Date post: | 27-Nov-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | bogoragriculturaluniversity |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
1
PERHITUNGAN JEJAK KARBON DENGAN
MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN MICROSOFT EXCEL
CALCULATION OF CARBON FOOTPRINT USING
MICROSOFT EXCEL PROGRAMMING
Deni Dwi Yudhistira1, Marissa Dwi Ayusari
2
Kamis – Kelompok 5A
1, 2) Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Darmaga Kampus IPB
Email: [email protected]
Abstrak: Perilaku dan gaya hidup manusia sehari-hari yang semakin konsumtif dapat
menurunkan kualitas lingkungan hidup. Aktivitas manusia yang menggunakan energi dapat
menghasilkan emisi karbon dioksida. Semakin banyak aktivitas manusia maka semakin banyak
energi yang digunakan sehingga semakin besar pula carbon footprint yang dihasilkan. Carbon
footprint (jejak karbon) merupakan satuan ukuran untuk mengukur seberapa besar pengaruh
aktivitas manusia terhadap lingkungannya dan terutama pada perubahan iklim. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan berbasis perangkat lunak Microsoft Excel.
Maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui total emisi karbon selama satu
tahun dengan menggunakan Microsoft Excel, sehingga didapatkan ekuivalensi total jumlah pohon
yang harus ditanam sebagai konsekuensi dari emisi karbon yang dikeluarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap sektor menghasilkan emisi karbon yang berbeda-beda. Nilai emisi
karbon di sektor energi mendominasi, baik sebelum sesudah proses reduksi. Sektor energi,
transportasi, dan limbah menghasilkan emisi karbon secara berturut-turut sebesar 641.46 kg
CO2/tahun; 39.99 kg CO2/tahun; 8.72 kg CO2/tahun. Besarnya total emisi yang dihasilkan sebesar
654.29 kg CO2/tahun setara dengan melakukan penanaman pohon sebanyak 24 dalam satu tahun.
Nilai emisi karbon di sektor energi, tranportasi, dan limbah setelah mengalami proses reduksi
secara berturut-turut menjadi 609 kg CO2/tahun; 38.63 kg CO2/tahun; 6.54 kg CO2/tahun dengan
nilai total emisi sebesar 654.29 kg CO2/tahun, atau setara dengan melakukan penanaman pohon
sebanyak 22 dalam satu tahun. Besarnya nilai efisiensi emisi karbon yang dihasilkan setelah
mengalami proses reduksi yaitu sebesar 5.2%. Kata kunci: emisi karbon, jejak karbon, reduksi
Abstract: The behavior and style of daily human life - the growing consumer can lower the quality
of the environment. Human activity that uses energy can generate carbon dioxide emissions.
Human activity caused more energy is used so that the greater resulting of carbon footprint.
Carbon footprint is a unit to measure how much the influence of human activities on the
environment and especially on the climate change. This research uses a calculation method based
on Microsoft Excel software. The intent and purpose of this research was to determine total
carbon emissions for one year by using Microsoft Excel and get the equivalence of the total
number of trees to be planted as a consequence of carbon emissions released. The results showed
that each sector generates carbon emissions is vary. The value of carbon emissions dominate the
energy sector both before after the reduction process. The energy, transport, and the waste sector
generating carbon emissions, respectively of 641.46 kg CO2/year; 39.99 kg CO2/year; 8.72 kg CO2/year. The amount of total emissions produced by 654.29 kg CO2/year equivalent to the
planting of trees as many as 24 in one year. The value of carbon emissions in the energy sector,
transport, and waste after a process reduction to 609 kg CO2/year; 38.63 kg CO2/year; 6:54 kg
CO2/year with a total value of 654.29 kg CO2/year or equivalent to planting trees as many as 22 in
one year. The value of the resulting carbon emission efficiency after reduction process in the
amount of 5.2%.
Keywords: carbon emissions, carbon footprint, reduction
2
PENDAHULUAN
Inti dari permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup,
khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya. Kualitas lingkungan akan
ditentukan oleh perilaku manusia dan sebaliknya perilaku manusia juga akan
dipengaruhi oleh lingkungannya (Darsono 1992). Perilaku dan gaya hidup
manusia sehari – hari yang semakin konsumtif dapat menurunkan kualitas
lingkungan hidup. Penurunan kualitas lingkungan hidup ditandai dengan adany
perubahan lingkungan, seperti peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer yang
diikuti dengan peningkatan suhu bumi. Aktivitas-aktivitas manusia yang
menggunakan energi dapat menghasilkan emisi karbon dioksida (jejak karbon).
