Post on 03-May-2023
transcript
e-ISSN 2774-7085 Widya Amrita:Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata
Pebruari 2022, Vol. 2(No. 1): Hal 21-32
Ni Nyoman Sri Wahyuni dan I Gusti Ayu Wimba | 21
Analisis Komparatif Deskriptif Kinerja Bank Umum Syariah
Dengan Bank Konvensional
(Studi Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Ni Nyoman Sri Wahyuni(1)
I Gusti Ayu Wimba (2)
(1)(2)
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata, Universitas Hindu Indonesia
minkyuni97@gmail.com
Diterima: 22 Juli 2021 Direvisi: 23 Juli 2021 Disetujui: 24 Juli 2021
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine whether or not there are differences in the ratio of
Capital Adequacy Ratio, Net Profit Margin, Return On Assets, Operating Expenses To
Operating Income and Loan to Deposit Ratio between Bank Sharia General with
Conventional Bank.The number of samples used are 5 Conventional Banks and 5 Islamic
Banks listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the 2016-2019 period.The
sample in this study was taken by purposive sampling method. Based on the results of the
study: 1) there is no significant difference between the Capital Adequacy Ratio between
Islamic Commercial Banks and Conventional Banks; 2) the ratio of Net Profit Margin there
is a significant difference between Islamic Commercial Banks and Conventional Banks; 3)
the ratio of Return On Assets there is a significant difference between Islamic Commercial
Banks and Conventional Banks; 4) the ratio of Operating Expenses To Operating
IncomeThere is a significant difference between Islamic Commercial Banks and
Conventional Banks; 5) Loan to Deposit Ratio there is a significant difference between
Islamic Commercial Banks and Conventional Banks.
Keywords: Capital Adequacy Ratio; Net Profit Margin; Return On Assets; Operating
Expenses To Operating Income; Loan to Deposit Ratio
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rasio Capital
Adequacy Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset, Biaya Operasional dibanding
Pendapatan Operasional dan Loan to Deposit Ratioantara Bank Umum Syariah dengan
Bank Konvensional. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 5 Bank Konvensional dan 5
Bank Syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-2019.
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh: 1) Capital Adequacy Ratio tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional; 2) Net Profit Margin terdapat
perbedaan yang signifikan antara Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional; 3)
Return On Asset terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Umum Syariah dengan
Bank Konvensional; 4) rasio Biaya Operasional dibanding Pendapat Operasional terdapat
perbedaan yang signifikan antara Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional; 5)
Loan to Deposit Ratio, terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Umum Syariah
dengan Bank Konvensional.
Kata kunci: Capital Adequacy Ratio; Net Profit Margin; Return On Asset; Biaya
Operasional dibanding Pendapatan Operasional; Loan to Deposit Ratio.
e-ISSN 2774-7085 Widya Amrita:Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata
Pebruari 2022, Vol. 2(No. 1): Hal 21-32
Ni Nyoman Sri Wahyuni dan I Gusti Ayu Wimba | 22
Pendahuluan
Semakin canggihnya teknologi dan kemajuan informasi, cukup stabilnya pergerakan
tingkat suku bunga bank dan inflasi, pembangunan infrastruktur yang semakin maju disertai
tumbuh berkembangnya kreatifitas para pelaku usaha khususnya di Indonesia merupakan
gambaran atas pesatnya perkembangan ekonomi Indonesia. Pasar modal yang mana perusahan-
perusahan dimana sektor perbankan termasuk didalamnya merupakan salah satu dari banyaknya
pilihan alternatif sumber dan jangka panjang bagi suatu pelaku bisnis.
