayanan, pelayanan kebidanan, dan
komunitas sebagai sarana pelayanan, ilmu, dan
24
teknologi kebidanan, serta faktor yang
mempengaruhi seperti lingkungan.
Pendekatan baru mengenal kualitas pelayanan
menuntut pergeseran titik tekan pelayanan
kesehatan terutama kebidanan dari yang
berorientasi penjagaan mutu pelayanan. Praktik
bidan adalah suatu perwujudan dari kewenangan
bidan dalam melakukan tugasnya melayani pasien.
Praktik bidan adalah salah satu kegiatan kebidanan
komunitas.
Bidan yang bekerja di desa mempunyai wilayah
kerja atau wilayah pelayanan. Kebidanan komunitas
mendorong bidan bekerja aktif, yaitu memberi
pelayanan terhadap dan anak balita baik di dalam
maupun di luar unit kerjanya. Untuk itu bidan
harus mengetahui perkembangan kesehatan
masyarakat.
Pemantauan kesehatan masyarakat diwilayah
kerjanya harus dilakukan oleh bidan komunitas.
Konsep kebidanan komunitas terdiri dari beberapa
komponen, unsur-unsur yang tercakup dalam
kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan
kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan
pengetahuan serta teknologi.
Pelayanan kebidanan komunitas adalah seluruh
tugas yang menjadi tanggung jawab praktik profesi
25
bidan dalam sistim pelayanan kesehatan yang
bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak
dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan
masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas juga
dapat berarti interaksi bidan dan pasien dalam
suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
bidan untuk menyelamatkan klien atau pasien dari
gangguan kesehatan.
Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup
hasil upaya pelayanan kebidanan, tetapi juga hasil
kerja sama dengan mitra atau tim kesehatan
lainnya, masyarakat berdaya atau mandiri mengelola
kesehatannya. Pelayanan kebidanan komunitas
dilaksanakan oleh bidan secara mandiri,
berkolaborasi, dan atau merujuk sesuai
kewenangannya.
Pelayanan kebidanan komunitas:
a. Dilakukan di luar rumah sakit dan juga
merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan yang
diberikan di rumah sakit.
b. Pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak balita
di puskesmas, kunjungan rumah, dan melayani
kesehatan ibu, bayi, dan anak balita di rumah
atau di lingkungan keluarga merupakan kegiatan
kebidanan komunitas
c. Pelayanan kesehatan yang ada di komunitas.
26
2. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas
Tujuan umum pelayanan umum komunitas adalah
seorang bidan komunitas mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan
perempuan atau ibu, bayi dan balita di wilayah
kerjanya.
Sedangkan tujuan khususnya antara lain
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan
komunitas sesuai dengan tanggung jawab bidan
b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil,
pertolongan persalinan, perawatan nifas dan
perinatal serta bayi dan balita secara terpadu.
c. Menurunkan kasus-kasus yang berkaitan dengan
resiko kehamilan, persalian, nifas, dan
perinatal.
d. Mendukung program pemerintah untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu, bayi dan
balita.
e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas
rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau
unsur terpadu lainnya.
3. Prinsip pelayanan kebidanan komunitas :
27
a. Kebidanan komunitas sifatnya multidisiplin
meliputi ilmu kesehatan masyarakat,
kedokteran, sosial, psikologi, ilmu kebidanan
dan lain-lain yang mendukung peran bidan di
komunitas.
b. Dalam pelayanan kebidanan komunitas bidan
tetap berpedoman pada etika profesi kebidanan
yang menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan klien.
c. Dalam pelayanan kebidanan komunitas, bidan
senantiasa memperhatikan dan memberi
penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku
di masyarakat, sepanjang tidak merugikan dan
tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.
Pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan
kebidanan komunitas tetap menggunakan prinsip
manajeman kebidanan dengan langkah-langkah
pemecahan masalah:
a. Identifikasi masalah (mengumpulkan data
obyektif dan subyektif).
b. Analisis dan perumusan masalah.
c. Penetapan rencana pemecahan masalah (menyusun
prioritas masalah).
d. Pelaksanaan rencana pemecahan masalah.
e. Dokumentasi dan evaluasi.