Semakin banyak aktivitas manusia maka semakin banyak energi yang digunakan
sehingga semakin besar pula carbon footprint yang dihasilkan (Rahayu 2011).
Carbon footprint (jejak karbon) merupakan satuan ukuran untuk mengukur
seberapa besar pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungannya dan terutama
pada perubahan iklim (Wiedmann dan Minx 2008). Carbon footprint diukur dari
dengan berapa banyak by-product gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dan
biasanya dihitung dalam ukuran unit CO2. Perhitungan carbon footprint dapat
dikalkulasikan dari perjalanan sebuah produk yang bermula dalam pabrik untuk
diolah dengan tingkat energi tertentu dan mengeluarkan emisi karbon hingga
produk tersebut berada di tangan konsumen. Berdasarkan latar belakang tersebut,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total emisi karbon selama satu tahun
dengan menggunakan Microsoft Excel, sehingga didapatkan ekuivalensi total
jumlah pohon yang harus ditanam sebagai konsekuensi dari emisi karbon yang
dikeluarkan.
METODE PENELITIAN
Penelitian carbon footprint dilakukan di Lab. Komputer Teknik Sipil dan
Lingkungan IPB. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu komputer
atau laptop dan program perhitungan carbon footprint. Penelitian diawali dengan
disediakannya program carbon footprint agar dapat diakses dengan seperangkat
komputer atau laptop. Terdapat empat sektor penghasil emisi karbon yaitu, sektor
transportasi, energi, limbah, serta pertanian dan peternakan. Data-data emisi
karbon dimasukkan dalam sel berwarna kuning sesuai dengan kategori emisi.
Ketetapan faktor emisi yang berasal dari berbagai referensi dimasukkan dalam sel
berwarna hijau. Sel berwarna merah merupakan perkalian dari input data yang
dimasukkan dengan faktor emisi.
Setelah semua data pada seluruh sektor selesai dimasukkan, sheet berjudul
report dibuka untuk mengetahui total jumlah emisi karbon yang dihasilkan selama
setahun. Total jumlah pohon yang harus ditanam juga diperhatikan untuk
mengurangi emisi karbon. Selanjutnya, data-data emisi karbon dianalisis kembali.
Data emisi diubah sesuai dengan perkiraan dan kemampuan dalam dilakukannya
proses reduksi. Pengisian pada empat kategori sektor emisi kembali dilakukan,
sehingga dihasilkan total jumlah emisi karbon yang lebih kecil dibandingkan
dengan data pertama. Perhitungan efisiensi emisi karbon dari kedua data tersebut
dapat dihitung dengan persamaan (1). Selanjutnya, diberikannya sebuah
kesimpulan terhadap hasil perhitungan yang diperoleh serta tindakan yang harus
dilakukan untuk mereduksi total emisi karbon pada setiap sektor.
3
ɳ =Ca−Cb
Ca x 100 % ......................(1)
Keterangan :
ɳ = efisiensi emisi karbon (%)
Ca = emisi karbon awal (kg CO2/ tahun)
Cb = emisi karbon akhir (kg CO2/ tahun)
HASIL DAN PEMBAHASAN Carbon footprint (jejak karbon) merupakan satuan ukuran untuk mengukur
seberapa besar pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan dan terutama
terhadap besarnya perubahan iklim (Wiedmann dan Minx 2008). Carbon footprint
diukur dari berapa banyak by-product gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan
dan biasanya dihitung dalam ukuran unit CO2. Carbon footprint terdiri dari dua
macam yaitu carbon footprint primer dan sekunder. Carbon footprint primer
merupakan tolak ukur untuk emisi langsung CO2 dari pembakaran bahan bakar,
termasuk konsumsi energi domestik dan transportasi (mobil dan pesawat terbang).
Carbon footprint sekunder merupakan tolak ukur emisi tidak langsung CO2 dari
lifecycle produk-produk yang digunakan oleh manusia dari proses pembuatan
sampai ke penguraian (Walser et al. 2010).