Bank yang melakukan usaha secara konvensional dan Bank yang melakukan usaha secara
syariahmerupakan jenis-jenis bank di indonesia secara umum. Pengembalian serta pembagian
keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada bank ataupun yang diberikan oleh bank kepada
nasabahnya adalah persoalan umum dapat membedakan antara bank konvensional dengan bank
syariah. Selanjutnya perbedaan sistem bank syariah dengan bank konvensional terletak pada
sistem pengembalian dan pembagian laba yang diberikan dari nasabah ke bank ataupun
sebaliknya dari bank ke nasabahnya, dari hal inilah timbul istilah bunga atau bagi hasil.
Perhitungan rasio keuangan dari laporan keuangan bank merupakan salah satu hal yang
bisa dilakukan untuk menganalisa kinerja sebuah bank. Cara mengevaluasi kinerja pada industri
perbankan, adalah dengan cara mengukur tingkat kesehatannya yang mengacu kepada ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan mengacu pada unsur-unsur modal (capital), kualitas
aset (assets quality), manajemen (management), keuntungan (earning), dan likuiditas (liquidity).
Tabel 1. Research Gap
No Peneliti Terdahulu Hasil
1 Muchlish dan Umardani (2016); Thayib
et al., (2017); Solikah et al., (2017)
Terdapat perbedaan CAR pada Bank Konvensional lebih
dengan Bank Umum Syariah
2 Arinta (2016); Yanti dan Rozalina
(2015); Zakaria (2014)
Tidak terdapat perbedaan CAR pada Bank Konvensional
dengan Bank Umum Syariah
3 Muchlish dan Umardani (2016);
Yanti dan Rozalina (2015)
Terdapat perbedaan ROA antara Bank Umum Syariah dengan
Bank Konvensional
4 Thayib et al., (2017) Tidak terdapat perbedaan ROA antara Bank Umum Syariah
dengan Bank Konvensional
5 Yanti dan Rozalina, (2015); Zakaria
(2014); Solikah et al., (2017)
Terdapat perbedaan yang signifikan pada LDR antara Bank
Umum Syariah dengan Bank Konvensional
6 Novianti (2019) Terdapat perbedaan antara Bank konvensional dengan
keuangan Bank syariah dilihat dari NPM.
7 Putri dan Iradianty (2020) Tidak terdapat perbedaan pada rasio LDR antara Bank Umum
Syariah dengan Bank Konvensional
8 Thayib et al., (2017) Terdapat perbedaan ROE antara Bank Umum Syariah dengan
Bank Konvensional
9 Arinta (2016) Tidak terdapat perbedaan ROE antara Bank Umum Syariah
dengan Bank Konvensional
Sumber: Putri dan Iradianty (2020); Arinta (2016); Muchlish dan Umardani (2016); Novianti
(2019); Zakaria (2014); Thayib et al., (2017); Solikah et al., (2017)
e-ISSN 2774-7085 Widya Amrita:Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata
Pebruari 2022, Vol. 2(No. 1): Hal 21-32
Ni Nyoman Sri Wahyuni dan I Gusti Ayu Wimba | 23
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui dalam rentang tahun 2016 hingga 2020, ditemukan
fenomena research gap dari hasil penelitian mengenai analisis komparatif deskriptif kinerja bank
umum syariah dengan bank konvensional. Dari ditemukannya fenomena perbedaan hasil
penelitian pada penelitian terdahulu menjadi alasan peneliti melakukan penelitian lanjutan untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kinerja keuangan pada Bank Umum Syariah dengan
Bank Konvensional ditinjau dari rasio CAR, NPM, ROA, BOPO dan LDR. Adapun telaah
literatur yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Menurut Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang saat ini telah diubah
menjadi Undang-undang No. 10 tahun 1998, bank adalah suatu badan usaha yang berfungsi
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat
dalam bentuk kredit untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat luas. Di dalam Undang-Undang
No. 10 tahun 1998 juga dijelaskan bahwa perbankan di Indonesia dikelompokkan menjadi 4
(empat), yaitu: 1) Bank Sentral; 2) Bank Umum Konvensial; 3) Bank Perkreditan Rakyat; 4)
Bank Umum Syariah.
