+ All Categories
Home > Documents > Manajemen Inventory

Manajemen Inventory

Date post: 30-Jan-2023
Category:
Upload: sbm-itb
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
14
Usulan Perbaikan Sistem Manajemen Persediaan PT Timah (Persero) Tbk Dudy School of Business and Management Institut Teknologi Bandung, Indonesia [email protected] Abstract – Dalam lima tahun terakhir nilai persediaan PT.Timah (Persero) Tbk mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Berdasarkan laporan tahunan 2011, untuk nilai persediaan perusahaan yang paling besar adalah persediaan barang gudang sebesar 65% dari total nilai persediaan perusahaan. Nilai persediaan gudang setiap tahun mengalami kenaikan dan total nilai persediaan pada tahun 2011 sebesar Rp 401,5 milyar. Analisis lebih lanjut terhadap nilai persediaan pergudangan dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan, jumlah sumber daya manusia pada bagian perencanaan dan pelaksanaan manajemen persediaan yang belum optimal. Teknologi merupakan kebijakan perusahaan dalam menjalankan salah satu strategi perusahaan sehingga dampak secara tidak langsung terhadap persediaan adalah suku cadang teknologi lama tidak dapat digunakan lagi dan menjadi barang dead stock. Jumlah SDM pada yang belum sesuai dengan beban kerja yang harus dikerjakan untuk melakukan perencanaan barang gudang sebanyak 7000 iem. Sedangkan pada manajemen persediaan belum ada metode yang tepat untuk menganalisis demand forecasting dalam perencanaan persediaan dan tidak ada persediaan kontrol seperti nilai EOQ, ROP dan SS. Untuk menganalisis demand forecasting digunakan metode trend and seasonal karena dengan metode tersebut dapat mewakili proyeksi untuk forecasting tahun selanjutnya sedangkan untuk menganalisis pengendalian persediaan dengan menggunakan metode Q. berdasarkan hasil simulasi terhadap demand salah satu barang gudang yaitu barang electrode welding AWS 6013 tahun 2010 dan 2011 didapatkan hasil forecast untuk tahun 2012 dengan tingkat error sebesar 31% dibandingkan dengan aktual demand tahun 2012. sedangkan untuk menganalisis persediaan kontrol menggunakan metode Q. Dari hasil perhitungan berdasarkan data demand electrode welding AWS 6013 tahun 2011 dengan menggunakan metode tersebut didapatkan nilai EOQ sebesar 7.142 Kg dengan rata – rata persediaan level sebesar 3.571 Kg atau lebih hemat 36 % dari rata-rata persediaan level aktual demand sebesar 9.656 Kg. Keywords: demand forecasting, persediaankontrol, metode trend and seasonal, metode Q, ROP, SS 1. Pendahuluan Salah satu asset yang sangat penting dimiliki oleh perusahaan adalah berupa persediaan, fungsi persediaan adalah untuk menunjang perusahaan dalam melayani beberapa kepentingan dalam perusahaan agar operasional perusahaan tetap dapat beroperasi sesuai dengan rencana. Persediaan bisa muncul karena memang direncanakan atau merupakan akibat dari ketidaktahuan terhadap suatu informasi. Jadi suatu perusahaan yang memiliki persediaan karena akibat dari permintaan yang terlalu sedikit/banyak dibandingkan dengan perkiraan awal. Persediaan yang di miliki oleh PT Timah berupa persediaan barang di gudang yang bertujuan untuk menunjang proses produksi dan operasional perusahaan, dan jumlah barang yang masuk dalam stock gudang ada ribuan stock material number (MN). Hampir setiap tahun nilai persediaan PT Timah mengalami kenaikan, sehingga ini menjadi perhatian manajemen dan pergudangan logistik untuk melakukan usaha terhadap perencanaan
Transcript

Usulan Perbaikan Sistem Manajemen PersediaanPT Timah (Persero) Tbk

Dudy

School of Business and Management

Institut Teknologi Bandung, Indonesia

[email protected]

