+ All Categories
Home > Documents > Crs Spondilitis 2

Crs Spondilitis 2

Date post: 06-Jul-2018
Category:
Upload: bagus-wanda-habibullah
View: 217 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 52

Transcript
  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    1/52

    CRS DAN CSS

    NYERI PUNGGUNG, KAKI

    BERGETAR SAAT BERJALAN DAN

    BENJOLAN DI PUNGGUNGSUSPECT SPONDILITIS TB

    Presentan:

    1. Nunie Ismi Amri (12100112015)

    Partisipan:1. Novan Ardiansyah (12100112043)

    2. Kurnia Tejawati (1210011204040)

     3. Marizca Saras Chitra (12100112004)

     4. Ismail Harun Ziha (12100112005)

    Preseptor:

    Unang, dr., SpBO

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    2/52

    KASUS

    Identitas

    Nama : Tn. H

    Usia : 25 tahun

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan

    nyeri punggung bawah sejak 2 hari sebelumnya.

    Nyeri bersifat panas, hilang timbul, timbulterutama saat duduk lama.

    Pasien juga mengeluh kaki bergetar terutama

    saat digerakkan yang bersifat tidak disadari.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    3/52

    KASUS

    (Saat di bangsal 10 November 2012)

    Pasien mengeluhkan sulit berjalan karena kaki bergetar

    setiap kali digerakkan

    Keluhan ini sudah dirasakan pasien sejak 1 tahun sebelum

    dirawat di rumah sakit.Kaki bergetar ketika digerakkan, bersifat tidak disadari,

    yang mana otot-otot kaki terasa berkontraksi sebentar-

    sebentar dan akan menghilang bila kaki tidak digerakkan.

     Keluhan tersebut didahului dengan kaki yang tidak bisabergerak sama sekali selama satu tahun sebelumnya,

    bersifat tiba-tiba, ada demam, berkeringat malam disangkal,

    batuk lama disangkal. Setelah pengobatan selama 1 tahun

    kaki bisa digerakkan kembali namun kaki bergetar.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    4/52

    TIME LINE PASIEN

    2th yg 1 th yg 2 hr Saat di

    Lalu lalu SMRS Bangsal

    Kaki tdk - Kaki bsa - nyeri -kaki bergetarBsa di- digerak- punggung - tdk disadari

     Gerakkan kan bawah - timbul saat

    Tiba2 - (+) kaki - sifat: panas digerakkan(+) demam bergetar - timbul - menghilang

    Keringat↑(-) - tidak saat duduk saat istiraht

    Batuk (-) disadari lama

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    5/52

    Pasien mengeluhkan nyeri punggung bawah,

    terasa panas, hilang timbul ,timbul saat duduk

    lama, sejak dua tahun yang lalu.

    Pasien tidak mengeluhkan ada demam, mual,

    muntah, gangguan buang air besar dan buang

    air kecil.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    6/52

    Pasien juga mengeluhkan ada benjolan di

    punggung sejak 2 tahun yang lalu, saat 2 tahun

    lalu tersebut terdapat demam. Pasien

    menyangkal pernah mengalami batuk lama dan

    sering berkeringat pada malam hari sertapenurunan berat badan disangkal.

    Tidak terdapat riwayat trauma, penyakit serupa

    pada keluarga. Riwayat pernah menderita

    penyakit serupa sebelumnya disangkal.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    7/52

    PEMERIKSAAN FISIK

    Keadaan umum : sakit sedang

    Kesadaran : compos mentis

    Gizi : kesan cukup

    Tanda vital : TD : 120/80 RR: 24x/mnt

      N: 88x/mnt S: 35,8°C

    Kepala : konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

    Leher: JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran

    KGB

    Toraks : bentuk dan gerak simetris   Pulmo : sonor; VBS kiri = kanan

      Cor : bunyi jantung murni reguler

     Abdomen: datar, lembut, timpani, BU (+)

      normal

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    8/52

    Punggung: 

    Terdapat penonjolan (kifosis) setinggi T 7-10, sudut

    maksimul terdapat pada sudut yang dibentuk T7 dan8, nyeri tekan (-)

    Ekstremitas : edema -/-, sianosis -/-, akral hangat,

    capilary refill

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    9/52

    STATUS LOKALIS

    PADA EKSTREMITAS BAWAH

    Sensorik : +/+

    Motorik : +/+ dengan nilai 5/5. Setelah dilakukan

    tes motorik kaki pasien mengalami tremor

    sekitar 10 detik, otot teraba berkontraksi

    sebentar-sebentar (clonus).

