Seminar Pilihan Smart Kampung & Smart Building

Post on 15-Apr-2017

250 views 0 download

transcript

SEMINAR PILIHANKAMPUNG PONDOK PUCUNG

“SMART KAMPUNG & BUILDING”

Dosen pembimbing : PROF.DR.IR. SRI PARE ENI LIC RER REG : IR. RIYADI ISMANTO, M. ARCH

Disusun oleh : MAHARANI (1254050002) FITALIS ALFONSIUS (1254050017) DANANG WIKANA (1254050021) STEVANUS ANDRI S (1254050025)

Fakultas teknik PRODI arsitektur

Universitas Kristen indonesia2015/2016

Latar Belakang

Kehidupan dengan kualitas hidup yang tinggi adalah dambaan semua orang, dengan kemajuan teknologi manusia berharap untuk hidup lebih mudah dan sehat. Namun timbul beberapa pertanyaan dari tujuan diatas, pertanyaan pertama adalah apa itu hidup yang mudah dan sehat? Kenapa manusia ingin hidup mudah dan sehat? Bagaimana cara mendapatkan hidup mudah dan sehat? Dengan kenyataan mayoritas orang hidup dikota, maka kualitas hidup yang mencerminkan hidup yang mudah dan sehat menjadi suatu impian masyarakat kota. Namun dengan banyaknya penduduk, bentukan kota dan tingkat kepadatan yang tinggi menjadi suatu hambatan untuk mencapai kualitas hidup tersebut.

Untuk menjawab keinginan manusia akan kualitas hidup yang mudah dan sehat maka muncul berbagai metoda dan strategi untuk mencapai hal tersebut, salah satu metoda tersebut adalah konsep perencanaan kota cerdas atau biasa disebut smart city.

Tujuan Penelitian(Umum) Menjelaskan Pengertian dan Konsep Smart City (Smart Kampung & Smart

Building) Menjelaskan faktor yang mempengaruhi terwujudnya Smart City Dapat mengetahui dampak positif dan negatifnya dari adanya Smart City ini Dapat memahami kendala apa yang dihadapi didalam Smart City (Smart

Kampung & Smart Building) Dapat mengetahui kegiatan – kegiatan apa saja yang terdapat didalam

Smart Kampung ini. Untuk Mengetahui kondisi disekitar lokasi yang hendak ditinjau Dapat mengetahui sejauh mana perkembangan Smart City (Smart

Kampung) bila ditinjau dari literatur yang didapatkan

Tujuan Penelitian(Khusus) Mengetahui Fungsi-fungsi Biopori. Mengetahui Manfaat Penampungan Air Hujan. Membuat Sistem Pengolahan Air dari STP. Memperbaiki sistem pengelohan sampah disekitar kampung. Membuat STP untuk satu kawasan perkampungan. Memasang Solar Cell sebagai sumber energi alternatif untuk

penerangan jalan diperkampungan. Membuat vertikal garden sebagai sarana dan solusi dalam mengatasi

permasalahan penghijauan dilahan yang sempit.

Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan Smart City (Smart Kampung)? Apa faktor – faktor yang mempengaruhi terwujudnya Smart City (Smart

Kampung)? Masalah apa saja yang dihadapi didalam Smart City (Smart Kampung)

itu sendiri? Bagaimana solusi dan pemecahan masalah yang dapat diambil dalam

menghadapi masalah didalam Smart City (Smart Kampung)?

Batasan Masalah

Biopori untuk Sampah Penampungan Air Hujan Usulan Pengadaan STP ( Limbah Padat ) Penerapan Tanaman Vertikal Usulan Penerangan jalan menggunakan Colar Cell Penilaian Bangunan dan Lingkungan Menurut GBCI

Metode PenelitianMetode Pengamatan Langsung Pengamatan dilakukan secara langsung, dengan cara meninjau lokasi secara langsung

(Survey) didaerah Tangerang Selatan tepatnya didaerah Bintaro Sektor 9 pada Kampung Pondok Pucung Dan terlibat langsung dalam kegiatan kampung tersebut.

Metode Pengamatan Tidak Langsung Pengamatan tidak langsung dilakukan untuk mendapatkan data pendukung untuk

laporan yang diperoleh melalui : Mempelajari beberapa literatur dan dokumen yang didapat dari buku – buku dan

pencarian data di Internet. Mempelajari landasan teori yang berhubungan dengan dasar–dasar, dalam laporan

penelitian ini adalah Smart City (Smart Kampung & Building) Rapat dan diskusi dengan Narasumber (Pak Martin L Katopo) dan warga disekitar

Kampung Pondok Pucung Bintaro Tangerang Selatan.

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat Bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya di sini mutlak diperlukan.

Lokasi Penelitian

• Mengapa kampung ini menjadi objek penelitian kami? Hal ini dikarenakan kampung ini memiliki kekhasannya sendiri dibandingkan dengan kampung-kampung pada umumnya yaitu kekompakan dan nuansa kekeluargaan yang begitu erat dan kental sangat terasa ketika kita masuk kedalamnya, Keramahan warga-warga disekitar situ dan tidak hanya itu, kampung ini termasuk kedalam kategori kampung hijau karena kampung ini dikelola oleh suatu tim organisasi kemasyarakatan yaitu “DAG”. DAG mempunyai sebuah program bagaimana menjadikan kampung yang tadinya biasa-biasa saja menjadi “Green Kampung”, yaitu dengan membuat berbagai kegiatan yang bisa membuat kampung ini menjadi kampung yang hijau dan berkelanjutan.

