BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan kuliah lapangan berupa pemetaan geologi bertujuan untuk mengambil
unsur – unsur maupun data yang diperlukan dalam berbagai aspek kegiatan
eksplorasi meliputi pola arah sebaran singkapan, tebal, kedalaman singkapan, bidang
lemah suatu batuan akibat struktur, kemiringan lereng, sifat batuan pada daerah
pemetaan, dan sebagainya.
Keberadaan sejumlah satuan litostratigrafi dan struktur geologi di daerah penelitian
yaitu di daerah Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat merupakan
suatu hal yang sangat menarik untuk dijadikan suatu objek permasalahan geologi.
Pemetaan geologi adalah salah satu aplikasi ilmu geologi yang dinilai cukup
mencakup sebagian besar prinsip-prinsip dasar ilmu geologi. Daerah penelitian
memiliki komoditas bahan galian pasir kuarsa dan batu kapur (gamping) yang
ditambang secara tradisional oleh warga. Berdasarkan kondisi tersebut pemetaan
geologi dianggap penting untuk mengetahui penyebaran batupasir kuarsa dan batu
gamping lebih detail. Pemetaan geologi daerah cibadak dengan wilayah kepemilikan
PT HOLCIM memiliki peranan dalam hal eksplorasi sehingga dapat diketahui pola
arah sebaran bahan galian pasir kuarsa dan batu kapur maupun stratigrafi dan strukutr
geologi daerah tersebut.
Kondisi geologi daerah Cibadak dan sekitarnya memiliki karakteristik yang cukup
beragam. Secara morfologi daerah penelitian terdiri dari daerah perbukitan dan
pedataran dengan sungai utama dan anak sungai membentuk pola aliran tertentu.
Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian terdiri dari struktur sesar
dan lipatan. Disamping itu kesampaian menuju lokasi mudah dijangkau serta kondisi
singkapan yang tersingkap baik. Berdasarkan pertimbangan diatas maka dilakukan
pemetaan geologi pada daerah tersebut.
Pemetaan geologi menghasilkan sebuah output berupa gambaran secara grafis yang
memuat simbol – simbol yang memiliki makna untuk menginformasikan data – data
1
yang telah dianalisis sebelumnya beupa peta geologi dan peta sebaran bahan galian .
Dan aspek lain dari pemetaan geologi adalah dapat menjelaskan bagimana
terbentuknya suatu struktur geologi pada masa lampau hingga sekarang karena
prinsip the present is the key to the past dapat terpecahkan.
1.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan kuliah lapangan adalah membuat peta geologi dan peta
sebaran bahan galian batu pasir kuarsa dan batu gamping daerah Cibadak, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat.
1.2.2 Tujuan
Untuk menentukan pola sebaran singkapan berdasarkan data besaran strike
dan dip.
Untuk mengambarkan stratigrafi batuan pada daerah cisolok serta mengetahi
sifat yang dikontrol oleh struktur geologi.
Untuk merekonstruksi gaya – gaya geologi yang bekerja pada bidang lemah
suatu bidang batuan pada daerah yang di petakan.
1.3 Lokasi Kegiatan
Secara geografis lokasi penelitian berada pada daerah Cibadak, Kabupaten
Sukabumi, Propinsi Jawa Barat, dimana batas daerah yang akan dipetakan adalah
pada koordinat (0695871, 9235312), (0698830,9235312), (0695871, 9233412),
(0698830,9233412).
2
Gambar 1. Lokasi kegiatan pemetaan
1.4 Keadaan lingkungan
1.4.1 Penduduk dan Mata Pencaharian
Kecamatan Cibadak dihuni oleh 24.544 KK. Jumlah keseluruhan penduduk
Kecamatan Cibadak adalah 99.877 Orang dengan jumlah penduduk laki-laki 50.879
orang dan penduduk perempuan 48.998 orang. Tingkat kepadatan penduduk di
Kecamatan Cibadak adalah 1.064 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk Kecamatan
Cibadak adalah Petani. Dari data monografi Kecamatan Cibadak tercatat 7.405 orang
atau 7,41% penduduk Kecamatan Cibadak bekerja di sektor Pertanian.