28
4. Sasaran kebidanan komunitas
Sasaran kebidanan komunitas adalah individu,
keluarga, dan kelompok masyarakat. Sasaran
utamanya adalah ibu dan anak dalam keluarga.
Kesehatan ibu meliputi sepanjang siklus
kehidupannya mulai pra kehamilan, hamil,
persalinan, pasca persalinan dan masa di luar
kehamilan dan persalinan. Sedangkan kesehatan anak
meliputi perkembangan dan pertumbuhan anak mulai
dari masa kandungan, masa bayi, masa balita, masa
pra-sekolah dan masa sekolah.
5. Faktor yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebidanan
komunitas antara lain lingkungan dan ilmu
pengetahuan, serta teknologi. Faktor tersebut
tidak dapat dipungkiri secara bermakna akan
mempengaruhi pelayanan kebidanan komunitas.
a. Faktor lingkungan meliputi:
1) Lingkungan fisik: keadaan geografis (misal
daerah pegunungan cenderung kekurangan
yodium).
2) Lingkungan sosial: kebiasaan, adat istiadat,
budaya, kepercayaan dan agama di masyarakat,
tingkat sosial ekonomi termasuk pendidikan
3) Lingkungan flora dan fauna: pemanfaatan
tumbuhan dan hewan untuk menunjang kehidupan.
29
b. Ilmu pengetahuan dan teknologi : globalisasi,
pasar bebas, pendidikan tinggi (continuing
education), training (pelatihan), dan media.
6. Asuhan kebidanan komunitas
a. Asuhan kebidanan komunitas meliputi ;
1) Pencegahan
2) Skrining atau deteksi dini untuk dirujuk
3) Asuhan kegawatan daruratan ibu dan neonatal
4) Pertolongan pertama pada penyakit akut untuk
kemudian dirujuk.
5) Pengobatan ringan
6) Asuhan pada kondisi kronis
7) Pendidikan kesehatan
8) Menentukan kebutuhan kesehatan
9) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
masyarakat
b. Prinsip pelayanan kebidanan komunitas
1) Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang
berdasarkan pada perhatian terhadap
kehamilan, bersalin, nifas serta kesehatan
bayi dan balita
2) Informed choice
3) Pendekatan dengan teknologi
4) Asuhan yang berkelanjutan
c. Misi pelayanan kebidanan komunitas
30
1) Meningkatkan status kesehatan perorangan,
keluarga, komunitas dan masyarakat
2) Menangulangi berbagai masalah kesehatan
masyarakat prioritas
3) Menyelengarakan berbagai program kesehatan
masyarakat yang inofatif, efektif dan efisien
4) Meningkatkan peran serta dan kemandirian
masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan
5) Menggalang berbagai potensi untuk
penyelengaraan program kesehatan masyarakat.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
A. PENGKAJIAN
1. DATA KEBIDANAN KOMUNITAS TINGKAT DESA
a. IDENTITAS DESA
1) Desa : Sumowono
2) Kecamatan: Sumowono
3) Kelurahan : Sumowono
31
4) Kabupatan : Semarang
5) Propinsi : Jawa Tengah
b. KONDISI GEOGRAFIS
1) Luas wilayah : 323,885 Ha
2) Jumlah RT : 16
3) Keadaan tanah :
Pegunungan √
Perbukitan
Dataran
4) Keadaan lahan:
Sawah/kebun √
Hutan √
Perindustrian √
5) Klasifikasi Desa :
Swadaya
Swakarsa
Swasembada
6) Status kependudukan :
Urban
Sub urban
Rural √
7) Batas wilayah, sebelah :
Utara :Desa Bumen
Selatan : Desa Lanjan
Timur : Desa Trayu
32
Barat : Desa Jubelan
c. KONDISI DEMOGRAFIS
1) Jumlah penduduk : 2569 Jiwa
2) Struktur Umur dan Sex
Terlampir pada tabel 1
3) Jumlah Penduduk
No Jenis
Kelamin
Jumlah
1. Laki-laki 13282. Perempuan 1241Jumlah 2569
4) Jumlah KK : 777 KK
5) Mata pencaharian :
A PNS/Polri/
ABRI
103
B Karyawan
swasta
425
C Pedagang 287D Guru/Dosen 70E Petani 215F Buruh 235G Lain - lain 60
JUMLAH 1395
33
6) Tingkat pendidikan
No Pendidikan ∑1 Tidak Sekolah 662 TK 2123 Tidak Tamat SD 644. Belum sekolah 2235. SD 6696. Tidak Tamat
SMP
16
7. SMP 4268. Tidak tamat
SMA
24
9. SMA 60310
.