Abstract – Dalam lima tahun terakhir nilai persediaan PT.Timah (Persero) Tbk mengalami kenaikan yang cukup

tinggi. Berdasarkan laporan tahunan 2011, untuk nilai persediaan perusahaan yang paling besar adalah

persediaan barang gudang sebesar 65% dari total nilai persediaan perusahaan. Nilai persediaan gudang setiap

tahun mengalami kenaikan dan total nilai persediaan pada tahun 2011 sebesar Rp 401,5 milyar. Analisis lebih

lanjut terhadap nilai persediaan pergudangan dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan, jumlah sumber daya

manusia pada bagian perencanaan dan pelaksanaan manajemen persediaan yang belum optimal. Teknologi

merupakan kebijakan perusahaan dalam menjalankan salah satu strategi perusahaan sehingga dampak secara

tidak langsung terhadap persediaan adalah suku cadang teknologi lama tidak dapat digunakan lagi dan menjadi

barang dead stock. Jumlah SDM pada yang belum sesuai dengan beban kerja yang harus dikerjakan untuk

melakukan perencanaan barang gudang sebanyak 7000 iem. Sedangkan pada manajemen persediaan belum

ada metode yang tepat untuk menganalisis demand forecasting dalam perencanaan persediaan dan tidak ada

persediaan kontrol seperti nilai EOQ, ROP dan SS. Untuk menganalisis demand forecasting digunakan metode

trend and seasonal karena dengan metode tersebut dapat mewakili proyeksi untuk forecasting tahun

selanjutnya sedangkan untuk menganalisis pengendalian persediaan dengan menggunakan metode Q.

berdasarkan hasil simulasi terhadap demand salah satu barang gudang yaitu barang electrode welding AWS

6013 tahun 2010 dan 2011 didapatkan hasil forecast untuk tahun 2012 dengan tingkat error sebesar 31%

dibandingkan dengan aktual demand tahun 2012. sedangkan untuk menganalisis persediaan kontrol

menggunakan metode Q. Dari hasil perhitungan berdasarkan data demand electrode welding AWS 6013 tahun

2011 dengan menggunakan metode tersebut didapatkan nilai EOQ sebesar 7.142 Kg dengan rata – rata

persediaan level sebesar 3.571 Kg atau lebih hemat 36 % dari rata-rata persediaan level aktual demand sebesar

9.656 Kg.

Keywords: demand forecasting, persediaankontrol, metode trend and seasonal, metode Q, ROP, SS

1. Pendahuluan

Salah satu asset yang sangat penting dimiliki oleh perusahaan adalah berupa persediaan,

fungsi persediaan adalah untuk menunjang perusahaan dalam melayani beberapa kepentingan

dalam perusahaan agar operasional perusahaan tetap dapat beroperasi sesuai dengan rencana.

Persediaan bisa muncul karena memang direncanakan atau merupakan akibat dari ketidaktahuan

terhadap suatu informasi. Jadi suatu perusahaan yang memiliki persediaan karena akibat dari

permintaan yang terlalu sedikit/banyak dibandingkan dengan perkiraan awal. Persediaan yang di

miliki oleh PT Timah berupa persediaan barang di gudang yang bertujuan untuk menunjang proses

produksi dan operasional perusahaan, dan jumlah barang yang masuk dalam stock gudang ada

ribuan stock material number (MN).

Hampir setiap tahun nilai persediaan PT Timah mengalami kenaikan, sehingga ini menjadi

perhatian manajemen dan pergudangan logistik untuk melakukan usaha terhadap perencanaan

persediaan stock gudang. Salah satu fungsi dari pergudangan PT Timah adalah sebagai tempat

penyimpanan barang, distribusi dan pelayanan dan pergudangan juga melakukan perencanaan

pengadaan barang stock gudang. Sistem atau metode yang digunakan untuk perencanaan pengadaan

barang stock gudang selama ini hanya berdasarkan pengalaman, jumlah / quantity barang yang di

minta (demand) oleh pemakai / user dan permintaan langsung dari user tanpa melakukan analisis

kondisi kebutuhan pada stock gudang saat itu, sehingga kondisi ini menyebabkan nilai persediaan

gudang setiap tahun mengalami kenaikan karena di gudang terjadi kelebihan jumlah dan nilai barang