• Lokasi penelitian adalah tempat dimana akan di lakukan, beserta jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Kampung Pondok Pucung (Bintaro Sektor 9) Tangerang Selatan.

• Kampung Pondok Pucung adalah sebuah Kampung dengan lokasi tepat berada dibelakang perumahan elite (Kompleks Senayan, tepatnya berada dijalan Elang) yang berada persis didepan kampung ini. Bangunan disekitar kampung ini masih tetap menjaga ciri khas bangunan arsitektur tradisional layaknya bangunan dikampung-kampung, meskipun letak kampung ini dihimpit oleh bangunan-bangunan dengan ciri khas arsitektur modern tetapi kampung ini tetap mempertahankan kekekhasannya.

Lokasi Penelitian

Berbagai kegiatan telah digalakkan oleh tim DAG diantaranya: Nabung Aer, Membuat lubang biopori disekitar kampung, Tatitu, dll. Selain itu didalam kampung ini juga terdapat bangunan “Smart Building” yaitu bangunan milik “Pak Martin L Katopo”, bangunan ini memiliki konsep yang briliant karena dengan memanfaatkan bahan-bahan sisa-sisa material yang ada serta bagaimana kita mengolah air hujan untuk kita recyling lagi untuk kita gunakan disaat musim kemarau.

Teknik Pengumpulan DataData Premier Data yang dapat diperoleh lansung dari lapangan atau tempat penelitian. Kata-kata

dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi lansung tentang penerapan Konsep Smart Kampung & Building di Kampung Pondok Pucung, Tangerang Selatan.

Data Sekunder Data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya

yang terdiri dari dokumentasi milik narasumber, literatur dari berbagai sumber (buku & internet),dll. Data sekunder juga dapat berupa data dari majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histories, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui survey lapangan, dan wawancara pada warga sekitar, Bapak Martin L Katopo & tim.

Teknik Pengumpulan DataObservasi Langsung Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang

bagimana Penerapan Konsep Smart Kampung & Building di Kampung Pondok Pucung, Tangerang Selatan. Observasi langsung juga dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal.

Wawancara proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil

bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan. Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara jelas dan kongkret tentang Penerapan Konsep Smart Kampung & Building pada Kampung Pondok Pucung. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengadakan wawancara dengan warga Kampung Pondok Pucung dan Bapak Martin L Katopo & Tim.

Dokumentasi Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret tentang

Penerapan Konsep Smart Kampung & Buiding pada Kampung Pondok Pucung, Tangerang Selatan.

Tahap Penelitian

Tahap sebelum kelapangan meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma dengan

teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian.

Tahap pekerjaan lapangan meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan perilaku

kebiasaan warga disekitar Kampung Pondok Pucung.

Tahap Penelitian

Tahap analisis data meliputi analisis data baik yang diperolah melaui observasi, dokumen

maupun wawancara mendalam dengan warga sekitar dan tim dari DAG. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

Tahap penulisan laporan meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian

kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data.

Pembahasan“Studi Lapangan”

Kondisi Existing

Rumah Pak Martin

Lokasi Pengamatan

Kondisi Existing

18Kondisi Jalan disekitar Kampung

19

Kondisi Jalan disekitar bangunan Rumah Besi

SuasanaDepan Rumah

Samping Kanan

Suasana Jalan Depan Rumah

Suasana Jalan Depan Rumah

Suasana Jalan di Sebelah Kiri

Rumah

Suasana Jalan di Sebelah Kiri

Rumah

Suasana Jalan di Sebelah Kiri

Rumah

Suasana Jalan di Sebelah Kiri

Rumah

Suasana Jalan di Sebelah Kanan

Rumah

Suasana Jalan di Sebelah Kanan

Rumah

Hasil karya Masyarakat yang Berfungsi sebagai tempat

vegetasi

Konsep Desain Pengembangan

Rancangan Desain Pengembangan STP dikawasan Perkampungan

Rancangan Desain Penambahan Biopori dikawasan perkampungan

Rancangan Desain Penambahan Solar Cell & Vertikal Garden

Pembahasan“Penilaian Kriteria Bangunan Rumah Besi”

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD )ASD P Area Dasar Hijau

(Basic Green Area) P

1 Kriteria prasyarat; 7

kriteria kredit

ASD 1 Pemilihan Tapak (Site Selection)

1

ASD 2 Aksesibilitas Komunitas (Community Accesibility)

1

ASD 3 Transportasi Umum (Public Transportation)

1

ASD 4 Fasilitas Pengguna Sepeda (Bicycle Facility)

-

ASD 5 Lansekap pada Lahan (Site Landscaping)

-

ASD 6 Iklim Mikro (Micro Climate)

-

ASD 7 Manajemen Air Limpasan Hujan (Stormwater Management)

-

Total Nilai Kategori ASD 3 22,07%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC) EEC P1 Pemasangan Sub-Meter

(Electrical Sub Metering) -

1 Kriteria prasyarat;

4 kriteria kredit;1 Kriteria Bonus

EEC P2 Perhitungan OTTV (OTTV Calculation)

