Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 123 – 142 ISSN : 1829 -7188
123
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Informasi
Meita Candra DeviEmail: [email protected]
Abstract
This article aims to explain the opinions of researchers on the factors that affect thesuccess of the Information System. This article shows the success model of DeLon &McLean Information Systems and other success models. But research on the success ofthis Information System is largely based on the success model generated by DeLon &McLean. From several studies that have been done two variables that most often arisefrom several variables that become the success factor of the Information System is thevariable quality of the system and also the quality of information. These two variableshave a significant influence on other variables.
Keywords : Information Systems, DeLon & McLean Success Model, system quality,information quality
I. PENDAHULUAN
Dunia bisnis belakangan ini dituntut untuk bekerja lebih efektif dan efisian serta juga
harus menselaraskan dalam menghasilkan inovasi baru yang pada ujungnya dapat
mengembangkan dan mempertahankan keberlangsungan perusahaan. Ketidak stabilan
perekonomian indonesia memaksa perusahaan untuk dapat bertindak cepat atas situasi
perekonomian yang dapat menghantam perusahaan. Sebut saja beberapa kasus
kebangkrutan perusahaan di Indonesia antara lain Ford Motor Indonesia yang pada awal
tahun 2016 telah mengumumkan akan menutup bisnisnya di paruh kedua 2016, General
Motor Indonesia menghentikan operasinya dan resmi ditutup pada tahun 2015 dan
Batavia Air yang merupakan maskapai Indonesia diumumkan telah pailit di tahun 2013
(koran sindo, 2016)merupakan beberapa contoh dari kebangkrutan perusahaan.
Dibutuhkan suatu upaya didalam perusahaan agar dapat mengantisipasi hal tersebut.
Kelangsungan hidup perusahaansangat ditentukan oleh kemampuannya untuk bersaing
di pasar. Kemampuan bersaing inidapat menciptakan sustainable competitiveadvantage.
Menurut Dehning dan Stratopoulos (2002) dalam Firmawan dan Marsono
(2009),sustainable competitive advantage adalah“melakukan aktivitas usaha lebih baik
daripadapesaing.” Kemampuan bersaing memerlukan strategi yang dapat memanfaatkan
semuakekuatan dan peluang yang ada, serta menutup kelemahan dan menetralisasi
hambatan strategis dalam dinamika bisnis yang dihadapi. Semua itu dapat dilakukan
apabila manajemen mampu melakukan pengambilan keputusan yang didasarkan pada
informasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas akan terbentuk dari adanya
Sistem Informasi (SI) yang dirancang dengan baik (Firmawan & Marsono, 2009). Saat
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Informasi
124
ini sistem informasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari praktik bisnis
(Sri Muyani & et all, 2016).
Sistem informasi yang terkomputerisasi seakan menjadi suatu keharusan bagi
perusahaan saat ini, karena mampu memberikan dukungan dalam menyajikan informasi
keuangan dan non keuangan secara lebih praktis dan efisien (I Made & Iga Oka, 2015).
Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa teknologi informasi berfungsi sebagai
fasilitator, katalisator, motivator, atau bahkan enabler untuk konvergensi akuntansi
manajemen (management accounting) dan akuntansi keuangan (financial accounting).
Teknologi informasi dan komputerisasi memainkan peran sangat penting dalam proses
konvergensi ini (Taipaleenmaki & Ikaheimo, 2013). Sistem komputerisasi bisa
membantu memecahkan permasalahan pada perusahaan kecil dan dengan demikian
dapat meningkatkan prospek menuju kesuksesan. Walaupun tingkat kegagalan bisnis
tidak digambarkan oleh ukuran perusahaan, perusahaan kecil dianggap lebih beresiko
(Brigham & Smith, 1967). Itu sebabnya, komputer pada perusahaan kecil memiliki
potensi untuk membuat kontribusi penting pada perusahaan skala kecil (Delon,
1988).Kombinasi sistem informasi akuntansi dengan teknologi informasi menjadi alat
bantu utama dalam pengelolaan dan pengendalian terkait dengan bidang ekonomi-
keuangan perusahaan (Grande, Estébanez, & Colomina, 2011). Dengan demikian,
pemanfaatan sistem informasi akuntansi berbasis komputer memberikan peluang bagi
perusahaan dalam melakukan fungsi akuntansi secara lebih efektif dan efisien (I Made
& Iga Oka, 2015).
Sistem informasi memiliki suatu peranan didalam mendukung bisnis melalui rantai
nilai dan efisiensi proses bisnis (Louden & Louden, 2001). Sistem informasi merupakan
suatu komponen di dalam organisasi dan menjadi suatu alat untuk menyediakan
informasi untuk semua pihak (Yuhanis & Sri, 2015). Dimana informasi merupakan
dasar bagi manajer dan non manajer untuk memutuskan melakukan atau tidak
melakukan sesuatu. Informasi berkualitas yang dihasilkan sistem informasi yang baik
tidak akan menyesatkan para pengambil keputusan saat mengelola organisasinya, dan
mampu mendeteksi potensi risiko sejak dini (Early Warning Systems) (Azhar, 2013).
Pemenuhan kebutuhan atas informasi yang berkualitas harus relevan antara informasi
yang dihasilkan oleh manajemen dengan keputusan yang diambil oleh pimpinan(Sri
Mulyani, 2009).
Sistem Informasi Akuntansi menyediakan informasi keuangan dan mendukung tugas
pembuatan keputusan didalam konteks koordinasi pengendalian aktivitas organisasi.
Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu alat pengambilan keputusan yang
paling efektif dalam menangani kompleksitas dan ketidakpastian. Ketidakpastian yang
dimaksud menyiratkan kekurangan informasi jika dibandingkan dengan apa yang
dibutuhkan pembuat keputusan untuk membuat keputusan dan beberapa menejer
sanggup memprediksi hasil dari keputusan yang diambil, akan menambah
ketidakpastian (Azmi & Sri, 2015).
