Date post: | 20-Feb-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | uin-malang-ac |
View: | 1 times |
Download: | 0 times |
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan semakin berkembangan perekonomian di seluruh
penjuru tanah kehidupan manusia, semakin banyak pula orang-
orang yang memiliki harta berlimpah. Dalam agama islam
setiap harta yang kita miliki terdapat hak-hak orang yang
berhak menerima. Seperti di kategorikan dalam delapan
golongan. Beberapadi antaranya fakir, miskin, ibnu sabil
dan lain-lain.
Tidak hanya kewajiban mengeluarkan beberapa sebagian
harta kita yang di tuntut secara wajib. Tetapi seperti ada
beberapa nama lain dan juga jelas berbeda kadar
pengeluarannya. Seperti halnya sedekah, infaq dan zakat.
Sebagai umat islam mengeluarkan zakat adalah wajib hukumnya
adapun waktu mengeluarkan zakat ialah pada sebelum masuk
tanggal satu syawal (kalender islam), yakni pada bulan
ramadhan. Sebagai penambah pengetahuan pembaca makalah ini,
kami akan menjelaskan beberapa penjelasan mengenai sedekah,
infaq dan zakat tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian dan pembidangan zakat, sedekah dan
infaq ?
2. Bagaimana penjelasan dan asbabun nuzul ayat mengenai
zakat, sedekah dan infaq ?
1
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Menjelaskan pengertian dan pembidangan zakat, sedekah,
dan infaq;
2. Menjelaskan penjelasan dan azbabun nuzul mengenai ayat
zakat, sedekah dan infaq;
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN dan PEMBIDANGAN
1. ZAKAT
Zakat secara bahasa (lughat), berarti : tumbuh,
berkembang dan berkah (HR. At-Tirmidzi) atau dapat
pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS. At-
Taubah : 10).1
Sedangkan menurut terminologi syari'ah (istilah
syara') zakat berarti kewajiban atas harta atau
kewajiban atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok
1 Depag. Al-Qur'an dan Tafsir. YPPA, 1979.
2
tertentu dalam waktu tertentu. Zakat juga berarti
derma yang telah ditetapkan jenis, jumlah dan waktu
suatu kekayaan atau harta yang wajib diserahkan dan
pendayagunaannya pun ditentukan pula, yaitu dari umat
Islam untuk umat Islam. Atau Zakat adalah nama dari
sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat
tertentu (nishab) yang diwajibkan Allah SWT untuk
dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak
menerimanya dengan persyaratan tertentu pula (QS.
9:103 dan QS. 30:39)2
Ulama' Hanafiyyah mendefinisikan zakat dengan
menjadikan hak milik bagian harta tertentu dan harta
tertentu untuk orang tertentu yang telah ditentukan
oleh Syari' karena Allah.
Demikian halnya menurut mazhab Imam Syafi'i zakat
adalah sebuah ungkapan keluarnya harta atau tubuh
sesuai dengan secara khusus. Sedangkian menurut mazhab
Imam Hambali, zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan
dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus
pula, yaitu kelompok yang disyaratkan dalam Al-Qur'an.
Zakat mempunyai fungsi yang jelas untuk menyucikan
atau membersihkan harta dan jiwa pemberinya.
` Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan
menjadi salah satu unsur (fardhu) atas setiap muslim
2 Depag. Al-Qur'an dan Tafsir. YPPA, 1979.
3
yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat
termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji,
dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten
berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah, sekaligus
merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan
yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat
manusia.dalil yang menunjukkan kewajiban zakat adalah
firman ALLAH dan sabda Rasulullah Saw., di antara
firman Allah beikut:
ة� وب�� ها ) ال�ت� هم ب�� ي� ك� ز� م وت�� طهره� ة� ت�� دق� هم ص� وال� م� ن( ا) د, م� (۱۰۳خ�,“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka.” (QS. At Taubah: 103)3
Di antara sabda Rasulullah yang berkaitan dengan
zakat ini adalah sabda beliau kepada mu’adz r.a ketika
beliau mengutusnya ke Yaman;
ة ق� ع�لي� ف, هم )م�ت� ق�راب�) لى ف�, ت�رد ع� هم ق, اب�) ي� ن, ن( اع�, د, م� خ�, ؤ) ة� ت�� دق� هم ص� لي� ت�رض, ع� د اق, ن( ال�لة ق�� لمهم ا) ع� ا) (ق�,
“beritahukanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya allah telah
mewajibkan mereka untuk mengeuarkan zakat yang diambil dari orang-
orang kaya diantara mereka, dan dikembalikan kepada orang0orang
miskin dikalangan mereka.” (HR. BUKHARI DAN MUSLIM)
3 Depag. Al-Qur'an dan Tafsir. YPPA, 1979.
4
Zakat diwajibkan pada lima hal, yaitu:
1.) Binatang ternak.
2.) Barang bernilai (logam mulia)
3.) Hasil pertanian.
4.) Hasil buah-buahan.
5.) Barang dagangan.
1. Zakat Binatang Ternak dan Syaratnya
Binatang ternak yang wajib dizakati hanya tiga
macam, yaitu:
1.) Unta.
2.) Lembu (sapi)
3.) Kambing.4
Sedangkan syarat wajibnya zakat binatang ternak
ada enam, yaitu:
1.) Islam.
2.) Merdeka.
3.) Kepemilikan yang sempurna.
4.) Mencapai nishab.
5.) Mencapai satu tahun.
6.) Digembalakan.
Nishab adalah kadar (jumlah) tertentu yang
menyebabkan harta harus dizakati atau ukuran standar
dari harta yang wajib dizakati. Haul (kepemilikan yang
telah mencapai satu tahun) termasuk syarat zakat
4 Al-Bigha (2008 : 222)
5
binatang ternak karena didasarkan pada sabda
Rasulullah Saw:
ؤ داود( ول )روه ات�� ح ة ال� لي� ول ع� ح ى ي�� ت� اه� ح� ك� ال ر, ى� م� س ف, ي� ل�
“tidak ada kewajibanzakat pada harta hingga (kepemilikannya) genap
satu tahun.” (HR.ABU DAWUD)
Saum adalah menggembalakan binatang ternak di
padang rumput (tempat penggembalaan) yang
diperbolehkan (bebas) sepanjang tahun,atau sebagian
besarnya.
