Date post: | 08-Feb-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
MODUL PERKULIAHAN
Bahasa IndonesiaMembaca untuk Menulis
Fakultas Program Studi
Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis
Manajemen S1 05 MK90008 Supriyadi, S.Pd., M.Pd.
Abstract Kompetensi5.1 Setelah mempelajari materi
bab ini, mahasiswa diharapkandapat me-mahami pengertian,tujuan, jenis-jenis, proses,periode, teknik, langkah-langkah, menghitung kecepatanefektif membaca, KEM, tujuanmembaca, dan karakteristikbacaan, hambatan dalammembaca cepat.
Mahasiswa mampu memahami:1. Pengertian membaca.2. Tujuan membaca.3. Jenis-jenis membaca.4. Proses membaca.5. Periode membaca.6. Teknik membaca cepat.7. Langkah-langkah membaca.8. Model-model membaca cepat9. Menghitung Kecepatan
. Efektif Membaca (KEM).10. KEM, Tujuan Membaca,
dan Karakteristik Bacaan11. Hambatan dalam membaca
cepat.
Membaca Untuk MenulisA. Pengertian Membaca
Menurut Anderson dalam Alex A dan Achmad H.P. (2010:74)
membaca adalah proses untuk memahami yang tersirat dalam yang
tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang
tertulis. Berikutnya menurut Tarigan (2008:7) membaca adalah
suastu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau media tertulis. Membaca adalah proses
memahami pesan tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang
disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Sedangkan menurut
Finochiaro dan Bonomo dalam Alex dan Achmad H.P. (20010:74)
membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna yang
terkandung dalam bahan tertulis.
Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan
oleh pembaca untuk membangun makna dari suatu pesan yang
disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut, pembaca
mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan
pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki.
B. Tujuan Membaca
Tujuan membaca menurut Anderson dalam Alex A dan Achmad H.P.
(2010: 76) adalah:
20142 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang
dilakukan oleh sang tokoh.
2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang
baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa
yang dipelajari atau dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal
yang dilakukan.
3. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada
setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, dan
untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita.
4. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak
diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, dan
kualitas-kualitas para tokoh yang membuat mereka berhasil atau
gagal, Ini disebut membaca untuk menyimpulkan atau membaca
inferensi.
5. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak
biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam
cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini
disebut membaca untuk mengelompokan atau membaca untuk
mengklasifikasikan.
6. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup
dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat
seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti
cara sang tokoh. Ini disebut membaca menilai atau membaca
mengevaluasi.
Membaca untuk menemukan bagaimana cara sang tokoh berubah,
bagaimana hidupnya berbeda dari hidup yang kita kenal, bagaimana
dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana sang tokoh
menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk membandingkan atau
mempertentangkan.
20143 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Sedangkan Nurhadi (1987: 11) mengungkapkan bahwa secara umum,
tujuan membaca adalah (1) mendapatkan informasi, (2) memperoleh
pemahaman, (3) memperoleh kesenangan. Secara khusus, tujuan
membaca adalah (1) memperoleh informasi faktual, (2) memperoleh
keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis, (3)
memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang, (4)
memperoleh kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang.
Lebih lanjut berikut pendapat Waples dalam Nurhadi, yang
menyampaikan bahwa tujuan membaca adalah:
(1) mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah;
(2) mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat
rasa lebih;
(3) bila dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan
pergaulannya;
(4) memperkuat nilai pribadi atau keyakinan;
(5) mengganti pengalaman estetika yang sudah usang;
(6) menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau
penyakit tertentu.
C. Jenis-jenis Membaca
Dari aspek kegiatannya, membaca dibagi menjadi lima macam, yakni:
1. Membaca Keras
Membaca keras merupakan kegiatan membaca yang menekankan pada
ketepatan bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda
baca. Kegiatan membaca seperti ini disebut juga sebagai
kegiatan “membaca teknis”.
2. Membaca dalam Hati
Membaca dalam Hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan
untuk memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-
rinciannya. Secara fisik membaca dalam hati harus menghindari
20144 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
vokalisasi, pengulangan membaca, menggunakan telunjuk/petunjuk
atau gerakan kepala.
3. Membaca Cepat
Yaitu membaca yang tidak menekankan pada pemahaman rincian-
rincian isi bacaan, akan tetapi memahami pokok-pokoknya saja.
Membaca ini dapat dilakukan dengan menggerakkan mata dengan
pola-pola tertentu.
4. Membaca Rekreatif
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan
kecintaan membaca; biasanya bahan bacaan diambil dari cerpen
dan novel.
5. Membaca Analitik
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi
dari bahan tertulis; menghubungkan satu kejadian dengan
kejadian yang lain, menarik kesimpulan yang tidak tertulis
secara eksplisit dalam bacaan.