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 123 – 142 ISSN : 1829 -7188
125
SIA mengolah data dalam jumlah besar karena didalamnya meliputi berbagai
aktivitas pengolahan transaksi seperti aktivitas pengumpulan, pengolahan dan
penyimpanan data. Jadi walaupun sistem informasi akuntansi mengadopsi konsep
informasi yang berkualitas akan tetapi bobot aktivitasnya lebih banyak berorientasi
kepada pengolahan data. Informasi hasil SIA digunakan oleh manajemen tingkat bawah,
diatasnya dan pihak eksternal perusahaan (Azhar, 2013). Bisnis atau perusahaan juga
didukung oleh pengguna teknologi informasi yang berinteraksi dengan sistem informasi
melalui pengumpulan, memproses, penyimpanan dan penggunaan data sebagai
informasi (Sri, Rohail, & Fajar, 2016). Menurut (Sri M. N., 2009) sistem informasi
akuntansi terdiri dari beberapa komponen yaitu hardware, brainware, prosedur,
database, software, infrastruktur dari teknologi informasi, pengendalian internal,
pengukuran pengamanan dan kinerja dari pengembangan sistem.Hal-hal tersebut saling
berinteraksi untuk membangun suatu sinergi yang berhubungan satu sama lain.
Pembahasan mengenai Sistem Informasi Akuntansi berarti membahas mengenai
sistem informasi. Sistem informasi merupakan suatu pengaturan dari orang, data, proses
dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan dan menyediakan sebagai output dari informasi yang dibutuhkan untuk
mendukung organisasi (Whitten & Dittman, 2001). Interaksi dari pengaturan tersebut
dimaksudkan untuk mendukung organisasi (Sri M. N., 2009). Menurut Rockart (1988)
dalam (Firmawan & Marsono, 2009), sistem informasi mempunyai peranan penting
karena dapat menjadi senjata strategis bagi suatu perusahaan dalam memperoleh
keunggulan bersaing, Pemanfaatan sistem informasi dapat membantu perusahaan untuk
dapat memiliki nilai tambah (value added) karena dapat memberikan keleluasaan bagi
perusahaan untuk berkreasi dalam berbagai kegiatan, seperti transaksi bisnis, kemitraan
bisnis, bahkan penciptaan bisnis baru. Kontribusi sistem informasi (SI) dalam
menciptakan nilai tambah bagi perusahaan merupakan salah satu isu kontemporer di
bidang economics of information technology. (Firmawan & Marsono, 2009).
Baiq Anggun (2007) dalam (Firmawan & Marsono, 2009) menjelaskan bahwa SI
dapat memperbaiki produktivitas, profitabilitas, dan kualitas operasi. Suatu pemrosesan
data akan mengalami perubahan dari manual ke otomatisasi apabila perusahaan dapat
memanfaatkan SI (Sunarta, 2005 dalam (Firmawan & Marsono, 2009)). SI memberi
peluang untuk meningkatkan atau menstransformasi produk, jasa, pasar, proses kerja
dan hubungan bisnis (Sambamurty dan Zmud, 1999 dalam (Firmawan & Marsono,
2009).
Dalam penelitian nya mengenai sistem informasi di perbankan, (Firmawan &
Marsono, 2009) menyatakan bahwa Kontribusi sistem informasi (SI) yang besar bagi
perusahaan telah mendorong perusahaan untuk menggunakan SI termasuk di dalam
dunia perbankan.
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Informasi
126
II.PEMBAHASAN
Pada dasarnya SI telah diimplementasikan di banyak perusahaan dengan biaya yang
besar, namun masalah yang timbul adalah penggunaan yang masih rendah terhadap SI
secara kontinyu. Rendahnya penggunaan SI diidentifikasikan sebagai penyebab utama
yang mendasari terjadinya productivity paradox yaitu investasi yang mahal di bidang
sistem tetapi menghasilkan return yang rendah (Venkatesh & Davis, 2000).
Productivity paradox ini menandakan bahwa SI dalam perusahaan tidak efektif. Banyak
faktor yang dapat mengakibatkan SI tidak efektif, diantaranya berasal dari pengguna
(user) maupun SI itu sendiri (Firmawan & Marsono, 2009). Penelitian terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi kesuksesan sebuah sistem informasi sudah banyak di
pelajari. Namun, kesuksesan sebuah sistem informasi telah menjadi suatu hal yang sulit
di pahami dalam penentuan nya. Untuk mengorganisir penelitian yang berbeda, maupun
untuk menyajikan suatu pandangan yang terintegrasi dari suatu konsep kesuksesan
sistem informasi dengan memperkenalkan taksonomi yang komprehensif (DeLon &
McLean, 1992).
Penelitian terdahulu (Ives et al., 1983; Bailey dan Pearson, 1983; Doll dan
Torkzadeh, 1988; Seddon dan Yiew, 1992; Mahmood et al. 2000; Doll et al. 2004;
Livari, 2004; Landrum dan Prybutok, 2004), kesuksesan sistem informasi diproksikan
oleh kepuasan pemakai (user satisfaction). Namun, penggunaan kepuasan pemakai
sebagai proksi ini mendapat kritik dari Markus dan Keil (1994). Mereka dengan kritis
mengungkapkan kepuasan tidak akan bermakna banyak ketika sistem itu tidak
menyebabkan peningkatan kinerja individu dan organisasi. Berdasarkan kritik tersebut,
Laudon dan Laudon (2000) menentukan 5 variabel untuk mengukur kesuksesan sistem
informasi. Variabel-variabel tersebut adalah intensitas penggunaan yang tinggi (high
level of system use), kepuasan pemakai terhadap sistem (user satisfaction on system),
sikap yang positif (favorable attitude), pengguna terhadap sistem tersebut, tercapainya
tujuan sistem informasi (achieved objectives ), dan imbal balik keuangan (financial
payoff) (dalam (Tan & etall, 2015)).
Sebelum nya DeLon and McLean juga melakukan penelitian yang lebih
komprehensif terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Riview dilakukan terhadap 180
penelitian terdahulu. Dari hasil riview yang dilakukan DeLon and McLean
menghasilkan model sistem informasi dimana kesuksesan suatu sistem informasi dibagi
ke dalam penelitian taksonomi ini terdiri dari enam dimensi utama atau kategori dari
kesusesan sistem informasi yaitu kualitas sistem, kualitas informasi, penggunaan,
kepuasan pengguna, dampak individu dan dampak organisasi, yang dapat digambarkan
sebagai berikut:
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 123 – 142 ISSN : 1829 -7188
127
Sumber : DeLon & McLean (1992)
Gambar 1 : Model Kesuksesan Sistem Informasi (DeLon & McLean)
Kualitas sistem dan kualitas informasi secara terpisah maupun secara bersama-sama
mempengaruhi penggunaan dan kepuasan pengguna. Total penggunaan bisa
mempengaruhi tinggak kepuasan pengguna (baik secara positif atau negatif) atau pun
sebaliknya. Penggunaan atau kepuasa pengguna secara langsung mendahului dampak
individu dan kemudian dampak kinerja individu akhirnya harus memiliki dampak
organisasi (DeLon & McLean, 1992).