2. Zakat Benda Bernilai dan Syaratnya
Benda berharga yang wajib dizakati ada dua,
yaitu:
1.) Emas
2.) Perak
Adapun syarat wajib zakat pada emas dan perak ada
lima,yaitu:
1.) Islam
2.) Merdeka
3.) Kepemilikan yang sempurna
4.) Mencapai nishab
5.) Mencapai satu tahun
6
Dalil yang menunjukkan kewajiban zakat atas emas
dan perak adalah firman Allah dan hadis sebagai
berikut:
ة� وب�� م )ال�ت� ي� ل� اب� ا) عد, م ب�� ره� bش ب� ل اهلل ق�, ي� gب ى� س� ها ف, وب�, ف� ف, ت, ة� ولا ي�� ض, ف, ب� وال� ه� ون( ال�د, ر, ت, ك ن( ي�� �uي د, (۳٤وال�
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada
mereka siksaan yang pedih.” (QS. At-Taubah: 34)5
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya
sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan
rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang
dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi
(manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada
jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih, sedangkan
dalam hadits:
ارى( خ, ل لة )روه ال�ب� �uي و ها ف, اب�� ك� د ر, ؤ) لم ت�� ا ق�, ه� ت,ر, ن( ك� هما: م� ي, ى� اهلل ع� مر رض, ع� ن( ن( اي�� ع�"Dari ibnu umar r.a ia berkata: ‘Barangsiapa yang menyimpannya dan
tdak mengeluarkan zakatnya maka nerakalah tempat baginya.” (HR.
BUKHARI)
5 Depag. Al-Qur'an dan Tafsir. YPPA, 1979.
7
3. Zakat Hasil Pertanian dan Syaratnya
Hasil tanaman pertanian wajib dikeluarkan
zakatnya dengan tiga syarat, yaitu:
1. Ditanam oleh manusia.
2. Berupa makanan pokok yang bisa disimpan (tahan
lama)
3. Mencapai satu nishab, yaitu lima wasaq dalam
kondisi bersih (tanpa kulit dan kotoran)
4. Zakat Buah-buahan dan Syaratnya
Buah-buahan yang wajib dikeluarkan zakatnya itu
hanya kurma dan anggur. Sedangkan syarat dikeluarkan
zakat keduanya ada empat, yaitu:
1.) Islam
2.) Merdeka
3.) Kepemilika yang syah
4.) Mencpai nishab
Dalil yang menunjukkan kewajiban mengeluarkan
zakat buah kurma dan anggur adalah hadis sebagai
berikut:
خ,رض ن( ي�� ة وس�لم ا) ى اهلل ع�لي� ل مر رس�ول اهلل ص� ال: ا) ه ق�� ي, ى� اهلل ع� د رض, ي� س� ا) ن( اب� ي�� ي� ن( ع� ع�
ؤ داود( مرا )روه ات�� ل ت�� خ, ة ال�ب, د, ص�دق� خ�, ؤ) ا ك�ما ت�� ي� ب� gي� ة ر, اب�� ك� د, ر, خ�, ؤ) ل وت�� خ, خ,رض ال�ن, عن,ب� ك�ما ي�� ال�
"Dari Attab bin Usaid r.a, ia berkata: Rasulullah Saw. Memerintahkan
agar menaksir (memperkirakan jumlah) buahanggur seperti menaksir
8
buah kurma, kemudian zakatnya dikeluarkan dalam wujud anggur
kering, seperti zakat kurma yang juga diambilkan dari kurma kering.”
(HR.ABU DAWUD)
5. Zakat Harta Dagangan dan Syaratnya
Harta dagangan itu wajib dikeluarkan zakatnya
dengan syarat seperti yang telah disebutkan dalam
keterangan mengenai zakat emas dan perak.
Dalil yang menunjukkan kewajiban mengeluarkan
zakat harta dagangan adalah firman allah sebagai
berikut:
ق�ره م )ال�ت� ي� سب� ا ك� م� اب� ي� ن� ن( ط� وا م� ف� ف, ب�, (٢٦٧ا)“...Infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari usahamu yang baik-baik.”
(QS. Al-Baqarah: 267)6
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di
jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-
baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal
kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Mujahid mengatakan
bahwa ayat ini turun berkaitan dengan perdagangan. An-
Nasafi berpendapat bahwa dalam ayat ini terkandung
6 Depag. Al-Qur'an dan Tafsir. YPPA, 1979.
9
dalil yang menunjukkan kewajiban mengeluarkan zakat
harta niaga (perdagangan).
6. Zakat profesi
Zakat profesi merupakan sama dengan zakat upah
atau gaji bulanan. Dimana zakat profesi itu di
keluarkan oleh orang-orang yang bekerja secara penuh
pada waktu satu bidang kerja secara profesional.
Seseorang yang di tinjau dari berbagai sudut pandang
memang pekerjaannya menuntut tanggung jawab yang
tinggi sehingga dinilai mahal dan mendapatkan gaji
yang tinggi pula.
Tidak semua profesi pekerjaan harus mengeluarkan
zakat atas profesinya, pekerjaan seperti dokter,
konsultan, akuntan,notaris atau pun artis bisa di
ketegorikan wajib mengeluarkan zakat profesi. (Arifin,
2013 : 06)7
Sistem perhitungan yang di pakai ialah dengan
menghitung selama satu tahun berapa penghasilannya di
bagi sama dengan zakat pertanian.
I. NISHAB BARANG-BARANG YANG WAJIB DIZAKATI
1. NISHAB UNTA
Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:
NO. NISHAB JUMLAH ZAKAT01. 5 Ekor unta 1 ekor kambing
7 Tabloid NURANI_inspirasi keluarga muslim. Edisi 652 – minggu V juli 2013 hal 06
10
02. 10 ekor unta 2 ekor kambing03. 15 ekor unta 3 ekor kambing04. 20 ekor unta 4 ekor kambing05. 25 ekor unta 1 ekor bintu makhadh
06. 36 ekor unta 1 ekor bintu labun
07. 46 ekor unta 46 ekor unta08. 61 ekor unta 1 ekor jadza’ah
09. 76 ekor unta 2 ekor bintu labun
10. 91 ekor unta 2 ekor hiqqah
11. 121 ekor unta 3 ekor bintu labun
12. 130 ekor unta 2 ekor bintu labun + 1 hiqqah
13. 140 ekor unta 2 ekor hiqqah + 1 bintu labun
14. 150 ekor unta 3 ekor hiqqah
15. 160 ekor unta 4 ekor bintu labun
16. 170 ekor unta 3 ekor bintu labun + 1 hiqqah
17. 180 ekor unta 2 ekor hiqqah + 2 bintu labun
18. 190 ekor unta 3 ekor hiqqah + 1 binti labun
19. 200 ekor unta 4 ekor hiqqah / 5 bintu labun
20. 210 ekor unta 4 ekor bintu labun + 1 hiqqah
Bintu makhadh adalah anak unta betina yang telah
berumur satu tahun dan menginjak tahun
kedua.Dinamakan bintu makhadh, karena biasanya nduknya
sudah bunting lagi dan tentunya akan merasakan sakit
sebab malahirkan anak berikutnya.