Menurut Yaya (2014), bank konvensional dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha
yang melaksanakan kegiatan operasionalnya secara konvensional yang mana di dalam
kegiatannya berfungsi memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sedangkan bank umum
syariah dapat didefinisikan sebagai suatu bank yang dengan berlandaskan bagi hasil (profit and
loss sharing) yang dijadikan prinsip dalam melaksanakan ataupun menjalankan kegiatan
operasionalnya.
Menurut Iswari dan Amanah (2018) kinerja bank adalah gambaran mengenai baik buruk
kinerja bankterkait tingkat keberhasilan yang dicapai bank dalam menjalankan kegiatan
opersaionalnya. Dengan kata lain semakin baik kinerja keuangan suatu bank maka bank tersebut
akan semakin sehat. Pengukuran profitabilitas bank dapat ukur dari berbagai macam rasio, seperti
1) Return on Assets (ROA); 2) Return on Equity (ROE), 3) Net Profit Margin (NPM), dan 4)
Rasio Biaya Operasional (Dendawijaya, 2003).
Return on Assets (ROA)merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur
secara keseluruhan kemampuan bank di dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia (Siamat, 2005). Dapat dikatakan jika return on assets (ROA) suatu bank
semakin tinggi, maka tingkat keuntungan yang diperoleh oleh bank tersebut semakin tinggi pula
serta posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset akan semakin baik juga (Paramitha dan
Astuti, 2018).
e-ISSN 2774-7085 Widya Amrita:Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata
Pebruari 2022, Vol. 2(No. 1): Hal 21-32
Ni Nyoman Sri Wahyuni dan I Gusti Ayu Wimba | 24
Return on Equity (ROE) adalah rasio yang berfungsi menggambarkan kemampuan suatu
bank dalam memberi keuntungan bagi pemegang saham biasa (pemilik modal) dengan
menunjukkan laba bersih yang tersedia untuk modal pemegang saham yang telah digunakan
perusahaan(Almira dan Wiagustini, 2020). Dapat dikatakan jika return on equity (ROE) yang
tinggi mencerminkan bank berhasil menghasilkan keuntungan dari modal sendiri.
Net profit margin (NPM) merupakan suatu hubungan antara laba bersih setelah pajak
dengan penjualan yangmenggambarkan kemampuan manajemen bankdalam menjalankan
kegiatan operasionalnya sampai dapat dikatakan cukup berhasil dalam memulihkan ataupun
mengendalikan bunga pinjaman serta pajak sedangkan Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional (BOPO) merupakan rasio yang digunakan untuk membandingkan antara pendapatan
operasional dengan beban operasional dalam mengukur tingkat efesiensi (Kasmir, 2012)
Hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perbedaan CAR antara Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional
Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap profitabilitas disebabkan adanya
faktorsuku bunga dana yang tinggi melebihi suku bunga pinjaman sehingga modal perbankan
menjadi menipis, sehingga mengakibatkan terjadinya negatif spread yang mana peningkatan suku
bunga dana lebih cepat dari peningkatan suku bunga pinjaman. Dapat diartikan bahwa turunnya
kepercayaan masyarakat terhadap bank yang pada akhirnya dapat menurunkan profitabilitas
merupakan dampak dari rendahnya Capital Adequacy Ratio (CAR). Pernyataan tersebut
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Muchlish dan Umardani, (2016); Solikah et al.,
(2017); Thayib et al., (2017) yang menyatakan bahwa nilai CAR antara Bank syariah dengan
Bank Konvensional terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan paparan serta temuan-
temuan tersebut, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1 : Terdapat perbedaan CAR antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional.