3
Gambar 2. Mata pencaharian penduduk Cibadak
1.4.2 Iklim
Kota ini memiliki iklim tropis. Ini adalah banyak curah hujan di Cibadak, bahkan di
bulan terkering. Lokasi ini diklasifikasikan sebagai Af berdasarkan Köppen dan
Geiger. Suhu rata-rata di Cibadak adalah 27.3 °C. Curah hujan tahunan rata-rata
adalah 2371 mm.
4
Curah hujan paling sedikitl terlihat pada Juni. Presipitasi paling besar terlihat pada
Januari, dengan rata-rata 324 mm. Suhu adalah tertinggi rata-rata pada Oktober, di
sekitar 27.8 °C. Suhu terendah dalam setahun terlihat di Januari, saat suhu ini
berkisar 26.7 °C.
Gambar 3. Curah hujan daerah Cibadak 2014 (sumber: id.climate-data.org
Gambar 4.Suhu udara daerah cibadak 2014
(sumber: id.climate-data.org
1.4.3 Topografi
Kecamatan Cibadak berada di dataran Tinggi. Ibukota Kecamatannya berada pada
ketinggian 510 meter diatas permukaan laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat
Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten adalah 40 Km. Bentangan wilayah di Kecamatan
Cibadak berupa daerah yang datar sampai berbukit-bukit.
Gunung Walat merupakan sebagian dari pegunungan yang berderet dari timur ke
barat. Bagian selatan merupakan daerah yang bergelombang mengikuti punggung-
punggung bukit yang memanjang dan melandai dari utara ke selatan. Topografi
bervariasi dari landai sampai bergelombang terutama di bagian selatan,
sedangkan ke bagian utara mempunyai topografi yang semakin curam. Hampir
seluruh kawasan berada pada ketinggian 500 m dpl, hanya kurang 10 % dari bagian
selatan yang berada di bawah ketinggian tersebut.
5
Gambar 4. Topografi daerah penelitian
1.4.4 Vegetasi
Pada tahun 1951 kawasan HPGW sudah mulai ditanami agathis (Agathis
loranthifolia). Hutan yang ditanam pada tahun 1951-1952 tersebut saat ini telah
berwujud sebagai tegakan hutan damar yang lebat di sekitar base camp. Selanjutnya
pada periode tahun 1969-1971 dilakukan penanaman pinus, puspa dan kayu afrika,
serta pada periode tahun 1971-1972 dilakukan penanaman agathis. Pada tahun 1973
penanaman telah mencapai 53%. Tahun 1980 seluruh wilayah HPGW telah berhasil
ditanami berbagai jenis tanaman, yaitu damar (Agathis lorantifolia), pinus (Pinus
merkusii, P. insularis, P. oocarpa), puspa (Schima wallichii), kayu afrika (Maesopsis
eminii), mahoni (Swietenia macrophylla), rasamala (Altingia excelsa), sonokeling
(Dalbergia latifolia), gamal (Gliricidae sp), sengon (Paraserianthes falcataria),
meranti (Shorea sp), dan akasia (Acacia mangium).
6
Kondisi saat ini, tegakan hutan di HPGW didominasi tanaman damar (Agathis
loranthifolia), pinus (Pinus merkusii), sengon (Paraserianthes falcataria), mahoni
(Swietenia macrophylla) dan jenis lainnya seperti kayu afrika (Maesopsis eminii),
rasamala (Altingia excelsa), Dalbergia latifolia, Gliricidae sp, Shorea sp, dan akasia
(Acacia mangium). Di HPGW paling sedikit terdapat 44 jenis tumbuhan, termasuk 2
jenis rotan dan 13 jenis bambu.
1.4.5 Tataguna Lahan
Keadaan hutan Gunung Walat pada tahun 1950an sebagian besar berupa tanah
kosong yang ditumbuhi semak, alang-alang dan beberapa pohon yang sangat jarang.
Gambaran kondisi awal tutupan lahan kawasan HPGW disajikan pada gambar
berikut.