-

EEC 1 Langkah Penghematan Energi (Energy Efficiency Measures)

-

EEC 2 Pencahayaan Alami (Natural Lighting)

-

EEC 3 Ventilasi (Ventilation)

-

EEC 4 Pengaruh Perubahan Iklim (Climate Change Impact)

-

EEC 5 Energi Terbarukan Dalam Tapak (On Site Renewable Energy) (Bonus)

-

Total Nilai Kategori EEC - 33,76%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Konservasi Air (Water Conservation-WAC) WAC P1 Meteran Air

(Water Metering) P

2 Kriteria prasyarat;

6 kriteria kredit

WAC P2 Perhitungan Penggunaan Air (Water Calculation)

P

WAC 1 Pengurangan Penggunaan Air (Water Use Reduction)

-

WAC 2 Fitur Air (Water Fixtures)

-

WAC 3 Daur Ulang Air (Water Recycling)

-

WAC 4 Sumber Air Alternatif (Alternative Water Resources)

-

WAC 5 Penampungan Air Hujan (Rainwater Harvesting)

3

WAC 6 Efisiensi Penggunaan Air Lansekap (Water Efficiency Landscaping)

-

Total Nilai Kategori WAC 3 27,27%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC) MRC P1 Refrigeran Fundamental

(Fundamental Refrigerant) P

1 Kriteria prasyarat;

6 kriteria kredit

MRC 1 Penggunaan Gedungdan Material Bekas (Building and Material Reuse)

2

MRC 2 Material Ramah Lingkungan(Environmentally Friendly Material)

3

MRC 3 Penggunaan Refrigeran tanpa ODP(Non ODS Usage)

2

MRC 4 Kayu Bersertifikat (Certified Wood) 1

MRC 5 Material Prafabrikasi(Prefab Material)

1

MRC 6 Material Regional(Regional Material)

1

Total Nilai Kategori MRC 10 2,6%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC)IHC P1 Introduksi Udara Luar

(Outdoor Air Introduction)P

1 Kriteria prasyarat; 7

kriteria kredit

IHC 1 Pemantauan Kadar CO2(CO₂ Monitoring)

-

IHC 2 Kendali Asap Rokok di Lingkungan (Environmental Tobacco Smoke Control)

-

IHC 3 Polutan Kimia(Chemical Pollutant)

3

IHC 4 Pemandangan ke luar Gedung(Outside View)

1

IHC 5 Kenyamanan Visual(Visual Comfort)

1

IHC 6 Kenyamanan Termal(Thermal Comfort)

1

IHC 7 Tingkat Kebisingan(Acoustic Level)

1

Total Nilai Kategori IHC 7 6,5%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)BEM P Dasar Pengelolaan Sampah

(Basic Waste Management)P

1 Kriteria prasyarat; 7

kriteria kredit

BEM 1 GP Sebagai Anggota Tim Proyek(GP as a Member of Project Team)

-

BEM 2 Polusi dari Aktivitas Konstruksi(Pollution of Construction Activity)

2

BEM 3 Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut(Advanced Waste Management)

2

BEM 4 Sistem Komisioning yang Baik dan Benar(Proper Commisioning)

1

BEM 5 Penyerahan Data Green Building(Green Building Submission Data)

-

BEM 6 Kesepakatan dalam Melakukan Aktivitas Fit Out (Fit Out Agreement)

-

BEM 7 Survei Pengguna Gedung(Occupant Survey)

-

Total Nilai Kategori BEM 5 7,8%

Tabel Kriteria DR Kategori

Jumlah Kriteria Jumlah KriteriaPrasyarat Kredit Bonus

ASD 1 3 8WAC 2 3 8MRC 1 10 7IHC 1 7 8BEM 1 5 8

Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur

6 28 39

Penjabaran Nilai (DR)

Design Recognition / Tahap Rekognisi Desain (Max 77 Point) 100 % - 33,76 % (EEC Tidak Ada Dalam kategori Penilaian)= 66,24% ASD = x 66,24 % = 2,58 % WAC = x 66,24 % = 2,58 % MRC = x 66,24 % = 8,60 % IHC = x 66,24 % = 6,02 % BEM = x 66,24 % = 4,30 %

Total Keseluruhan= 24,08 % (Tidak mendapatkan Peringkat dalam Greenship)

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD )ASD P Area Dasar Hijau

(Basic Green Area) P

1 Kriteria prasyarat; 7

kriteria kredit

ASD 1 Pemilihan Tapak (Site Selection)

1

ASD 2 Aksesibilitas Komunitas (Community Accesibility)

1

ASD 3 Transportasi Umum (Public Transportation)

1

ASD 4 Fasilitas Pengguna Sepeda (Bicycle Facility)

1

ASD 5 Lansekap pada Lahan (Site Landscaping)

2

ASD 6 Iklim Mikro (Micro Climate)

2

ASD 7 Manajemen Air Limpasan Hujan (Stormwater Management)

3

Total Nilai Kategori ASD 11 16,83%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC) EEC P1 Pemasangan Sub-Meter

(Electrical Sub Metering) P

1 Kriteria prasyarat;

4 kriteria kredit;1 Kriteria Bonus

EEC P2 Perhitungan OTTV (OTTV Calculation)