Bintu labun adalah anak unta betina yang telah berumur
dua tahun dan memasuki tahun ketiga.Dinamakan bintu
11
labun karena induknya talah melahirkan sehingga dia
memiliki susu.
Hiqqah adalah anak unta betina yang telah berumur
tiga tahun dan memasuki tahun keempat.Dinamakan
hiqqah karena dalam usia tersebut, ia sudah pantas
dikendarai, mengangkut muatan, atau dikawini oleh
unta pejantan.
Jadza’ah adalah unta betina yang telah berumur empat
tahun dan sudah memasuki tahun kelima.Dinamakan
jadza’ah gigi depanya sudah tanggal.
2. NISHAB SAPI
No
.
Nishab Jumlah Zakat
01 30 ekor sapi 1 ekor sapi jenis tabi’
02
.
40 ekor sapi 1 ekor sapi jenis musinnah
03
.
60 ekor sapi 2 ekor sapi jenis tabi’
04
.
70 ekor sapi 1 ekor sapi jenis tabi’ + 1
musinnah
05
.
80 ekor sapi 2 ekor sapi jenis musinnah
Tabi’ adalah anak sapi (pedhet-jawa) yang berumur
satu tahun dan memasuki tahun kedua.
12
Musinnah adalah sapi yang berumur dua tahun dan
telah memasuki tahun ketiga.
3. NISHAB KAMBING
NO. NISHAB ZAKAT01. 40 ekor
kambing
1 ekor kambing
02. 121 ekor kambing 2 ekor kambing03. 201 ekor kambing 3 ekor kambing04. 400 ekor kambing 4 ekor kambing05. 500 ekor kambing 5 ekor kambing
Catatan:
Kepemilikan kambing yang jumlahnya mencapai lebih
dari 400 ekor, maka zakatnya ditentukan dengan satu
ptokan bahwa: “setiap 100 kambing, zakatnya satu
ekor,”
Artinya setiap kambing yang lebih dari batas
diatas, maka dari setiap seratus ekor zakatnya adalah
satu ekor.
Jika setelah dibagi seratus masih ada sisa, maka
sisa tersebut tidak mempengaruhi zakat yang wajib
dilakukan.
Sebagai contoh: Seseorang memiliki kambing
sebanyak 799 ekor. (799:100=7) sisa 99. Dari jumlah
ini zakat yang wajib dikeluarkan adalah 7 ekor, dan
sisanya yang 99 tidak bisa mempengaruhinya.
13
4. ZAKAT PERSERIKATAN TERNAK
Dua orang yang berserikat (dalam memiliki
binatang ternak) itu wajib mengeluarkan zakatnya
seperti zakat satu orang dengan tujuh syarat:
1. Hanya ada satu kandang.
2. Satu pengembalaan.
3. Satu pengembala.
4. Satu pejantan.
5. Satu tempat minum.
6. Satu pemerah susu.
7. Satu tempat pemerahan.
Dua orang yang bersekutu dalam memiliki suatu
harta itu wajib mengeluarkan zakat, sama halnya bila
harta tersebut menjadi milik salah satu dari mereka.
jadi apabila hak milik masing-masing pihak bisa
dipisahkan dan dibedakan satu sama lain, maka hal itu
tidak boleh di gabungkan menjadi satu agar bisa di
ambil zakatnya. Sebaliknya apabila hak milik masing-
masing telah bercampur dan tidak bisa di bedakan satu
sama lain, maka hal itu tidak boleh di pisahkan agar
tidak wajib mengeluarkan zakat, karena dengan cara itu
jumlahnya menjadi kurang satu nisab. Apabila zakat
tersebut di ambilkan dari dua pihak yang bersekutu,
maka zakat tersebut di hitungkan sesuai prosentase
milik masing-masing, sehingga salah satu dari mereka
14
bisa memberikan tambahan ataupun memintanya kepada
pihak lain yang bersekutu dengannya.
5. NISHAB EMAS DAN PERAK
Permulaan nishab emas adalah dua puluh Mitsqal.
Yang wajib di keluarkan sebagai zakatnya adalah
seperempat puluh (dua setengah persen) dari jumlah
tersebut, yakni setengah mitsqal. Sedangkan kelebihannya
di sesuaikan dengan perhitungan di atas.
Nishab perak adalah dua ratus dirham. Yang wajib
di keluarkan sebagai zakatnya adalah seperempat puluh
(dua setengah persen) dari jumlah tersebut, yakni lima
dirham. Sedangkan kelebihannya di sesuaikan dengan
perhitungan di atas.
Dalil yang menunjukkan nishab dan ukuran zakat
yang wajib di keluarkan dari emas dan perak adalah
sabda beliau SAW.:
ة( ق� ع�لي� ف, ة� )م�ت� دق� ص� ؤرق� ن( ال� م� واق� مس ا) ما دون( خ�, ي� س ف�, ي� ل�“tidak ada kewajiban mengeluarkanzakat perak yang kurang dari lima
awaq.” (HR. Bukhari dan Muslim)
6. PERHIASAN EMAS DAN PERAK
15
Zakat itu tidak di wajibkan atas perhiasan emas
dan perak yang penggunaannya di perbolehkan secara
syar’i (boleh/mubah).
Dalam hadits Nabi di sebutkan:
ى( هق� ي� gلى )روه ال�ب خ ى� ال� اه� ف, ك� ة وس�لم: لا ر, ال رس�ولاهلل ع�لي� ه: ق�� ي, ى� اهلل ع� ات��ز رض, ن( خ�� ع�Dari Jabir r.a berkata: Rasulullah Saw. Bersabda; “Tidak ada kewajiban
zakat atas perhiasan.” (HR. Baihaqi)
7. NISHAB TANAMAN DAN BUAH-BUAHAN
Nishab tanaman dan buah-buahan adalah lima Wasaq.