PT 266
Jumlah 2569
7) . Angka Kematian Dalam 1 Tahun terakhir 15 orang
D. EKONOMI
No Besar Penghasilan Jumla
h1 < Rp 500.000,00 972 Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 2563 >Rp 1.000.000,00 424
34
Total 777
E. SANITASI1. Kemilikikan rumah
No Kepemilikan Jml1 Memiliki 6482 Tidak memiliki 129
Total 777
2. Lingkungan
1 Jenis
bangunan
Permanen 493Semi permanen 138Nnon permanen 17
2 Lantai Tanah 38Papan 4Plester 186Ubin 420
4 Ventilasi <10% luas
lantai
262
>10% luas
lantai
354
5 Pencahayaan Baik 449Cukup 56Kurang 143
6 Kebersihan Bersih 344Cukup 251
35
rumahKurang 53
7 Persediaan
air bersih
Sumur gali 399Penampung air 18Perlindungan
mata air dengan
perpipaan
191
Perlindungan
mata air tanpa
perpipaan
24
8 Pembungan
sampah
Tempat sampah
kedap air
261
Tempat sampah
tidak kedap air
145
Tanah yang
digali
154
F. Kandang ada/tidak
Kandang ∑
Ada, diluar
rumah
112
Ada,
menempel
rumah
50
Dalam rumah 15Jumlah 177
36
G. PEMBUANGAN KOTORAN / TINJA
No Kepemilikan Jml1 Memiliki 6052 Tidak Memiliki 43
Total 648
H. TEMPAT PEMBUANGAN KOTORAN/TINJA
No Tempat
Pembuangan
Jml
1 Selokan 162 Cemplung 283 Sungai/kolam 364 Septictank/
angsatrine
696
5 Sembarang tempat 16 Laiin-lain 0
Total 777
d.. DATA YANKES DAN CAKUPAN
1) Tenaga Kesehatan
Bidan Desa : 1 Org
Dokter : 1 Org
Kader : 25 Org
2) . Fasilitas Kesehatan
Fasilitas ∑
A Rumah Sakit 0B Pus. Induk 1
37
C Pus. Tu 0D Posyandu balita 5E Posyandu
lansi(tidak
aktif)
5
Jumlah 11
3) Tempat Pengobatan
No
.
Tenaga Kesehatan Jumlah
A. Rumah Sakit 0B. Puskesmas 1C. Dokter, Bidan,
Perawat
7
D. Mengobati sendiri 0E. Lain-lain 1Total 9
4) Pemeriksaan Kehamilan (Sedang Hamil)
No Tempat
Pemeriksaan
Resiko
Tinggi
Tidak
resiko
tinggiA. Nakes 2 1
38
B. Non Nakes 0 0C. Tidak
Priksa
0 0
Jumlah 2 1
5) Imunisasi bayi dan Balita (1Th)
No Tempat
Imunisa
si
Umur Imunisasi Jumla
h
Ket
1 Bidan 1-3
bulan
HB0,BCG, Polio 1,
DPT-HB 1 dan polio 2
34 Tepatwaktu
2 Bidan 3-4bulan
HB0,BCG, Polio 1,DPT-HB 1 dan polio 2,DPT-HB 2, Polio 3
2 Tepatwaktu
3 Bidan 4-8bulan
HB0,BCG, Polio 1,DPT-HB 1 dan polio 2,DPT-HB 2, Polio 3,DPT-HB 3 Polio 4
4 Tepatwaktu
4 Bidan 8-9bulan
HB0,BCG, Polio 1,DPT-HB 1 dan polio 2,DPT-HB 2, Polio 3,DPT-HB 3 Polio 4
1sudah
1belum
TepatwaktuSedang
sakitTotal 7
6) . Kondisi Balita
a.Jumlah Balita : 36 anak
b.Jumlah Rata-rata menimbang diposyandu : 24
anak setia bulan
39
c.Balita dusun Sumowono yang menimbang pada
hari Rabu, 10 April 2013 ada 21 anak
7) . Jumlah PUS : 100
PUS yang KB : 67
PUS yang tidak KB : 29
8) . Alat Kontrasepsi (PUS) yang terpakai
No Jenis ∑
1 Pil 252 Kondom 23 IUD 324 Kontap 266 Suntik 2017 Obat Vagina 08 Susuk 399 Tidak KB :
Program hamil
Dilarang agama
Dilarang suami
Takut efek samping
Alasan penyakit
Hamil
Post curetase