(over stock) dan barang gudang yang sudah lama tidak ada proses pengambilan oleh user (dead stock

) dengan jumlah dan nilai yang besar. Disisi lain adanya investasi teknologi baru menjadi salah satu

penyebab jumlah dan nilai persediaan bertambah. Usaha dari pergudangan logistik untuk

mengurangi nilai persediaan dengan melakukan analisis kembali sistem management persediaan ,

khususnya bagian perencanaan pergudangan yang harus memiliki analisis dan metode (tool)

perencanaan yang baik.

2. Business issues

Nilai persediaan barang PT Timah dan Anak Perusahaan hampir setiap tahun mengalami

kenaikan yang cukup besar berdasarkan laporan tahunan perusahaan. Nilai persediaan tersebut

merupakan gabungan dari beberapa persediaan yang dimiliki oleh PT.Timah, yaitu Aspal, Bijih Besi,

Batu Bara, Barang Gudang, Pasir dan Tin Chemical. Berdasarkan laporan tahunan 2011, untuk nilai

persediaan barang yang paling besar adalah barang gudang sebesar 65 % dari total nilai persediaan

barang perusahaan (lihat Gambar 1).

Gambar 1. PersediaanPT Timah (Persero) Tbk dan Anak Perusahaan Tahun 2011

Nilai persediaan barang gudang juga setiap tahun mengalami kenaikan yang cukup tinggi, di

tahun 2011 berdasarkan laporan tahunan untuk nilai barang gudang sebesar Rp 401, 5 milyar.

berdasarkan pada Gambar 2, nilai persediaan mengalami kenaikan dari tahun 2008 sampai dengan

2011.

Gambar 2. Nilai Persediaan Gudang PT Timah (Persero) & Anak Perusahaan

Pada tahun 2012, manajemen membuat kebijakan khusus untuk pergudangan logistik yaitu

menentapkan nilai rata- rata persediaan Rp 150 milyar per tahun sehingga nilai ini menjadi Key

Performance Indicator (KPI) bagi pergudangan logistik. Pada Gambar 2, menunjukan bahwa nilai rata-

rata persediaan barang gudang tahun 2012 sebesar Rp 258,812 milyar dan ada kenaikan dari lima

tahun sebelumnya. Ini menunjukan bahwa kebijakan dari manajemen untuk menetapkan nilai

persediaan barang gudang sebesar Rp 150 milyar per tahun berlum tercapai. Kondisi ini membuat

proses bisnis internal di perusahaan menjadi tidak efektif dan tidak efisien.

Gambar 3. Grafik Rata-Rata Nilai PersediaanBarang Gudang

Kerangka Konseptual

Isu bisnis yang dihadapi oleh pergudangan logistik adalah nilai persediaan yang dikelola oleh

pergudangan logistik tinggi. Bisnis isu ini merupakan indikator dari sistem persediaan yang ada di

perusahaan ini.

Gambar 4. Kerangka Konseptual

Sistem persediaan perusahaan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu kebijakan

perusahaan dalam melakukan operasional dari rencana kerja perusahaan dan pelaksanaan

manajemen persediaanyang ada dipergudangan logistik (Jacobs dan Chase,2011).

Pada analisis industry, teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi

perusahaan karena dengan teknologi yang baru maka perusahaan memiliki competitive advantage

yang lebih baik dari competitor. Suku cadang dari teknologi baru tersebut harus disiapkan menjadi

stock persediaan perusahaan sehingga berdampak pada penambahan jumlah persediaan atau

proses bisnis pada manajemen persediaan . Sebuah KPI dalam manajemen persediaan merupakan

informasi untuk mencapai tujuan terhadap pemberian nilai terhadap kinerja dalam ruang lingkup

strategi perusahaan secara keseluruhan. KPI berfungsi untuk mengontrol level persediaan dan

membuat sistem persediaan yang baik terhadap pelaksanaan Supply Chain Management (SCM).