Menurut Tarigan (2008: 11) jenis membaca adalah sebagai
berikut:
1. Membaca nyaring
Membaca nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau
membaca teknik. Disebut demikian karena pembaca mengeluarkan
suara secara nyaring pada saat membaca.
2. Membaca dalam hati.
Membaca dalam hati, terdiri atas:
a. Membaca ekstensif
Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan
secara luas. Luas berarti (1) bahan bacaan beraneka dan
banyak ragamnya; (2) waktu yang digunakan cepat dan singkat.
Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang
penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan
20145 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
singkat.
Membaca Ekstensif dibagi menjadi:
1) membaca survey
2) membaca sekilas
3) membaca dangkal
b. Membaca intensif
1) membaca telaah isi:
a) membaca teliti
b) membaca pemahaman
c) membaca kritis
d) membaca ide-ide
2) membaca telaah bahasa:
a) membaca bahasa
b) membaca sastra
Nurhadi (1987: 28) menguraikan aspek-aspek membaca kritis
yang dikaitkan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom,
sebagai berikut ini.
1. Kemampuan mengingat dan mengenali ditandai dengan
a. mengenali ide pokok paragraf;
b. mengenali tokoh cerita dan sifatnya;
c. menyatakan kembali ide pokok paragraf;
d. menyatakan kembali fakta bacaan;
e. menyatakan kembali fakta perbandingan, hubungan sebab-
akibat, karakter tokoh, dll.
2. Kemampuan menginterpretasi makna tersirat ditandai dengan:
a. menafsirkan ide pokok paragraf;
b. menafsirkan gagasan utama bacaan;
c. membedakan fakta/detail bacaan;
d. menafsirkan ide-ide penunjang;
e. memahami secara kritis hubungan sebab akibat;
20146 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
f. memahami secara kritis unsur-unsur pebandingan.
3. Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep ditandai dengan:
a. mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan;
b. menerapkan konsep-konsep/gagasan utama bacaan ke dalam
situasi baru yang problematis;
c. menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan
situasi yang dihadapi.
4. Kemampuan menganalisis ditandai dengan:
a. memeriksa gagasan utama bacaan;
b. memeriksa detail/fakta penunjang;
c. mengklasifikasikan fakta-fakta;
d. membandingkan antargagasan yang ada dalam bacaan;
e. membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan.
5. Kemampuan membuat sintesis ditandai dengan:
a. membuat simpulan bacaan;
b. mengorganisasikan gagasan utama bacaan;
c. menentukan tema bacaan;
d. menyusun kerangka bacaan;
e. menghubungkan data sehingga diperoleh kesimpulan;
f. membuat ringkasan.
6. Kemampuan menilai isi bacaan ditandai dengan:
a. menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan
secara keseluruhan;
b. menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah
fakta atau opini;
c. menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari
realitas atau fantasi pengarang;
d. menentukan relevansi antara tujuan dan pengembangan
gagasan;
20147 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
e. menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan
dengan kesimpulan yang dibuat; menilai keakuratan dalam
penggunaan bahasa, baik pada tataran kata, frasa, atau
penyusunan kalimatnya.
D. Proses Membaca
Menurut beberapa ahli ada beberapa model pemahaman proses
membaca, di antaranya model bottom-up, top-down, dan model
interaktif. Model botton-up menganggap bahwa pemahaman proses
membaca sebagai proses decoding yaitu menerjemahkan simbol-simbol
tulis menjadi simbol-simbol bunyi. Pendapat itu menurut
Harjasujana (1986: 34) sama dengan pendapat Flesch (1955) yang
mengatakan bahwa membaca berarti mencari makna yang ada dalam
kombinasi huruf-huruf tertentu. Begitu juga menurut pendapat
Fries (dalam Harjasujana, 1986:34) bahwa membaca sebagai kegiatan
yang mengembangkan kebiasaan-kebiasaan merespon pada seperangkat
pola yang terdiri atas lambang-lambang grafis. Pendapat-pendapat
di atas ternyata ditentang oleh Goodman (dalam Cox, 1998: 270)
yang menyatakan bahwa membaca sebagai proses interaksi yang
menyangkut sebuah transaksi antara teks dan pembaca. Pembaca yang
sudah lancar pada umumnya meramalkan apa yang dibacanya dan
kemudian menguatkan atau menolak ramalannya itu berdasarkan apa
yang terdapat dalam bacaan, membaca seperti itu disebut model top-
down.
Kedua pendapat yang menyatakan model bottom-up dan model top-
down akhirnya dipersatukan oleh Rumelhart dengan nama model
interaktif. Rumelhart (dalam Harris dan Sipay, 1980: 8)
menyatukan dua pendapat itu dengan alasan bahwa proses belajar
membaca permulaan bergantung pada informasi grafis dan
pengetahuan yang berada dalam skemata. Membaca merupakan suatu
proses menyusun makna melalui interaksi dinamis di antara
20148 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
pengetahuan pembaca yang telah ada dan informasi itu telah
dinyatakan oleh bahasa tulis dan konteks situasi pembaca.
