Gumar Jaya Saleh SpBSRS. OTORITA BATAM
TREPANASI JAMAN DULU
TREPANASI JAMAN DULU
Anatomi
PEMERIKSAAN NEUROLOGISGCS
EYE
MOVE
VERBAL4. Persuit3. EOM intac, reactive pupil2. Fixed pupil/ EOM impaired1. Fixed pupil and EOM paralyz
4. Flaxe and extensi3. With paintfull stimuli2. Hypertonic1. Flacid
3. Cries2. Spontaneus respiration1. Apnoe CCS
OpiatEnselopati metabolikLesi destruktif ponsHerniasi lobus temporalPerfusi serebral
REFLEK CAHAYA
Gerak bola mataAktifitas fungsional batang otak( formatio retikularis)
CEREBRI
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
CKR
CKS
CKBGCS 13-15Pingsan - / 10 menitAda kelainan pada pem. neurologisGCS
PENGELOLAAN DI UGD
CKR (GCS 13-15)Pasien dalam keadaan sadara. Simple Head Injury Tanpa deficit neurology perawatan luka Pemeriksaan radiology hanya atas indikasi Pasien dipulangkan & keluarga diminta observasi kesadaran bila curiga kesadaran menurun segera kembali ke RS
CKR (GCS 13-15)Kesadaran Terganggu Sesaat Pasien mengalami penurunan kesadaran sesaat setelah trauma sadar kembali saat diperiksa. Dibuat foto kepala. Rawat luka Pasien pulang observasi bila curigakesadaran menurun segera kembali ke RS
CKR (GCS 13-15)Pasien dengan kesadaran menurun Dilakukan pemeriksaan fisik, rawat luka, foto kepala Istrahat baring mobilisasi bertahap terapi simptomatik Observasi minimal 24 jam di RS bila curiga hematoma skennig otak.
CKS (GCS 9-12)Urutan tindakan : Periksa & atasi gangguan Airway, Breathing, Circulation. Periksa kesadaran, pupil, tanda fokal serebral & cedera organ lain. Bila curiga fraktur tulang servical & / tulang ekstremitas. Fiksasi leher dengan pemasangan kerah leher / fiksasi ekstremitas. Foto kepala / skenning kepala & bagian tubuh lain.
Trauma Kepala Berat (GCS = 3 8)
Pasien biasanya disertai cedera multiple Bila ada fraktur servikal pasang / fiksasi leher. Luka terbuka & perdarahan dirawat. Pasien sering dalam keadaan hipoksi, hipotensi & hiperkapne akibat gangguan kardiopulmoner.
Trauma Kranio Serebral Berat (GCS = 3 8)
RiwayatStabilisasi Kardiopulmoner Pemeriksaan Umum Tindakan Emergensi Untuk Cedera Yang Menyertai:- Trakheostomi- Tube dada- Stabilisasi leher: kolar kaku- Parasentesis abdominal Pemeriksaan Neurologis
URUTAN TINDAKAN MENURUT PRIORITAS
anamnesisSifat kecelakaanWaktu Ada tidaknya benturan
Rontgen kepalaAP/Lat- defisit neurologik fokal- liquorrhoe- dugaan trauma tembus/ fr. Impresi- hematoma luas
FRAKTUR LINEAR
FRAKTUR DIASTASE
FRAKTUR DEPRESI
CT ScanIndikasi
GCS< 15 2 jam pasca traumaGCS< 13 saat pertama kali diperiksa
ALAT CT SCAN
CT SCAN NORMAL
EPIDURAL HAEMATOMA
EPIDURAL HAEMATOMA
EPIDURAL MINIMAL
EPIDURAL HEMATOMA
SUBDURAL HAEMATOMA
Subdural hematom
INTRA CEREBRAL HAEMATOMA
INTRA CEREBRAL HAEMATOMA
SAH
TERAPI KONSERVATIFTekanan Intra Kranial meninggi (TIK)TIK normal : 0 15 mmHgTIK > 20 mmHg harus diturunkan dengan : Hiperventilasi Terapi diuretic Diuretik Osmotik (manitol 20%) Dosis : 0,5 1 gr/kgBB dalam 30 menit (bolus) dilanjutkan 6 jam kemudian dengan dosis 0,25 0,5 gr/kgBB. Posisi tidur Bagian kepala ditinggikan 20 30
Manitol- osmosis diuretik- menurunkan hematokrit- menurunkan viskositas- meningkatkan aliran darah serebral- 1g/kgBB
Keseimbangan cairan elektrolit
Yang dipakai NaCl 0,9%, ringer laktat jumlah sehari 1500 2000 ml.Setelah 3 4 hari dimulai makanan peroral melalui pipa nasogastrik.
Kortikosteroid Kortikosteroid diberikan pada kasus selektf, terutama pada kasus cedera kranioserebral berat. Pemberian kortikosteroid ini masih controversial.
Terapi Prevensi kejang fenitoin/ karbamazepin
Nutrisi :Kebutuhan Kalori 25 30 Kcal/KgBB/Hr Protein 1,5 2 gr/KgBB/Hr Karbohidrat 75 100 gr/Hr (7,2 gr/KgBB/Hr) Lipid 10 40 % kebutuhan kalori / hari Kebutuhan energi rata-rata pada cedera kranio serebral berat meningkat rata-rata 40%.
- masa hematoma 40 cc- masa, dengan pergeseran garis tengah > 5mm - EDH dan SDH > 5mm, GCS 8- penurunan kesadaran progresif- TIK > 25 mmHg
Kejang pasca traumaDemam dan mengigilHidrosefalusSpastisitasAgitasiGangguan mood, tingkah laku dan kognitif
KOMPLIKASI CEDERA KEPALA
TERIM AKASIH