Sumber – sumber emisi carbon footprint dapat digolongkan menjadi 4 macam,
yang pertama adalah mobile transportation (sumber bergerak) terdiri dari
kendaraan bermotor, pesawat udara, kereta api, kapal bermotor, dan
penenganan/evaporasi gasoline. Kedua, stationary combustion (sumber tidak
bergerak) yaitu perumahan, daerah perdagangan, serta tenaga dan pemasaran
industri termasuk tenaga uap yang digunakan sebagai energi oleh industri. Ketiga,
industrial processes (proses industri), yaitu proses kimiawi, metalurgi, kertas, dan
penambangan minyak. Keempat, solid waste disposal (pembuangan sampah)
terdiri dari buangan rumah tangga, perdagangan, buangan hasil pertambangan,
dan buangan hasil pertanian (Suhedi 2005). Hasil rekapitulasi perhitungan awal
carbon footprint disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Rekapitulasi hasil perhitungan awal carbon footprint
Perhitungan awal
Sektor Jumlah emisi (kg CO2/tahun)
Transportasi 39.99
Energi 641.46
Limbah 8.72
Pertanian dan peternakan 0
Total emisi 690.17
Jumlah pohon yang harus ditanam 24
Berdasarkan hasil rekapitulasi perhitungan awal yang terdapat dalam Tabel 1
dapat ditunjukkan bahwa jumlah emisi karbon per tahun yang disumbangkan oleh
setiap sektor memiliki hasil yang berbeda-beda. Emisi karbon tertinggi
disumbangkan oleh sektor energi dengan jumlah emisi sebesar 641.46 kg
CO2/tahun dan yang terendah berada pada sektor limbah dengan jumlah emisi
sebesar 104.64 kg CO2/tahun.Tingginya emisi karbon yang disumbangkan oleh
4
sektor energi dapat disebabkan oleh besarnya pemakaian listrik sehari-hari yang
mencapai 57.5 kWh per bulan.
Selanjutnya, Tabel 1 juga menunjukkan dalam sektor pertanian dan peternakan
tidak terdapatnya jumlah emisi karbon yang disumbangkan. Hal ini dikarenakan
tidak adanya individu yang memanfaatkan sektor tersebut. Selain itu, Tabel 1 juga
menunjukkan total emisi karbon yang dihasilkan mencapai 690.17 kg CO2/tahun
atau setara dengan menanam 24 pohon dalam setahun sejenis jati, meranti,
beringin, mangga, dan lainnya. Hasil rekapitulasi perhitungan akhir (reduksi)
carbon footprint disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Rekapitulasi hasil perhitungan akhir carbon footprint (reduksi)
Perhitungan awal
Sektor Jumlah emisi (kg CO2/tahun)
Transportasi 38.63
Energi 609.12
Limbah 6.54
Pertanian dan peternakan 0
Total emisi 654.29
Jumlah pohon yang harus ditanam 22
Efisiensi Emisi karbon = 5.2%
Hasil emisi gas dalam yang terdapat dalam Tabel 2 merupakan hasil setelah
terjadinya proses reduksi atau pengurangan pemakaian disetiap sektor
penyumbang emisi karbon. Proses reduksi mengakibatkan jumlah emisi karbon
setiap sektor dan jumlah total karbon per tahun mengalami penurunan dari
sebelumnya, berawal dari 690.17 kg CO2/tahun menjadi 654.29 kg CO2/tahun.
Penurunan ini dikarenakan adanya pengurangan pemakaian di masing-masing
sektor penyumbang emisi gas. Namun, besarnya nilai total emisi gas dari proses
reduksi masih terbilang cukup besar, terutama pada sektor energi. Hal ini secara
tidak langsung menunjukkan bahwa perlu dilakukannya upaya penekanan emisi
karbon di dalam sektor energi yang secara berkelanjutan, seperti melakukan
tindakan seperti konservasi (peningkatan efisiensi peralatan) dan diversifikasi
energi (penggantian bahan bakar dengan jenis senergi lain). Nilai total emisi gas
karbon yang dihasilkan dari proses reduksi sebesar 654.29 kg CO2/tahun setara
dengan melakukan penanaman pohon sebanyak 22 dalam satu tahun.