Burns, dkk. (1996: 6) menyatakan bahwa aktivitas membaca
terdiri atas dua bagian, yaitu proses membaca dan produk membaca.
Dalam proses membaca ada sembilan aspek yang jika berpadu dan
berinteraksi secara harmonis akan menghasilkan komunikasi yang
baik antara pembaca dan penulis. Komunikasi antara pembaca dan
penulis itu berasal dari pengkonstruksian makna yang dituangkan
dalam teks dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Lebih
lanjut Burns, dkk. (1996: 8) mengemu-kakan sembilan proses
membaca tersebut yaitu: (1) mengamati simbol-simbol tulisan, (2)
menginterprestasikan apa yang diamati, (3) mengikuti urutan yang
bersifat linier baris kata-kata yang tertulis, (4) menghubungkan
kata-kata (dan maknanya) dengan pengalaman dan pengetahuan yang
telah dipunyai, (5) membuat referensi dan evaluasi materi yang
dibaca, (6) mengingat apa yang dipelajari sebelumnya dan
memasukkan gagasan-gagasan dan fakta-fakta baru, (7) membangun
asosiasi, (8) menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca
sesuai dengan interesnya, (9) mengumpulkan serta menata semua
tanggapan indera untuk memahami materi yang dibaca.
E.Periode Membaca
1. Prabaca
Menurut Burns, dkk. (1996: 224) siswa akan terdorong
memahami keseluruhan materi jika para guru membiasakan
kegiatan membaca dengan aktivitas prabaca, saatbaca, dan
pascabaca. Tahap-tahap membaca itu tidak sama prosedurnya.
Tahap prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan pascabaca,
sebab tahap-tahap itu memerlukan teknik pembelajaran yang
berbeda pula.
20149 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Aktivitas pada tahap prabaca sangat berguna bagi mahasiswa
untuk membangkitkan pengetahuan sebelumnya. Aktivitas tersebut
menurut Burns, dkk. (1996: 224) bisa berupa membuat prediksi
tentang isi bacaan, dan menyusun pertanyaan tujuan. Adapun
Moore (1991: 22) menyarankan kepada siswa agar pada prabaca,
siswa menganalisis judul bab, subjudul, gambar, pendahuluan
yang dilanjutkan dengan menyusun pertanyaan. Leo (1994:5)
mempertegas pendapat Moore bahwa sebelum kegiatan membaca,
siswa mensurve judul bab supaya bisa mengembangkan membaca
secara efektif, dan bisa mengatur waktunya secara fleksibel.
2. Saat-baca
Aktivitas pada tahap saat-baca merupakan kegiatan setelah
prabaca. Kegiatan ini dilakukan siswa untuk memperoleh
pengetahuan baru dari kegiatan membaca teks bacaan. Dalam
membaca tersebut, siswa akan berusaha secara maksimal memahami
teks bacaan dengan berbagai strategi. Burns, dkk. (1996:229-
236) mengemukakan beberapa strategi dan aktivitas yang dapat
digunakan pada saat-baca untuk meningkatkan pemahaman
tersebut. Strategi dan aktivitas yang dimaksud meliputi
strategi matakognitif, prosedur cloes dan pertanyaan penuntun.
Sedangkan Leo (1994:8) lebih menekankan pada kegiatan membaca
dengan cara menandai bagian-bagian yang dianggap penting dan
atau membuat ikhtisar bacaan tersebut.
3. Pascabaca
Aktivitas pada tahap pascabaca, menurut Burns, dkk. (1996:
237) digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru
yang dibacanya ke dalam skemata yang telah dimilikinya
sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
Strategi yang bisa digunakan dalam pascabaca dapat berupa
pembelajaran pengayaan, pertanyaan, representasi visual,
teater pembaca, penceritaan kembali dan aplikasi.
201410 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
F. Teknik-teknik Membaca Cepat
1. Membaca Scanning
Membaca tatap (scanning) atau disebut juga membaca memindai
adalah membaca sangat cepat. Ketika seseorang membaca
memindai, dia akan melampaui banyak kata. Menurut Mikulecky &
Jeffries dalam Farida Rahim (2005: 18) membaca memindai
penting untuk meningkatkan kemampuan membaca. Teknik membaca
ini berguna untuk mencari beberapa informasi secepat mungkin.
Biasanya kita membaca kata per kata dari setiap kalimat yang
dibacanya. Dengan berlatih teknik membaca memindai, seseorang
bisa belajar membaca untuk memahami teks bacaan dengan cara
yang lebih cepat. Tapi, membaca dengan cara memindai ini tidak
asal digunakan. Jika untuk keperluan untuk membaca buku teks,
puisi, surat penting dari ahli hukum, dan sebagainya, perlu
lebih detil membacanya.
