+ All Categories
Home > Documents > SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

Date post: 15-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 8 times
Download: 1 times
Share this document with a friend
80
SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA MOTOR TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Disusun oleh: LABERTUS ANDRIANTO 025214030 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
Transcript
Page 1: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL

SWING ARM SEPEDA MOTOR

TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin

Disusun oleh:

LABERTUS ANDRIANTO

025214030

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

Page 2: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL

SWING ARM SEPEDA MOTOR

TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin

Disusun oleh:

LABERTUS ANDRIANTO

025214030

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

i

Page 3: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

PHYSICAL AND MECHANICAL PROPERTIES

OF MOTORCYCLE SWING ARM

FINAL PROJECT

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Sarjana Teknik Degree in Mechanical Engineering

by

LABERTUS ANDRIANTO

Student Number : 025214030

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGARAM

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

2007

ii

Page 4: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

iii

Page 5: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

iv

Page 6: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 5 Oktober 2007

Penulis

Labertus Andrianto

v

Page 7: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

HALAMAN MOTO

˝ Imajinasi jauh lebih penting daripada pengetahuan ˝.

- Albert Einstein

˝ Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan ˝.

- Thomas A. Edison ˝ Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka ˝.

- Alexander Graham Bell

˝ Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain ˝.

- Michel De Montaigne

˝ Saat kutemukan sebuah arti dalam hidup ini, hidupku akan lebih bijaksana ˝.

- Anonim

vi

Page 8: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

Ad Maiorem Dei Gloriam

I dedicate my Final Project simply to :

# Bapa disurga dan keluarga kudus, terima kasih atas semua

bimbingan dan kekuatan yang telah Engkau berikan.

# Keluargaku tercinta : Bapak Andreas Suratdiya dan Ibu Anastasia

Boinem serta adikku Dwi, yang telah memberikan perhatian tak

terbatas, pengertian tak ternilai, dorongan semangat yang luar biasa dan

kesedian untuk berbagi dalam setiap kesulitan.

# Bapak Lanjar dan segenap karyawan P.T Mega Andalan Kalasan

atas kesempatan untuk melakukan penelitian Tugas Akhir.

# Benny Aditya, terimakasih sudah menjadi teman terbaik

dalam penulisan Tugas Akhir ini.

# Agnes Desideria Andyanti Putri atas teladan yang telah kamu berikan

selama menemani aku di jogja, suatu kebanggaan pernah hadir dalam

hidupmu.

vii

Page 9: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

# Seseorang Ginting dimanapun kamu berada, terimakasih atas

perhatian, kasih sayang dan telah menjadi inspirasi dalam penulisan

Tugas Akhir ini. Jadilah yang terbaik bagi orang tuamu dan bagi orang-

orang yang menyayangi kamu.

# Teman-teman Angkatan 2002 yang telah banyak membantu dalam

segala hal. Sukses selalu untuk kalian semua.

# Honda Supra R 5355 YK atas kesetian menemani dalam setiap

langkahku, bersamamu kita lalui segalanya.

# Yamaha Mio R 4579 UB, terimakasih atas semua pengorbananmu.

Kamu telah jadi bagian dari hidupku dan menjadi teman setia saat

sodaramu mulai merasa lelah.

# Pentium dual core 2007, terimakasih atas perfoma terbaiknya.

Kamu hadir disaat yang tepat.

Salamku,

viii

Page 10: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …
Page 11: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala kasih, rahmat dan bimbingan-Nya sehingga dapat menyelesaikan Tugas

Akhir dengan baik. Maksud dan tujuan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai

pemenuhan salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Teknik di Jurusan Teknik

Mesin Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

Penulis dalam kesempatan ini mengucapkan banyak terima kasih atas

bantuan, dukungan serta bimbingan yang diberikan dalam proses penyusunan ini,

oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Romo Ir. Greg. Heliarko SJ.,S.S.,B.S.T.,M.A.,M.Sc., Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Budi Setyahandana, S.T., M.T., Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

3. Laboran Laboratorium Teknologi Mekanik dan Laboratorium Perpindahan

Panas Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penelitian penulis.

4. Segenap dosen dan karyawan Jurusan Teknik Mesin FT-USD yang telah

membantu dan selalu membimbing dalam masa-masa kuliah.

5. Keluarga besarku di Cilacap, bapak-ibu ( Andreas Suratdiya ) dan

(Anastasia Boinem ) dan adikku Maria Dwi Lestari terima kasih untuk

semuanya.