Mengacu definisi bahwa sistem berartikualitas merupakan kombinasi dari hardware
dan software dalam sistem informasi (DeLone dan McLean, 1992), maka dapat
disimpulkan bahwa semakin baik kualitas sistem dan kualitas output sistem yang
diberikan, misalnya dengan cepatnya waktu untuk mengakses; dan kegunaan dari output
sistem, akan menyebabkan pengguna tidak merasa enggan untuk melakukan pemakaian
kembali (reuse); dengan demikian intensitas pemakaian sistem akan meningkat.
Pemakaian yang berulang-ulang ini dapat dimaknai bahwa pemakaian yang dilakukan
bermanfaat bagi pemakai. Tingginya derajat manfaat yang diperoleh mengakibatkan
pemakai akan lebih puas.Selanjutnya kepuasan pemakai tersebut berpengaruh terhadap
individual impact. Atau dengan kata lain akan berdampak pada peningkatan kinerja
individu (Tan & etall, 2015).
Penelitian mengenai faktor-faktor determinan dari penggunaan Sistem Informasi oleh
pengguna yang kemudian berkembang menjadi model technology acceptance model
(TAM) dikembangkan oleh (Davis, 1989) menyatakan bahwa penggunaan SI
dipengaruhi oleh minat (intention) pemanfaatan SI, yang mana minat (intention)
tersebut dipengaruhi oleh perceived usefulness dan perceived ease of use.Kemanfaatan
(usefulness) didefinisikansebagai tingkat kepercayaan penggunabahwa dengan
menggunakan sistem, makaakan dapat meningkatkan kinerja mereka.Sedangkan
kemudahan penggunaan (ease ofuse) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan
pengguna bahwa sistem dapat digunakandengan mudah dan dapat dipelajari
sendiri.Kedua variabel model TAM tersebut dapatmenjelaskan aspek keperilakuan
pengguna(Davis et al, 1989). Kedua variabel tersebutmemiliki determinan yang tinggi
dan validitasyang sudah teruji secara empiris (Davis,1989).
Kualitas
Sistem
Kualitas
Informasi
Penggunaan
Kepuasan
Pengguna
Dampak
Individual
Dampak
Organisasi
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Informasi
128
Model TAM sebenarnya diadopsi dari model The Theory of Reasoned Action (TRA),
yaitu teori tindakan yang beralasan yang dikembangkan oleh Fishbe dan Ajzen (1975),
dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap suatu hal akan
menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Teori ini membuat model perilaku
seseorang sebagai suatu fungsi dari tujuan perilaku. Tujuan perilaku ditentukan oleh
sikap atas perilaku tersebut. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa reaksi dan persepsi
pengguna SI akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan penggunaan SI
(Firmawan & Marsono, 2009). Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis
menjelaskan perilaku pengguna SI, yang berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap
(attitude), minat (intention) dan hubungan perilaku pengguna (user behavior
relationship). Tujuan model ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari
perilaku pengguna SI tehadap penerimaan penggunaan SI itu sendiri. Model TAM
secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan SI oleh pengguna (user) dengan
dimensi-dimensi tertentu. Model TAM telah banyak diuji di dalam banyak penelitian
(seperti, Davis, 1989; Davis, et. al., 1989; Mathieson, 1991; Adams,et. al., 1992; Davis,
1993; Segars dan Grover, 1993; Taylor dan Todd, 1995), hasilnya model TAM secara
konsisten mampu menjelaskan jumlah yang signifikan (sekitar 40 %) dari minat dan
perilaku penggunaan. Penggunaan SI telah dipahami di dalam banyak penelitian sebagai
penerimaan pengguna atas SI (Davis,et. al., 1989; Davis, 1993; Al-Gahtani, 2001). Hal
ini menunjukkan bahwa penggunaan SI merupakan indikator dari penerimaan SI (dalam
(Firmawan & Marsono, 2009)).
Beberapa penelitian lain yang mengungkapkan mengenai faktor-faktor penggunaan
Sistem Informasi diantara adanya pendapat yang menyatakan bahwa terdapat faktor
sosial, affect, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang, serta hubungan negatif
berpengaruh signifikan positif terhadap penggunaan SI. Hasil penelitian yang lain
menunjukkan bahwa kondisi yang memfasilitasi pemakai berpengaruh negatif terhadap
penggunaan SI (Thompson, 1991). Venkatesh dan Moris melakukan penelitian untuk
melihat perbedaan gender terhadap faktor sosial dan peran mereka dalam penerimaan
teknologi dan perilaku pemakai dengan model technology acceptance model (TAM).
Penelitian dilakukan untuk mereview dan menggabungkan beberapa model penerimaan
SI dan menghipotesiskan ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, dan faktor sosial
mempunyai pengaruh terhadap minat pemanfaatan SI sedangkan minat pemanfaatan SI
dan kondisi yang memfasilitasi pemakai berpengaruh terhadap penggunaan SI. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa minat pemanfaatan SI dan kondisi yang memfasilitasi
pemakai berpengaruh terhadap penggunaan SI (Venkatesh & Moris, Why Don’t Men
Ever Stop to Ask for Directions? Gender, Social Influence and Their Role in
Technology Acceptance and Usage Behavior, 2000).
Penelitian yang dilakukan oleh Wixom and Watson pada tahun 2001 menginvstigasi
faktor-faktro yang mempengaruhi kesuksesan Sistem Informasi. Dari hasil penelitian
tersebut di kemukakan bahwa kualitas informasi dan kualitas sistem secara signifikan
terkait terhadap keuntungan bersih (net benefit) (Wixom & Watson, 2001). Namun
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 123 – 142 ISSN : 1829 -7188
129
setelah banyak nya perkembangan dan penelitian-penelitian lain yang mengkonfirmasi
mengenai model kesuksesan Sistem Informasi yang keluarkan oleh DeLon & McLean
di tahun 1992, penelitian selanjut nya dilakukan kembali oleh DeLon & McLean
sepuluh tahun kemudian.
Sumber : DeLon & McLean (2003)
Gambar 2: Model Kesuksesan Sistem Informasi (DeLon & McLean) - Update
Update dari penelitian DeLon dan McLean di tahun 2003 menghasilkan suatu model
keberhasilan dari Sistem Informasi dimana varibel yang dapat mempengaruhi
keberhasilan dari Sistem Infomasi adalah kualitas informasi (information quality),
kualitas sistem (system quality), kualitas pelayanan (service quality), minat
menggunakan/menggunakan (intention to use / use), kepuasan pengguna (user
satisfaction), keuntungan bersih (net benefit).