Scanning atau membaca memindai berarti mencari informasi
spesifik secara cepat dan akurat. Memindai artinya terbang di
atas halaman-halaman buku. Membaca dengan teknik memindai
artinya menyapu halaman buku untuk menemukan sesuatu yang
diperlukan. Scanning berkaitan dengan menggerakan mata secara
cepat keseluruh bagian halaman tertentu untuk mencari kata dan
frasa tertentu.
Teknik membaca memindai (scanning) adalah teknik menemukan
informasi dari bacaan secara cepat, dengan cara menyapu
halaman demi halaman secara merata, kemudian ketika sampai
pada bagian yang dibutuhkan, gerakan mata berhenti. Mata
bergerak cepat, meloncat-loncat, dan tidak melihat kata demi
kata.
Langkah-langkah Scanning:
201411 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
(1) Perhatikan penggunaan urutan seperti ‘angka’, ‘huruf’,
‘langkah’, ‘pertama’, ‘kedua’, atau ‘selanjutnya’.
(2) Carilah kata yang dicetak tebal, miring atau yang dicetak
berbeda dengan teks lainnya.
(3) Terkadang penulis menempatkan kata kunci di batas
paragraf.
Langkah atau proses scanning yang lain yakni: Scanning dilakukan
dengan cara:
(1) Menggerakkan mata seperti anak panah langsung meluncur ke
bawah menemukan informasi yang telah ditetapkan,
(2) Setelah ditemukan kecepatan diperlambat untuk menemukan
keterangan lengkap dari informasi yang dicari, dan
(3) Pembaca dituntut memiliki pemahaman yang baik berkaitan
dengan karakteristik yang dibaca (misalnya, kamus disusun
secara alfabetis dan ada keyword di setiap halaman bagian
kanan atas, ensiklopedi disusun secara alfabetis dengan
pembalikan untuk istilah yang terdiri dari dua kata, dan
sebagainya).
Adapun tujuan dari membaca scanning yaitu:
(1) Mencari informasi dalam buku secara cepat,
(2) Scanning merupakan teknik membaca cepat untuk menemukan
informasi yang telah ditentukan pembaca,
(3) Pembaca telah menentukan kata yang dicari sebelum
kegiatan scanning dilakukan, pembaca tidak membaca bagian
lain dari teks kecuali informasi yang dicari.
(4) Mendapatkan informasi spesifik dari sebuah teks.
Biasanya, ini dilakukan jika Anda telah mengetahui dengan
pasti apa yang Anda cari sehingga berkonsentrasi mencari
jawaban yang spesifik.
Contoh Membaca scanning/memindai misalnya membaca mencari arti
kata di kamus, membaca acara siaran di telivisi, membaca
201412 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
daftar pejalanan, mencari nomor telepon di buku telepon,
membaca daftar menu makan di rumah makan, membaca jadwal
pelajaran, mencari pada papan pengumuman, mencari topik pada
daftar isi sebuah buku dll.
2. Membaca Skimming
Pengertian membaca-layap (skimming) Mikulecky & Jeffries
dalam Rahim (2005: 40) adalah membaca dengan cepat untuk
mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan. Membaca layap
dibutuhkan untuk mengetahui sudut pandang penulis tentang
sesuatu, menemukan pola organisasi paragraf, dan menemukan
gagasan umum dengan cepat. Pengertian lain dari membaca
skimming adalah membaca sekilas atau membaca cepat untuk
mendapatkan suatu informasi dari yang kita baca. Skimming
dilakukan untuk melakukan pembacaan cepat secara umum dalam
suatu bahan bacaan. Dalam skimming, proses membaca dilakukan
secara melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok pikiran
utama dalam bahan bacaan sambil memahami tema besarnya.
Selain untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah teks.
Untuk mengetahui apakah suatu artikel sesuai dengan apa yang
kita cari. Untuk menilai artikel tersebut, apakah menarik
untuk dibaca lebih lanjut secara mendetail. Kecepatan membaca
secara skimming biasanya sekitar 3-4 kali lebih cepat dari
membaca biasa.
Langkah-langkah Skimming:
(1) Baca judul, sub judul dan subheading untuk mencari tahu
apa yang dibicarakan teks tersebut.
(2) Perhatikan ilustrasi (gambar atau foto) agar Anda
mendapatkan informasi lebih jauh tentang topik tersebut.
(3) Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraf.
201413 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
(4) Jangan membaca kata per kata. Biarkan mata Anda melakukan
skimming kulit luar sebuah teks. Carilah kata kunci atau
keyword-nya.
(5) Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut.
Banyak yang mengartikan skimming sebagai sekedar menyapu
halaman, sedangkan pengertian yang sebenarnya adalah suatu
ketrampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk
mendapatkan hasil yang efisien, untuk berbagai tujuan, seperti
hal berikut:
(1) Untuk mengenali topik bacaan. Apabila anda pergi ke toko
buku atau perpustakaan dan ingin mengetahui pembahasan apa
dalam buku yang Anda pilih itu, Anda melakukan skimming
beberapa menit (atau browsing). Skimming untuk melihat bahan
yang akan dibaca, sekedar untuk mengetahui bahan tersebut,
juga dilakukan orang untuk memilih artikel di majalah dan
surat kabar (kliping).