11
1
6
11
4
11
010 Lain-lain 8
11
Droup out 13
Jumlah 100
40
9) Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga :
ayah, ibu dan anak (1 tahun terakhir)
No Jenis Ʃ1 Saluran pernapasan 10
32 tipoid 113 Diare 164 DBD 25 TBC 26 Asma 67 Rematik 108 Disentri 19 Ruda paksa 010 Kulit 1011 Jantung 312 Stroke 1213 Hypertensi 4314 Lain-lain 63
Jumlah 28
2
B. ANALISIS DATA FOKUS
1. KESEHATAN IBU DAN ANAK
a. Kehamilan
41
Terdapat 3 ibu hamil di dusun Sumowono RT 1 RW
5 (2 orang) RT 2 RW 4 (1 orang) ,100% ibu
hamill melakukan kunjungan ibu hamil di tenaga
kesehatan. Terdapat 2 (66,7%) ibu hamil
dengan kehamilan beresiko tinggi ( anemia dan
riwayat HbSag + )
b. Nifas
Didusun Sumowono RW 4 RT 1 terdapat 2 ibu
nifas, terhitung 1 tahun terakhir yang
melakukan pemeriksaan di tenaga kesehatan.
c. Bayi dan Balita
Jumlah Balita : 36 anak
Jumlah Rata-rata menimbang di posyandu : 24
anak/Bulan
Balita dusun Sumowono yang menimbang 10 April
2013 ada 21 (58,3%) anak
d. Remaja
Di Dusun Sumowono RW 4, 5 terdapat 83 remaja
Sebanyak 41 remaja laki-laki
Sebanyak 42 remaja perempuan
e. Lansia
Di Dusun Sumowono terdapat 48 lansia
f. KB
1) Di Dusun Sumowono terdapat 170 KK
2) Terdapat 100 pasangan usia subur
3) Terdapat 67 akseptor KB
42
4) Terdapat 38 PUS menggunakan jenis
kontrasepsi suntik
5) Terdapat 29 PUS tidak menggunakan alat
kontrasepsi
6) Terdapat 4 drop out
2. KESEHATAN LINGKUNGAN
Terdapat 38 kandang, yang tidak terpisah dengan
rumah 10 kandang, diluar rumah 22 kandang, didalam
rumah ada 6 kandang.
C. PERUMUSAN MASALAH
1. Bertambahnya resti ibu hamil di Dusun Sumowono
berhubungan dengan kurangnya
informasi/pengetahuan tentang kehamilan
2. Meningkatnya angka kesakitan ibu nifas
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
masa nifas
3. Meningkatnya resiko kehamilan yang tidak
direncanakan sehubungan dengan kurangnya
pengetahuan dan informasi tentang KB
4. Meningkatnya angka kesakitan bayi (gangguan
pencernaan) yang disebabkan karena kurangnya
pengetahuan ibu tentang MP ASI
43
5. Meningkatnya resiko gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada balita sehubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang posyandu dan
pertumbuhan serta perkembangan balita
6. Resiko meningkatnya gangguan kesehatan
reproduksi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja
7. Resiko menurunnya derajat kesehatan wanita pre
menopouse, menopouse dan senium sehubungan dengan
Kurangnya pengetahuan mengenai premenopouse,
menopouse dan senium
8. Menurunnya derajat kesejahteraan lansia karena
kurangnya pemanfaatan fasilitas untuk lansia
D. Prioritas Masalah
1. Remaja
Resiko meningkatnya gangguan kesehatan
reproduksi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
remaja.