6. Ade Irmayani Br Ginting yang telah memberikan doa, kasih sayang dan

dorongan semangat dalam penulisan Tugas Akhir ini.

ix

Page 12: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

7. Teman-teman Dwi, Bowo, Haryanto, Tomo, Surya, Beni, Dimas, Heri,

Yayat, Calvin, Andi, dan semua teman-teman TM angkatan 2002 yang

telah membantu banyak dalam Tugas Akhir ini.

8. Semua teman-teman dari Panulisan, Pungkas, Herdiana, Toni, Darus,

Carto, Iyus atas dukungannya selama ini.

Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat berguna dan memberikan

manfaat baik bagi penulis maupun pihak lain, sebagai ilmu pengetahuan dan

informasi.

x

Page 13: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh material yang terbaik untuk

pembuatan swing arm sepeda motor. Penelitian ini meliputi tiga material baja

karbon rendah yang memiliki komposisi dan struktur mikro yang berbeda.

Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian tarik, pengujian komposisi

kimia dan pengujian struktur mikro. Setiap material dipotong menjadi plat,

kemudian beberapa bagian plat tersebut dibentuk menjadi benda uji yang

disesuaikan dengan standar ASTM. Dari hasil pengujian tarik diperoleh data

bahwa baja MS 1 memiliki kekuatan tarik tertinggi sebesar 50,64 kg/mm² dan

baja MS 3 merupakan material yang memiliki kekutan tarik terendah sebesar

43,57 kg/mm² sedangkan baja MS 2 memiliki kekuatan tarik sebesar 45,59

kg/mm². Pada pengujian komposisi kimia, unsur paduan karbon terbanyak pada

baja MS 2 sebesar 0,128 % dan terendah pada baja MS 1 sebesar 0,09 %. Dari

pengujian struktur mikro terlihat bahwa baja MS 2 memiliki kandungan karbon

terbanyak, sedangkan baja MS 3 memiliki unsur paduan karbon yang sedikit lebih

banyak dari baja MS 1.

Dari pengujian-pengujian tersebut, dapat disimpulkan unsur karbon

memiliki pengaruh yang penting terhadap kekutan tarik material baja. Namun,

kekuatan tarik suatu material tidak hanya dipengaruhi oleh unsur karbon.

Perlakuan panas, proses pembuatan dan pembentukan baja dapat juga

mempengaruhi kekuatan tarik material.

xi

Page 14: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………..…………………………………. i

HALAMAN JUDUL BAHASA INGGRIS………………………..………. ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……………….…………... iii

HALAMAN PERNYATAAN………………………..…………………….. v

HALAMAN MOTO………………………………………………………... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN………..…………………………………... vii

KATA PENGANTAR…………………………………………..………….. ix

INTI SARI……………………………………..……………………………. xi

DAFTAR ISI………………………………………………………….…….. xii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………..…………… xv