Selanjutnya, berdasarkan hasil total emisi karbon yang terdapat dalam
perhitungan awal dan sesudah reduksi (Tabel 1 dan Tabel 2) dapat diperoleh
besarnya nilai efisiensi emisi karbon. Besarnya nilai efisiensi emisi karbon yang
dihasilkan setelah mengalami proses reduksi yaitu sebesar 5.2%. Hasil tersebut
mungkin masih dapat dikatakan jauh dari persentasi efisiensi yang optimal, karena
masih kurang dari 50% atau bahkan 10%. Namun, apabila proses reduksi terus
dilakukan secara berkelanjutan untuk setiap individu, besar kemungkinan akan
membawa dampak yang positif terhadap lingkungan, seperti mengurangi
perubahan ilkim. Grafik carbon footprint perhitungan awal dan akhir (reduksi)
disajikan dalam Gambar 1.
5
Gambar 1 Grafik emisi karbon sebelum dan sesudah proses reduksi
Beradasarkan Grafik yang terdapat dalam Gambar 1 dapat ditunjukkan bahwa
emisi karbon yang dihasilkan oleh setiap sektor mengalami penurunan setelah
mengalami adanya proses reduksi. Sektor energi mendominasi penyumbang emisi
karbon tertinggi, baik sebelum dan sesudah mengalami proses reduksi. Tingginya
emisi karbon yang dihasilkan oleh sektor energi disebabkan oleh tidak terlepasnya
sektor tersebut dalam pengaruh pemenuh kebutuhan manusia sehari-hari. Selain
itu, tingginya jumlah emisi karbon tentu merupakan salah satu indikasi adanya
kegiatan pemborosan dan dapat membawa dampak negatif terhadap lingkungan.
Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya yang mampu menekan tingginya jumlah
emisi gas karbon dalam sektor energi. Adapun langkah sedehana yang dapat
dilakukan, yaitu dengan adanya tindakan penggantian (subtitusi) atau
pengurangan jam pemakaian. Pergantian lampu rumah dengan lampu hemat
energi (LHE) atau compact fluorescent merupakan salah satu cara sederhana yang
dapat menghemat energi dan mengurangi perubahan iklim (Wilcox et al. 2010).
Grafik yang terdapat dalam Gambar 1 juga menunjukkan bahwa pemanfaatan
disektor transportasi dan limbah juga perlu diperhatikan, sebagai upaya atau
langkah dini untuk mengantisipasi kenaikan jumlah emisi karbon di udara. Secara
tidak langsung, dapat ditunjukkan adanya peluang untuk mengurangi emisi karbon
di sektor limbah dan transportasi hingga dihasilkan emisi karbon yang jauh lebih
kecil lagi. Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan guna menurunkan emisi
karbon disektor limbah dan transportasi, seperti menerapkan konsep 3R di dalam
kehidupan, mencari alternatif bahan bakar kendaraan yang lebih ramah
lingkungan, serta tidak memakai kendaraan pribadi.
Langkah-langkah upaya pengurangan emisi gas karbon secara sektoral terbagi
menjadi empat, yaitu sektor transportasi, sektor industri,sektor rumah tangga, dan
pembangkit listrik (Boedoyo 2008). Dalam sektor transportasi dapat dikemukakan
beberapa langkah atau cara untuk mengurangi emisi CO2. Salah satunya dengan
penambahan turbo charger pada mesin bensin maupun diesel. Pemasangan turbo
charger dapat meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar hingga 15%. Selain
itu, pemanfaatan teknologi kendaraan hybrid (mesin listrik-motor bakar) juga
akan meningkatkan efisiensi pembakaran lebih dari dua kali lipat dengan kinerja
yang sama. Bila kendaraan bensin biasa mempunya intensitas energi 12-16
0
100
200
300
400
500
600
700
Transportasi Energi Limbah Pertanian dan
Peternakan
Em
isi kar
bon
(kg C
O2/t
ahun
)
Sebelum reduksi Sesudah reduksi
6
km/liter maka dengan teknologi hybrid dapat mencapai 35-40 km/liter. Penerapan
sistem transportasi masa, seperti bus, kereta api, subway train, monorail train akan
sangat efisien dibandingkan mobil pribadi maupun sepeda motor yang boros
energi (Boedoyo 2008).