Yaitu sebanding dengan 1600 kati baghdad atau sekitar
715 kg. Sedangkan kelebihannya di sesuaikan dengan
perhitungan seperti di atas.
Apabila tanaman tersebut diairi dengan air hujan
atau air sungai, maka zakatnya adalah sepersepuluh
(sepuluh persen). Sedangkan jika tanaman tersebut
diairi dengan mengambil atau menyedot air sumur dan
sebagainya, maka zakatnya adalah seperdua puluh (lima
persen).
Dalil yang menunjukan nishab tanaman (pangan)
dan buah-buahan adalah sabda beliau Saw.:
خ,رى( ة� )روه ال�ب� ص�دق� ق� و س� ا) مسة� ما دون( خ�, ي� س ف�, ل�ي�
16
“tidak ada kewajiban zakat pada sesuatu (tanaman pangan dan buah-
buahan) yang kurang dari lima wasaq.” (HR. Bukhori)
Ibnu hibban menambahkan bahwa satu wasaq sama
dengan 715 kg. Dalil yang menunjukan kewajiban
mengeluarkan sepuluh persen atau lima persen pada
hasil pertanian dan buah-buahan adalah sabda beliau
Saw.:
ال�سماء ب� ق� ما س� ي� ال : ف�, ة وس�لم ق�� ى� ص�لى اهلل ع�لي� ت� ال�ب, ن( هما ع� ى� اهلل ع�ي, مر رض, ع� ن( ع�ن( اي��
خ,رى( ر )روه ال�ب� bعش ف, ال� ص ح ت�, ض, ال�ن, ى� ي�� ق� ر, وم�ا س� bعش ا ال� ي� و ك�ا ن( عتbر ون( ا) وال�عت�Dari umar r.a dari Nabi Saw. Beliau bersabda:“ Tanaman yang di sirami
dengan hujan, dengan sumber air, atau tanahnya tadah hujan, maka
zakatnya adalah sepersepuluhn (sepuluh persen). Sedangkan tanaman
yang di sirami dengan penyedot air (timba), maka zakatnya adalah
seperdua puluh (lima persen).” (HR. Bukhari)
8. NISHAB BARANG DAGANGAN
Pada ahir tahun, barang-barang dagangan yang ada
ituharus di kurs dengan mata uang yang sesuai dengan
alat pembelian(misalnya dengan emas, perak, uang
kertas, dan sebagainya), dan jika telah mencapai satu
nishab, maka zakat yang di keluarkan dari jumlah
tersebut adalah dua setengah persen
17
9. NISHAB HASIL TAMBANG DAN BARANG TERPENDAM
Segala macam emas dan perak yang di tambang dari
perut bumi itu zakatnya adalah dua setengah persen dan
di keluarkan pada saat juga. Sedangkan harta terpendam
yang telah di temukan itu zakatnya seperlima (dua
puluh persen).
Dalil yang menunjukan kewajiban mengeluarkan
seperliam dari harta terpendam yang di temukan adalah
sabda beliau Saw.:
خ,رى( مس )روه ال�ب� ال�خ, ك�ار, ال : ال�ر ة وس�لم ق�� ة ع�ن( رس�ول اهلل ص�لى اهلل ع�لي� ى� اهلل ع�ي, ت�uزه� رض, ى ه�ر ب�� ع�ن( ا)Dari Abu Hurairah r.a dari Rasulullah Saw. Beliau bersabda:” Di dalam
harta Rikaz itu ada seperlima (yang harus di keluarkan sebagai zakat).”
(HR. Bukhari)
Rikaz adalah harta peninggalan kaum jahiliyyah
yang terpendam di perut bumi, baik berupa emas maupun
perak, dan zakatnya harus dikeluarkan sesaat setelah
penemuan harta tersebut.
II. ZAKAT FITRAH
1. kewajiban Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib di keluarkan karena adanya tiga
unsur, yaitu :
1. Islam
2. Terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan.
18
3. Ada sisa (kelebihan) bahan makanan pokok dari apa
yang di butuhkan untuk diri sendiri dan keluarganya
pada hari itu.
2. Orang-orangyang Wajib mengeluarkan Zakat Fitrah
Setiap orang islam wajib hukumnya mengeluarkan
zakat untuk dirinya sendiri dan orang-orang islam yang
nafkah mereka berada dalam tanggungannya.
3. Ukuran Zakat Fitrah
Yang wajib dike;luarkan dalam zakat fitrah adalah
satu sha’ makanan pokok yang berlaku di daerah
(negara) yang bersangkutan. Sedangkan ukurannya adalah
lima kati lebih sepertiga dengan standard kati irak,
atau sekitar 2400 gram (2,4 kg).
III. ORANG-ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT DAN CARA
PEMBAGIANNYA
a. Orang yang berhak menerima zakat
Zakat harus di berikan kepada delapan golongan
seperti yang telah di sebutkan oleh Allah dalam Al-
Qur’an At-Taubah ayat 60 yang artinya kurang lebih
sebagai berikut: “Sesungguhnya aedekah itu hanya di
peruntukkan bagi orang-orang fakir, orang-orang miskin, para petugas
zakat(amil), orang-orang yang di bujuk hatinya(muallaf), para budak,
orang-orang yang mempunyai hutang(gharim), orang-orang yang
sedang berjuang di jalan Allah, dan ibnu sabil (para musafir).”
19
Fuqara’ (fakir) adalah orang-orang yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan mereka (sehari-hari). Misalnya
(dalam sehari) ia membutuhkan uang belanja Rp.
10.000,- tapi ia hanya mampu menghasilkan uang Rp.
3000,- atau bahkan tidak mampu mendapatkannya sama
sekali.
Masakin (miskin) adalah orang-orang yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan mereka (sehari-hari) secara
penuh, misalnya (dalam sehari) ia membutuhkan uang
belanja Rp. 10.000,- tepai ia hanya mampu
menghasilkan uang dalam sehari Rp. 8000,-
‘Amilin adalah orang yang di tunjuk oleh imam
(penguasa) untuk memungut zakat dan menyebarkannya.
Muallaf Adalah oarang-orang yang keislamannya masih
lemah sehingga perlu di bujuk (dengan cara di beri
zakat)
Ar-Riqab adalah budak yang sedang dalam proses
pemerdekaan dengan cara kitabah, atau di gunakan
untuk memerdekakan budak.