     Kaki mengalami tremor saat difleksikan.

    Tes Babinski refleks: +/+. Setelah dilakukan tes

    babinski refleks kaki pasien mengalami tremor

    sekitar 5 detik.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    10/52

    DK: Spondilitis Suspect TB

    DD: Osteomyelitis

      Tumor Tulang

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    11/52

    DIAGNOSIS BANDINGCongenital: Lemah karena pasien berusia 25 tahun

    Infeksi

    a. Spondilitis terutama pada saat 2 tahun yang lalu, yaitu pasien

    mengalami demam, serta terdapat kifosis pada vertebrae setinggi T

    7-10. pada kasus cukup kuat mengarah ke spondilitis karena

    ditemukan gibus, gangguan motorik (radikulopati) dan ganggunan

    UMN (clonus, (+) patologik refleks (refleks babinski)

    b. Osteomyelitispada osteomielitis terdapat pembengkakan lokal dan

    nyeri tekan. pada kasus lemah karena tidak terdapat tanda-tanda

    peradangan dan tidak terdapat nyeri tekan.

    .Neoplasia:Tumor tulang ditemukan masa pada tulang, dapatterasa nyeri bisa juga tidak pada kasus masih mungkin untuk

    memastikan perlu pemeriksaan x-ray.

    .Trauma :Lemah karena pada paasien tidak ada riwayat trauma

    sebelumnya.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    12/52

    USULAN PEMERIKSAAN

    Pemeriksaan lab lengkap untuk melihat

    adakah tanda-tanda infeksi

    Foto vertebra lateraluntuk melihat gambaran

    gibus pada vertebra dan memastikan adakah

    tumor pada tulang.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    13/52

    RENCANA TERAPI

    a. Medikamentosa

    1. Obat Anti Tuberkulosis

    PANDUAN OAT (OBAT ANTI TUBERCULOSIS) PADA TB

    PARU (WHO 1993) 

     Pada kasus pasien termasuk pengobatan kategori 3.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    14/52

    2. Kortikosteroid untuk mengurangi proses

    imun berlebih terhadap infeksi TB ke vertebra.

    3. Analgetik

    4. Diberikanhistamine H2-receptor antagonist (Ketorolac 2X1 IV) untuk menghambat

    produksi asam lambung untuk mencegah

    kerusakan lambung karena efek samping obat

    analgetik (NSAID).

    http://en.wikipedia.org/wiki/Histaminehttp://en.wikipedia.org/wiki/H2-receptor_antagonisthttp://en.wikipedia.org/wiki/H2-receptor_antagonisthttp://en.wikipedia.org/wiki/H2-receptor_antagonisthttp://en.wikipedia.org/wiki/H2-receptor_antagonisthttp://en.wikipedia.org/wiki/H2-receptor_antagonisthttp://en.wikipedia.org/wiki/H2-receptor_antagonisthttp://en.wikipedia.org/wiki/Histamine

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    15/52

    b. Non medikamentosa

    Decompression dan fusion

    Tujuan :

    Memberikan stabilitas pada vertebrae

    Mengurangi rasa sakit akibat penekanan saraf

    Mekanisme :

    Tekanan jaringan saraf dikurangi dengan prosedur

    decompression yang diantaranya pemotongan IV disc

    dan facet joint dan ligament dimana lebih baikdilakukan dari posterior.

    Tambahkan proses fusi dengan menambahkan Bone

    graft dan membuat keseimbangan dengan

    menggunakan skrup dan besi seperti sangkar.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    16/52

    PROGNOSIS

    Quo ad vitam : dubia ad bonam

    Quo ad functionam : dubia ad malam

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    17/52

    BACK DAN VERTEBRAE

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    18/52

    BAGIAN

    a. Kulit dan jaringan subkutan

    b. Otot :

    .Superficial : memposisikan dan pergerakan limbs.