(2) Untuk mengetahui pendapat orang (opini). Di sini Anda
sudah mengetahui topik yang dibahas, yang Anda butuhkan
adalah pendapat penulis itu terhadap masalah tersebut.
Misalnya, tulisan tajuk surat kabar; Anda mungkin cukup
membaca paragraf pertama atau akhir yang biasanya memuat
kesimpulan yang dibuat oleh penulisnya (redaksi).
(3) Untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa
membaca seluruhnya. Anda perlu melihat semua bahan itu untuk
memilih ide yang bagus, tetapi tidak membaca secara lengkap
(a) Untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide
pokok dan cara semua itu disusun dalam kesatuan pikiran
dan mencari hubungan antarbagian bacaan itu. Mungkin
secara kronologi, membandingkan, atau bentuk lain.
Skimming berguna untuk memilih bahan yang perlu dipelajari
dan diingat.
201414 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
(b) Untuk penyegaran yang pernah dibaca, misalnya dalam
mempersiapkan ujian atau sebelum menyampaikan ceramah.
Skimming ini juga disebut sebagai review (tinjau balik).
Contoh
Skimming untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah
halaman buku teks sehingga dapat memutuskan apakah buku
tersebut berguna dan perlu dibaca lebih pelan dan mendetail.
apakah buku tersebut berguna dan perlu dibaca lebih pelan dan
mendetail. Scanning untuk menemukan nomor tertentu pada
direktori telepon, kata dalam kamus. Strategi langkah-langkah
skimming: Baca judul, sub judul dan subheading untuk mencari
tahu apa yang dibicarakan teks tersebut. Perhatikan ilustrasi
(gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih jauh
tentang topik tersebut. Baca awal dan akhir kalimat setiap
paragraf Jangan membaca kata per kata. Biarkan mata Anda
melakukan skimming kulit luar sebuah teks. Carilah kata kunci
atau keyword-nya Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks
tersebut.
G. Langkah-langkah Membaca Cepat
Sebelum melatih membaca cepat, kita perlu memahami beberapa
langkah membaca cepat yaitu:
1. Langkah Pertama adalah Persiapan
Tahap persiapan ini dimulai dengan membaca judul. Judul
ini kita coba menafsirkannya sesuai dengan asosiasi dan
imajinasi serta pengalaman yang telah kita alami. Kita bisa
menafsirkan isi bacaan dari judul yang dibaca. Hubungkan
pengalaman/wawasan yang kita miliki sengan judul bahan bacaan
yang akan dibaca.
Kemudian perhatikan gambar dan keterangan gambar dari materi
yang akan dibaca. Biasanya gambar atau ilustrasi dalam buku
201415 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
mengilustrasikan isi bacaan. Oleh karena itu simbol visual ini
dapat membantu kita memahami isi bacaan. Selanjutnya kita
perlu memperhatikan huruf cetak tebal/huruf miring. Huruf yang
dicetak berbeda ini melambangkan kata/kalimat penting dalam
isi bacaan.
Langkah selanjutnya adalah membaca alinea awal dan akhir.
Alinea awal mengantarkan pembaca pada isi bacaan, sedangkan
aliena akhir biasanya berupa pokok pikiran dari isi bacaan.
Melalui aliena awal dan akhir ini dapat membantu kita
menafsirkan keseluruhan isi bacaan. Kemudian kita perlu baca
juga rangkuman bacaan.
2. Langkah Kedua adalah Pelaksanaan
Jika kita telah melaksanakan tahap persiapan tadi, kita sudah
bisa membayangkan gambaran umum isi bacaan dalam buku yang
akan kita baca. Selanjutnya kita dapat memulai membaca cepat
dengan menggunakan dua teknik tadi yaitu scaning dan skimming. Di
sini kita bisa mencari kata-kata kunci yang ada dalam kalimat,
selanjutnya dihubungkan melalui asosiasi dan imajinasi kita
sehinga bisa dengan cepat mengambil inti sari isi bacaan tampa
harus membaca seluruh isi buku.
3. Latihan Membaca Cepat
Untuk menguasai keterampilan membaca cepat, kita perlu
latihan. Latihan ini meliputi latihan otot mata, pheriperial
mata, dan latihan pernapasan.
a. Melatih Otot Mata
Melatih otot mata dapat dilakukan dengan cara gerakan bola
mata dalam keadaan terpejam ke atas ke bawah, lalu samping
kiri dan kanan. Latihan ini harus dilakukan secara continue
minimal selama 14 hari, masing-masing selama lima menit
tanpa harus putus. Apabila satu hari saja tidak latihan,
maka otot mata akan kembali ke keadaan sebelum latihan.