DAFTAR TABEL………………………………………….……………..… xvi

BAB I PENDAHULUAN……………………………..………………… 1

1.1. Latar Belakang…………………………………..…………. 1

1.2. Batasan Masalah………………………………………….... 3

1.3. Tujuan Penelitian………………………………….……….. 3

BAB II DASAR TEORI………………………………………..………… 4

2.1. Pengertian Baja………………...………………..…………. 4

2.2. Proses Produksi Baja…………………………………..…… 5

2.3. Struktur Mikro Besi dan Baja…………………..………….. 5

2.3.1. Diagram Fasa Besin Karbon.................................... 5

xii

Page 15: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

2.3.2. Perubahan Struktur Pada Perlakuan Panas..……… 9

2.4. Klasifikasi Baja.…………………..………………………... 11

2.4.1. Baja Karbon Biasa…………………….………….. 12

2.4.2. Baja Paduan Rendah................................................ 13

2.4.3. Baja Tahan Karat..................................................... 15

2.4.4. Baja Cor…………………………………………... 15

2.4.5. Baja Perkakas…………………………………….. 15

2.4.6. Baja Spesial………………………………………. 16

2.5. Unsur-unsur Yang Terkandung Dalam Baja........................... 16

2.5.1. Karbon ( C )............................................................. 16

2.5.2. Mangan ( Mn )......................................................... 17

2.5.3. Sulfur ( S )................................................................ 17

2.5.4. Nikel ( Ni )............................................................... 17

2.5.5. Chromium ( Cr )....................................................... 17

2.5.6. Molybdenum ( Mo )…………………...………….. 18

2.5.7. Vanadium ( V )……………………………………. 18

2.5.8. Tembaga ( Cu )……………………………………. 18

2.5.9. Wolfram ( W )…………………………………….. 18

2.5.10. Posfor ( P )..……………………………………….. 18

2.5.11. Aluminium ( Al )………………………………….. 19

2.5.12. Boron……………………………………………… 19

2.6. Sifat Mekanis Baja………………………………………….. 19

2.7. Pengujian Bahan…………………………………………….. 21

xiii

Page 16: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

2.7.1. Uji Tarik……………….…………………………… 21

2.7.2. Pengamatan Struktur Mikro………………………... 24

2.7.3. Pengamatan Bentuk Patahan……………………….. 25

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………….. 27

3.1. Skema Penelitian…….…………………………………….... 27

3.2. Persiapan Bahan……………...……………..………………. 28

3.3. Pembuatan Benda Uji............................................................. 28

3.4. Peralatan Yang Digunakan..................................................... 30

3.5. Pengujian Bahan..................................................................... 31

3.5.1. Uji Tarik……………………..……………………. 31

3.5.2. Pengamatan Struktur Mikro..…………………..…. 33

3.5.3. Uji Komposisi Kimia............................................... 35

BAB IV DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………. 37

4.1. Analisis Pengujian Tarik……….…………………………… 37

4.2. Analisis Pengujian Struktur Mikro………………………..... 42

4.3. Analisis Pengujian Komposisi Kimia……............................. 43

4.4 Analisis Ketebalan Plat dan Ketangguhan Material............... 45

BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP……………………………..... 47

5.1. Kesimpulan…………………..……………………………... 47

5.2. Penutup …………………………………..………………… 49

5.3. Saran………………………………..………………………. 49

DAFTAR PUSTAKA

xiv

Page 17: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Diagram Fasa Besi Karbon…...…………………………….... 7

Gambar 2.2. Struktur Mikro Baja Karbon……………….………………… 8

Gambar 2.3. Diagram Tegangan Regangan…………………………...…... 23

Gambar 2.4. Pemantulan Cahaya pada Benda……………………...……... 25

Gambar 2.5. Jenis-jenis Perpatahan………………………………...……... 26

Gambar 3.1. Skema Penelitian..................................................................... 27

Gambar 3.2. Benda Uji Tarik………….………………..……….…….….. 28

Gambar 3.3. Mesin Skrap…………………………………..……...……... 29

Gambar 3.4. Mesin Uji Tarik…………………………………………….... 33

Gambar 3.5. Mikroskop dan Kamera…………………………………...…. 34

Gambar 3.6. Mesin Uji Komposisi Kimia…………………….…………... 36

Gambar 4.1. Diagram Nilai Rata-rata Kekuatan Tarik……………...…...... 38

Gambar 4.2. Diagram Nilai Rata-rata Regangan ………………….....…… 39

Gambar 4.3. Diagram Nilai Rata-rata Kontraksi………………………..… 39

Gambar 4.4. Diagram Nilai Rata-rata Modulus Elastisitas……………….. 40

Gambar 4.5. Foto Struktur Mikro Material MS 1………………………… 42

Gambar 4.6. Foto Struktur Mikro Material MS 2……………….……..…. 42

Gambar 4.7. Foto Struktur Mikro Material MS 3………………..……...... 42

Gambar 4.8. Diagram Nilai Ketangguhan Baja Material Swing Arm.......... 46

xv

Page 18: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi Baja Menurut SAE dan AISI.................................... 12

Tabel 3.1. Dimensi Spesimen Standar ASTM............................................. 29

Tabel 3.2. Hubungan Dimensional Benda Uji Tarik.................................. 30

Tabel 4.1. Data Hasil Pengujian Tarik Material Swing Arm...................... 37

Tabel 4.2. Nilai Rata-rata Kekuatan Tarik................................................. 37

Tabel 4.3. Nilai Rata-rata Regangan Material Swing Arm........................ 37

Tabel 4.4. Nilai Rata-rata Kontraksi Material Swing Arm………............. 38

Tabel 4.5. Nilai Rata-rata Modulus Elastisitas……………………........... 38

Tabel 4.6. Nilai Unsur Paduan Karbon Baja Material Swing Arm............. 43

Tabel 4.7. Nilai Unsur Paduan Karbon Setelah Pengujian Ulang.............. 43

Tabel 4.8. Nilai Unsur Paduan Setelah Pengujian Ulang.......................... 44

Tabel 4.9. Nilai Ketangguhan Baja Material Swing Arm........................... 45

xvi

Page 19: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan dunia otomotif berkembang dengan

pesatnya, maka perancangan dan pemilihan bahan konstruksi ataupun

komponen mesin sangatlah sulit dan rumit serta membutuhkan ketelitian.