2. Perbedaan NPM antara Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional
Rasio Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang berfungsi untuk menunjukan hasil
dari penjualan yang diukur melalui seberapa besar presentase laba bersih penjualan. Semakin
besar rasio Net Profit Margin (NPM), maka dianggap kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba yang tinggi semakin baik. Hubungan antara penjualan bersih dengan laba
bersih sisa pajak menunjukan bahwa dalam mengatur jalannya kegiatan operasional sebuah bank,
manajemen didalam bank tersebut dapat dikatakan cukup berhasil dalam menyisakan margin
tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk
suatu resiko. Pernyataan tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Penelitian
e-ISSN 2774-7085 Widya Amrita:Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata
Pebruari 2022, Vol. 2(No. 1): Hal 21-32
Ni Nyoman Sri Wahyuni dan I Gusti Ayu Wimba | 25
yang dilakukan Yanti dan Rozalina, (2015) menyatakan bahwa nilai NPM antara Bank Syariah
dengan Bank Konvensional terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan paparan serta
temuan-temuan tersebut, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini sebagai berikut:
H2 : Tidak terdapat perbedaan NPM antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional.
3. Perbedaan ROA antara Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional
Return On Asset (ROA) berfungsi sebagai analisis yang biasa digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu bank dalam menghasilkan laba pada masa lalu. Manfaat dari Return On Asset
(ROA) sendiri dapat diproyeksikan ke masa depan guna melihat kemampuan bank menghasilkan
laba di masa yang akan datang. Jika semakin tinggi kemampuan bank dalam menghasilkan
pendapatan, hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin efisien perputaran aset bank, yang
berdampak secara langsung terhadap peningkatan nilai bank. Bank yang mengalami
ketidakstabilan pada return on assets (ROA) dan perbandingan total aset lebih besar jika
dibandingkan laba bank mengindikasikan bahwa bank tersebut secara efektif belum mampu
mengelola asetnya.
Pernyataan tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang
dilakukan Penelitian yang di lakukan Muchlish dan Umardani, (2016); Yanti dan Rozalina,
(2015) menyatakan bahwa nilai ROA antara Bank Syariah Dengan Bank Konvensional terdapat
perbedaan yang signifikan. Berdasarkan paparan serta temuan-temuan tersebut, maka hipotesis
ketigadalam penelitian ini sebagai berikut:
H3 : Terdapat perbedaan ROA antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional.
4. Perbedaan BOPO antara Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional
Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) berfungsi untuk
menunjukkan seberapa besar kemampuan bank dalam menekan biaya operasionalnya di dalam
satu pihak, dan seberapa besar kemampuan bank dalam meningkatkan pendapatan operasional di
pihak lain. Pengaruh Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional terhadap kinerja
perbankan ditunjukkan pada seberapa besar bank dapat melakukan efisiensi terhadap biaya
operasional yang dikeluarkan. Pernyataan tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan
oleh Penelitian yang dilakukan Penelitian yang di lakukan Yanti dan Rozalina, (2015)
menyatakan bahwa nilai BOPO antara Bank Syariah dengan Konvensional terdapat perbedaan
yang signifikan. Berdasarkan paparan serta temuan-temuan tersebut, maka hipotesis
keempatdalam penelitian ini sebagai berikut:
H4 : Terdapat perbedaan BOPO antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional.
e-ISSN 2774-7085 Widya Amrita:Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata
Pebruari 2022, Vol. 2(No. 1): Hal 21-32
Ni Nyoman Sri Wahyuni dan I Gusti Ayu Wimba | 26
5. Perbedaan rasio LDR antara Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional
Loan Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang berfungsi memperlihatkan tingkat
likuiditas suatu bank. Semakin tinggi LDR maka laba bank mempunyai kemungkinan untuk
meningkat dengan catatan bahwa bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan optimal.