201416 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
b. Melatih Pheriperal Mata
Melatih pheriperal mata dapat dilakukan dengan cara
pandangan mata mengikuti gerakan telunjuk di depan mata.
Tujuannya agar mata kita dapat menjangkau seluruh bacaan
tanpa menggeleng-gelengkan kepala, karena menggelengkan
kepala itu menghambat membaca cepat.
c. Melatih Pernapasan
Melatih pernapasan dapat dilakukan dengan cara tarik napas
panjang keluarkan secara perlahan. Kemudian latihan
konsentrasi yang berhubungan dengan sikap duduk, tegak,
libatkan asosiasi dan imajinasi. Di sini usahakan seolah-
olah sedang berkomunikasi dengan sang penulis.
4. Penutup
Tentunya Anda sudah paham dengan penjelasan tadi. Hakekat
membaca cepat adalah memahami isi bacaan secara cepat.
Ternyata memahami sebuah buku, tidak harus membaca seluruh isi
buku. Melalui teknik membaca cepat yang dijelaskan di atas
kita bisa memahami sebuah buku dengan relatif cepat tanpa
harus membaca seluruh isi buku. Untuk bisa membaca cepat ini
kadang-kadang dihadapkan kepada beberapa hambatan. Kunci utama
mengatasi hambatan-hambatan ini adalah ada keinginan untuk
merubah kebiasaan membaca yang merugikan tadi. Selanjutnya
kita perlu memahami model membaca cepat, seperti model line by
line, model spiral, dan model melingkar. Yang lebih penting lagi
kita perlu paham teknik membaca cepat, baik skimming maupun
scanning, serta langkah-langkah dalam membaca cepat.
H. Model membaca cepat
Sebelum berlatih membaca cepat, kita harus paham beberapa model
membaca cepat. Ada tiga model yang biasa digunakan dalam membaca
cepat, yaitu:
201417 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
1. Model line by line
Model line by line atau sering disebut model garis per garis.
Membaca model ini kata-kalimat dalam bahan bacaan dibaca
secara berurutan dari baris pertama hingga baris terakhir
secara beurutan. Model ini biasanya digunakan untuk bacaan
yang bersifat padat, materi bacaan yang relatif baru (masih
asing), atau banyak menggunakan kata-kata atau istilah asing.
2. Model Spiral
Membaca cepat Model Spiral. Ketika membaca kita tidak membaca
seluruh isi bacaan, tetapi dibaca secara zigzag seperti
spiral. Penggabungan kata/kalimat dalam bacaan menggunakan
rasio dan pemikiran kita, sehingga kita menyimpulkan sendiri
dari kata-kata kunci yang dibaca.
3. Model Melingkar
Model melingkar atau mencari kata kunci. Di sini pembaca tidak
membaca semua kata/kalimat dalam bacaan tetapi dicari kata
kunci (key word). Kata-kata kunci ini menjadi acuan untuk
memahami isi bacaan dan dihubungkan melalui logika dan
pemikiran si pembaca. Model ini biasanya digunakan untuk
membaca informasi yang sifatnya ringan. Misalnya membaca
Koran, majalah, dan lain-lain.
I. Kecepatan Efektif Membaca
1. Pengertian Kecepatan Efektif Membaca
Kecepatan Efektif Membaca adalah perpaduan antara kecepatan
mata (kemampuan visual) dengan kecepatan pemahaman (kemampuan
kognitif) dalam merespon suatu bacaan. Kecepatan Efektif
Membaca sangat dibutuhkan dalam praktek lapangan. Maka siswa,
dosen, manajer perusahaan dan ilmuwan lainnya harus mampu
menyerap isi sebuah bacaan secara cepat dan efektif. Kecepatan
ini harus dilatih sejak dini agar kita tidak terbiasa
201418 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
berperilaku membaca secara salah, misalnya: membaca dengan
mulut berkomat-kamit, membaca dengan suara berdengung seperti
bebek atau mendesis seperti ular, membaca dengan bantuan
tangan, penggaris atau alat tulis lainnya, dan sebagainya.
2. Rumus Kecepatan Efektif Membaca
a.KWm
×BSI
= ....Kpm
b.K
Wd : 60× BSI
= ....Kpm
c.KWd (60) × B
SI= .....Kpm
Keterangan:
K = Jumlah kata yang dibaca
Wm = Waktu tempuh baca dalam satuan menit
Wd = waktu tempuh baca dalam satuan detik
B = Skor dari jawaban yang benar
SI = Skor ideal/skor maksimal
Kpm = Kata permenit
J. KEM, Tujuan Membaca, dan Karakteristik Bacaan
Pembaca yang efisien mempunyai kecepatan baca yang fleksibel
sesuai dengan bahan bacaan yang dihadapinya serta tujuan
membacanya. Berikut ini disajikan rincian rata-rata kecepatan
membaca yang disesuaikan dengan keperluan baca.