Dari gambar tersebut memperlihatkan bahwa kualitas informasi, kualitas sistem dan
kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat untuk menggunakan atau penggunaan
dari pengguna terhadap sistem dan juga kepuasan pengguna terhadap sistem, dimana
minat penggunaan atau penggunaan dan kepuasan pengguna terhadap sistem infomrasi
saling mempengaruhi dan juga berpengaruh terhadap keuntungan bersih (net benefit).
Dimana keuntungan bersih (net benefit) juga mempengaruhi minat untuk menggunakan
atau penggunaan (intention to use / use) dan juga kepuasan pengguna terhadap Sistem
Informasi.
Peneliti lain yang mempelajari faktor yang mempengaruhi Sistem Informasi yang
dilihat dari penerimaa sistem dilakukan oleh Pikkarainen, et. al pada tahun 2004
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Sistem online banking oleh
pelanggan pada perusahaan perbankan di Finlandia. Variabel yang digunakan adalah
perceived usefulness, perceived ease of use, perceived enjoyment, security dan privacy,
internet connection, dan amount of information. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perceived usefulness, perceived ease of use, perceived enjoyment, security dan privacy,
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Informasi
130
dan amount of information memiliki pengaruh terhadap penerimaan sistem online
banking. Sedangkan internet connection tidak berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan sistem online banking. Penelitian serupa juga dilakukan dilakukan di
Indonesia oleh Handayani (2007) meneliti faktor- faktor yang mempengaruhi
penggunaan sistem informasi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari pengisian kuesioner.
Sebanyak 83 kuesioner kembali dari 300 yang dikirim dan 60 kuesioner yang dapat
diolah. Analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kondisi yang memfasilitasi pemakai berpengaruh
signifikan positif terhadap penggunaan sistem informasi dan minat pemanfaatan sistem
informasi tidak berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi (dalam (Firmawan
& Marsono, 2009)). Sementara itu penelitian yang dilakukan di Bank Mandiri di
Semarang, menyatakan bahwa(Firmawan & Marsono, 2009:
a) Persepsi kegunaan mempengaruhi secara signifikan terhadap pemakaian sistem
b) Persepsi kemudahan dalam menggunakan sistem tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap pemakaian sistem
c) Persepsi kesenangan mempengaruhi secara signifikan pemakaian sistem
d) Keamanan dan kerahasiaan mempengaruhi secara signifikan pemakaian sistem
e) Jaringan internet mempengaruhi secara signifikan terhadap pemakaian sistem
f) Jumlah dari informasi mempengaruhi secara signifikan terhadap pemakaian sistem
Dengan berkembang nya model kesuksesan Sistem Informasi yang dihasilkan oleh
DeLon dan McLean, maka penelitian terhadap Sistem Informasi ini semakin banyak
dilakukan. Banyak penelitian-penelitian yang mengkonfirmasi terhap penelitian yang
dilakukan oleh DeLon dan McLean. Shiau, WL and et al menilai validitas terhadap
Model Kesusesan Sistem Informasi D&M dengan memfokuskan pada penggunaan ERP
sistem. Penelitian ini memodifikasi model D&M update dengan mempertimbangkan
konteks sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Penelitian ini tidak menggunakan
kulitas servis, karena untuk mengukur keberhasilan dari satu sistem tunggal, kualitas
informasi dan kualitas dari sistem merupakan komponen kulitas yang paling penting,
berbeda hal nya jika mengukur keberhasilan dari departemen IS, kualitas servis
mungkin merupakan variabel yang paling penting. Dimana ERP merupakan suatu
sistem tunggal yang besar. Dengan demikian, komponen minat penggunaan terhadap
sistem juga termasuk dalam komponen yang tidak penting untuk di pertimbangkan.
Karena ERP merupakan suatu sistem tunggal maka penelitian ini mengkaitkan
hubungan antara kualitas sistem dengan keuntungan bersih (net benefit), seperti halnya
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wixom and Watson (2001) pada data
warehousing. Dari total 657 respon yang di terima kembali, dan 376 responden tersebut
telah menggunakan sistem ERP. Diantara nya 270 responden yang valid diantara
perusahaan yang menggunakan ERP, dari beberapa jenis perusahaan. Dan mengenai
implementasi ERP, 42.2% dari responden mengembangkan sistem informasi sendiri
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 123 – 142 ISSN : 1829 -7188
131
atau dengan pihak ke 2 dan 57,8% dari responden membeli paket software ERP untuk
menggunakan sistem ERP. Hasil penelitian ini menyatakan dukungan terhadap Model
Kesuksesan D&M (updated) (2003) dimana kualitas informasi secara signifikan
mempengaruhi penggunaan sistem. Kualitas informasi tidak secara signifikan
mempengaruhi terhadap kepuasan pengguna. Kualitas sistem secara signifikan
mempengaruhi penggunaan sistem dan kepuasan pengguna. Penggunaan sistem secara
signifikan mempengaruhi kepuasan pengguna dan keuntungan bersih (net
benefit).Kepuasan pengguna secara tidak secara signifikan mempengaruhi keuntungan
bersih (net benefit). Penelitian ini juga mempelajari hubungan antara kualitas sistem dan
keuntungan bersih (net benefit), dimana hasil nya menyatakan bahwa kualitas sistem
secara signifikan mempengaruhi keuntungan bersih (net benefit). Penelitian ini
menggunakan model penelitian sebagai berikut:
Sumber : Wen Lung Shiau, et all (2004)
Gambar 3 : Model Kesusesan Sistem Informasi pada ERP
Model D&M (2003) juga di adaptasi oleh Holsapple & Lee-Post dalam
melakukan penelitian untuk menilai e-learning kursus. Holsapple & Lee-Post
mengartikan dan menilai e-learning dari pendekatan perspektif Sistem Informasi.