Pernyataan tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti dan Rozalina, (2015)
menyatakan bahwa nilai LDR antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional terdapat
perbedaan yang signifikan. Berdasarkan paparan serta temuan-temuan tersebut, maka hipotesis
kelimadalam penelitian ini sebagai berikut:
H5 : Terdapat perbedaan LDR antara Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional
Metode Penelitian
Kerangka, berpikir, dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2021
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa data laporan
keuangan dan rasio keuangan seperti CAR, NPM, BOPO, ROA, dan LDR pada perusahaan
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016 - 2019. Adapun yang
menjadi Sampel dalam penelitian adalah Bank Konvensional dan Bank Syariah. Bank
Konvensional yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu: 1) Bank Central Asia (BCA); 2)
Bank Negara Indonesia (BNI); 3) Bank Mandiri; 4) Bank Rakyat Indonesia (BRI); serta 5) Bank
Bank
LDR BOPO NPM ROA CAR
RasioKeuangan
LaporanKeuangan
BankKonvensional BankSyariah
e-ISSN 2774-7085 Widya Amrita:Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata
Pebruari 2022, Vol. 2(No. 1): Hal 21-32
Ni Nyoman Sri Wahyuni dan I Gusti Ayu Wimba | 27
Bukopin. Selajutnya Bank Syariah yang tercatat di Bursa efek Indonesia (BEI) yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini yaitu: 1)Bank Central Asia (BCA) Syariah; 2) Bank Negara
Indonesia (BNI) Syariah; 3) Bank Syariah Mandiri; 4) Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah; dan
5) Bank Syariah Bukopin.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas dan uji beda dua rata-rata.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelit ini menggunakan 10 perusahaan perbankan yang terdiri atas 5(lima) Bank
Konvensional dan 5(lima) Bank Syariah sebagai sampel. Data yang digunakan dalam penelitian
ini diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.com) berupa laporan tahunan
dan laporan keuangan perusahaan pada periode 2016 sampai dengan 2019.
Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Variabel BANK N Mean Std.
Deviation
CAR Bank Umum Syariah 20 21,44 7,10
Bank Konvensional 20 19,85 3,89
NPM BankUmum Syariah 20 2,93 2,87
Bank Konvensional 20 5,19 2,43
ROA Bank Umum Syariah 20 0,84 0,58
Bank Konvensional 20 2,25 1,63
BOPO Bank Umum Syariah 20 92,24 6,82
Bank Konvensional 20 69,87 21,02
LDR Bank Umum Syariah 20 82,32 6,96
Bank Konvensional 20 117,36 89,9
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diatas, didapatkan hasil sebagai berikut: 1)
mean pada bank umum syariah berdasarkan CAR sebesar 21,44%, sedangkan pada bank umum
konvensional sebesar 19,84%; 2) mean pada bank umum syariah berdasarkan NPM sebesar
2,93%, sedangkan pada bank umum konvensional sebesar 5,18%, 3) mean pada bank umum
syariah berdasarkan ROA sebesar 0,83%, sedangkan pada bank umum konvensional sebesar
2,25%; 4) mean pada bank umum syariah berdasarkan BOPO sebesar 92,24%, sedangkan pada
bank umum konvensional seebsar 69,87%, dan 5) mean pada bank umum syariah berdasarkan
LDR sebesar 82,32%, sedangkan pada bank umum konvensional seebsar 117,36%.
e-ISSN 2774-7085 Widya Amrita:Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata
Pebruari 2022, Vol. 2(No. 1): Hal 21-32
Ni Nyoman Sri Wahyuni dan I Gusti Ayu Wimba | 28
Tabel 3. Hasil Uji Kolmogorov–Smirnov
No Variabel NilaiSig Keterangan
1 CAR 0,411 Normal
2 NPM 0,103 Normal
3 ROA 0,297 Normal
4 BOPO 0,373 Normal
5 LDR 0,000 Tidaknormal
Sumber: Data Diolah, 2021
Variabel CAR, NPM, ROA, dan BOPO dari hasil Uji Kolmogorov–Smirnov pada Tabel
4.2 diatas, dapat diketahui memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga data dapat
dinyatakan berdistribusi normal karena memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Sedangkan
variabel LDR memiliki nilai signifikan kurang dari 0,05 yang artinya data tidak berdistribusi
normal.