2. Premenopause dan Menopause
Resiko menurunnya derajat kesehatan wanita pre
menopouse, menopouse dan senium sehubungan dengan
Kurangnya pengetahuan mengenai premenopouse,
menopouse dan senium
E. Diagnosa
F. Perencanaan
44
No Permasalahan
Perencanaan
Sasaran
Waktu
Tempat PJ
1• Kehamilan
Memberikan konseling mengenaikesehatan ibu pada masa kehamilan meliputi:
• pemenuhan kebutuhan nutrisi
• kebutuhan fisik
• macam-macamtanda bahaya kehamilan.
3 bumil
10-16 April 2013
Di rumah Ibu Siska Di rumah Anastasya Di rumah Ibu Dwi
mahasiswa
2 Nifas Memberikan konseling mengenaikebutuhan ibu nifas .Meliputi
2 ibunifas
10-16 april 2013
Rumah ibu eni dan farhan
mahasiawa
45
:ASI eksklusif, vitamin A pada masa nifas , Tanda bahaya pada masa nifas.
3 KB melakukan penyuluhan tentang program KB.
8 PUS 10-16 APRIL 2013
RUMAH pus
mahasiswa
4 Bayi Konseling tentang ASI Esklusifdan MP ASI
10 ibu menyusui
10 april jam:15.00
Posyandu (buTrisni)
Mahasiswa
5 Balita Konseling tentang gizi balita
36 ibu balita
10 april 2013/ jam 15.00
Posyandu (butrisni)
Mahasiswa
6 Remaja Penyuluhan
83 remaj
Sabtu 13
Rumah kadus
mahasisw
46
tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
a april 2013
i
7 Pre menopause/ menopause dan senium
Penyuluhan tentang premenopouse, menopouse dan senium
40 premenopause29menopause8 senium
11 april 2013
Rumah kadus
mahasiswa
8 Lansia Memotivasi lansia untuk mengikuti kegiatanlansia
48 lansia
10 april 2013
Rumah pak kadus
mahasiswi
G. Implementasi
Terlampir
H. Evaluasi
47
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
1. Dalam masyarakat Dusun Sumowono Desa Sumowono
Kecamatan Sumowono terdapat 2 ibu hamil dengan
faktor resiko1 bumil anemia dan 1 bumil riwayat
HbSAg (+) .
Faktor pendukung : Dukungan suami dan keluarga
terhadap kehamilan, ketersediaan
sarana dan prasarana yang cukup,
keingintahuan ibu tentang faktor
resiko dan tanda bahaya kehamilan
Faktor penghambat : kurangnya pengetahuan ibu
tentang faktor resiko dan tanda
bahaya kehamilan.
2. Dalam masyarakat Dusun Sumowono terdapat 2 ibu
nifas
Faktor pendukung : Dukungan suami dan keluarga
terhadap kehamilan, ketersediaan
sarana dan prasarana yang cukup,
keingintahuan ibu tentang faktor
resiko dan tanda bahaya masa nifas
Faktor penghambat : kurangnya pengetahuan ibu
tentang faktor resiko dan tanda
bahaya masa nifas
48
3. Dalam masyarakat Dusun Sumowono terdapat 7 bayi
dengan 2 bayi mengalami gizi kurang
Faktor pendukung : Dukungan suamorang tua dan
keluarga terhadap gizi dan tumbuh
kembang bayi
Faktor penghambat : kurangnya pengetahuan ibu
tentang gizi bayi dan tumbuh
kembang bayi.
4. Dalam masyarakat Dusun Sumowono Desa Sumowono
Kecamatan Sumowono jumlah balita ada 36 balita
Faktor pendukung : Dukungan orang tua dan
keluarga dengan gizi balita dan
posyandu
Faktor penghambat : Waktu dan pengetahuam orang
tua tentang gizi dan tumbuh kembang
balita.
5. Dalam masyarakat Dusun Sumowono Desa Sumowono
Kecamatan Sumowono terdapat 83 remaja
Faktor pendukung : Keingintahuan remaja
tentang kespro dan dukungan
masyarakat dan toga terhadap kespro
Faktor penghambat : kurang diadakanya pertemuan
atau pengaktifan karang taruna
sehingga kurangnya pengetahuan
remaja tentang kespro.