Pada saat ini, kondisi tataguna lahan yakni vegetasi sekitar 70%, dengan dominasi
tegakan Agathis (Agathis loranthifolia) dan campuran (Pinus merkusii, Pinus ocarpa,
dan Schima wallichii) merupakan hasil tanaman tahun 1951/1952 . Sekitar 30%
lainnya merupakan hasil tanaman yang baru berumur 1-40 tahun, yang terdiri dari
Sonokeling (Dalbergia latifolia), Acacia auriculiformis, Acacia mangium, dan
Rasamala (Altingia excelsa), serta beberapa jenis asli yang dipertahankan. Selain
pepohonan terdapat juga jenis paku-pakuan, epifit dan berbagai jenis perdu dan
rumput. Sedangkan 25% sisanya masih merupakan tanah kosong ± 113,5 Ha
(kegagalan reboisasi, bekas ladang, bekas kebakaran dan perambahan).
Gambar 5. Peta jenis tanah kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat
1.4.6 Infrastruktur
7
Cibadak dikenal dengan sebutan kota mayor. Sekarang Cibadak adalah calon ibukota
Kabupaten Sukabumi Utara yang diusulkan sebagai pemekaran dari Kabupaten
Sukabumi. Cibadak kini telah melaju pesat dibanding kecamatan lainnya di
Kabupaten Sukabumi. Di Cibadak terdapat RSUD Sekarwangi yang merupakan
keunggulan Kecamatan Cibadak. Beberapa instansi juga ada di Cibadak, seperti
Kejaksaan Negeri Cibadak, Pengadilan Negeri Cibadak, dll.
1.5 Waktu
Pelaksanaan kegiatan pemetaan geologi ini berlangsung dalam waktu 12 hari yang
mempunyai rentan waktu pelaksanaan mulai tanggal 09 Februari sampai 20 Februari
2015. Dengan timeline sebagai berikut:
Jenis kegiatan
Waktu
8 9 10 11 12 1
3
14 15 1
6
17 18 1
9
20
Ekskursi
Pemetaan Geologi
Pembuatan Laporan
Sementara
Kembali ke ITSB
1.6 Pelaksana
Pelaksana kegiatan : seluruh mahasiswa eksplorasi tambang 2012 Institut
Teknologi dan Sains Bandung sejumlah 15 orang yang dibagi menjadi 5 kelompok
untuk melakukan pemetaan geologi.
No NIM Nama1 122.12.01 Kevin Handri2 122.12.02 Koswara3 122.12.03 Jejen Ramdani4 122.12.04 Putri Lestari5 122.12.05 Yuda Rihal Firdaus6 122.12.06 Ulfi Rizki Fitria7 122.12.07 Aditya Hendra Wijaya8 122.12.08 Rafieq Farazi9 122.12.09 Asti Sulastri10 122.12.10 Sandi Ali Guntur
8
11 122.12.11 Mohamad Fatchul Qori12 122.12.13 Reza Noor Ramadhan13 122.12.15 Ahmad Hadi Suprapto14 122.12.016 Muhamad Fauzan
Septiana
9
1.7 Geologi Umum
1.7.1 Stratigrafi
Daerah Penelitian terdiri dari satuan batuan Formasi Rajamandala, Anggota
Batugamping Formasi Rajamandala, Formasi Walat, serta Batuan Gunung Api
Gunung Pangrango dengan keterangan masing-masing sebagai berikut:
a. Formasi Rajamandala (Tomr): terdiri atas Napal tufan, lempung napalan,
batupasir dan lensa-lensa batugamping mengandung fosil yang memberikan
kisaran umur oligosen akhir sampai miosen awal dan menindih secara tak
selaras Formasi Batuasih, tebal formasi ini sekitar 1100m (Musper,1939)
b. Anggota Batugamping Formasi Rajamandala (Toml) : terdiri atas
Batugamping terumbu koral dengan sejumlah fosil dan biasanya
terdolmitkan. Tersingkap baik di Pasir Kutamaneuh, Pasir Aseupean di
selatan Sukabumidan Liunggunung di selatan Cibadak.
c. Formasi Walat (Tow) : terdiri atas batupasir kuarsa yang berlapis silang,
konglomerat kerakal kuarsa, batulempung karbonan, lignit, dan lapisan-
lapissan tipis batubara, ke atas ukuran butir bertambah kasar,tersingkap di
Gunung walat (dekat Cibadak) dan di daerah sekitarnya. Umur satuan ini
diduga Oligosen awal dan merupakan satuan tertua yang dijumpai di daerah
Lembar Tebalnya diperkirakan 1000-1373 m (Musper, 1939)
d. Batuan Gunung Api GunungPangrango (Qvpo) : terdiri atas endapan lebih
tua, lahar, dan lava, basal andesit dengan oligoklas-andesin, labradorit,
olivine, piroksen, dan horenblend.