Tabel 4. Nilai t-hitung
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
T
df
Sig.(2-
tailed)
Mean
Difference
Std.
ErrorDiffe
rence
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
CAR Equal variances
assumed 4,299 ,045 ,881 38 ,384 1,59500 1,81035 -2,06986 5,25986
Equal
variances not
assumed
,881 29,454 ,385 1,59500 1,81035 -2,10511 5,29511
NPM Equal variances
assumed 4,229 ,047 -2,685 38 ,011 -2,25850 ,84116 -3,96134 -,55566
Equal
variances not
assumed
-2,685 37,019 ,011 -2,25850 ,84116 -3,96283 -,55417
ROA Equal variances
assumed 38,433 ,000 -3,649 38 ,001 -1,41550 ,38794 -2,20084 -,63016
Equal
variances no
tassumed
-3,649 23,762 ,001 -1,41550 ,38794 -2,21659 -,61441
BOPO Equal variances
assumed 2,772 ,104 4,526 38 ,000 22,36700 4,94189 12,36266 32,37134
Equal
variances not
assumed
4,526 22,950 ,000 22,36700 4,94189 12,14268 32,59132
Sumber: Data Diolah, 2021
1. Perbedaan Capital Adequacy Ratio (CAR) antara Bank Umum Syariah dengan Bank
Konvensional
Berdasarkan tabel 4, CAR pada bank umum syariah menunjukkan nilai thitung sebesar
0,881 serta sig sebesar 0,384 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Ini mengindikasikan bahwa
tidak ada perbedaan CAR antara bank umum syariah dengan bank konvensional. Mean Bank
e-ISSN 2774-7085 Widya Amrita:Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata
Pebruari 2022, Vol. 2(No. 1): Hal 21-32
Ni Nyoman Sri Wahyuni dan I Gusti Ayu Wimba | 29
Umum Syariah berdasarkan variable CAR lebih tinggi dari Bank Umum Konvensional, Sehinga
dapat dinyatakan bahwa kinerja Bank Umum Syariah dalam hal pengelolaan modal menghadapi
segala kemungkinan resiko kerugian yang disebebkan karena adanya faktor kegagalan dalam
pemberian pembiayaan lebih baik dibandingkan kinerja Bank Umum Konvensional.
Dengan upaya menahan laju penyaluran cicilan ataupun pembiayaan maupun dengan
meningkatkan laba ditahan agar permodalannya semakin kuat merupakan hal yang dapat
diusahakan baik Bank Umum Konvensional maupun Bank Umum Syariah dalam memperkuat
ataupun meningkatkan CAR. Dengan demikian bank memiliki dana cadangan dalam
menanggung resiko kegagalan cicilan maupun pengeluaran yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Hasil penelitian ini mendukungpenelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arinta, (2016)yang
menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional.
2. Perbedaan rasio Net, Profit Margin (NPM) antara Bank Umum Syariah dengan Bank
Konvensional
Mean pada bank umum syariah dilihat dari variabel NPM sebesar 2,93 persen, sedangkan
pada bank umum konvensional sebesar 5,18 persen sehingga NPM pada bank umum
konvensional memiliki nilai mean lebih tinggi jika dibandingkan dengan bank umum syariah.
Dengan demikian terdapat perbedaan antara Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional
dimana hal tersebut juga dipertegas kembali dengan ditemukannya nilai thitung sebesar -2,6811
serta sig sebesar 0,011 sehingga H0 ditolak dan H2 diterima. Ini mengindikasikan bahwa ada
perbedaan rasio NPM antara bank umum syariah dengan bank konvensional.