Kebijakan yang dibuat oleh perusahaan terhadap persediaan merupakan salah satu strategi

yang digunakan untuk menentukan cara mengatur persediaan. Kebijakan terhadap persediaan pada

umumnya dipengaruhi oleh permintaan dan jumlah produk. (Simchi-Levi et al ,2009). Untuk

memutuskan suatu kebijakan persediaan yang efektif, seorang manager harus dapat menentukan

besarnya nilai dari parameter dalam proses bisnis terkait dengan manajemen persediaan , yaitu

Reorder Point (ROP), Reorder quantity (ROQ) dan Safety Stok (SS) (Simchi-Levi et al ,2009). Dengan

informasi yang lancar pada persediaan dan rantai pasok dapat membantu mengurangi variabilitas,

membantu memberikan kepastian lebih terhadap efektifitas peramalan (effective forecasting),

memungkinkan kelancaran sistem dan strategi, meningkatkan pelayanan konsumen, pengurangan

lead time dan memungkinkan perusahaan untuk bereaksi lebih cepat terhadap perubahan

pasar.(Simchi-Levi et al ,2009).

Sistem Persediaan

ManajemenPersediaan

Effective Forecasting(Simchi-Levi et al ,2009)

Inventory Policy(Simchi-Levi et al ,2009)

Demand ForecastingType of Forecasting(Jacobs and Chase,2010)

Information(Simchi-Levi et al ,2009)

ROP, ROQ dan SS

KebijakanPerusahaan

Key PerformanceIndicator (KPI)

Rencana JangkaPanjang (RJP)

Perusahaan Teknologi

Analisis Situasi Bisnis

Proses perencanaan yang ada dipergudangan PT.Timah terdiri dari 3 (tiga) tahap proses yaitu

requirement, forecasting dan replenishment. Jika dalam proses tersebut tidak berfungsi secara

optimal, maka akan mengakibatkan persediaan yang ada di gudang mengalami kelebihan barang

(overstok ) atau kekurangan barang (stok out).

Gambar 5. Diagram proses perencanaa pergudangan

1. Requirment adalah proses yang dilakukan oleh pergudangan untuk menentukan kebutuhan

barang gudang yang meliputi waktu permintaan dan jumlah barang. Dalam melakukan proses

perencanaan ini, berdasarkan informasi dari sistem SAP, permintaan dari user dan jumlah

barang yang ada di gudang.

2. Forecast adalah proses perencanaan yang dilakukan untuk melakukan perkiraan jumlah barang

yang akan direncanakan dengan melihat data permintaan sebelumnya. Saat ini cara yang

dilakukan analis perencanaan dalam melakukan proses forecast terhadap barang gudang yaitu

berdasarkan data lama dengan menambah asumsi kenaikan sebesar 10 % - 20% dan

berdasarkan permintaan dari user.

3. Replenishment adalah proses yang dilakukan oleh pergudangan untuk melakukan pengisian /

pengadaan kembali barang gudang. Dalam melakukan proses ini dilakukan secara manual

dengan data dari hasil forecast untuk dibuat Purchasing Requisition (PR) tanpa melakukan

analisis terhadap parameter eoq, rop dan ss. Hal ini dilakukan karena sistem SAP yang ada tidak

dapat dilaksanakan secara optimal karena tidak memahami parameter dalam SAP tersebut.

4. Berdasarkan data persediaan tahun 2011, nilai rata-rata persediaan pergudangan sebesar Rp

258.812 milyar. berdasarkan gambar 6 bahwa nilai persediaan terbesar di gudang PT Timah ada

pada kelompok barang teknik / mesin sebesar 44 %, barang rotable 14% dan barang raw

material 13%. Nilai ini menunjukan bahwa kelompok barang tersebut memiliki potensi nilai yang

tinggi. Dari nilai tersebut terdapat barang fast moving karena pergerakan/siklusnya cepat, ada

kategori medium moving karena pergerakan/siklusnya sedang dan slow moving karena

pergerakannya lama. Di pergudangan sendiri jumlah barang yang masuk dalam kategori slow

moving sangat banyak dan ada indikasi barang yang tidak bergerak lagi atau dead stock.