10
Umur
Kuarter Holosen
Tersier Oligosen
Akhir
Oligosen
Awal
Gambar 6. Korelasi Stratigrafi Satuan Batuan di Daerah Sukabumi (dokumen
pribadi)
1.7.2 Geologi Lokal
Menurut Effendi et.al (1998) dalam Praptisih et.al 2009 secara stratigrafis, batuan
tertua di daerah Sukabumi adalah Formasi Walat tersingkap di Gunung Walat dan
sekitarnya. Umur batuan ini diduga Oligosen Awal. Diatasnya secara selaras
diendapkan Formasi Batuasih yang terutama terdiri atas batu lempung napalan hijau
dengan konkresi pirit.. Selanjutnya, diendapkan Formasi Rajamandala yang disusun
oleh napal tufan, lempung napalan, batupasir, dan lensa-lensa batu gamping, kisaran
umur Oligosen Akhir – Miosen Awal. Formasi ini menindih secara tak selaras
Formasi Batuasih dengan tebal sekitar 1.100 m. Anggota Batugamping Formasi
Rajamandala yang terdiri atas batu gamping terumbu koral dengan sejumlah fosil
Lithothamnium, Lepidocyclina sumatrensis, dan Lepidocyclina (Eulepidina)
ephippiodes, biasanya terdolomitkan. Selanjutnya, ke arah atas terdapat batuan
Gunung Api Tua yang terdiri atas: (1) Batuan Gunung Api Pangrango, endapan lebih
tua, lahar, dan lava serta basal andesit, dan (2) Breksi Gunung Api, breksi bersusunan
andesit – basal, setempat aglomerat, lapuk.
11
Tomr Toml
Tow
Batuan Gunung Api Gunung Pangrango
Formasi Rajamandala
Anggota Batugamping Formasi Rajamandala
Formasi Walat
Qvpo
1.7.3 Struktur Geologi
Formasi Walat disamping telah terlipat juga sudah mengalami proses pensesaran.
Indikasi pensesaran berupa cermin sesar ditemukan disejumlah lokasi, yang hasilnya
menunjukan adanya pengaruh sesar naik dan sesar mendatar. Jalur sesar naik
utamanya berkembang di bagian utara dengan arah barat-timur. Jalur sesar naik ini,
disamping menyingkapkan batuan berumur Paleogen
juga menghasilkan perbedaan topografi yang kontras, yaitu antara perbukitan
sedimen Formasi Walat dengan morfologi pedataran vulkanik yang berada dibagian
utaranya. Dari hasil penelitian lapangan dan interpretasi kelurusan struktur, diketahui
ada sejumlah jalur sesar naik lainnya yang memotong tubuh batuan sedimen Tersier.
Gambar 7. Peta geologi Gunung Walat dan wilayah sekitarnya
Gambar 8. Penampang Struktur Geologi
12
BAB II
KEGIATAN PEMETAAN
2.1. Kegiatan Sebelum Ke Lapangan
Tahap pendahuluan sebelum melakukan penelitian dan pengambilan data di
lapangan, meliputi studi regional daerah penelitian untuk mengetahui gambaran
umum tentang data geologi pada daerah penelitian.
Studi Literatur dilakukan pada peta rupa bumi Lembar 1209-121 Cibadak skala
1:25.000 dan pada Peta Geologi Lembar Bogor Jawa Skala 1:10.000.