Kecepatan 100 kpm atau lebih digunakan pada saat membaca
skimming atau scanning, manakala pembaca hendak mengenal bahan bacaan
yang akan dibaca, mencari jawaban atas pertanyaan tertentu,
mengetahui struktur organisasi bacaan, mencari gagasan pokok,
mendapatkan kesan umum suatu bacaan, dan lain-lain.
201419 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Kecepatan antara 500-800 kpm (tinggi) digunakan untuk membaca
bahan bacaan yang mudah/ringan atau yang sudah dikenal, antara
lain membaca novel, cerpen untuk mengetahui jalan ceritanya.
Kecepatan antara 350-500 kpm (cepat) digunakan untuk membaca
bacaan yang mudah yang bersifat deskriptif, informatif dan bacaan
fiksi yang agak sulit untuk menikmati keindahan sastranya, atau
mengantisipasi akhir cerita.
Kecepatan antara 250-350 kpm (rata-rata) digunakan untuk
membaca fiksi yang kompleks guna menganalisis watak tokoh dan
jalan cerita atau bahan-bahan nonfiksi yang agak sulit untuk
mendapatkan detil informasi, mencari hubungan atau membuat
evaluasi terhadap ide penulisnya.
Kecepatan antara 100-125 kpm (lambat) digunakan untuk
mempelajari bacaan yang sukar, bahan bacaan ilmiah yang bersifat
teknis, analisis nilai sastra klasik, memecahkan persoalan yang
dirujuk oleh bacaan yang bersifat instruksional (petunjuk).
Kecepatan rata-rata di atas hendaknya disertai dengan minimal 70%
pemahaman isi bacaan. Karena kecepatan rata-rata tersebut masih
merupakan kecepatan kasar yang belum menyertakan pemahaman isi
bacaan. Berdasarkan hasil studi para ahli membaca di Amerika,
kecepatan yang memadai untuk siswa tingkat akhir Sekolah Dasar,
kurang lebih 200 kpm, siswa tingkat sekolah lanjutan pertama 200-
250 kpm, siswa tingkat sekolah lanjutan atas antara 250-325 kpm.
Sedangkan tingkat mahasiswa antara 325-400 kpm dengan pemahaman
isi minimal 70%.
Dengan demikian, bila dihitung KPM-nya masing-masing akan menjadi
sebagai berikut:
1. Tingkat SD : 200 X 70% = 140 kpm
2. Tingkat SMTP : 200 X 70% s.d. 250 X 70% = 140 – 175 kpm
3. Tingkat SLTA : 250 X 70% s.d. 325 X 70% = 175 – 245 kpm
4. Tingkat PT : 325 X 70% s.d. 400 X 70% = 245 – 280 kpm
201420 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Tingkat Sekolah dan KEM yang Standar
1. SD = 80 s.d. 140 Kpm
2. SMP = 140 s.d. 175 Kpm
3. SMTA = 175 s.d. 245 Kpm
4. PT = 245 s.d. 280 Kpm
K. Berbagai Hambatan dalam Membaca Cepat
1. Rendahnya Motivasi
Sering kali saat membaca, kita tidak memiliki motivasi
yang kuat atas bahan bacaan. Motivasi yang kurang ini secara
mental akan membuat kita membaca dengan lambat dan otak tidak
dirangsang untuk bekerja dan memahami apa yang kita baca.
Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah: selalu tanyakan
pada diri kita sendiri AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku?) saat
membaca satu bacaan. Pakailah 5W+1H untuk mematok target kapan
bahan bacaan itu akan diselesaikan.
2. Sulit berkonsentrasi
Ketika kita tidak berkonsentrasi, informasi yang
diterima oleh mata yang diteruskan ke otak tidak mendapat
perhatian yang cukup sehingga kita kehilangan pemahaman atas
bahan bacaan dan harus mengulangnya berkali-kali. Pengulangan
ini disebut sebagai regresi.
Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah mencari suasana
yang menyenangkan dan nyaman saat membaca, yang jauh dari
kebisingan dan mempunyai cahaya penerangan yang cukup. Agar
bisa menyerap informasi dengan maksimal, posisi alfa (posisi
duduk tegak, rileks, dengan kedua telapan kaki menyentuh
lantai) saat membaca sangat dianjurkan.
3. Hambatan dalam Membaca Cepat dan Cara Mengatasinya
a. Vokalisasi (membaca dengan bersuara)
201421 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Yakni mengucapkan kata demi kata secara lengkap, bisa dengan
bersuara lantang, ataupun dengan suara samar/tidak jelas
(menggumam).
Untuk mengetahui apakah kita mengucapkan kata-kata atau
tidak, letakkan tangan di leher ketika membaca. Bila getaran
terasa di jakun, itu berarti kita membaca dengan bersuara.