Gharim adalah orang yang memiliki tanggungan hutang
dan belum mampu untuk melunasinya.
Sabilillah adalah para pejuang yang berperang membela
agama Islam, tetapi tidak mendapat gaji dari Baitul
Mal (kas negara).
Ibnu Sabil adalah orang yang sedang bepergian dan
memilki niat untuk kembali ke negaranya sendiri,
20
tetapi ia kehabisan bekal sebelum tujuannya
tercapai.
b. Cara pembagian zakat
Zakat tidak boleh di berikan kepada kurang dari
tiga orang masing-masing golongan, kecuali pengurus
zakat.
c. Orang yang tidak berhak menerima zakat
Ada lima oarang yang tidak boleh menerima zakat, yaitu
:z
1) Orang kaya, baik karena tidak boleh di beri zakat
ataupun ia memiliki pekerjaan yang hasilnya cukup
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri(sehari-hari).
2) Hamba sahaya
3) Keturunan (Bani) Hasyim
4) Keturunan (Bani) Muththalib
5) Orang kafir
Dan orang-orang yang nafkahnya menjadi tanggungan
muzakki (orang yang mengeluarkan zakat) itu tidak
boleh di beri zakat atas nama fakir dan miskin. Tetapi
boleh memberikan zakat pada mereka dengan atas nama
selain fakir miskin, misalnya sebagai ‘amil, gharim,
mujahid, dan sebagainya. Para budak tidak boleh
menerima zakat dengan alasan bahwa mereka termasuk
21
orang yang cukup, sebab mereka mendapatkan nafkah dari
tuan-tuan mereka.
Sedangkan yang di maksud dengan keluarga Muhammad
adalah seluruh keturunan Hasyim dan Keturunan Abdul
Muththolib. Sebagai ganti keharaman menerima zakat
ini, mereka di beri bagian seperlima dari rampasan
perang.
2. INFAQ
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti
mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan
sesuatu. Menurut terminologi syariat, infaq berarti
mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan Islam. Jika zakat ada nishabnya, infaq
tidak mengenal nishab.Infaq dikeluarkan setiap orang
yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun
rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit (QS.
3:134)
Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu
(8 asnaf), maka infaq boleh diberikan kepada siapapun.
Misalnya, untuk kedua orang tua, anak-yatim, dan
sebagainya (QS. 2:215)
Infaq adalah pengeluaran sukarela yang di lakukan
seseorang, setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak
yang ia kehendakinya. Allah memberi kebebasan kepada
22
pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa jumlah
yang yang sebaiknya diserahkan.
Terkait dengan infak ini Rasulullah SAW
bersabda : ada malaikat yang senantiasa berdo'a setiap pagi dan
sore : "Ya Allah SWT berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan berkata
yang lain : "Ya Allah jadikanlah orang yang menahan infak,
kehancuran". (HR. Bukhori)
3. SEDEKAH
Shadaqah berasal dari kata shadaqa yang berarti
benar.8 Orang yang suka bersedekah adalah orang yang
benar pengakuan imannya. Adapun secara terminologi
syariat shadaqah makna asalnya adalah tahqiqu syai'in
bisyai'i, atau menetapkan/menerapkan sesuatu pada sesuatu.
Sikapnya sukarela dan tidak terikat pada syarat-syarat
tertentu dalam pengeluarannya baik mengenai jumlah,
waktu dan kadarnya. Atau pemberian sukarela yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama
kepada orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka
yang tidak ditentukan jenis, jumlah maupun waktunya,
sedekah tidak terbatas pada pemberian yang bersifat
material saja tetapi juga dapat berupa jasa yang
bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyum yang
dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain
8 Al-Bigha (2008 : 221)
23
termasuk kategori sedekah. Shadaqoh mempunyai cakupan
yang sangat luas dan digunakan Al-Qur'an untuk
mencakup segala jenis sumbangan. Shadaqah ialah segala
bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh jumlah,
waktu dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi
juga dapat dalam bentuk non materi, misalnya
menyingkirkan rintangan di jalan, menuntun orang yang
buta, memberikan senyuman dan wajah yang manis kepada
saudaranya, menyalurkan syahwatnya pada istri.
Sedekah berarti memberi derma, termasuk
memberikan derma untuk mematuhi hukum dimana kata
zakat digunakan didalam Al-Qur'an dan Sunnah. Zakat
telah disebut pula sedekah karena zakat merupakan
sejenis derma yang diwajibkan sedangkan sedekah adalah
sukarela, zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai
suatu pengutan wajib, sedegkan sedekah lainnya
dibayarkan secara sukarela. Jumlah dan nisab zakat di
tentukan, sedangkan jumlah sedekah yang lainya
sepenuhnya tergantung keinginan yang menyumbang.
Pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq,
termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya
saja shadaqoh mempunyai makna yang lebih luas lagi
dibanding infaq. Jika infaq berkaitan dengan materi,
sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut juga hal
yang bersifat nonmateriil.9
9 Al-Bigha (2008 : 221)
24
Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah
menyatakan :
"jika tidak mampu bersedekah dengan harta, maka membaca
tasbih, takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-istri, atau melakukan
kegiatan amar ma’ruf nahi munkar adakah sedekah". (HR. Muslim)
Dalam hadist Rasulullah memberi jawaban kepada
orang-orang miskin yang cemburu terhadap orang kaya
yang banyak bershadaqah dengan hartanya, beliau
bersabda :
"Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap
tahmid shadaqah, setiap amar ma'ruf adalah shadaqah, nahi munkar
shadaqah dan menyalurkan syahwatnya kepada istri shadaqah". (HR.
Muslim)
Perbedaannya juga dapat di simpulkan antara lain yaitu
:
1) Zakat, sifatnya wajib dan adanya
ketentuannya/batasan jumlah harta yang
harus zakat dan siapa yang boleh menerima.
2) Infaq, sumbangan sukarela atau seikhlasnya
(materi).