Gambar 9. Peta Rupa Bumi Lembar 1209-121
Cibadak skala 1:25.000
Gambar 10. Peta Geologi Lembar Bogor
Jawa Skala 1:10.000
13
2.2. Pemetaan Geologi
2.2.1. Peralatan yang digunakan
Berikut adalah peralatan yang digunakan saat Pemetaan geologi dan pengolahan
data. Berikut adalah alat-alat yang digunakan untuk Pemetaan geologi:
a. Kompas Geologi i. GPS
b. Alat Ukur (meteran) j. Backpack
c. Penggaris k. Lup
d. Alat Tulis Lengkap l. Kamera
e. Peta Dasar m. Papan clipboard
f. Buku Lapangan n. Kantong Sampel
g. Larutan HCl o. dll
h. Palu Geologi
Sedangkan untuk pengolahan data digunakan beberapa software sebagai berikut:
-AutoCad 2002
-Map Source
- Microsoft (Word dan Excel)
14
2.2.2. Lintasan Pengamatan
Lintasan geologi merupakan rangkaian pengamatan yang didapatkan dengan cara
melintasi suatu wilayah dan hasil disajikan kedalam peta lintasan geologi seperti
pada gambar berikut:
Gambar 11. Peta Lintasan Pemetaan Geologi Cibadak Sukabumi (kelompok 2)
Keterangan:
: Lintasan hari ke-1
: Lintasan hari ke-2
: Lintasan hari ke-3
: Lintasan hari ke-4
: Lintasan hari ke-5
: Lintasan hari ke-6
15
BAB III
HASIL PEMETAAN
3.1. Singkapan Batuan
Berdasarkan kegiatan pemetaan yang telah dilakukan selama enam hari,ada
singkapan yang ditemukan. Yang ditunjukkan oleh tabel berikut:
No Tanggal Singkapan Koordinat Strike Dip Pemerian singkapanx y1 12-02 -2015 U-0101 697549 9234979 N276E 25 Batu pasir
konglomeratan2
U-0102 697881 9235035 N270E 33 Batu pasir konglomeratan
3 U-0103 697988 9235231 - - Batu gamping masif4
U-0104 697645 9234568 N335E 31 Batu pasir konglomeratan
5 13-02 -2015 U-0201 697731 9235259 N305E 23 Batu gamping kristalin6 U-0202 698141 9235268 - - Batu gamping kristalin7 U-0203 698357 9235245 - - Batu gamping kristalin
8 U-0204 698482 9235224 N40E 32 Batu pasir dan lempung batubaraan
9 U-0205 698951 9235068 - - Batu gamping kristalin10 U-0206 698553 9234619 N220E 5 Batu pasir lempungan11 U-0207 697984 9234760 - - Batu pasir
konglomeratan12 14-02 -2015 U-0301 0696467 9234337 - - Batu gamping kristalin13 U-0302 0696116 9234368 N132E 12 Batu pasir lempungan
14 U-0303 0696285 9234595 N230E 18 Batu pasir lempungan
15 U-0304 0696589 9235147 - - Breksi andesitan
16 U-0305 0697036 9234759 N28E 15 Batu pasir lempung batubaraan
17 15-02 -2015 U-0401 0696573 9233836 N80E 7 Batu gamping kristalin sisipan lempung
18 U-0402 0697068 9233433 N320E 22 Batu pasir lempungan19 U-0403 0697419 9233986 N230E 30 Batu gamping kristalin
20 U-0404 0696930 9234282 - - Batu gamping masif kristalin
21 16-02 -2015 U-0501 0697570 9234353 N70E 33 Batu lempung22 U-0502 0697804 9234258 N350E 13 Batu lempung
23 U-0503 0697992 9234058 N100E 30 Batu gamping
16
24 U-0505 0698028 9233801 N100E 31 Batu gamping
25 U-0507 0697733 9234183 N110E 23 Batu gamping
26 U-0508 (batas kontak)
0697984 9234293 N315E 35 Batu gamping
27 17-02 -2015 U-0601 0698455 9234144 N230E 13 Batu gamping
28 U-0602 (batas kontak)
0698496 9234102 N75E 20 Batu pasir lempungan
29 U-0603 0698667 9234071 N60E 32 Batu pasir sisipan lanau
30 U-0604 0698819 9233892 N110E 25 Batu pasir sisipan lempung
31 U-0605 0698516 9233602 N110E 30 Batu pasir
32 U-0606 0698442 9233628 N135E 27 Batu pasir sisipan lempung
33 U-0607 0698396 9233888 N100E 18 Batu pasir
3.2 Satuan Batuan
3.3.1 Satuan Batuan Pasir
Satuan batuan pasir memiliki ciri litologi umum berwarna cokelat abu-abu,ukuran butir halus, porositas baik, berlapis,dan lapuk. Satuan batuan ini tersingkap 50% mengisi daerah penelitian. Penyebarannya mulai dari Desa Tejojaya, Cibatu, Ciangsana, dan sebagian dari bagian daerah Babakansari.