Nilai barang yang termasuk indikasi barang dead stock yang ada di seluruh pergudangan PT Timah

sebesar Rp 18.730.787.721 ( Rp 18,7 milyar) dengan jumlah item barang sebanyak 1780 barang.

Gambar 6. Nilai Persediaan Pergudangan Tahun 2012

3. Analisis Root CauseDari Gambar 6 menjelaskan bahwa ada beberapa akar permasalahan diidentifikasikan

terhadap nilai persediaangudang yang tinggi, yaitu :

A. Manajemen persediaan yang meliputi metode forecasting yang belum tepat dan demand

forecasting yang tidak akurasi. Kondisi ini sering terjadi penyimpangan (deviasi) antara

realisasi kebutuhan dengan perencanaan yang di buat. Dampak dari hal tersebut, jumlah

barang yang masuk ke gudang melebihi permintaan yang ada, karena dalam perencanaan

forecast menggunakan data demand satu tahun terakhir (data lama).

Faktor lain dari kelebihan jumlah barang ada di gudang tersebut disebakan karena tidak

dilakukan evaluasi dan kontrol terhadap nilai ROP dan SS saat melakukan perencanaan untuk

ROQ.

B. Skill dan Jumlah SDM pada bagian perencanaan gudang terbatas.

Keterbatasan jumlah SDM khusus nya analis barang gudang menjadi salah satu masalah pada

bagian perencanaan. Jumlah barang stok gudang saat ini sekitar 7000 unit, dan jumlah analis

saat ini sebanyak tiga orang. Analis pada bagian perencanaan tersebut dibagi berdasarkan

kelompok barang dengan masing – masing satu orang yaitu :

Kelompok barang umum dan barang listrik.

Kelompok barang mekanik dan mesin.

Kelompok barang pertambangan.

Dampak dari keterbatasan jumlah analis dalam melakukan proses perencanaan untuk barang

gudang pada manajemen persediaan adalah

Jumlah barang yang di pesan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah permintaan, ini

disebabkan karena tingkat akurasi dalam melakukan perencanaan masih rendah dan

masih kurangnya komunikasi antara user dengan pihak pergudangan dalam mendapat

informasi untuk menjadi sumber tambahan bagi analis.

Penyimpangan perencanaan dengan realisasi, karena perubahan dan jumlah permintaan

tidak dapat diperhitungkan sehingga persediaankontrol tidak dapat diketahui. Ini

disebabkan tidak ada update data sebagai salah satu sumber bagi analis dalam

melakukan perencanaan barang gudang.

C. Kebijakan Perusahaan

Perkembangan teknologi saat ini harus dapat diikuti oleh perusahaan khusus nya teknologi

yang berhubungan dengan opersional perusahaan seperti teknologi yang berhubungan

dengan operasional penambangan timah. Perubahan teknologi penambangan secara

langsung memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap sistem operasional

penambangan, seperti biaya operasional penambangan dan biaya perawatan.

Kapal Isap Produksi (KIP) adalaah salah satu investasi teknologi baru penambangan lepas

pantai sebagai pengganti Kapal Keruk (KK) ukuran 7 Cufts/d 14 Cuft, dan KIP Timah yang

sudah beroperasi sejak tahun 2009. KIP memiliki sistem operasional dan peralatan yang

berbeda dengan Kapal Keruk (KK), karena sistem operasional dan peralatan KIP lebih

sederhana dibandingkan dengan KK sehingga biaya operasinal KIP lebih rendah dibandingkan

dengan KK.

Kebijakan perusahaan terhadap sistem operasional juga mengalami perubahan dengan ada

nya KIP termasuk KK, penggantian beberapa peralatan induk seperti mesin, pompa dan

hidrolik. Dengan penggunaan teknologi baru tersebut, suku cadang dari teknologi lama yang

termasuk dalam barang gudang tida bisa digunakan lagi dan tidak ada permintaan (demand)

dari user sehingga barang tersebut terindikasi menjadi barang mati (dead stock).