Sebagian besar konstruksi mesin dalam aplikasinya selalu menerima beban

yang bervariasi, sehingga diperlukan suatu bahan yang baik dan kuat, untuk

mendapatkan bahan tersebut diperlukan pengujian sifat-sifat fisis dan mekanis

yang meliputi kekuatan tarik, struktur mikro dan komposisi kimianya. Dalam

pengujian ini dibutuhkan pengetahuan tentang teknik manufaktur untuk

mengetahui kemampuan bahan dalam menerima pembebanan, baik dinamis

maupun statis.

Riset dan pengembangan terus dilakukan untuk memperoleh teknologi

baru yang lebih efisien dan efektif baik pengembangan mesin maupun

konstruksi. Salah satu konstruksi yang terus dikembangkan adalah swing arm

sepeda motor. Swing arm merupakan komponen penting pada sepeda motor

yang dapat meredam beban kejut dengan baik sehingga kestabilan sepeda

motor dapat terjaga. Material yang umumnya digunakan dalam pembuatan

swing arm sepeda motor yaitu baja karbon rendah. Material yang saat ini

dipakai sering pecah dimungkinkan karena komposisi, perlakuan panas

Page 20: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

2

maupun pengerjaan yang salah. Maka dari itu diperlukan adanya penelitian

terhadap material yang baik untuk swing arm sepeda motor.

Penelitian ini meliputi tiga jenis pipa kotak MS yang akan digunakan

dalam pembuatan swing arm sepeda motor. Adapun ketiga baja tersebut

adalah :

1. Baja kotak putih, MS ukuran 20 mm x 40 mm x 1,8 mm.

2. Baja kotak coklat, MS ukuran 20 mm x 39,5 mm x 1,8 mm.

3. Baja kotak hitam, MS ukuran 19,5 mm x 40 mm x 2 mm

Page 21: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

3

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kekuatan tarik, regangan dan kontraksi beberapa baja

material swing arm sepeda motor

2. Mengetahui komposisi kimia baja material swing arm sepeda motor

3. Menentukan material yang paling sesuai untuk pembuatan swing arm

sepeda motor

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang ditentukan penulis dalam penelitian dan

penyusunan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis

dari 3 baja material yang akan digunakan dalam pembuatan swing arm sepeda

motor. Pengujian yang dilakukan meliputi uji tarik, pengamatan struktur

mikro dan uji komposisi kimia. Material diperoleh dari PT. Mega Andalan

Kalasan dan pengujiannya di Laboratorium Ilmu Logam Jurusan Teknik

Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Page 22: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Baja

Baja merupakan paduan yang terdiri dari besi (Fe), karbon (C) dan

unsur lainnya. Baja dapat dibentuk melalui pengecoron atau penempaan.

Karbon merupakan salah satu unsur terpenting karena dapat meningkatkan

kekerasan dan kekuatan baja.

Besi dan baja merupakan logam yang banyak dipakai dan digunakan

dalam dunia teknik, meliputi 95% dari seluruh produksi logam dunia, baik

dalam bentuk pelat, lembaran, pipa, batang profil dan sebagainya. Untuk

penggunaan tertentu, besi dan baja merupakan satu-satuya logam yang

memenuhi persyaratan teknik maupun ekonomis, tetapi yang paling penting

karena sifat-sifatnya yang bervariasi. Yaitu bahwa bahan tersebut mempunyai

berbagai sifat dari yang paling lunak dan mudah dibuat sampai yang paling

keras dan tajam sekalipun atau apa saja dengan bentuk struktur logam dapat

dibuat dengan metode pengecoran. Dari unsur besi (Fe) berbagai bentuk

struktur logam dapat dibuat, itulah sebabnya mengapa besi dan baja disebut

dengan bahan yang kaya dengan sifat-sifat. Namun di beberapa bidang lainnya

logam ini mulai mendapat persaingan dari logam bukan besi. Besi

diperkirakan telah dikenal manusia sekitar tahun 1200 SM.