3) Shadaqah, lebih luas dari infaq, karena yang
disedekahkan tidak terbatas pada materi saja
B. PENJELASAN DAN ASBABUN NUZUL AYAT_AYAT TENTANG
ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH
25
1. Surat At-Taubah ayat 103
´µك ·uي لا ن( ص� هم ا¹ لي� ل ع� ها وص� هم ب�� ي� ك� ز� م وت�� ره� طه ة� ت�� دق� هم´ ص� وال� م� ن( ا) د, م� خ�,ة� وب�� م )ال�ت� لي� ع ع� مت� س� هم واهلل ن( ل� ك (١٠٣س�
Artinya:
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah
103)10
Penafsiran kata :
As-Sadaqah : apa yang dinafkahkan oleh orang mukmin
dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah.
At-Tazkiyah : adalah dari kata rajulun zakiy, artinya
orang yang kebaikan dan keutamaannya lebih. Kata-kata
ini terdapat dalam Al-Asas.
As-Sakan : sesuatu yang jiwa merasa tenteram dan sengan
kepadanya. Yaitu, keluarga, harta, kesenangan, doa dan
pujian.
As-Shalah : Do'a.
Penjelasan :
10 Depag. Al-Qur'an dan Tafsir. YPPA, 1979.
26
Ambillah Sedekah Untuk Mensucikan dan Membersihkan
Mereka.
Ambillah hai Rasul dari harta yang diserahkan
oleh orang-orang yang tidak ikut perang itu. Juga dari
harta orang mukmin lainnya, dari berbagai jenis harta,
berupa emas, perak, binatang ternak atau harta
dagangan, sebagai sedekah dengan ukuran tertentu dalam
zakat fardlu, atau ukuran tidak tertentu dalam zakat
sunnah, yang dengan sedekah itu kamu membersihkan
mereka dari kotoran kebakhilan, tamak, dan sifat yang
kasar terhadap orang-orang kafir yang sengsara. Dengan
sedekah itu pula, kamu mensucikan jiwa mereka dan
mengangkat jiwa mereka ke derajat orang-orang yang
baik dengan melakukan kebajikan, sehinga mereka patut
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Di dalam firman Allah, "Ambillah zakat dari
sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka." (al-Taubah: 103).
Setiap orang merdeka yang memiliki harta dengan
sepenuhnya, ada zakat di dalamnya.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Jarir meriwayatkan, bahwa Abu Lubabah dan
kawan-kawannya yang tidak ikut berperang, lalu
bertaubat, mereka dating kepada Rasulullah saw. Ketika
27
dibebaskan, lalu berkata : "Ya Rasulullah, inilah
harta kami, sedekahkanlah dari kami dan mohonkanlah
ampun untuk kami". Maka Rasul menjawab : "Saya tidak
diperintah untuk mengambil sedikit pun dari harta
kalian." Oleh karena itu Allah menurunkan ayat di
atas. Maka, setelah turun ayat ini, Rasulullah
mengambil sepertiga dari harta mereka, lalu beliau
sedekahkan dari mereaka.
Sekalipun sebab turunnya ayat ini bersifat
khusus, namun nash tentang pengambilan harta pada ayat
ini bersifat umum, mencakup para khalifah rasul
setelah wafat Beliau, dan para pemimpin kaum muslimin
setelah wafatnya para khalifah. Juga mencakup secara
umum tentang orang-orang yang diambil hartanya, yaitu
kaum muslimin yang kaya.11
2. Surat Al-An'am ayat 141
11 Amin Suma, Muhammad. Tafsir Ahkam: Tafsir Ayat-Ayat Pilihan. Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997.
28
Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan
tidak berjunjung, pohon korma, tanaman-tanaman yang bermacam-
macam, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan
tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam
itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan disedekahkan kepada faqir miskin), dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai yang berlebih-
lebihan. (QS. Al-An'am: 141)
Penafsiran kata :
Al-Insya' : mengadakan makhluk hidup dan mengasuhnya. Juga
mengadakan segala sesuatu yang menjadi sempurna secara
berangsur-angsur. Seperti mengadakan awan,
perkampungan, dan rambut.
Al-Jannat : taman-taman dan kebun anggur yang lebat
pohonnya, karena kebun seperti itu menutupi tanah di
bawahnya dan membuatnya tidak kelihatan.
Al-Ma'rusyat : tanaman-tanaman yang dicagak pada tiang-
tiang penyangga. Yaitu junjungan-unjungan yang dibuat
dari kayu dan bambu, yang di atasnya diletakkan batang
tanaman-tanaman itu hingga seperti atap rumah.
Gairul Ma'rusyat : tanaman yang batangnya tidak diletakkkan
di atas junjungan. Maksudnya, bahwa kebun itu ada dua
macam. Yaitu kebun-kebun yang memakai junjungan-
junjungan, seperti pohon anggur dan kebun yang tidak
memakai junjungan, kebun-kebun yang berisi bermacam-
29
macam pohon yang batangnya tumbuh lurus, tidak
merambat ke pohion lainnya.
Al-Ukul : (huruf hamzah dan memakai dhammah): sesuatu
yang dimakan.
Mutasyabihan : serupa warna, bentuk, dan rasanya jika
dilihatdengan mata.
Gaira Mutasyabih : tidak sama rasanya.
Penjelasan :
Pohon kurma sekalipun sebagian dari kebun yang
tidakl berjunjung, namun di sini disebutkan secara
tersendiri, karena mempunyai multi fungsi, terutama
bagi bangsa Arab. Kurma mempunyai keistimewaan yang
melebihi anggur dan merupakan pohon yang paling mirip
dengannya.
Sedang Az-Zara ialah tanaman yang tumbuh ditanam
manusia, mencakup segala tumbuhan yang ditanam,
khususnya yang menajdi makanan pokok. Serperti gandum
dan kedelai. Jenis-jenis tumbuhan ini telah disebutkan
secara berturut-turut, dari yang paling rendah
kedudukannya sebagai makanan biasa dan makanan
pokokmanusia, sampai kepada yang paling tinggi dan
umum, karena biji-bijian merupakan tumbuhan yang
menjadi bahan pokok, sebagai makanan yang
menyenangkan.
30
Asbabun Nuzul :
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa orang-orang
yang menghambur-hamburkan hasil panen serta hidup
berfoya-foya, tetapi tidak mengeluarkan zakatnya. Maka
turunlah ayat ini (QS. 6 al-An'am: 141) sebagai
perintah untuk mengeluarkan zakat pada hari panennya
(diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abul
'Aliyah).
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat ini
(QS. 6 al-An'am: 141) turun berkenaan dengan Tsabit
bin Qais bin Syammas yang menuai buah kurma, kemudian
berpesta pora, sehingga pada petang harinya tak sebiji
pun buah kurma tersisa di rumahnya (diriwayatkan oleh
Ibnu Jarir yang bersumber dari Ibnu Juraij).