Gambar 6. Current Reality Tree

4. Analisis Solusi Bisnis

Dari analisis root cause tersebut, ada beberapa alternatif solusi yang terkait dengan permasalahan

tersebut yaitu sebagai berikut :

A. Kebijakan Perusahaan

Masing-masing unit kerja melakukan perencanaan terhadap rencana kerja perusahaan.

Meningkatkan koordinasi dan informasi terhadap rencana kerja masing-masing unit kerja..

Melakukan koordinasi dalam melakukan implementasi rencana kerja masing-masing unit

kerja.

B. Sumber Daya Manusia

Menambah Jumlah SDM pada bagian Perencanaan dengan latar belakang dari lapangan.

Melakukan pelatihan penerapan manajemen persediaan dan Peningkatan tingkat

kedisiplinan melalui kebijakan perusahaan.

Menetapkan inventory policy terhadap strategi sumber daya manusia yang terkait dalam

proses manajemen invetori.

C. Manajemen Persediaan

Menggunakan metode trend and seasonal sebagai metode forecast.

Dengan menggunakan data demand Electrode Welding AWS 6013 tahun 2010 dan 2011

didapatkan hasil forecast demand tahun 2012 sebesar 95.541 Kg. Nilai forecast ini memiliki

tingkat error sebesar 31 % dari aktual demand tahun 2012. Salah satu kelebihan metode ini

dapat memproyeksikan juga nilai forecast setiap bulannya dalam forecast tahun 2012.

Menggunakan metode Q sebagai sistem persediaan kontrol dan penetapan nilai EOQ, ROP

dan SS.

Dengan menggunakan data aktual demand Electrode Welding AWS 6013 tahun 2011,

didapatkan nilai dari parameter persediaan kontrol untuk barang tersebut yaitu nilai EOQ

sebesar 7.142 Kg, rata – rata persediaan level sebesar 3.571 Kg, Safety Stock sebesar 2.633

dan ROP sebesar 8.165 Kg. Dari nilai rata- rata persediaan level tersebut jika dibandingkan

dengan nilai rata-rata persediaan level dari data aktual demand dengan menggunakan

metode yang sebelumnya sebesar 9.656 Kg dapat penghematan sebesar 36% atau Rp

91.276.731.

Menetapkan inventory policy terhadap barang gudang berdasarkan sifat dan pergerakan

barang yaitu :

1. Kelompok A

Meningkatkan sistem pengendalian menjadi lebih tinggi.

Pengadaan dilakukan berdasarkan pada perhitungan kebutuhan.

Melakukan pemeriksaaan secara ketat.

Melakukan monitoring secara periodik dan terus menerus.

Tingkat safety stock jangan terlalu tinggi.

2. Kelompok B

Tingkat sistem pengendalian tinggi.

Pengadaan dilakukan berdasarkan pada perhitungan pemakaian waktu atau daftar

permintaan.

Melakukan pemeriksaan terhadap perubahan kebutuhan permintaan.

Melakukan monitoring untuk menghindari terjadi kekurangan persediaan.

Tingkat safety stock tinggi

3. Kelompok C

Tingkat sistem pengendalian sedang dan tinggi.

Pengadaan dilakukan berdasarkan pada ROP.

Pemeriksaan sedikit dilakukan dengan membandingkan terhadap kebutuhan.

Tidak perlu melakukan monitoring secara berkala atau terlalu sering.

Tingkat safety stock tinggi

Sedangkan untuk menentukan pengolahan terhadap jumlah barang gudang yang saat ini ada

sekitar 7000 item yang dilakukan pengelompokan barang berdasarkan sifat pergerakan barang yaitu

fast moving, medium moving dan slow moving. Untuk menentukan kebijakan terhadap masing-

masing kelompok tersebut dibuat beberapa kebijakan persediaan (inventory policy) yaitu :

1. Fast Moving :

Stok minimum harus tinggi.

Tingkat service level minimal 95 %.

Menggunakan sistem kontrak per tahun (Blanket Order) atau sistem konsinyasi.

Memilih dan mengelompokan supplier yang mampu menyediakan barang secara

konstant dan tepat waktu (Lead Time).