3.3.2 Satuan Batuan Gamping
Satuan Batuan Gamping memiliki ciri litologi umum berwarna abu-abu keputihan, kekerasan masif,ukuran butir halus, porositas buruk, adanya campuran kalsit,dan sedikit lapuk. Satuan batuan ini tersingkap 45% mengisi daerah penelitian. Penyebarannya mulai dari Gunung Karang dan sebelah selatan daerah Pangkalan.
3.3.3 satuan Batuan lempung
satuan Batuan lempung memiliki ciri litologi umum berwarna kecokelatan, lapuk, ukuran butir sangat halus,porositas baik dan berlapis. Satuan batuan ini tersingkap <5% mengisi daerah penelitian. Penyebarannya adalah pada daerah Ciangsana.
17
3.3 Peta Geologi
Gambar 12. Peta Geologi
Berdasarkan singkapan yang ada, daerah penelitian terdiri atas 3 satuan batuan.
Satuan batuan pasir ditujukkan oleh warna kuning, satuan batu lempung ditunjukkan
oleh warna hijau, satuan batu gamping ditunjukkan oleh warna biru.
3.4 Penampang Geologi
Berdasarkan peta geologi yang telah dibuat, menunjukkan daerah penelitian
Memiliki penampang geologi adalah sebagai berikut:
Gambar 13. Penampang
Geologi A-A’ dan B-B'.
18
3.5 Stratigrafi
Berdasarkan penampang geologi yang telah dibuat, menunjukkan daerah penelitian
Kolom stratigrafi tidak resmi daerah penelitian (tanpa skala) adalah sebagai berikut:
Gambar 14. Kolom stratigrafi (tanpa
skala) daerah pemetaan
Berdasarkan penampang yang sudah dibuat, satuan batuan pasir lebih muda daripada
satuan batuan gamping.
Berdasarkan satuan batuan batuan yang ada, daerah penelitian secara stratigrafi
adalah sebagai berikut:
Gambar 15. Daerah pemetaan secara stratigrafi.
3.6. Struktur Geologi
Berdasarkan penampang geologi yang telah dibuat, menunjukkan pada daerah
pemetaan terdapat antiklin yang ditunjukkan oleh penampang berikut:
19
Gambar 16. Struktur lipatan daerah penelitian
-terdapat juga sesar naik (terlihat dari adanya pergeseran butir dan adanya gores
garis).
Gambar 17. Pembimbing menjelaskan tentang gores garis
20
- Sesar naik dan drag fault.
Gambar 18.Sesar naik dan drag fault daerah Cibadak
-Batugamping Formasi Rajamandala. Batuannya telah remuk dipotong oleh sejumlah
cermin sesar dan kekar. Lokasi : Tambang batugamping,Cibadak.
Gambar 19. Singkapan batuan gamping daerah Cibadak
21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Daerah Cibadak memiliki bahan galian yang ekonomis berupa pasir kuarsa dan batu
gamping. Secara Stratigrafi, satuan batu pasir lebih muda daripada satuan batu
gamping. Terdapat pula struktur geologi berupa antiklin dan sesar berdasarkan
penampang geologi yang telah dibuat.
5.2.1 Saran
-Agar dilakukan pelatihan software dan skill sebelum berangkat ke Lapangan..
-Agar peserta mengulas kembali pengetahuan ilmu-ilmu dasar (petrologi, geologi
dasar, geologi struktur, dll)
22
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gunungwalat.net/
http://www.gunungwalat.net/about-us/kondisi-umum/
http://www.holcim-educationalforest.net/pendidikan-dan-penelitian/
http://esdm.jabarprov.go.id/index.php/en/
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195901011989011-YAKUB_MALIK/KONDISI_FISIOGRAFI_DAN_GEOLOGI_REGIONAL_JAWA_BARAT.pdf
http://www.bgl.esdm.go.id/publication/kcfinder/files/article/BSC%2020110101.pdf
23