    .Deeper layer : true back muscle : pergerakan dan mengatur posisi

    axial dari skeleton (postur)

    c. Verterbra column :

    . Vertebrae

    .Intervertebrae(IV) disc

    . Associated ligament

    d. Ribs (pada daerah thorax)

     e. Spinal cord dan meninges

     f. Nerve dan pembuluh darah

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    19/52

     Vertebrae dan IV disc membentuk vertebral column (spine)

    Memanjang dari cranium (skull)ke apex coccyx (main axial

    skeleton)

    Normalnya pada dewasa 72-75 cm

    Fungsinya :

    Melindungi spinal cord dan spinal nerve

    Menopang berat badan bagian superior tubuh sampai

    pelvis

    Menyediakan daerah rigid dan flexible axis dari tubuh dan

    basis dari kepala dan pivots

    Fungsi penting untuk postur dan locomotion (perpindahan)

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    20/52

     VERTEBRAE

    Vertebral column (dewasa) 33

    7 cervical

    12 thoracic

    5 lumbar5 sacral

    4 coccyx

     Articulated at synovial zygopophysial joint

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    21/52

    STRUKTUR

    Vertebra body 

    Vertebra arch 

    7 processes 

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    22/52

     VASKULARISASI VERTEBRAE

     Arteri

     Vertebrae disuplai oleh cabang dari segmental

    vessels:

     Vertebral dan accending cervical arteries leher

    Posterior intercostals arteriestoraks

    Iliolumbar dan lateral dan medial sacral arteriespelvis.

     Vena

    Spinal veins dari venous plexuses sepanjangvertebral column baik di dalam dan diluar

    vertebral canal adalah internal vertebral venous

    plexus dan ekxternal vertebral venous plexuse.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    23/52

    PERSYARAFAN VERTEBRAE

     Vertebral column

    diinervasi oleh

    meningeal branches of

    the spinal nerves.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    24/52

    HISTOLOGI TULANG

    osteoblas

    untuk mensintesis

    komponen organic

    matriks tulang

    osteositterdapat dalam lacuna

    (rongga) di antara

    lamel-lamel

    osteoklas

     sel raksasa berinti banyakyang berperan pada

    resorpsi dan pembentukan

    kembali jaringan tulang.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    25/52

    BACK PAIN

    Merupakan rasa nyeri pada bagian back yang biasanya

    berasal dari otot, saraf, tulang, sendi dan struktur lainnya

    seperti spine.

    Etiologi back pain :

    Kelainan kongenital

    Trauma dan gangguan mekanis

    Radang (inflamasi) baik spesifik ataupun aspesifik

    Neoplasma baik jinak ataupun ganas

    Gangguan metabolikDegenerasi

    Kelainan pada alat-alat visera dan retroperineum seperti

    alat-alat repro ataupun alat-alat dalam lainnya.

    Kelainan biomekanik yang merupakan gangguan tersering

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    26/52

    SPONDYLITIS TB

    Definisi

    Spondylitis merupakan peradangan atau infeksi

    pada vertebra yang disebabkan oleh kuman yang

    spesifik maupun non spesifik.

    Spondylitis TB merupakan peradangan atau

    infeksi vertebra spesifik yang disebabkan oleh

     Mycobacterium tuberculosa.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    27/52

    EPIDEMIOLOGY

    Pada Negara berkembang penyakit ini biasanya

    menyerang remaja atau dewasa muda

    Pada populasi penduduk asli USA, biasanya

    penyakit ini menyerang orang tua (older); keculai

    untuk orang-orang yang berada dalam kondisi

    'immunosupressed'.

    1%-3% pasien dengan tuberculosis pulmonal

    atau ekstrapulmonal memiliki osseus infection.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    28/52

    CLINICAL MANIFESTATION

    Pada stadium aktif:malaise, penurunan berat badan,

    penurunan nafsu makan, berkeringat pada saat malam hari

    dan peningkatan temperatur tubuh pada saat sore hari.