Rasio NPM yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Rasio ini sangat penting bagi manjer operasi karena mencerminkan
strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk
mengendalikan beban usaha. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja
keuangan Bank Konvensional pada aspek manajemen lebih baik jika dibandingkan dengan bank
syariah. Hasil penelitian ini bersesuaian dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Yanti dan
Rozalina, (2015) yang menyebutkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara bank syariah
dan bank konvensional dilihat dari NPM.
3. Perbedaan rasio Return On Asset (ROA) antara Bank Umum Syariah dengan Bank
Konvensional
ROA pada bank umum syariah menunjukkan mean sebesar 0,83 persen, sedangkan pada
bank umum konvensional sebesar 2,25 persen. ROA pada bank umum konvensional memiliki
e-ISSN 2774-7085 Widya Amrita:Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata
Pebruari 2022, Vol. 2(No. 1): Hal 21-32
Ni Nyoman Sri Wahyuni dan I Gusti Ayu Wimba | 30
nilai mean lebih tinggi daripada bank umum syariah Dengan demikian terdapat perbedaan antara
Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional dimana hal tersebut juga dipertegas kembali
dengan ditemukannya nilai thitung sebesar -3,649 serta sig sehingga 0,001 berarti H0 ditolak dan
H3 diterima, artinya ada perbedaan perbedaan ROA antara bank umum syariah dengan bank
konvensional.
Dengan demikian kinerja keuangan pada Bank konvensioal dapat dinyatakan lebih unggul
jika dibandingkan kinerja keuangan bank syariah jika ditunjau dari ROA. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Muchlish dan Umardani, (2016);
Yanti dan Rozalina, (2015) yang menyebutkan bahwa ada perbedaan yang signifikan kinerja
keuangan perbankan antara bank syariah dan bank konvensional dilihat dari ROA.
4. Perbedaan rasio Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) antara Bank
Umum Syariah dengan Bank Konvensional
BOPO pada bank umum syariah menunjukkan mean sebesar 92,24 persen, sedangkan
pada bank umum konvensional sebesar 69,87 persen. Rasio BOPO pada bank umum syariah
memiliki nilai mean lebih tinggi daripada bank umum konvensional. Secara statistik deskriptif
telah menunjukkan ada perbedaan, dan dipertegas pada pengujian nilai thitung sebesar 4,526
dengan nilai sig 0,000 berarti H0 ditolak dan H4 diterima, artinya ada perbedaan perbedaan rasio
biaya operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) antara bank umum syariah dengan
bank konvensional.
Dengan demikian kinerja keuangan pada Bank konvensioal dapat dinyatakan lebih unggul
jika dibandingkan kinerja keuangan bank syariah jika ditunjau dari BOPO. Hasil penelitian ini
bersesuaian dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Muchlish dan Umardani, (2016) yang
menyebutkan bahwa ada perbedaan yang signifikan kinerja keuangan perbankan antara bank
syariah dan bank konvensional dilihat dari BOPO.
5. Perbedaan Loan to Deposit Ratio (LDR) antara Bank Umum Syariah dengan Bank
Konvensional
LDR pada bank umum syariah menunjukkan mean sebesar 82,32%, sedangkan pada bank
umum konvensional sebesar 117,36%. LDR pada bank umum konvensional memiliki nilai mean
lebih tinggi daripada bank umum syariah. Perbedaan tersebut dipertegas dengan pengujian Nilai
Mann Whitney t-hitung sebesar 117 dan nilai sig sebesar 0,024 lebih kecil dari 0,05 berarti H0
ditolak dan H5 diterima. Artinya ditemukan adanya perbedaan LDR antara bank umum syariah
dengan bank konvensional.
e-ISSN 2774-7085 Widya Amrita:Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata
Pebruari 2022, Vol. 2(No. 1): Hal 21-32
Ni Nyoman Sri Wahyuni dan I Gusti Ayu Wimba | 31
Dengan demikian kinerja keuangan pada Bank konvensioal dapat dinyatakan lebih unggul
jika dibandingkan kinerja keuangan bank syariah jika ditunjau dari ROA. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Yanti dan Rozalina, (2015) yang
menyebutkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara bank syariah dan bank konvensional
dilihat dari LDR.