P

EEC 1 Langkah Penghematan Energi (Energy Efficiency Measures)

10

EEC 2 Pencahayaan Alami (Natural Lighting)

2

EEC 3 Ventilasi (Ventilation)

1

EEC 4 Pengaruh Perubahan Iklim (Climate Change Impact)

-

EEC 5 Energi Terbarukan Dalam Tapak (On Site Renewable Energy) (Bonus)

2

Total Nilai Kategori EEC 15 25,74%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Konservasi Air (Water Conservation-WAC) WAC P1 Meteran Air

(Water Metering) P

2 Kriteria prasyarat;

6 kriteria kredit

WAC P2 Perhitungan Penggunaan Air (Water Calculation)

P

WAC 1 Pengurangan Penggunaan Air (Water Use Reduction)

5

WAC 2 Fitur Air (Water Fixtures)

2

WAC 3 Daur Ulang Air (Water Recycling)

2

WAC 4 Sumber Air Alternatif (Alternative Water Resources)

1

WAC 5 Penampungan Air Hujan (Rainwater Harvesting)

3

WAC 6 Efisiensi Penggunaan Air Lansekap (Water Efficiency Landscaping)

2

Total Nilai Kategori WAC 15 20,8%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC) MRC P1 Refrigeran Fundamental

(Fundamental Refrigerant) P

1 Kriteria prasyarat;

6 kriteria kredit

MRC 1 Penggunaan Gedungdan Material Bekas (Building and Material Reuse)

2

MRC 2 Material Ramah Lingkungan(Environmentally Friendly Material)

3

MRC 3 Penggunaan Refrigeran tanpa ODP(Non ODS Usage)

2

MRC 4 Kayu Bersertifikat (Certified Wood) 1

MRC 5 Material Prafabrikasi(Prefab Material)

1

MRC 6 Material Regional(Regional Material)

1

Total Nilai Kategori MRC 10 13,86%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC)IHC P1 Introduksi Udara Luar

(Outdoor Air Introduction)P

1 Kriteria prasyarat; 7

kriteria kredit

IHC 1 Pemantauan Kadar CO2(CO₂ Monitoring)

-

IHC 2 Kendali Asap Rokok di Lingkungan (Environmental Tobacco Smoke Control)

-

IHC 3 Polutan Kimia(Chemical Pollutant)

3

IHC 4 Pemandangan ke luar Gedung(Outside View)

1

IHC 5 Kenyamanan Visual(Visual Comfort)

1

IHC 6 Kenyamanan Termal(Thermal Comfort)

1

IHC 7 Tingkat Kebisingan(Acoustic Level)

1

Total Nilai Kategori IHC 7 9,9%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)BEM P Dasar Pengelolaan Sampah

(Basic Waste Management)P

1 Kriteria prasyarat; 7

kriteria kredit

BEM 1 GP Sebagai Anggota Tim Proyek(GP as a Member of Project Team)

-

BEM 2 Polusi dari Aktivitas Konstruksi(Pollution of Construction Activity)

2

BEM 3 Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut(Advanced Waste Management)

2

BEM 4 Sistem Komisioning yang Baik dan Benar(Proper Commisioning)

1

BEM 5 Penyerahan Data Green Building(Green Building Submission Data)

-

BEM 6 Kesepakatan dalam Melakukan Aktivitas Fit Out (Fit Out Agreement)

-

BEM 7 Survei Pengguna Gedung(Occupant Survey)

-

Total Nilai Kategori BEM 5 12.87%

Tabel Kriteria FAKategori

Jumlah Kriteria Jumlah KriteriaPrasyarat Kredit Bonus

ASD 1 11 8EEC 2 15 7WAC 2 15 8MRC 1 10 7IHC 1 7 8BEM 1 5 8

Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur

8 63 46

Penjabaran Nilai (FA)

Final Assessment / Tahap Penilaian Akhir (Max 101 Point) 100% ASD = x 100 % = 10,89 % EEC = x 100 % = 14,85 % WAC = x 100 % = 14,85% MRC = x 100 % = 9,9 % IHC = x 100 % = 6,93 % BEM = x 100 % = 4,95 % Total Keseluruhan = 62,37 % (Mendapatkan Peringkat GOLD dalam

Greenship)

Penjabaran Nilai KeseluruhanKategori

Jumlah Nilai untuk DR Jumlah Nilai untuk FAPrasyarat Kredit Bonus Prasyarat Kredit Bonus

ASD 1 3 1 11EEC - - 2 15WAC 2 3 2 15MRC 1 10 1 10IHC 1 7 1 7BEM 1 5 1 5

Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur 6 28 8 63Keterangan :

• Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD)

• Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC)

• Konservasi Air (Water Conservation-WAC)

• Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC)

• Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC)

• Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)

Peringkat Persentase Nilai MinimumPlatinum 73% 70

Gold 57% 55Silver 46% 44Broze 35% 34

Peringkat dalam GREENSHIP

Pembahasan“Penilaian Kriteria Lingkungan diKampung Pondok Pucung Tangerang

Selatan”

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD )ASD P Area Dasar Hijau

(Basic Green Area) P

1 Kriteria prasyarat; 7

kriteria kredit

ASD 1 Pemilihan Tapak (Site Selection)