    Spine:kaku dan terasa sakit pada saat bergerak dengan

    localized kyphotic deformity yang terasa lunak pada saat

    perkusi.Spasm otot-otot vertebral 

    Secara klinis terdapat'cold abscess'.

    Beberapa gejala di atas bisa jadi tidak ada meskipun pada

    kasus penyakit vertebra yang aktif.

    Riwayat tuberculousis pada pasien atau keluarganya akan

    meningkatkan kecurigaan pada spondylitis TB.

    Rasa sakit yang terlokalisirmerupakan keluhan yang

    paling sering muncul spasm otot, 'tenderness' dan

    pembatasan pergerakan pada segmen-segmen yang terkena.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    29/52

    Kyphosisatau pembentukangibbus muncul

    setelah penyakit berkembang lebih lanjut.

    Pasien dengan 'angulation' yang lebihbesar 

    memiliki insidensi terhadapketerlibatan

    neurologis yang lebih besar.

    Jarang terdapat scoliosis, 'flank mass' atau 'groin

    mass' terlihat pada sedikit pasien.

    Spasm atau kontraktur pada psoas muscle

    mengakibatkan 'flexed deformity' pada pinggul.

    Psoas abscess bisa tersasa pada daerah paha

    dikarenakan penetesan pus sepanjang tendon.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    30/52

    Kompresi pada spinal cord dan rootkarena:abscess extradural dan paraspinal yang meluas secara

    intraspinal

    granuloma yang mengelilingi cord sequestered bone atau IV discpathological subluxation (dislokasi tidak lengkap atau

    sebagian) pada vertebraepenegangan spinal cord di sekitar tepi tulang dan fibrosa.

    Komplikasi terakhir paraplegia (setelah resolusi tulang

    pada active tuberculous infection telah terjadi)Paraplegiabisa sebagai keluhankarena keluhan awal (rasa

    sakit dan spasm) diabaikan oleh pasien khususnya di negara

    berkembang.Terlihat 'draining sinuses' dengan atau tanpa berhubungandengan spinal canal.Non-compressive radiculomyelopathy penyebaran infeksi

    secara langsung dari tulang melalui duramatter dengan

    melibatkan spinal cord.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    31/52

     ABSCESS AND SINUSES

     Abscess atau sinuses bisa terdapat dalam daerah

    paraspinal,posterior/anterior cervical

    triangle, sepanjangintercostal space.

     Abscess darilumbar spine dapat menurun ke

    lembaranpsoasterpalpasi pada illiac fossa,

    pada lumbar triangle, pada bagian atas paha di

    bawah inguinla ligament atau terus menurun

    sampai ke lutut.

    Psoas abscessdapat menyebabkan kesalahandalam mendiagnosa; abscess ini dapat

    mengakibatkan'hip flexiondeformity' yang

    disebut 'pseudo-hip'.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    32/52

     VERTEBRAL LESION

    Jenis:

    1.Typical paradiscal lesion

    destruksi tulang sekitar dan plate pada vertebral

    body dan intervening disc.

    2.Central cystic

    Secara radiologist lytic lesion pada centrum atau

    concentric collapse

    3. Anterior type lesionHanya meliputi permukaan anterior

    4.Posterior spinal disease

    Meliputi pedicles, laminae, atau spinous process.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    33/52

    GAMBARAN HISTOLOGIK TB

    TULANG

    Terjadi reaksigranulomatous dan vasculitis.

    Root dan spinal dikelilingi oleh exudate dengan

    sekelilingnya jernih.

    Terlihat bentukanfrank tubercles.

    Bentukancentral caseosa necrosis

    dikelilingi giant cell dan epitheloid cell,

    dikelilingi sel mononuklear.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    34/52

    LABORATORY FINDINGS

     Darah

    Pada peripheral blood smearleucocytosis

    dengan relatif lymphocytosis.