Simpulan
Simpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil analisia adalah sebagai berikut: 1)
Berdasarkan Capital Adequacy Ratio (CAR), tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional; 2) Berdasarkan Net Profit Margin (NPM),
terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional; 3)
Berdasarkan Return On Asset (ROA), terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Umum
Syariah dengan Bank Konvensional; 4) Berdasarkan Biaya Operasional dibanding Pendapat
Operasional (BOPO), terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Umum Syariah dengan
Bank Konvensional; 5) Berdasarkan Loan to Deposit Ratio (LDR), terdapat perbedaan yang
signifikan antara Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional.
Adapun saran yang dapat peneliti berikan yaitu: 1) Dalam mengembangkan dan
meningkatkan kinerja bank serta mendapatkan kepercayaan yang tinggi nasabah, Bank Umum
Konvensional diharapkan dapat terus menjaga kestabilan dan lebih meningkatkan kinerjanya lagi
dari masing-masing rasio yang dimiliki; 2) Agar dapat terus berkembang dan bersaing serta terus
dapat mempertahankan loyalitas nasabah, Bank Umum Syariah diharapkan rutin melakukan
peningkatan dan evaluasi kinerja pada setiap rasio yang dimiliki.
Daftar Pustaka
Almira, N. P. A. K., dan Wiagustini, N. L. P. (2020). Return on Asset, Return on Equity, Dan
Earning Per Share Berpengaruh Terhadap Return Saham. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 9(3), 1069.
Arinta, Y. N. (2016). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri). Muqtasid:
Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 7(1), 119.
Dendawijaya, L. (2003). Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia.
e-ISSN 2774-7085 Widya Amrita:Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata
Pebruari 2022, Vol. 2(No. 1): Hal 21-32
Ni Nyoman Sri Wahyuni dan I Gusti Ayu Wimba | 32
Iswari, P. W., dan Amanah, A. (2018). Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah: Negara vs
Swasta. Islaminomics: Journal of Islamic Economics, Business and Finance, 6(2).
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada.
Muchlish, A., dan Umardani, D. (2016). Analisis PerbandinganKinejra Bank Syariah dan Bank
Konvensional Di Indonesia. Jurnal Manajemen Dan Pemasaran Jasa, 9(1), 129–156.
Novianti, M. (2019). Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Bank
Konvensional Menggunakan Rasio Camel. Jurnal Fairness, 9, 127–136.
Paramitha, D. A., dan Astuti, P. (2018). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Bank
Syariah dan. Jurnal Akuntansi & Ekonomi FE UN PGRI Kediri, 3(2), 38–50.
Putri, Annastasya Meisa, dan Iradianty, A. (2020). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional 2015-2019. Jurnal Mitra Manajemen,
4(8), 1103–1117.
Siamat, D. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan (Edisi Keem). Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Solikah, H. M., Mardani, R. M., dan Wahono, B. (2017). Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia (Studi
Empiris Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia). Warta Ekonomi, 07(17), 20–
32.
Thayib, B., Murni, S., dan Maramis, J. B. (2017). Comparative Analysis of Financial
Performance of Islamic and Conventional Banks. Jurnal EMBA, 5(2), 1759–1768.
Yanti, N., dan Rozalina, Y. (2015). Perbankan Konvensional Dan Perbankan Syariah Yang
Listed Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Bank Bri Dan Bank Panin Syariah)
Comparison Analysis Of Financial Performance Between Conventional And Islamic
Banking Are Listed In Indonesia Stock Exchange (. 1(2), 37–56.
Yaya, R. (2014). Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer. Salemba Empat.
Zakaria, E. R. (2014). Analisis Posisi Kinerja Keuangan Antara Bank Syariah Dan Bank
Konvensional Di Indonesia. 2(4), 258–268.