Page 23: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

5

2.2 Proses Produksi Baja

Untuk memproduksi baja dapat ditempuh dengan cara pengecoran atau

dengan cara metalurgi serbuk. Pengecoran dilakukan dengan cara melebur biji

besi yang diperoleh dari tambang dalam dapur tinggi (blast furnance). Dengan

cara serbuk metalurgi yaitu dengan melebur kembali baja sraps dalam dapur

pengolahan baja (steel furnance). Melalui cara ini , baja diperoleh dengan cara

memadatkan campuran serbuk besi dan serbuk lainnya dalam satu wadah

tertentu dan selanjutnya dilakukan pemanasan terhadap hasil pemadatan.

2.3 Struktur Mikro Besi dan Baja

2.3.1 Diagram Fasa Besi Karbon

Dari unsur besi berbagai bentuk struktur logam dapat dibuat, itulah

sebabnya besi dan baja kaya dengan sifat-sifat. Sifat unsur penyusun baja

dan besi dapat dilihat secara jelas dalam diagram fasa besi karbon, seperti

pada gambar 2.1. Gambar tersebut menunjukan gambar keseimbangan besi

karbon sebagai dasar dari bahan yang berupa besi baja. Selain karbon pada

besi dan baja, terkandung kira-kira 0,25 % Si, 0,3 – 1,5 % Mn, dan unsur

pengotor lain P, S dan sebagainya. Karena unsur-unsur ini tidak memberikan

pengaruh utama kepada diagram fasa, maka diagram fasa tersebut dapat

dipergunakan tanpa menghiraukan adanya unsur-unsur tersebut.

Pada paduan besi karbon fasa karbida yang disebut simentit, dan juga

grafit, grafit lebih stabil dari pada simentit. Yang akan dibahas disini

hanyalah diagram Fe-Fe 3 C (simentit mempunyai kadar C = 6,67 %). Titik-

titik penting pada diagram fasa ini adalah :

Page 24: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

6

A. Titik cair besi

B. Titik pada cairan yang ada hubungannya dengan reaksi peritektik

H. Larutan padat δ yang da hubungannya dengan reaksi peritektik. Kelarutan

karbon maksimum, adalah 0,10 %.

J. Titik peritektik selama pendinginan eustenit, pada komposisi J, fase γ

terbebtuk dari larutan padat δ, pada komposisi H, dan cairan komposisi

B.

N. Titik transformasi dari besi δ ↔ besi γ, titik transformasi A 4 dari besi

murni.

C. Titik eutektik. Selama pendinginan fasa γ dengan komposisi E dan

sementit pada komposisi F (6,67 % C) terbentuk dari cairan pada

komposisi C, fasa eutektik ini disebut ledeburit.

E. Titik yang menyatakan fasa γ, ada hubungan dengan reaksi eutektik.

Kelarutan maksimum dari karbon 2,14 %. Paduan besi karbon sampai

pada komposisi ini disebut baja.

G. Titik transformasi besi δ ↔ α. Titik transformasi A 3 untuk besi.

P. Titik yang menyatakan ferit, fasa α ada hubungannya dengan reaksi

eutektoid. Kelarutan maksimum dari karbon kira-kira 0,02 %.

S. Titik eutectoid. Selama pendinginan, ferit pada komposisi P dan sementiti

pada komposisi K (sama dengan F) terbentuk simultat dari austenit pada

komposisi S. Reaksi eutektoid ini dinamakan transformasi A1 , dan fasa

eutektoid ini dinamakan perlit.

Page 25: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

7

GS. Garis yang menyatakan hubungan antara temperatur dengan komposisi

di mana mulai terbentuk ferit dari austenit. Garis ini disebut garis A 3 .

ES. Garis yang menyatakan hubungan antara temperatur dan komposisi, di

mana mulai terbentuk simentit dari austenit dinamakan garis A cm

A . Titik transformasi magnetik untuk besi atau ferit. 2

A . Titik transformasi magnetik untuk sementit. 0

Gambar 2.1 : Diagram fasa besi karbon Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met.E : Pengetahuan Bahan Teknik, hal 70

Page 26: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

8

a b

c d

e f

Gambar 2.2 : Struktur mikro baja karbon Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met.E : Pengetahuan Bahan Teknik, hal 71

Keterangan Gambar 2.2 :

a. Menunjukkan stuktur mikro baja yang mempunyai kandungan karbon

sebesar 0,06 % C.