1

ASD 2 Aksesibilitas Komunitas (Community Accesibility)

1

ASD 3 Transportasi Umum (Public Transportation)

1

ASD 4 Fasilitas Pengguna Sepeda (Bicycle Facility)

-

ASD 5 Lansekap pada Lahan (Site Landscaping)

-

ASD 6 Iklim Mikro (Micro Climate)

-

ASD 7 Manajemen Air Limpasan Hujan (Stormwater Management)

-

Total Nilai Kategori ASD 3 22,07%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC) EEC P1 Pemasangan Sub-Meter

(Electrical Sub Metering) -

1 Kriteria prasyarat;

4 kriteria kredit;1 Kriteria Bonus

EEC P2 Perhitungan OTTV (OTTV Calculation)

-

EEC 1 Langkah Penghematan Energi (Energy Efficiency Measures)

-

EEC 2 Pencahayaan Alami (Natural Lighting)

-

EEC 3 Ventilasi (Ventilation)

-

EEC 4 Pengaruh Perubahan Iklim (Climate Change Impact)

-

EEC 5 Energi Terbarukan Dalam Tapak (On Site Renewable Energy) (Bonus)

-

Total Nilai Kategori EEC - 33,76%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Konservasi Air (Water Conservation-WAC) WAC P1 Meteran Air

(Water Metering) P

2 Kriteria prasyarat;

6 kriteria kredit

WAC P2 Perhitungan Penggunaan Air (Water Calculation)

P

WAC 1 Pengurangan Penggunaan Air (Water Use Reduction)

-

WAC 2 Fitur Air (Water Fixtures)

-

WAC 3 Daur Ulang Air (Water Recycling)

-

WAC 4 Sumber Air Alternatif (Alternative Water Resources)

-

WAC 5 Penampungan Air Hujan (Rainwater Harvesting)

-

WAC 6 Efisiensi Penggunaan Air Lansekap (Water Efficiency Landscaping)

-

Total Nilai Kategori WAC - 27,27%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC) MRC P1 Refrigeran Fundamental

(Fundamental Refrigerant) P

1 Kriteria prasyarat;

6 kriteria kredit

MRC 1 Penggunaan Gedungdan Material Bekas (Building and Material Reuse)

-

MRC 2 Material Ramah Lingkungan(Environmentally Friendly Material)

3

MRC 3 Penggunaan Refrigeran tanpa ODP(Non ODS Usage)

2

MRC 4 Kayu Bersertifikat (Certified Wood) -

MRC 5 Material Prafabrikasi(Prefab Material)

-

MRC 6 Material Regional(Regional Material)

-

Total Nilai Kategori MRC 5 2,6%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC)IHC P1 Introduksi Udara Luar

(Outdoor Air Introduction)P

1 Kriteria prasyarat; 7

kriteria kredit

IHC 1 Pemantauan Kadar CO2(CO₂ Monitoring)

-

IHC 2 Kendali Asap Rokok di Lingkungan (Environmental Tobacco Smoke Control)

-

IHC 3 Polutan Kimia(Chemical Pollutant)

1

IHC 4 Pemandangan ke luar Gedung(Outside View)

-

IHC 5 Kenyamanan Visual(Visual Comfort)

-

IHC 6 Kenyamanan Termal(Thermal Comfort)

-

IHC 7 Tingkat Kebisingan(Acoustic Level)

-

Total Nilai Kategori IHC 1 6,5%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)BEM P Dasar Pengelolaan Sampah

(Basic Waste Management)P

1 Kriteria prasyarat; 7

kriteria kredit

BEM 1 GP Sebagai Anggota Tim Proyek(GP as a Member of Project Team)

-

BEM 2 Polusi dari Aktivitas Konstruksi(Pollution of Construction Activity)

1

BEM 3 Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut(Advanced Waste Management)

1

BEM 4 Sistem Komisioning yang Baik dan Benar(Proper Commisioning)

-

BEM 5 Penyerahan Data Green Building(Green Building Submission Data)

-

BEM 6 Kesepakatan dalam Melakukan Aktivitas Fit Out (Fit Out Agreement)

-

BEM 7 Survei Pengguna Gedung(Occupant Survey)

-

Total Nilai Kategori BEM 2 7,8%

Tabel Kriteria DR Kategori

Jumlah Kriteria Jumlah KriteriaPrasyarat Kredit Bonus

ASD 1 3 8MRC 1 5 7IHC 1 1 8BEM 1 2 8

Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur

4 11 31

Penjabaran Nilai (DR)

Design Recognition / Tahap Rekognisi Desain (Max 77 Point) 100 % - 33,76 % - 27,27 % (EEC & WAC Tidak Ada Dalam kategori Penilaian)= 38,97 % ASD = x 38,97 % = 1,51 % MRC = x 38,97 % = 2,53 % IHC = x 38,97 % = 0,50 % BEM = x 38,97 % = 1,01 % Total Keseluruhan= 5,55 % (Tidak mendapatkan Peringkat dalam

Greenship)

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD )ASD P Area Dasar Hijau

(Basic Green Area) P

1 Kriteria prasyarat; 7

kriteria kredit

ASD 1 Pemilihan Tapak (Site Selection)

1

ASD 2 Aksesibilitas Komunitas (Community Accesibility)