3. Surat Al-Baqarah ayat 267
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usaha kalian yang baik-baik dan sebagian dari apa
yang keluarkan dari bumi untuk kalian, dan janganlah kalian memilih
yang buruk-buruk lalu kalian nafkahkan daripadanya, padahal kalian
sendiri tidak mau mengambilnya kecuali dengan memicingkan mata
31
terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha terpuji." {QS.
Al-Baqarah: 267).
Penafsiran kata :
Anfiqu : kata infaq berasala dari akar kata nafaqa-yanfuqu-
nafaqan-nifaqan, yang artinya "berlalu", "habis",
"laris", "ramai". Kalimat nafaqa asy-syai'u artinya
sesuatu itu habis, baik habis karena dijual, mati,
atau karena dibelanjakan. Kalimat nafaqa al-bai'u nafaqan
artinya dagangan itu habis karena laris terjual. Infaq
yang berarti "menghabiskan" atau "membelanjakan" dapat
berkenaan dengan harta atau lainnya, dan status
hukumnya bisa wajib dan bisa sunat.
Thayyibat : terambil dari kata thayyib yang artinya baik
dan disenangi (disukai); lawannya adalah khabis yang
berarti buruk dan dibenci.
Wa la tayammamu : artinya, janganlah kamu bermaksud,
menuju, menghendaki.
Taghmidlu : artinya meremehkan, memicingkan mata.
Perkataan Aghmidl (remehkan, picingkan matamu) kepada
si penjual, artinya "janganlah kamu selidiki/teliti
seakan-akan kamu tidak melihat."12
Makna Global
12 Amin Suma, Muhammad. Tafsir Ahkam: Tafsir Ayat-Ayat Pilihan. Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997.
32
Pada ayat (QS. Al-Baqarah: 267) ini Allah
menjelaskan pedoman yang harus diperhatikan berkaitan
dengan kualitas harta yang akan diinfakkan, yaitu
bahwa harta tersebut hendaknya merupakan harta terbaik
dan paling dicintai, sehingga dengan demikian pedoman
tentang infak dan penggunaan kekayaan pada jalan Allah
menjadi lengkap dan sempurna.
Penjelasan
Allah mengaitkan hasil usaha kepada mereka, meskipun
dia yang menciptakan perbuatan mereka, karena hasil
itu merupakan perbuatan mereka. Sedangkann yang
mengeluarkan hasil bumi disandarkan kepada Allah,
karena hal itu bukan perbuatanmereka dan juga di luar
kesanggupan mereka.
Kemudian Allah berfirman, "Janganlah kalian memilih yang
buruk-buruk lalu kalian nafkahkan daripadanya". Allah melarang
menafkahkan hasil usaha yang buruk-buruk secara
sengaja. Kemudian firmannya, "Padahal kalian sendiri tidak
mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata
terhadapnya". Artinya , sekiranya mempunyai hak untuk
menerima hasil yang buruk itu, lalu ia diberikan
kepada kalian, tentulah kalian tidak mau menerimanya
meskipun ada hak terhadapnya, kecuali kalian harus
mempertimbangkan tenggang rasa untuk mengambilnya dan
meminta keringanan dalam masalah ini.
33
Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya
ayat tersebut di atas (QS. Al-Baqarah: 267) berkenaan
dengan kaum Anshar yang mempunyai kebun kurma. Ada
yang mengeluarkan zakatnya sesuai dengan
penghasilannya, tetapi ada juga yang tidak suka
berbuat baik. Mereka (yang tidak suka berbuat baik)
ini menyerahkan kurma yang berkualitas rendah dan
busuk. Ayat tersebut di atas sebagai teguran atas
perbuatan mereka. (diriwayatkan oleh al-Hakim, at-
Tirmidzy, Ibnu Majah, dan lain-lain yang bersumber
dari al-Barra'.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ada orang-
orang yang memilih kurma yang jelek untuk dizakatkan.
Maka turunlah ayat tersebut di atas (QS. Al-Baqarah:
267) sebagai teguran atas perbuatan mereka.
(diriwayatkan oleh Abu Dawud, an-Nasa'I, dan al-Hakim,
yang bersumber dari Sahl bin Hanif).13
4. Surat Al-Baqarah ayat 271
13 Amin Suma, Muhammad. Tafsir Ahkam: Tafsir Ayat-Ayat Pilihan. Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997.
34
"Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adal;ah baik
sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikankepada
orang-orang fakir, maka menyembuhnyikan itu lebih baik bagimu. Dan
Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu;
dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."(QS. Al-Baqarah:
271).
Makna Global
Di dalam ayat yang lalu, Allah mengemukakan bahwa
Dia Maha Mengetahui terhadap apa yang kalian infaqkan.
Allah kelak akan membalasnya. Apabila baik, maka
balasannya adalah baik; dan jika jelek, maka
balasannya pun jelek.
Kemudian, di dalam ayat ini Allah menjelaskan tentang
cara memberikan sedekah tersebut, yang tentu saja ada
yang diberikan secara sembunyi, dan ada yang diberikan
secara terang-terangan, dan mana yang paling utama
dari keduanya.
Penjelasan :
Allah menggambarkan bahwa memberikan infaq kepada
fakir miskin secara sembunyi-sembunyi, lebih baik bagi
35
pelakunya daripada menampakkannya. Pembatasan yang
ditetapkan Allah untuk merahasiakan pemberian kepada
fakir miskin secara khusus, dan Allah tidak
mengatakan, "jika kalian menyembunyikannya, maka hal
itu lebih baik bagi kalian". Sebab di antara shadaqah
ada yang tak mungikin disembunyikan, seperti
menyediakan perlengkapan pasukan perang, membangun
jembatan, dan lain sebagainya. Tapi ketika
memberikannya kepada fakir miskin, maka ada beberapa
manfaatnya untuk menyembnyikannya, seperti menutupi
aibnya, tidak membuatnya malu di hadapan manusia, dan
sebagainya.
Dan apabila kalian menampakkan sedekah secara
terang-terangan, maka sebaik-baiknya amal itu adalah
yang terang-terangan. Sebab, hal ini merupakan panutan
yang baik bagi lainnya.