Holsapple & Lee-Post mengkombinasikan tahapan pengembangan sistem di dalam
model dan memperkenalkan modifikasi model keberhasilan. Pengukuran dari model
mereka menggunakan kata sifat dalam mendiskripsikan sistem dan dimaksudkan untuk
lebih spesifik kasus per kasus. Pengembangan model dibagi atas tiga phase dalam
menjelaskan sistem, yaitu: desain sistem, pengantaran sistem (sistem delivery), hasil
sistem (system outcomes), dan dituangkan dalam gambar berikut ini:
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Informasi
132
Sumber: Holsapple & Lee-Post (2006)
Gambar 4: Model Keberhasilan Sistem Informasi Holsapple & Lee-Post
Pengukuran dalam model ini dipilih berdasarkan target yang harus di nilai atau
objek yang menarik. Dengan demikian pengukuran berubah ketika model disesuaikan
untuk digunakan, ketika mengevaluasi sistem lain. Desain sistem adalah penting ketika
mempertimbangkan keberhasilan pengiriman dan mempengaruhi hasil yang di
bawakan. Begitu juga, penggunaan dan kepuasan pengguna saling tergantung satu sama
lain (Holsapple & Lee-Post, 2006). Dalam penelitiannya(Lin, 2007) mempelajasi
faktor-faktor keberhasilan dari sistem pembelajaran secara online, yang mendefinisikan
suatu sistem pembelajaran online sebagai suatu sistem interaktif yang menawarkan
beberapa fungsi virtual untuk digunakan dalam mengajaran dan juga didalam
peningkatan kualitas dari pengetahuan.
Peneliti lain yang masih mempelajari faktor keberhasilan SI dengan menggunakan
model D&M (1992 & 2003) sebagai suatu alat deskriptif untuk menilai lingkungan
pembelajaran virtual. Penelitian ini berfokus pada studi berdasarkan tingkatan gelar.
Penelitian ini menggabungkan dua model yaitu model keberhasilan SI D&M serta
model keberhasilan SI oleh Holsapple & Lee-Post, sehingga model yang dihasilkan
adalah sebagai berikut:
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 123 – 142 ISSN : 1829 -7188
133
Sumber:
Conboy, Kieran; Golden, William; Acton, Thomas; Halonen, Raija (2009)
Gambar 5: Model Keberhasilan Sistem Informasi Conboy, Kieran; et all
Penelitian ini menunjukan bahwa model tersebut dapat digunakan sebagai alat
deskriptif karena enam dimensi tersebut menawarkan kemungkinan untuk
mengeksplorasi dan mendiskripsikan lingkungan dari beberapa pendekatan. Lima
pengukuran (kualitas sistem, kualitas pelayanan, penggunaan, kepuasan pengguna dan
keuntungan bersih (net benefit)) mejelaskan secara positif. Sementara itu kualitas
informasi akan lebih terlihat tergantung kepada lingkungan yang membutuhkan(Conboy
& etall, 2009).
Kalau dilihat secara teoritis, beberapa buku membahas mengenai keberhasilan dari
Sistem Informasi dilihat dari beberapa variabel. Menurut Weber dalam buku nya
menyubutkan beberapa variabel yang bisa digunakan sebagai pengukuran Sistem
Informasi adalah (weber, 1999) :
1) Response time (online system)
2) Turnaround time (batch system)
3) Reliabilitas (stabilitas) dari sistem
4) Kemudahan berinteraksi dengan sistem
5) Kegunaan dari fungsi yang disediakan oleh ease of learning.
6) Kualitas fasilitas dokumentasi dan bantuan,
7) Tingkat integrasi dengan sistem lain.
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Informasi
134
Penelitian yang dilakukan oleh Rai, et all melakukan pengujian secara empiris dan
teoritis terhadap D&M Model dan Model Seddon. Kedua model tersebut memiliki
kesamaan mengenai keberhasilan Sistem Infomasi. Kecuali pada model Seddon yang
mempelakukan Penggunaan Sistem sebagai suatu perilaku, bukan sebagai suatu proses
menuju dampak individu atau organisasi seperti pada model asli D&M. Model Seddon
berfokus pada aspek kausal tentang keterkaitan antara kategori taksonomi. Menurut Rai
et al, perbedaan utama antara dua model ini adalah dalam definisi dan penempatan
penggunaan SI. Seddon mengatakan bahwa penggunaan harus mendahului dampak dan
manfaat, tetapi tidak menyebabkan mereka. Dia menganggap SI gunakan untuk menjadi
perilaku yang dihasilkan yang mencerminkan ekspektasi keuntungan bersih dari
menggunakan sistem informasi(Rai, 2002 ).
Iivari menguji model kesuksesan IS dengan menggunakan studi lapangan dari
sistem informasi wajib. Pengujian dilakukan dengan Oulu Dewan Kota. Dewan Kota ini
bekerja pada sistem informasi yang baru diadopsi dan berusaha untuk mencapai
penerimaan organisasinya. Iivari mengumpulkan data dengan kuesioner yang diberikan
kepada pengguna utama sistem informasi baru. kuesioner didasarkan pada langkah-
langkah standar. Kualitas sistem diukur dengan enam skala: fleksibilitas sistem,
integrasi sistem, waktu respon / turnaround, pemulihan kesalahan, kenyamanan akses,
dan bahasa. Kualitas informasi juga diukur dengan enam skala: kelengkapan, presisi,
akurasi, kehandalan, mata uang, dan format output. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa persepsi kualitas sistem dan persepsi kualitas informasi adalah prediktor yang
signifikan dari kepuasan pengguna dengan sistem, tetapi berpengaruh dengan
penggunaan sistem. Kepuasan pengguna adalah prediktor kuat dari dampak
individual(Iivari, 2005).
Wu dan Wang dalam hasil penelitian menilai keberhasilan model Knowledge
Management Systems (KMS). Masih tetap menggunakan model kebehasilan D&M,
dengan menggunakan lima variabel yang saling bergantung, yaitu(Wu & Wang, 2006):
1. Kulitas sistem,
2. Kualitas pengetahuan atau informasi
3. Persepsi manfaat KMS,
4. Kepuasan pengguna, dengan indikator:
5. Penggunaan sistem, dengan indikator:
Lai et al pada penelitian nya berusaha untuk memperluas model DeLone-McLean
dengan menambahkan konsep baru yaitu ketergantungan. Untuk menguji konsep baru
mereka, mereka melakukan survei kuesioner di perusahaan internasionalisasi di Taiwan.
Dalam studi mereka, Lai et al. memiliki pertanyaan yang berkaitan dengan Kualitas
Informasi (IQ), kualitas sistem (SQ), ketergantungan (DEP), Persepsi Kegunaan (PU),
Kepuasan Pengguna (US) dan Niat Menggunakan (IU). Mereka menemukan bahwa
kualitas sistem (SQ) memiliki efek total terbesar pada ketergantungan (DEP), persepsi
kegunaan (PU) dan niat menggunakan (IU). Temuan mereka menyiratkan bahwa ketika
berhadapan dengan aplikasi perusahaan, kualitas sistem dapat membantu membangun
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 123 – 142 ISSN : 1829 -7188
135
kepercayaan pengguna mengenai ketergantungan, kepuasan, dan niat untuk
menggunakan.