1

ASD 3 Transportasi Umum (Public Transportation)

-

ASD 4 Fasilitas Pengguna Sepeda (Bicycle Facility)

-

ASD 5 Lansekap pada Lahan (Site Landscaping)

2

ASD 6 Iklim Mikro (Micro Climate)

-

ASD 7 Manajemen Air Limpasan Hujan (Stormwater Management)

3

Total Nilai Kategori ASD 7 16,83%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC) EEC P1 Pemasangan Sub-Meter

(Electrical Sub Metering) P

1 Kriteria prasyarat;

4 kriteria kredit;1 Kriteria Bonus

EEC P2 Perhitungan OTTV (OTTV Calculation)

P

EEC 1 Langkah Penghematan Energi (Energy Efficiency Measures)

-

EEC 2 Pencahayaan Alami (Natural Lighting)

-

EEC 3 Ventilasi (Ventilation)

-

EEC 4 Pengaruh Perubahan Iklim (Climate Change Impact)

-

EEC 5 Energi Terbarukan Dalam Tapak (On Site Renewable Energy) (Bonus)

-

Total Nilai Kategori EEC - 25,74%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Konservasi Air (Water Conservation-WAC) WAC P1 Meteran Air

(Water Metering) P

2 Kriteria prasyarat;

6 kriteria kredit

WAC P2 Perhitungan Penggunaan Air (Water Calculation)

P

WAC 1 Pengurangan Penggunaan Air (Water Use Reduction)

-

WAC 2 Fitur Air (Water Fixtures)

-

WAC 3 Daur Ulang Air (Water Recycling)

-

WAC 4 Sumber Air Alternatif (Alternative Water Resources)

-

WAC 5 Penampungan Air Hujan (Rainwater Harvesting)

3

WAC 6 Efisiensi Penggunaan Air Lansekap (Water Efficiency Landscaping)

-

Total Nilai Kategori WAC 3 20,8%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC) MRC P1 Refrigeran Fundamental

(Fundamental Refrigerant) P

1 Kriteria prasyarat;

6 kriteria kredit

MRC 1 Penggunaan Gedungdan Material Bekas (Building and Material Reuse)

2

MRC 2 Material Ramah Lingkungan(Environmentally Friendly Material)

3

MRC 3 Penggunaan Refrigeran tanpa ODP(Non ODS Usage)

2

MRC 4 Kayu Bersertifikat (Certified Wood) -

MRC 5 Material Prafabrikasi(Prefab Material)

-

MRC 6 Material Regional(Regional Material)

1

Total Nilai Kategori MRC 8 13,86%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC)IHC P1 Introduksi Udara Luar

(Outdoor Air Introduction)P

1 Kriteria prasyarat; 7

kriteria kredit

IHC 1 Pemantauan Kadar CO2(CO₂ Monitoring)

-

IHC 2 Kendali Asap Rokok di Lingkungan (Environmental Tobacco Smoke Control)

-

IHC 3 Polutan Kimia(Chemical Pollutant)

3

IHC 4 Pemandangan ke luar Gedung(Outside View)

-

IHC 5 Kenyamanan Visual(Visual Comfort)

-

IHC 6 Kenyamanan Termal(Thermal Comfort)

-

IHC 7 Tingkat Kebisingan(Acoustic Level)

-

Total Nilai Kategori IHC 3 9,9%

Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum

Keterangan Per Kategori

Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)BEM P Dasar Pengelolaan Sampah

(Basic Waste Management)P

1 Kriteria prasyarat; 7

kriteria kredit

BEM 1 GP Sebagai Anggota Tim Proyek(GP as a Member of Project Team)

-

BEM 2 Polusi dari Aktivitas Konstruksi(Pollution of Construction Activity)

2

BEM 3 Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut(Advanced Waste Management)

2

BEM 4 Sistem Komisioning yang Baik dan Benar(Proper Commisioning)

1

BEM 5 Penyerahan Data Green Building(Green Building Submission Data)

-

BEM 6 Kesepakatan dalam Melakukan Aktivitas Fit Out (Fit Out Agreement)

-

BEM 7 Survei Pengguna Gedung(Occupant Survey)

-

Total Nilai Kategori BEM 5 12.87%

Tabel Kriteria FAKategori

Jumlah Kriteria Jumlah KriteriaPrasyarat Kredit Bonus

ASD 1 7 8WAC 2 3 8MRC 1 8 7IHC 1 3 8BEM 1 5 8

Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur

6 26 39

Penjabaran Nilai (FA)

Final Assessment / Tahap Penilaian Akhir (Max 101 Point) 100 % - 33,76 % (EEC Tidak Ada Dalam kategori Penilaian)= 66,24% ASD = x 66,24 % = 4,59 % WAC = x 66,24 % = 1,96% MRC = x 66,24 % = 5,24 % IHC = x 66,24 % = 1,96 % BEM = x 66,24 % = 3,27 % Total Keseluruhan = 17,02 % (Tidak mendapatkan Peringkat dalam

Greenship)

Penjabaran Nilai KeseluruhanKategori

Jumlah Nilai untuk DR Jumlah Nilai untuk FAPrasyarat Kredit Bonus Prasyarat Kredit Bonus

ASD 1 3 1 7WAC - - 2 3MRC 1 5 1 8IHC 1 1 1 3BEM 1 2 1 5

Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur 4 11 6 26

Keterangan :

• Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD)

• Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC)

• Konservasi Air (Water Conservation-WAC)

• Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC)

• Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC)

• Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)

Peringkat Persentase Nilai MinimumPlatinum 73% 70

Gold 57% 55Silver 46% 44Broze 35% 34

Peringkat dalam GREENSHIP

Pembahasan“Studi Literatur”

Apa itu Smart City???