Untuk proses pengadaaan menggunakan sistem e-procurement.

2. Medium Moving :

Antisipasipasi stok yaitu mengantisipasi kenaikan stok permintaan akibat sifat

musiman dari permintaan.

Tingkat service level minimal 90 %.

Menggunakan sistem konsinyasi.

3. Slow Moving :

Stock Minimum jangan terlalu tinggi

Barang yang terindikasi dead stock harus dikeluarkan dari daftar barang gudang

Barang yang pergerakan sangat lambat atau turn over rendah dihapuskan dari daftar

gudang dan menjadi beban langsung user.

Melakukan contract service terhadap beberapa suku cadang mesin.

Berdasarkan kebijakan persediaan yang dibuat dari pengelompokan untuk barang

persediaan yang berdasarkan analisis ABC dan pergerakan barang, maka dapat dibuat ringkasan

kebijakan persediaan terhadap pengelompokan barang persediaan sebagai berikut :

Gambar 7. Diagram Ringkasan Pengelompokan Barang Persediaan

5. Implementation

Ada empat aspek yang harus dilakukan dalam rencana implementasi ini, yaitu :

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Penambahan SDM di bagian analis perencanaan barang.

Meningkatkan kemampuan analis pada persediaanplanning.

Tingkat disiplin SDM harus ditingkatkan.

2. System SAP

Memahamai fungsi – fungsi yang ada yang terkait dalam manajemen persediaan .

Menjalankan sistem SAP secara optimal seperti menggunakan MRP.

Menambahkan sistem forecasting dalam sistem SAP.

3. Forecasting dan PersediaanKontrol

Mengenal jenis metode forecast.

Membuat forecast dengan metode yang tepat.

Mengenal dan memahami fungsi yang menjadi persediaankontrol.

Membuat SOP terhadap metode forecast dan persediaankontrol

Memanfaatkan program excel atau software lainnya dalam membuat forecast dan

persediaankontrol

4. Koordinasi dan Networking

Memahami pentingnya informasi kebutuhan user.

Melakukan pertemuan rutin dengan user.

Memberikan informasi yang cepat dan up-date terhadap kondisi barang gudang yang

diperlukan oleh user

Dari aspek di atas, yang dapat dilakukan peningkatan secara teknis adalah forecasting dan

persediaankontrol sedangkan aspek lainnya dapat dilakukan dengan membuat kebijakan yang baru

untuk mendukung aspek – aspek tersebut.

Untuk menghasilkan forecasting yang akurat dan persediaankontrol yang baik, pada rencana

implementasi ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Melakukan training untuk analis perencanaan user dan bagian terkait lainnya yang memiliki

kepentingan yang meliputi pelatihan metode forecasting, persediaankontrol dan evaluasi

terhadap forecasting dan persediaankontrol.

Estimasi biaya untuk pelatihan ini sebesar Rp 3000.000,- selama 5 hari untuk 1 orang. Untuk

pelatihan tahap pertama khusus untuk analis perencanaan sebanyak 3 orang sehingga estimasi

biaya pelatihan sebagai berikut :

Biaya Pelatihan = 3 orang x biaya pelatihan selama 5 hari

Biaya Pelatihan = 3 x Rp 3000.000,-

Biaya Pelatihan = Rp 15.000.000,-

2. Melakukan rencana implementasi terhadap penerapan forecasting dan persediaankontrol dalam

waktu 3 bulan sebagai masa uji coba dalam menerapkan hasil penggunaan metode forecast dan

persediaankontrol.

3. Melakukan implementasi sebenarnya dengan membuat sistem atau SOP di pergudangan

terhadap penggunaan metode forecast dan persediaankontrol.