Di samping itu, sedekah merupakan salah satu syi'ar
agama Islam. Seandainya disembunyikan, maka ada
sebagian orang yang menduga, bahwa mengeluarkan
sedekah secara terang-terangan adalah dilarang di
dalam Islam.
Sedekah secara sembunyi lebih utama
Apabila kita memberikan sedekah tersebut kepada
kaum fakir miskin secara sembunyi, maka hal itu akan
lebih utama, karena terjauh dari perasan riya'. Dalam
36
hal ini, banyak sekali hadis dan asar yang mendukung
amal seperti ini.
Imam Ahmad meriwayatkan hadis dari Abu Umamah, bahwa
Abu Zar pernah menanyakan kepada Nabi saw. "Wahai
Rasulullah, sedekah apakah yang lebih utama?" jawab
Nabi, "sedekah siri (sembunyi) kepada kaum fakir, atau
sedekah yang dihasilkan dengan susah payah, oleh orang
yang hidupnya kekurangan". Selanjutnya, Nabi
membacakan ayat ini.
Jumhur ulama' mengatakan, "bahwa letak keutamaan
menginfakkan harta secara sirri disbanding terang-
terangan, hanyalah pada sedekah sunnah, bukan pada
sedekah wajib (zakat). Menampakkkan sedekah wajib itu
lebih utama, karena dengan demikian, tampaklah syi'ar-
syi'ar agama. Mereka juga menambahkan, "sesungguhnya
menampakkan amal itu lebih baik bagi orang yang
berniat agar ditiru oleh orang banyak, meski yang
dilakukan adalah sedekah sunnah."
Asbabun Nuzul
Ayat ini diturunkan sehubungan dengan Abi baker
dan Umar bin Khathab. Pada suatu ketika Umar bin
Khathab menyedekahkan separuh dari harta kekayaannya
kepada Rasulullah saw untuk kepentingan agama.
Rasulullah saw bersabda: "Tidaklah engkau memikirkan
anak turun dan keluarga yang ada di belakangmu, wahai
37
Umar". Jawab Umar, "aku sediakan buat mereka separuh
dari harta kekayaanku". Sedangkan Abu Bakar Shiddiq
secara diam-diam telah menyerahkan seluruh harta
kekayaannya kepada Rasulullah saw untuk kepentingan
agama. Rasulullah saw bersabda kepadanya: "Wahai Abu
Bakar, tidakkah kamu memikirkan keluarga dan anak
turun yang di belakangmu". Jawab Abu Bakar: "Yang akan
mencukupi keluargaku adalah Allah dan Rasulullah".
Mendengar jawaban yang seperti itu Umar bin Khathab
menagis seraya berkata: "Demi Allah – tebusanmu adalah
ayah adan ibuku – setiap aku berniat membuat kebajikan
selalu saja kamu tandingi, wahai Abu Bakar". Ayat ini
pada dasarnya memuji sikap Umar bin Khathab yang
menyedekahkan harta kekayaannya dengan terang-terangan
dengan maksud agar dicontoh orang lain, dan kepada Abu
Bakar yang menyedekahkan hartanya secara rahasia.
Kedua perbuatan ini adalah sangat baik, yang patut
diikuti oleh setiap muslim. (HR. Ibnu Hatim dari
ayahnya dari Husain bin Ziyad al-Muharibi dari Musa
bin Umair dari Amir asy-Sya'bi).14
Munasabah ayat
Di dalam surat al-Taubah: 60, Allah menjelaskan
tentang orang-orang yang berhak menerima zakat yakni
ada delapan asnaf. Agar kenikmatan dan kekayaan
14 Amin Suma, Muhammad. Tafsir Ahkam: Tafsir Ayat-Ayat Pilihan. Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997.
38
duniawi ini juga bisa dirasakan oleh faqir miskin,
maka Allah memrintahkan untuk mengambil zakat dari
sebagian harta untuk diberikan kepada yang berhak,
sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Taubah: 103.
Karena dengan zakat itu bisa mengikis sifat-sifat
kotor seperti; bakhil, tamak, berlaku tak senonoh
terhadap orang-orang faqir, dan juga perintah
mendoakan kepada orang yang mengeluarkan zakat.
Allah menjadikan kebun-kebun, di situ tumbuh
tanaman-tanaman yang bermacam-macam. Dari tanaman-
tanaman itu agar kita bisa menikmati buahnya, dan
menunaikan haknya ketika sudah panen kepada orang-
orang yang berhak menerima zakat. Kita tidak boleh
berlebih-lebihan meskipun kaya, mempunyai kebun yang
luas, sawah, ladang yang ditanamai berbagai macam
tanaman, karena di situ terdapat hak bagi faqir
miskin. Dan sesunguhnya Allah tidak menyukai yang
berlebih-lebihan, sebagaimana dijelaskan dalam surat
al-An'am: 141.
Ketika kita bersedekah dari hasil-hasil usaha,
agar tidak memilih yang buruk-buruk untuk dinfkakkan,
padahal kita sendiri tidak mau mengambilnya. Maka
Allah menegaskan kembali seperti dalam sural al-
Baqarah ayat 267, agar kita menginfakkan yang baik-bak
sehingga yang menerima bisa senang hati. Masalah
menampakkan atau menyembunyikan sedekah, itu bukan
39
menjadi permasalahan karena keduanya itu sama-sama
baik, ini disinggung dalam surat al-Baqarah ayat: 271,
meskipun itu sedekah sunnat dengan niatan agar bisa
dibudayakan. Tidak hanya itu, dengan sedekah Allah
akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahan
kita.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Zakat adalah salah satu ibadah pokok dan termasuk
salah satu rukun Islam dan hukumnya fardlu 'ain dalam
arti kewajiban yang ditetapkan untuk diri pribadi dan
tidak mungkin dibebankan kepada orang lain. Zakat itu
ada dua macam. Pertama zakat mal (zakat harta) dan
kedua zakat diri yang dikeluarkan setiap akhir
Ramadlan yang disebut juga zakat fitrah.
Perintah Allah untuk berzakat itu disamping
menggunakan lafadz zaka juga menggunakan kata lain,
yaitu : anfaqa (al-Baqarah: 267), shadaqa (al-Taubah:
60), dan atu haqqahu (al-An'am: 141), ketiga lafadz
tersebut mengandung arti zakat. Ada delapan macam
orang yang berhak menerima zakat, yaitu : fakir,
miskin, amil, mu'allaf, hamba sahaya, gharim,
sabilillah, dan ibu sabil (musafir).
40