Smart city adalah konsep perencanaan kota dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang akan membuat hidup yang lebih mudah dan sehat dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Beberapa para ahli menganggap konsep kota dengan smart city dapat memenuhi kebutuhan akan kemudahan hidup dan kesehatan, walaupun pada kenyataannya konsep smart city masih dalam perdebatan oleh para ahli dan belum ada defenisi dan konsep umum yang bisa diterapkan di semua kota didunia. Konsep smart city masih bergantung pada kota dan pengembang masing-masing.

Unsur – Unsur Smart City Tekonologi; SD (Alam, manusia, buatan); Efisien; Efektif; Pintar; Jaringan; Berkelanjutan; Kompetitif; Partisipasi.

Skema Smart City

APA ITU GREEN BUILDING ???

Mendorong best pratice Green Building di Indonesia

Menciptakan lingkungan hidup yang berkualitas. Meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan

masyarakat. Mendorong pertumbuhan industri dan teknologi

bangunan hijau. Mengantisipasi pemanasan global dan perubahan

iklim.

TUJUAN

FILOSOFI

Sederhana (simple). Dapat dan Mudah diterapkan (applicable). Teknologi Hijau tersedia (available green technology). Sesuai standar lokal baku – UU, PP, Kepres, Inpres, Permen, Kepmen,

SNI.

KEUNTUNGAN

Desain kompak efisien, fungsi gedung optimal. Efisiensi konsumsi energi listrik dan air. Hemat biaya operasional dan pemeliharaan. Kesehatan jasmani rohani pengguna. Produktivitas dan kinerja meningkat. Citra ‘Green’, preferensi pasar lebih tinggi. Membentuk budaya ‘Green’.

PERSYARATAN AWAL

Tapak bangunan sesuai peruntukan (RTRW). Upaya Pengelolaan LH (UKL) Upaya Pemantauan LH (UPL). Standar bangunan tahan gempa. Standar pemakai : penyandang cacat, lansia. Standar kebakaran dan keselamatan.

REFERENSI

Greenship Green Building Council Indonesia LEED USA BREEAM Inggris Raya Greenstar Australia Greenmark Singapura Green Building Index Malaysia

PERSYARATAN GREEN BUILDING

Appropriate Site Development (ASD) – Tepat Guna Lahan Energy Efficiency and Conservation (EEC) – Efisiensi dan

Konservasi Energi Water Conservation (WAC) – Konservasi Air Material Resource and Cycle (MRC) – Sumber dan Siklus

Material Indoor Health and Comfort (IHC) – Kualitas Udara dan

Kenyamanan Ruangan Building Environmental Management (BEM) –

Manajemen Lingkungan Bangunan

Tolak Ukur Greenship Untuk Bangunan Baru

Ada 2 Tahap :

1. Tahap Rekognisi Desain (Design Recognition - DR),Dengan maksimum nilai 77 poin .Pada tahap ini, tim proyek

mendapat kesempatan untuk mendapatkan penghargaan sementara untuk proyek pada tahap finalisasi desain dan perencanaan berdasarkan perangkat penilaian GREENSHIP. Tahap ini dilalui selama gedung masih dalam tahap perencanaan.2. Tahap Penilaian Akhir (Final Assessment - FA),

Dengan maksimum nilai 101 poin Pada tahap ini, proyek dinilai secara menyeluruh baik dari aspek desain maupun konstruksi dan merupakan tahap akhir yang menentukan kinerja gedung secara menyeluruh.

Penjabaran NilaiKategori

Jumlah Nilai untuk DR Jumlah Nilai untuk FAPrasyarat Kredit Bonus Prasyarat Kredit Bonus

ASD -- 17 -- 17EEC -- 26 5 -- 26WAC -- 21 -- 21 5MRC -- 2 -- 14IHC -- 5 -- 10BEM -- 6 -- 13

Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur -- 77 5 101 5Keterangan :

• Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD)

• Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC)

• Konservasi Air (Water Conservation-WAC)

• Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC)

• Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC)

• Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)

Penjabaran Nilai (DR)

Design Recognition / Tahap Rekognisi Desain (Max 77 Point) 100 % ASD = x 100 % = 22,07 % ASD = x 100 % = 33,76 % WAC = x 100 % = 27,27 % MRC = x 100 % = 2,60 % IHC = x 100 % = 6,50 % BEM = x 100 % = 7,80 % Total Keseluruhan = 100 %

Penjabaran Nilai (FA)

Final Assessment / Tahap Penilaian Akhir (Max 101 Point) 100% ASD = x 100 % = 16,83 % EEC = x 100 % = 25,74 % WAC = x 100 % = 20,8 % MRC = x 100 % = 13,86 % IHC = x 100 % = 9,90 % BEM = x 100 % = 12,87 % Total Keseluruhan = 100 %

Kriteria prasyarat adalah kriteria yang ada di setiap kategori dan harus dipenuhi sebelum dilakukannya penilaian lebih lanjut berdasarkan kriteria kredit dan kriteria bonus. Kriteria prasyarat merepresentasikan standar minimum gedung ramah lingkungan. Apabila salah satu prasayarat tidak dipenuhi, maka kriteria kredit dan kriteria bonus dalam semua kategori tidak dapat dinilai. Kriteria prasyarat ini tidak memiliki nilai seperti kriteria lainnya.