Model kesuksesan Sistem Infomasi D&M (1992 dan 2003) juga menjadi konsep
dasar uji teori yang dilakukan oleh Hellsten dan Markova. Penelitian ini
mengkorfirmasi model kesusesan sistem infomrasi D&M (1992 & 2003) yang
menyatakan bahwa model kesuksesan SI D&M menyediakan kerangka kerja yang baik
untuk mengidentifikasi dan mengembangkan langkah-langkah yang berbeda. Model
kesuksesan SI mungkin menyediakan cara praktis untuk mengevaluasi, misalnya,
kepuasan pengguna dan dampak kepuasan yang pada penggunaan sistem informasi
(Hellstén & Markova, 2006).
Penelitian lain yang menggunakan masih menggunakan model TAM dan model
kesuksesan SI D&M dilakukan oleh Zaied dengan melakukan modifikasi, dan
menambahkan dua dimensi yaitu dukungan manajemen dan pelatihan. Penelitian ini
membentuk suatu model kesuksesan SI dan sudah divalidasi oleh studi empiris
berdasarkan kuesioner. Model yang membentuk kerangka pemikiran dalam penelitian
ini tergambarkan sebagai berikut:
Sumber: Abdel Nasser H. Zaied (2012)
Gambar 6: Model Keberhasilan Sistem Informasi Abdel Nasser H.Zaied
Responden yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari berbagai tingkatan pendidikan
mulai dari SMA dan setara sampai dengan lulusan universitas. Dimana responden
dengan pendidikan unversitas (lulus maupun masih kuliah) sebanyak 80% dan jika
dilihat dari jenis kelamin maka responden laki-laki sebanyak 57.5% dan perempuan
sebanyak 42.5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas informasi memiliki yang
kuatpengaruh yang signifikan terhadap kesuksesan Sistem Informasi (81,9%) diikuti
oleh niat perilaku (80,2%); Dirasakan manfaat (78,8%); sedangkansedikitnya satu
adalah keterlibatan pengguna (70%). Hasil keseluruhan menunjukkan bahwa model
yang diusulkan dapat bermanfaat untuk keputusankeputusan di organisasi dalam
mengevaluasi pelaksanaan sistem informasi(Zaied, 2012).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Pamugar & etal, 2014), model yang
diusulkan merupakan model integrasi dari tiga model evaluasi sistem informasi, yaitu
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Informasi
136
model penerimaan UTAUT, model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean
dan model kesesuaian manusia-organisasi-teknologi HOT Fit dengan modifikasi
disesuaikan dengan karakteristik lembaga pemerintah. Variabel dalam kerangka model
evaluasi SI e-learning ini disesuaikan dengan karakteristik lingkup pemerintah terkait
faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan SI. Melalui proses ini, ditunjukkan
bahwa model evaluasi kesuksesan dan penerimaan SI e-learning pada lembaga diklat
pemerintah dapat menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan sistem
informasi dan penerimaan pengguna terhadap sistem informasi serta dapat
menggambarkan kesesuaian antara manusia (pegawai), teknologi (SI elearning) dan
organisasi (instansi pemerintah).
No Indikator
A
I
II
III
B
I
II
III
C
I
Faktor Manusia (Human Factor)
Harapan Kinerja (Performance Expectancy)
Sistem informasi (SI) e-learning memudahkan pengguna dalam aktivitas diklat;
SI e-learning berguna dalam meningkatkan kompetensi (pengetahuan, dan
keterampilan) pengguna; SI e-learning dapat meningkatkan kinerja pengguna.
Harapan Usaha (Effort Expectancy)
SI e-learning mudah dimengerti dan dipelajari; mudah untuk digunakan; mudah
untuk mendapatkan informasi (pelaksanaan diklat/ materi/ tugas/ ujian/ nilai/
komunitas diskusi).
Pengaruh Rekan Kerja (Partners Influence)
Rekan kerja menganjurkan menggunakan SI e-learning; Rekan kerja membantu
dalam menggunakan SI e-learning; Rekan kerja menganggap SI e-learning
penting dan bermanfaat.
Faktor Teknologi (Technology Factor)
Kualitas Informasi (Information Quality)
Pengelolaan informasi pada SI e-learning sudah terorganisir dengan baik
(ketersediaannya tepat waktu); SI e-learning menyediakan informasi yang
relevan dengan diklat dan kebutuhan pekerjaan; SI e-learning menyediakan
informasi yang lengkap dan akurat.
Kualitas Layanan (Service Quality)
SI e-learning menyediakan petunjuk penggunaan sehingga memudahkan
pengguna; Penggunaan SI e-learning disertai layanan bantuan (helpdesk dan
melalui telepon/ hotline); SI e-learning didukung layanan yang cepat dalam
merespon/ memperbaiki jika terdapat keluhan/ masalah.
Kualitas Sistem (System Quality) SI e-learning memiliki tampilan muka
(interface) yang menarik dan fitur yang baik; SI e-learning fleksibel digunakan
(dapat diakses online di manapun dan kapanpun); SI e-learning handal jarang
error; SI e-learning menjamin keamanan account pengguna.
Faktor Organisasi (Organization Factor)
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 123 – 142 ISSN : 1829 -7188
137
Kondisi Pemfasilitasi (Facilitating Condition) Instansi menyediakan sumber
daya, sarana dan prasarana (hardware, software, infrastruktur jaringan,
pemeliharaan dan dukungan teknis)
No Indikator
II
III
D
E
F
yang mendukung penggunaan SI e-learning; Instansi menyediakan pelatihan
menggunakan SI elearning; Terdapat petugas lembaga diklat yang bertanggung
jawab dan memberikan bantuan jika terjadi masalah dengan SI e-learning
Dukungan Pimpinan (Top Management Support) Implementasi SI e-learning
didukung pimpinan/ top management; Atasan menganjurkan menggunakan SI
e-learning; Atasan menganggap SI e-learning penting dan bermanfaat.
Dukungan Organisasi (Organization Support) Implementasi SI e-learning telah
direncanakan dengan baik oleh manajemen lembaga diklat pemerintah;
Penggunaan SI e-learning merupakan salah satu strategi dalam mendukung
kinerja instansi; Implementasi SI e-learning mendapatkan dukungan penuh dari
instansi.