Dalam sektor industri pengurangan emisi gas karbon dapat dilakukan dengan
penerapan teknologi kogerasi (cogeneration) yang menggabungkan unit
pembangkit uap dan pembangkit listrik yang berdiri sendiri dalam satu siklus,
sehingga dapat meningkatkan efisiensi emisi karbon dari 55% menjadi 70%
hingga 80%. Selain itu, perbaikan isolasi pada pipa uap, pencegahan kebocoran,
dan perbaikan perilaku juga dapat meningkatkan efisiensi emisi karbon hingga
17%. Penggantian peralatan proses yang sudah tua dengan yang baru selain
mengurangi resiko kecelakaan juga akan menghemat penggunaan energi
(Boedoyo 2008).
Selanjutnya, sektor rumah tangga pengurangan emisi gas karbon dapat
dilakukan dengan cara melakukan penggantian lampu pijar dengan lampu hemat
energi seperti lampu neon (turbular lamp) atau dengan CFL (compact fluorized
lamp), sehingga akan meningkatkan efisiensi yang cukup besar. Selain itu,
penggantian kompor atau tungku memasak dengan tungku efisiensi tinggi,
misalnya minyak tanah dengan LPG akan meningkatkan efisiensi emisi karbon
dari 15% menjadi 22% (Boedoyo 2008).
Sektor pembangkit listrik dalam meminimalisir emisi karbon dapat dilakukan
dengan cara diciptakannya pengoperasian PLTGU (Gas Combined Cycle Power
Plant) yang memanfaatkan panas buang gas turbin untuk pemanasan awal
pembangkit uap, sehingga akan meningkatkan efisiensi total dari sekitar 30%
menjadi 45%. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan penerapan pembangkit
listrik energi terbarukan seperti PLTS, PLTMH, PLTB, dan lain-lain. Penerapan
PLTN yang bebas emisi CO2 dapat menggantikan sebagian dari PLTU batu bara
(Boedoyo 2008).
SIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap sektor menghasilkan emisi karbon
yang berbeda-beda. Nilai emisi karbon tertinggi dihasilkan oleh sektor energi
yaitu sebesar 641.46 kg CO2/tahun kemudian disusul oleh sektor transportasi dan
limbah dengan besar emisi karbon secara berturut-turut sebesar 39.99 kg
CO2/tahun dan 8.72 kg CO2/tahun. Besarnya total emisi yang dihasilkan sebesar
654.29 kg CO2/tahun setara dengan melakukan penanaman pohon sebanyak 24
dalam satu tahun. Proses reduksi dapat mengakibatkan penurunan emisi karbon di
setiap sektor. Nilai emisi karbon di sektor energi, tranportasi, dan limbah setelah
mengalam proses reduksi secara berturut-turut sebesar 609 kg CO2/tahun; 38.63
kg CO2/tahun; 6.54 kg CO2/tahun dengan nilai total emisi sebesar 654.29 kg
CO2/tahun atau setara dengan melakukan penanaman pohon sebanyak 22 dalam
satu tahun. Besarnya nilai efisiensi emisi karbon yang dihasilkan setelah
mengalami proses reduksi yaitu sebesar 5.2%.
DAFTAR PUSTAKA Boedoyo MS. 2008. Penerapan teknologi untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca. J Teknik Lingkungan. 9(1): 9-16.
Darsono A. Front Office Hotel. Jakarta (ID): Grasindo.
7
Rahayu D. 2011. Perhitungan karbon footprint untuk mengurangi dampak
kesehatan menghirup udara emisi [Skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera
Utara.
Suhedi F. 2005. Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Domestik. Jakarta (ID): Pusat
Litbang Permukiman Departemen Pekerjaan Umum.
Walser ML, Nodvin SC, Draggan S. Carbon Footprint. Encyclopedia of Earth
[intenet]. [diunduh 2015 Okt 8]. Tersedia pada:
http://www.eoearth.org/article/Carbon_footprint
Wiedmann T, Minx J. 2008. A Definition of 'Carbon Footprint'. New York (US):
Nova Science Publisher.
Wilcox A, Palassio C, Dovercourt J. 2010. How to Prevent the Bad Impact from
Climate Change. New York (US): Greentopia.