    ↑ESR

    Mantoux test mayoritas positif tapi bisa jadi

    negatif (pada 20% kasus). Hasil negatif di dapat

    pada pasien dengan miliary tuberculousis dan

    supressed cellular immunity.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    35/52

    CSF

    Penampakannya bisa jernih sampai

    xantochromatic. Ketika dibiarkan pada

    temperatur ruanganakan terbentukclots.

    Terdapatpleocytosis dan yang dominant adalah

    lymphocytic dan mononuclear.Pada stadium acute terdapatneutrophilic

    ↑protein, ↓gula

    CSF ya

    Penunjukkantubercle bacili pada CSF

    merupakan tes konfirmasi yang absolute, tapi

    tergantung pada pengalaman obeserver dan

    stadium penyakit.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    36/52

    CHEST X-RAY

    Plain radiograph untuk seluruh spine

    Gambaran radiografi:

    Menunjukkanpenyempitan disc spacedi sekitar vertebrae

    yang terkena infeksi.Erosi pada vertebral body dengan

    complete collapse dapat terjadi sebagaimana penyakit

    berkembang.

    Jika yang terkena adalah bagian anterior vertebral body, maka

    akan mengakibatkankyphosis. Jika meliputi bagian lateral

    akan mengakibatkanscoliosis (jarang).

    Terlihatscalloping pada batas vertebral anterior.

    Paravertebral abscessterlihat sebagai fusiform atau

    pembengkakan globular dengan kalsifikasi pada kasus-kasus

    kronis.

    Psoas abscessterlihat sebagai bayangan jaringan lunak dari

    peningkatan densitas dengan atau tanpa kalsifikasi pada daerah

    tersebut.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    37/52

    Peningkatan kurvatur kifosis dari thoracic spine dengan

    angulasi

    Kolapsnya vertebra bodies thoracal, dan obliterasi/penyempitan

    intervertebral disc

    Jaringan lunak paraspinal bilateral/ paravertebral abscess

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    38/52

    PEMERIKSAAN FISIK

    Gibbuspenonjolan pada spine karena

    pembentukkan sudut yang tajam dari spine.

    Dapat dikarenakan congenital defect, fracture,

    atau spina TB.

    Metode pemeriksaan untuk menentukan level

    gibbus :

     X-ray.

    Ct-scan dan MRI (dilakukan bila ada indikasi

    cord compression)

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    39/52

    EXTRIMITAS

    Paraparesis (grade 3) :

    terdapat gangguan neurologis terutamauntuk motoris krn penekanan terhadap

    medulla spinalis

    Gangguan neurologis tidak berkaitan dengan

    beratnya kifosis yang terjadi, tetapi terutamaditentukan olehtekanan abses ke kanalis

    spinalis.

    Gangguan ini ditemukan 10% dari seluruh

    komplikasi spondilitis tuberkulosa.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    40/52

    PARAPARESIS

    Derajat I :kelemahan pada anggota gerak bawah terjadi

    setelah melakukan aktivitasatau setelah berjalan jauh.

    Pada tahap ini belum terjadi gangguan saraf sensoris.

    Derajat II: terdapat kelemahan pada anggota gerakbawah tapipenderita masih dapat melakukan

    pekerjaannya.

    Derajat III: terdapat kelemahan pada anggota gerak

    bawah yangmembatasi gerak/aktivitas penderitaserta hipoestesia/anesthesia.

    Derajat IV: terjadi gangguan sarafsensoris dan

    motoris disertai gangguan defekasi dan miksi.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    41/52

    -pathological reflex (+) : terdapat gangguan

    upper motor neuron

    -clonus (+) : terdapat gangguan upper motor

    neuron. Clonus hádala rangkaian kontraksi dan

    relaksasi otot involunter serta bergantian secara

    cepat.

    -hypesthesia i bawah xiphoid process :

    terdapat gangguan sensorispenurunan

    kepekaan secara abnormal, terutama terhadap

    sentuhan.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    42/52

    DIAGNOSA

     Pemeriksaan Laboratorium

    Lab darah

    Tuberculin test

    Bacteriologist yang meliputi:

    Pewarnaan bakteri tahan asam (ziehl neelson staining), dengan

    menggunakan specimen sputum.Pewarnaan auramin

    Kultur

    Histopathology

    sel folikel besar yang terdiri dari sel-sel epitheloid dan giant cell.