Tips Mengatasinya:
Lakukan gerakan seperti meniup (bibir bersiul) pada saat
membaca, dan letakkan tangan di leher.
b. Gerakan Bibir
Menggerakkan bibir pada saat membaca, walaupun tanpa
bersuara, juga akan membuat kecepatan baca menjadi melambat
empat kali dibandingkan jika membaca dengan diam/tanpa
bersuara.
Tips Mengatasinya:
Rapatkan bibir kuat-kuat. Tekanlah lidah ke langit-langit
atas.
Mengunyah permen karet
Bibir dalam posisi bersiul, tapi tanpa suara.
c. Gerakan Kepala
Saat masa kanak-kanak, jangkauan penglihatan kita tidak
memungkinkan menguasai penampang bacaan (dari kiri hingga
kanan). Karena itulah kita menggerakkan kepala dari kiri dan
kanan untuk membaca baris-baris bacaan secara lengkap. Saat
dewasa, jangkauan penglihatan kita telah mampu menguasai
penampang tersebut secara optimal, sehingga seharusnya mata
saja yang bergerak.
Namun demikian, karena kebiasaan masa kecil, kita masih
sering menggerak- gerakkan kepala dengan menggesernya.
Tips Mengatasinya:
201422 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
1) Letakkan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan
ke meja selama membaca. Apabila terasa tangan terdesak
oleh gerakan kepala, itu berarti Anda masih menggerakkan
kepala dalam membaca. Usahakanlah untuk menghentikannya.
2) Tangan memegang dagu, seperti memegang jenggot. Bila
kepala Anda bergerak, terasa dagu Anda juga bergeser.
Usahakanlah untuk menghentikan gerakan itu.
3) Letakkan ujung Jari di hidung. Bila kepala anda bergerak,
anda akan menyadarinya. Berusahalah untuk
menghentikannya.
d. Menunjuk Dengan Jari
Kebiasaan ini timbul karena saat masih belajar membaca, kita
selalu menunjuk kata demi kata dengan jari, agar tak ada
kata yang terlewati. Kebiasaan ini sering dipertahankan
hingga dewasa, padahal sangat menghambat kecepatan baca,
Karena gerakan tangan lebih lambat dari pada gerakan mata.
Tips mengatasinya:
1) Memasukkan tangan ke saku ketika membaca
2) Memegang buku selama membaca.
e. Regresi
Dalam membaca, mata bergerak dari kiri ke kanan untuk
menangkap kata-kata yang terletak berikutnya. Namun sering
mata bergerak kembali ke belakang untuk membaca ulang suatu
kata atau beberapa kata sebelumnya. Kebiasaan inilah yang
disebut dengan regresi. Hal ini kebanyakan dilakukan karena
merasa kurang yakin dalam memahami kata atau kalimat
sebelumnya.
Tips mengatasinya:
1) Menanamkan kepercayaan diri pada saat membaca. Jangan
terpaku pada detail.
2) Bila Anda merasa ada yang terlewati, biarkan saja.
201423 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
3) Berkonsentrasilah dalam membaca, jangan sampai melamun.
f. Subvokalisasi
Yakni melafalkan kata-kata dalam batin/pikiran. Kebiasaan
ini juga menghambat karena konsentrasi akan lebih terfokus
pada ‘bagaimana melafalkan dengan benar’, dan bukannya
‘memahami ide’ yang terkandung dalam kata-kata tersebut.
Tips mengatasinya:
Memperlebar jangkauan pandangan mata (fiksasi), sehingga
mata dapat menangkap beberapa kata sekaligus. Dengan cara
ini, otak akan menyerap informasi berdasarkan ide ‘garis
besar’nya yang terdiri dari gabungan kata, dan tak terpaku
pada pelafalannya.
4. Kiat Meningkatkan Kecepatan Membaca
a. Membaca tanpa bersuara, gerak bibir, atau gelengan kepala
b. Jangan berhenti membaca pada satu kata atau bagian yang
sulit
c. Jangan mengulang bacaan
d. Jangan membaca kata demi kata.
e. Jangan membaca bergumam
f. Jangan berhenti lama di awal baris
g. Membaca per satuan makna atau fungsi kalimat
h. Jangan menggunakan telunjuk tangan
i. Berlatih konsentarsi dengan mengatur pernafasan dan
pemfokusan bacaan
DAFTAR PUSTAKAAlek A dan H. Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Harjasujana, Ahmad S. 1986. Keterampilan Membaca. Jakarta: Karunika.
201424 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
http://supersuga.wordpress.com/2009/08/04/hambatan-membaca-cara-mengatasinya/ . (diakses tanggal 25 Juli 2012)
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Rahim, Farida. 2005. Pengajaran membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: BumiAksara.
Satata, Sri, Devi Suswandari dan Dadi Waras Suhardjono. 2012. BahasaIndonesia Mata Kuliah Pengembang Kepribadian. Jakarta: Mitra WacanaMedia.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.
201425 Bahasa Indonesia Modul 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id