49
6. Dalam masyarakat terdapat 100 pus, 67 pus
menggunakan KB, 29 tidak menggunakan kb dan 4
akseptor Drop out
Faktor pendukung : Antusias Pus terhadap
konseling Kb
Faktor penghambat : Kurangnya pengetahuan PUS
tentang komplikasi, efek samping
dan penggunaan KB
7. Dalam masyarakat Dusun Sumowono terdapat 40
premenopause, 29 menopause dan 23 senium
Faktor Pendukung : adanya dukungan dari
keluarga dalam pendampingan ibu
premenopause, menopause, senium
Faktor Penghambat : terbentur dengan aktivitas
ibu dan pemahaman tentang
menopause
8. Dalam masyarakat terdapat 48 Lansia
Faktor pendukung : Dukungan toga dan Bidan Desa
terhadap Program Posyandu
Faktor penghambat :Cuaca, waktu dan kurangnya
antusias lansia terhadap
pemeriksaan dan posyandu lansia
50
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Prioritas masalah dari hasil Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) :
a. Terdapat ibu hamil Resiko Tinggi 2 orang, 1
karena anemia sedang dan 1 riwayat HbSag
b. Rendahnya pengetahuan remaja tentang
pernikahan dini dan kehamilan remaja
52
c. Rendahnya pengetahuan orang tua remaja
tentang pernikahan dini dan kehamilan remaja
d. Program posyandu lansia yang tidak aktif
e. Terdapat 165 kandang hewan yang menyatu
dengan rumah
f. Terdapat 21 (3,04%) menderita penyakit ISPA
2. Pelaksanaan kegiatan yang sudah
dilaksanakan :
a. Pemberian penyuluhan kepada remaja mengenai
pernikahan dini dan kehamilan remaja
b. Pemberian penyuluhan kader mengenai peran dan
tugas kader di Desa Sumowono
c. Pemberian penyuluhan peran orang tua terhadap
pernikahan dini
d. Pembentukan kelas ibu dan penyuluhan tentang
kehamilan
e. Pelaksanaan posyandu lansia, penyuluhan
mengenai hipertensi dan mengajarkan senam
lansia.
f. Pemberian penyuluhan kesehatan lingkungan dan
ISPA
3. Kegiatan di luar perencanaan
a. Pemberian penyuluhan kepada ibu PKK mengenai
PHBS
b. Pemberian penyuluhan tumbuh kembang balita
53
c. Pemeriksaan tulang yang bekerja sama dengan
Anlene
d. Pemberian penyuluhan kader mengenai peran dan
fungsi tugas kader
B. SARAN
1. Bagi ibu hamil di Dusun Sumowono diharapkan
rutin menghadiri kelas ibu hamil untuk memantau
keadaan kehamilannya.
2. Bagi para orang tua diharapkan lebih
memperhatikan perkembangan anak remajanya.
3. Bagi para remaja diharapkan lebih berhati-hati
dalam pergaulannya.
4. Bagi warga di Dusun Sumowono diharapkan lebih
meningkatkan kesadaran untuk menjaga
kesehatannya.
5. Bagi warga di Dusun Sumowono yang mempunyai
hewan ternak diharapkan lebih menjaga
kebersihan kandang ternak.
6. Bagi warga Dusun Sumowono diharapkan
memeriksakan kesehatannya di tenaga kesehatan
apabila mempunyai keluhan terhadap
kesehatannya.
54
7. Bagi ketua RT/RW diharapkan memberi dukungan
pada semua warganya dalam menjaga kebersihan
lingkungan.
8. Bagi keluarga PUS yang belum berKB diharapkan
ikut serta menjadi akseptor KB aktif
9. Bagi lansia di Dusun Sumowono ikut partisipasi
dalam posyandu lansia.
10. Bagi kader posyandu di Dusun Sumowono
diharapkan mampu terus melaksanakan kegiatan
seperti senam lansia, pemeriksaan tekanan darah
dalam posyandu lansia.
11. Diharapkan warga di Dusun Sumowono menjaga
kesehatannya dengan segera memeriksakan
kesehatannya bila mengalami tanda-tanda ISPA.
55