Niat Penggunaan (Behavioral Intention/ Intention to Use/ Behaviour Use)
Terdapat niat untuk menggunakan SI e-learning (pasti); Terdapat rencana untuk
menggunakan SI e-learning (ada keinginan); Terdapat niat untuk sering
menggunakan SI e-learning.
Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) SI e-learning yang diimplementasikan
sangat efektif dan efisien; Pengguna puas dengan tampilan muka (interface) dan
fitur SI e-learning; Pengguna puas dengan informasi yang disediakan SI e-
learning; Secara keseluruhan puas menggunakan SI e-learning.
Manfaat Bersih (Net Benefit) SI e-learning meningkatkan kompetensi
(pengetahuan, keterampilan dan keahlian) pengguna; SI e-learning membantu
pengguna mampu bekerja lebih efektif dan efisien; SI e-learning meningkatkan
kinerja pengguna; SI e-learning dapat meningkatkan kinerja organisasi.
Secara teoritis dinyatakan bahwa informasi sebagai faktor kesuksesan suatu sistem.
Perusahaan harus mengetahui sumber informasi apa saja yang bisa menjadi jalan bagi
perusahaan untuk mencapai kesempatan dalam persaingan (McLeod & Schell, 2007).
Pada saat sistem informasi dikembangkan dengan mengintegrasikan semua
komponennya (hardware, software, brainware, prosedur, database dan jaringan
komunikasi) integrasi komponen tidak serta merta terjadi dengan sendirinya. Banyak
faktor yang mempengaruhi pengintegrasian tersebut yaitu (Susanto, 2013):
1. Pengaruh perilaku (brainware) karena posisinya
2. Pengaruh bisnis
3. Pengaruh teknologi
4. Pengaruh proses/metode
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Informasi
138
Sudut pandang lain mengenai keberhasilan implementasi suatu sistem diungkapkan
oleh (Zhang & al, 2002) yang meneliti keberhasilan implementasi dari ERP dan
menemukan dukungan manajemen puncak, manajemen proyek yang efektif, kesesuaian
software dan hardware, keikutsertaan pengguna, akurasi data, pendidikan dan pelatihan,
dan dukungan pemasok sebagai faktor yang berpengaruh, sedangkan business process
reengineering dan budaya organisasi di Cina sebagai faktor yang tidak berpengaruh.
Sementara itu penelitian lain yang dilakukan oleh (Woo, 2007 ) menyatakan Pendidikan
dan pelatihan pengguna untuk menggunakan ERP penting karena ERP bukan sebuah
sistem yang mudah digunakan, bahkan dengan kemampuan teknologi informasi yang
baik. Keberhasilan implementasi sistem ERP ditentukan oleh 30 faktor diantaranya
dukungan manajemen puncak, manajemen proyek yang efektif, business process
reengineering, kesesuaian software dan hardware, pendidikan dan pelatihan dan
dukungan pemasok (Ganesh, 2010).
III. KESIMPULAN
Sistem Informasi dibangun berdasarkan kebutuhan dan kondisi perusahaan. sehingga
dapat disimpulkan bahwa satu perusahaan akan memiliki rancangan Sistem Informasi
yang berbeda dengan perusahaan lain nya. Keberhasilan dalam merancang, membangun
dan mengimplementasikan Sistem Informasi, harus memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dari Sistem Informasi tersebut. Dimana Sistem Informasi
terdiri dari beberapa komponen yaitu hardware (berupa perangkat), software (berupa
aplikasi atau program dalam proses data), brainware (orang), prosedur (berisikan aturan
–aturan), jaringan komunikasi, database (data perusahaan), pengendalian internal dan
lain-lain.
Penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Sistem Informasi
sudah banyak dilakukan. Salah satunya model kesusesan Sistem Informasi dari DeLon
and MecLean (1992 & 2003) menjadi pedoman dari beberapa penelitian selanjutnya.
Pada penelitan pertama yang dilakukan DeLon & McLean menghasilkan enam variabel
yang kesuksesan Sistem informasi yaitu kualitas informasi, kualitas sistem,
penggunaan, kepuasan pengguna, dampak individu dan dampak organisasi. Sementara
sepuluh tahun kemudian, DeLon & McLean melakukan pembaharuan terhadap
penelitian nya yang menghasilkan lima variabel dari kritikal kesuksesan Sistem
Informasi yaitu kualitas informasi, kualitas sistem, kualitas pelayanan, minat
penggunaan atau penggunaan, kepuasan pengguna dan manfaat bersih (net benefit).
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 123 – 142 ISSN : 1829 -7188
139
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, S. (2013). Sistim Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.
Azmi, F., & Sri, M. (2015). Factors That Affect Accounting Information System Success and Its
Implication on Accounting Information Quality. Asian Journal of Information
Technology 14(5), ISSN: 1682-3915, 154-161.
Brigham, E. F., & Smith, K. (1967). The Cost of Capital to The Small Firm. The Engineering
Economist, 13: 1, 1-26.
Conboy, K., & etall. (2009). DeLone & McLean success model as a descriptive tool in
evaluating the use of a virtual learning environment. International Conference on
Organizational Learning, Knowledge and Capabilities (OLKC 2009), (pp. 1-17).
Amsterdam: http://hdl.handle.net/10379/222.
Davis, F. (1989). “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and Acceptanceof
Information System Technology. MIS Quarterly. Vol.13, No. 3, 319-339.
Delon, W. H. (1988). Determinants of Success for Computer Usage in Small Business. MIS
Quarterly, 51-61.
DeLon, W. H., & McLean, E. R. (1992). Information Systems Success: The Quest for the
Dependent Varible. Information Systems Research 3:1, 60-95.
DeLone, W. H., & McLean, E. R. (2003). The DeLone and McLean Model of Information
Systems Success:A Ten-Year Update. Journal of Management Information Systems, Vol.
19, No. 4, 9–30.
Firmawan, F., & Marsono. ( 2009). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KESUKSESAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI
(SYSTEM USAGE) (Studi Empiris Pada Nasabah Bank Mandiri). Jurnal Akuntansi &
Auditing, Volume 5/No. 2/MEI, 164 - 180.
Ganesh, L. a. (2010). Critical Success Factors for Successful Enterprise Resource Planning
Implementation at Indian SMEs. International Journal of Business Management and
Social Sciences (1), 65-78.
Gelderman, M. (1998). The Relation Between User Satisfaction, Usage Information Systems,
and Perfomance. Information & Management, 34, 11-18.