Tabel 1. Rencana Implementasi Metode Forecast dan Model PersediaanKontrol

Durasi

Minggu 1 8 15 22 5 12 19 26 2 9 16 23 7 14 21 28 4 11 18 25

4

Melakukan implementasi

aktual terhadap metode

forecast dan model inventori

kontrol

28-Okt 25-Nop 5 minggu

2

Uji coba implementasi

pelaksanaan metode

forecast dan model inventori

kontrol

08-Jul 05-Okt 12 minggu

3

Melakukan evaluasi

terhadap uji coba metode

forecast dan model inventori

kontrol

14-Okt 21-Okt 2 minggu

05-Jul 1 minggu

Nop-13

1Pelatihan metode forecast

dan model inventori kontrol01-Jul

Jul-13 Agust-13 Sep-13 Okt-13No Nama Kegiatan Start Finish

6. Kesimpulan

1. Dalam kelompok barang tersebut banyak yang masuk dalam kelompok slow moving, sehingga

untuk kedepannya kelompok barang yang pergerakan barangnya lambat dan memiliki nilai

yang besar harus direncanakan sendiri oleh user sehingga masuk dalam barang inventaris user.

2. Dalam melakukan pemilihan metode forecasting dalam melakukan analisis terhadap demand

forecasting, maka metode forecasting yang sesuai untuk dapat diterapkan di pergudangan

PT.Timah (Perero) Tbk adalah metode Trendline and seasonal. Kelebihan dari metode ini adalah

dapat memberikan proyeksi demand untuk tahun berikut nya secara detail yang berdasarkan

pada data demand sebelumnya.

3. Persediaankontrol harus dilakukan secara berkala dengan menerapkan metode EOQ, ROP dan

SS sebagai dasar untuk melakukan pengawasan terhadap proses bisnis pergudangan. Dengan

menggunakan metode EOQ dapat diketahui besarnya nilai optimal untuk melakukan pesanan

dan dapat mengetahui besarnya biaya persediaan dalam persediaansehingga persediaankontrol

dapat berfungsi dengan baik, apalagi di sistem SAP perusahaan sudah ada tool untuk EOQ ini

sehingga akan mempemudah kinerja pergudangan dalam melakukan analisis perencanaan dan

evaluasi terhadap persediaan .

4. Manajemen dalam membuat keputusan dan strategi perusahaan harus dapat melihat dan

menganalisis dampak dari kebijakan yang di buat dengan melakukan perencanaan yang baik

dalam mempersiapkan rencana tersebut pada masing – masing unit kerja yang terkait sehingga

saat rencana perusahaan dilaksanakan dengan dikeluarkan kebijakan tidak menimbulkan

dampak yang dapat merugikan perusahaan.

Daftar Pustaka

PT.Timah. 2012. Sekilas Timah. http://www.timah.com/ina/sekilas/. 24 Desember 2012.

PT.Timah. 2008. “ Laporan Tahunan PT.Timah Tahun 2008”. 2008.

PT.Timah. 2009. “ Laporan Tahunan PT.Timah Tahun 2009”. 2009.

PT.Timah. 2010. “ Laporan Tahunan PT.Timah Tahun 2010”. 2010.

PT.Timah. 2011. “ Laporan Tahunan PT.Timah Tahun 2011”. 2011.

Prihatnoko, 2013, Key Performance Indicator (KPI) . http://www.prihatnoko.com/2013/01/key-

performance-indicator-kpi-dalam.html. 2 Februari 2013.

Hasan Basri, Mursyd. 2011. Manajemen Persediaan.

.http://manajemenoperasional.com/category/manajemen-persediaan/. 10 Januari 2013.

Heizer, J. & Render,B.2010.Operation Management. 9th ed.New Jersey:Pearson.

Simichi-Levi, David.Simichi-Levi,Edith & Kaminsky, Philips.2009.” Concepts, Strategies and Case

Studies”, Designig and Managing The Supply Chain.3rd ed.Mcgraw Hill.

Robert Jacobs, F & Chase, Richardo B.2011.Operations and Supply Chain Management.13th ed.

Mcgraw Hill.

Zivana,Aline.2011.Proposal For Improving Persediaan Management Of Dry-Food Supply (Case Study

: Hasan Sadikin Hospital).MBA:ITB

Nurman, Heru.2007.Analisis Manajemen Persediaan Di Chevron Indonesia Company (CICO).MBA:

ITB


Recommended