    Jaringan granulosis tuberculosis, banyak mengandung makrofag,limfosit dan sel-sel epitheloid.

    PCR

    ICT tuberculousis

     X-ray, myelograph, CT scan, MRI, bone scan.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    43/52

    PATHOGENESIS

    tergantung pada:

     kemampuan bakteri tersebut untuk menahan

    digestion oleh enzim lysosom

    kemampuan host untuk menggerakkan cell-

    mediated immunity yang efektif.

    terjadi melalui penyebaran hematogenous dari

    infeksi primer.

    Komponen lipid, protein dan polisakarida sel

    pada TB bacilli merupakan immunogenic

    menginduksi pembentukan granuloma dan

    aktivasi makrofag.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    44/52

    Respon cellular dan kandungan protein dalam CSF boleh jadi

    meningkat, tapi TB bacilli jarang diisolasi.

    Pasien dengan infeksi virulent yang sedikit memiliki

    progesivitas penyakit yang lambat jarang berkembangmenjadi meningitis TBInfeksi terlokalisasi dan terorganisir.

    Penyebaran infeksi:

    Lesi'central type' pada vertebral body,'skipped lession'

    padavertbral columnkrn penyebaran infeksi melaluiBatson's perivertebral plexus ofveins

    typical paradiscal lesions dan vertebral lesionsdengan

    tubercular foci diekstrimitas krn penyebaran melalui

    pembuluh daraharteri

    'anterior type'yang meliputivertebral body krn

    penyebaran abscess di bawahanterior longitudinal

    ligaments dan periosteum.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    45/52

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    46/52

    Penyebaran pus ke dura jarang menyebabkan

    meningitis TB

    Proses penyembuhan pada vertebral body

    mengakibatkan sclerosis dan penyempitan atau

    penghilangan disc space, sehingga terjadipenyatuan tulang antara vertebra yang satu dan

    yang lain serta kalsifikasi pada soft tissue.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    47/52

    DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

    Conderation of Age

    Infectious conditions, seperti:

    Typhoid spine

    Brucella spondylitis

    Mycotic Spondylitis

    Syphilic infection of the spine

    Tumor conditions

    Hemangioma

    Giant-cell tumor ang

    aneurysal bone cystof the

    spine

    Primary malignant tumor

    Multiple myeloma

    Lymphomas

    Hodgkin’s disease

    Leukemias

    Secondary neoplastic deposits

    Histiocytosis-X

    Local developmental abnormalities of the spine

    Spinal osteochondrosis

    Traumatic conditiond

    Osteoporotic conditions

    Spondylolisthesis

    Hydatic disease

    Miscellaneous condition

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    48/52

    MANAGEMENT AND TREATMENT

    Penatalaksanaan

    1. Terapiantitubercular (anti TBC).

    2. Kortikosteroid juga bermanfaat (kadang-

    kadang)

    3. Jika diperlukan stabilisasi, pembedahandengan installation of Harrington rods atau

     pedicle screws dapat diupayakan.

    4. Debridement terkadang diperlukan, bahkan

    pada pasien dengan tulang belakang yang stabil( stable spine) sekalipun.

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    49/52

    Obat Anti Tuberkulosis yang digunakan dalam

    program pengobatan TB jangka pendek adalah:

    Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z),

    Streptomisin (S) dan Ethambutol (E).

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    50/52

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    51/52

  • 8/16/2019 Crs Spondilitis 2

    52/52

    PENGOBATAN SPONDYLITIS TB

    Decompression dan fusion

     

    Tujuan :

    Memberikan stabilitas pada vertebrae

    Mengurangi rasa sakit akibat penekanan saraf

    Mekanisme :

    Tekanan jaringan saraf dikurangi dengan prosedur

    decompression yang diantaranya pemotongan IV disc dan

    facet joint dan ligament dimana lebih baik dilakukan dariposterior.

    Tambahkan proses fusi dengan menambahkan Bone graft

    dan membuat keseimbangan dengan menggunakan skrup

    dan besi seperti sangkar.


Recommended