Kriteria kredit adalah kriteria yang ada di setiap kategori dan tidak harus dipenuhi. Pemenuhan kriteria ini tentunya disesuaikan dengan kemampuan gedung tersebut. Bila kriteria ini dipenuhi, gedung yang bersangkutan mendapat nilai dan apabila tidak dipenuhi, gedung yang bersangkutan tidak akan mendapat nilai.

Kriteria bonus adalah kriteria yang memungkinkan pemberian nilai tambah. Selain tidak harus dipenuhi, pencapaiannya dinilai cukup sulit dan jarang terjadi di lapangan. Nilai bonus tidak mempengaruhi nilai maksimum GREENSHIP, namun tetap diperhitungkan sebagai nilai pencapaian. Oleh karena itu, gedung yang dapat memenuhi kriteria bonus dinilai memiliki prestasi tersendiri.

Tabel KriteriaKategori

Jumlah Kriteria Jumlah KriteriaPrasyarat Kredit Bonus

ASD 1 7 8EEC 2 4 1 7WAC 2 6 8MRC 1 6 7IHC 1 7 8BEM 1 7 8

Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur

8 37 1 46

Peringkat Persentase Nilai MinimumPlatinum 73% 70

Gold 57% 55Silver 46% 44Broze 35% 34

Peringkat dalam GREENSHIP

APA ITU BIOPORI ???

Pengertian biopori adalah ruang atau rongga di dalam atau diatas permukaan tanah yang terbentuk secara alami atau buatan. Secara alami,biopori terbentuk akibat adanya ngerakan akar tanaman atau fauna tanah seperti rayap, semut,cacing, dan lain-lain. Sedangkan secara buatan, biopori dibuat dengan menggunakan suatu alat dengan kedalaman antara 80 cm – 100 cm dan diameter 10 cm – 30 cm.

Manfaat yang bisa didapat antara lain Mencegah banjir Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga Jakarta.

Keberadaan lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan bila setiap rumah, kantor atau tiap bangunan di Jakarta memiliki biopori berarti jumlah air yang segera masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah terjadinya banjir.

Tempat pembuangan sampah organik Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri di

kota Jakarta. Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan memisahkan sampah rumah tangga kita menjadi sampah organik dan non organik. Untuk sampah organik dapat kita buang dlaam lubang biopori yang kita buat.

Menyuburkan tanaman Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan untuk

organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.

Meningkatkan kualitas air tanah Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-mineral

yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena mengandung mineral.

 

Cara Pembuatan Lubang Biopori

Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm. Kedalamannya sekitar 100 cm atau sampai melampaui muka air tanah jika dibuat tanah yang mempunyai permukaan air dangkal. Jarak antar lobang antara 50-100 cm.

Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm setebal 2 cm. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa

tanaman, atau dedaunan. Sampah organik perlu ditambahkan jika isi lubang sudah berkurang atau

menyusut akibat proses pelapukan. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir

musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang.

Dengan kedalaman 1 meter dan diameter 0,10 meter setiap lubang bisa menampung 7,8 liter sampah.

Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam jangka waktu 15 – 30 hari, sementara sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi kompos dalam waktu 2 – 3 bulan.

Sampah organik yang telah dimasukkan ke dalam lubang resapan ini, dapat diambil setelah 1 – 2 bulan, dapat dijadikan pupuk hijau (kompos). Kemudian kompos yang telah diambil, lubang dapat digunakan lagi untuk membuang sampah organik.

APA ITU STP???

Sewage Treatment Plant merupakan bangunan instalasi system pengolah limbah rumah tangga atau limbah cair domestik termasuk limbah dari dapur, air bekas, air kotor, limbah maupun kotoran. Limbah yang mengandung logam berat akan mendapat perlakuan khusus, bukan termasuk dalam limbah domestik.

Tujuan dari system pengolahan limbah cair domestik adalah agar limbah tidak mengandung zat pencemar lingkungan, sehingga layak buang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.

APA ITU STP???

Selanjutnya, bila kita tela’ah pengertian STP (Sewage Treatment Plant) kata demi kata, sewage artinya kotoran atau limbah, Treatment artinya perawatan, dan plant artinya Bangunan atau instansi atau tempat, Maka Sewage Treatment Plant atau sering disingkat STP ini adalah Proses Pengolahan Limbah di suatu Bangunan atau Instansi. STP ini Tidak jauh berbeda dengan Septik Tank. STP biasanya digunakan di suatu bangunan yang besar, sementara septink tank identik dengan rumahan. Apa bedanya STP dengan septic tank? Sebenarnya keduanya sama-sama mengolah limbah atau kotoran, tetapi perbedaannya pada STP mempunyai system penguraian dan filtrasi, sementara septic tank hanya sebagai penyimpanan saja, tepatnya penimbunan.

Proses STP

THANK YOU!