Gondodiyoto, S. (2007). Audit Sistem Informasi, + Pendekatan CobIT. -: Mitra Wacana Media.
Grande, E., Estébanez, R., & Colomina, C. (2011). The impact of Accounting Information
Systems (AIS) on performance measures: empirical evidence in Spanish SMEs. The
International Journal of Digital Accounting Research, Vol.11, 25-43.
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Informasi
140
Hellstén, S.-M., & Markova, M. (2006). The DeLone and McLean Model of Information
Systems Success – Original and Updated Models. Information Systems, 1-5.
Holsapple, C., & Lee-Post, A. (2006). Defining, assessing, and promoting e-learning success:
An information systems perspective. Decision Sciences Journal of Innovative Education,
vol. 4 no. 1, 67-85.
I Made, S., & Iga Oka, S. (2015). Penentu Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi
Serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan. Prosiding Simposium Nasional
Akuntansi Vokasi ke-4, ISSN : : 2460-0423, 183-200.
Iivari, J. (2005). An empirical Test of the DeLone-McLean Model of Information System
Success. Database for Advances in Information Systems (1), 8-27.
koran sindo. (2016, February 10). Kasus Kebangkrutan Perusahaan Besar di Dunia . Retrieved
Agustus 28, 2016, from koran-sindo.com.
Lai, J.-Y., & etal. (2006). Exploring the Effects of Dependability on Enterprise Applications
Success in e-Business. SIGMIS-CPR’06.
Lin, H.-F. (2007). Measuring online learning systems success: Applying the updated DeLone
and McLean model . CyberPsychology & Behavior, vol. 10 no. 6, 817-820.
Louden, K., & Louden, J. (2001). Essentials of Management Information Systems. London,
ISBN: 0130193232: Prentice Hall.
McLeod, R., & Schell, P. G. (2007). Management Information System. Pearson Education.
Pamugar, H., & etal. (2014). Model Evaluasi Kesuksesan dan Penerimaan Sistem Informasi E-
Learning pada Lembaga Diklat Pemerintah. Scientific Journal of Informatics Vol. 1, No.
1, ISSN 2407-7658, 13-27.
Pressman, S. R. (2010). Software Engineering, A Practitioner’s Approach, Seventh Edition. -:
McGraw-Hill International Edition,.
Rai, A. L. (2002 ). Assessing the Validity of IS Success Models: An Empirical Test and
Theoretical Analysis. Information Systems Research,Vol. 13, No. 1, 50-69.
Saleh, T., & etall. (2012). Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Terhadap Kualitas Informasi
Akuntansi Dalam Upaya Meningkatkan Kepuasa Pengguna Software Akuntansi Pada
Pemerintah Aceh. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, ISSN:
2302-0164, 110- 124.
Sri Mulyani, N. (2009). The Contribution of The Quality of Local Financial Management
Information on The Optimal Decision of Local Chief (Survey In Regency/ City
Government of West Java Province Gonvernment). Research Day.
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 123 – 142 ISSN : 1829 -7188
141
Sri, M. N. (2009). Sistem Informasi Akuntansi Rumah Sakit. Bandung.
Sri, M., & et, a. (2016). The Critical Succsess Factors for The Use of Information System and
Its Impact on Teh Organizational Performance. Medwell Journal, International
Business Management 10(4), ISSN:1993-5250, 552-560.
Sri, M., Rohail, H., & Fajar, A. (2016). The Critical Success Factor For The Use Of
Information Systems and Its Impact On The Organizational Performance . International
Business Management 10 (4), ISSN: 1993-5250 , 552-560.
Susanto, A. (2013). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Lingga Jaya.
Taipaleenmaki, J., & Ikaheimo, S. (2013). On the convergence of management accounting– the
role of information technology in accounting change. International Journal of
Accounting Information Systems, 14(4), 321-348.
Tajuddin, M. (2015). Modification of DeLon and Mclean Model in the Success of Information
System for Good University Governance. The Turkish Online Journal of Educational
Technology , volume 14 issue 4, 113-123.
Tan, D., & etal. (2015). Pengujian Kesuksesan Sistem Informasi Model Delon dan Mclean
Pada Sektor Publik. University Research Colloquium, ISSN 2407-9189, 111-122.
Tan, D., & etall. (2015). PENGUJIAN KESUKSESAN SISTEM INFORMASI MODEL
DELONE & MCLEAN PADA SEKTOR PUBLIK. University Research Colloquium;
ISSN 2407-9189, 111-122.
Thompson, R. H. (1991). Personal Computing:Toward a Conceptual Model of Utilization. MIS
Quarterly, Vol.15, No.1, 124-143.
Venkatesh, V., & Davis, F. (2000). A Theoritical Extension of the Technology Acceptance
Model:Four Longitudinal Field Studies. Management Science. Vol.46, No.2, 186-204.
Venkatesh, V., & Moris, M. (2000). Why Don’t Men Ever Stop to Ask for Directions? Gender,
Social Influence and Their Role in Technology Acceptance and Usage Behavior. MIS
Quarterly Vol.24, No.1, March, 115-139.
weber, R. (1999). Information System Control and Audit. New Jersey: Prentice-Hall.
Whitten, B., & Dittman. (2001). Systems Operation and Support Systems Analist and Design
Methods. New York: McGraw Hill, 5th Edn.
Wixom, B., & Watson, H. (2001). An Empirical Investigation of The Factors Affecting Data
Warehousing Success. MIS Quarterly,25, 17-41.
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Informasi
142
Woo, H. S. (2007 ). Critical success factors for implementing ERP: the case of a Chinese
electronics manufacturer. Journal of Manufacturing Technology Management 18 (4),
431-442.
Wu, J.-H., & Wang, Y.-M. (2006). Measuring KMS success: A respecification of the DeLone
and McLean´s model. Information & Management, 43 , 728-739.
Yuhanis, L., & Sri, M. N. (2015). Critical Success Factor For Implementation of Enterprise
Resource Planning System (ERP) Survey BUMN Companies in Bandung. International
Journal of Scientic & Technology Research Volume 4 , 74-80.
Zaied, A. N. (2012). An Integrated Success Model for Evaluating Information System in Public
Sectors. Journal of Emerging Trends in Computing and Information Sciences, ISSN
2079-8407, 814-825.
Zhang, & al, e. (2002). Critical Success Factors of Enterprise Resource Planning Systems
Implementation Success in China. In Proceedings on the 36th Hawaii International
Conference on System Science.
Biodata PenulisMeita Chandra dewi SE., M Ak.,CA, adalah dosen luar biasa pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Unjani