Page 27: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

9

b. Menunjukkan stuktur mikro baja mempunyai kandungan karbon

sebesar 0,25 %. Baja ini dinormalkan pada suhu 930ºC.

c. Menunjukkan stuktur mikro baja mempunyai kandungan karbon

sebesar 0,30 %. Baja ini diaustenitkan pada suhu 930ºC dan

ditransformasikan isothermal pada suhu 700ºC.

d. Menunjukkan stuktur mikro baja mempunyai kandungan karbon

sebesar 0,45 %. Baja ini dinormalkan pada suhu 840ºC.

e. Menunjukkan stuktur mikro baja mempunyai kandungan karbon 0,80

%. Baja ini diaustenitkan pada suhu 1150ºC dan didinginkan pada

tungku.

f. Menunjukkan stuktur mikro baja mempunyai kandungan karbon

sebesar 1 %. Baja ini dirol pada suhu 1050ºC dan pendinginannya

dilakukan dengan udara.

Baja yang berkadar karbon sama dengan komposisi eutektoid

dinamakan baja eutektoid, yang berkadar kurang dari komposisi eutektoid

disebut baja hypoeutektoid dan yang berkadar karbon lebih dari komposisi

eutektoid disebut baja hypopereutektoid.

2.3.2 Perubahan Struktur Pada Perlakuan Panas

Besi dan baja diharapkan mempunyai kekuatan statis dan dinamik,

ulet, mudah diolah, tahan korosi dan mempunyai sifat elektromagnet agar

dapat dipakai sebagai bahan untuk konstruksi dan mesin-mesin. Dilihat

dari transformasi ada tiga macam baja yaitu :

Page 28: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

10

1. Baja dengan titik transformasi A 1 berupa ferit di bawah A1 dan

austenit pada A atau diatas A1 . 3

2. Baja dengan titik transformasi A 1 di bawah temperatur kamar,

berupa austenit pada temperatur kamar.

3. Baja dengan daerah austenit yang kecil, berupa ferit sampai

temperatur tinggi pada daerah komposisi tertentu.

Baja yang tergolong macam 1 berupa ferit pada temperatur kamar

(dalam keseimbangan), dapat diproses menjadi berbagai struktur dengan

jalan perlakuan panas. Struktur tersebut diiktisarkan pada Gambar 2.1.

Fasa yang ada pada baja. Fasa-fasa tersebut memiliki sifat-sifat khas,

sebagai berikut :

1. Ferit mempunyai sel satuan kubus pusat badan atau body centered

cubic (bcc), menunjukan titik mulur yang jelas dan menjadi getas

pada temperatur rendah.

2. Austenit mempunyai sel satuan kubus pusat muka atau face

centered cubic (fcc), menunjukan titik mulur yang jelas tanpa

kegetasan pada keadaan dingin. Akan tetapi kalau berupa fasa

metastabil bisa berubah menjadi α’ pada temperatur rendah,

dengan pengerjaan.

3. Martensit adalah fasa larutan padat lewat jenuh dari karbon dalam

sel satuan tetragonal pusat badan atau body centered tetragonal

(bct). Makin tinggi derajat kelewat jenuhan karbon, makin besar

Page 29: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

11

perbandingan satuan sumbu sel satuannya dan makin keras serta

makin getas martensit tersebut.

4. Bainit mempunyai sifat-sifat antara martensit dan ferit.

Sesuai dengan keanekaragaman strukturnya, maka dapat diperoleh

berbagai sifat baja termasuk kekuatan dan keuletan. Faktor-faktor yang

menentukan sifat-sifat mekanik adalah macam fasa, kadar unsur paduan

dalam fasa, ukuran dan bentuk senyawa. Untuk mendapatkan sifat-sifat

mekanik yang diinginkan perlu mendapat struktur yang cocok dengan

komposisi kimia dan perlakuan panas yang tepat.

2.4 Klasifikasi Baja

Berdasarkan unsur paduannya, klasifikasi baja mengikuti SAE (Society of

Automotive Engineers ) dan AISI ( American Iron and Steel Institute ).

Macam-macam kategori baja diantaranya sebagai berikut :

- Baja karbon biasa (plain-carbon steel).

- Baja paduan rendah (hight-strength, low alloy steel).

- Low alloy structural steel.

- Baja tahan karat (stainless steel).

- Baja tuang / cor (cast steel).

- Baja perkakas (tool steel).

- Baja penggunaan spesial / khusus (spesial purpose steel)

Page 30: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

12

Tabel 2.1. Klasifikasi baja menurut SAE dan AISI

Sumber : Budi Setyahandana. S.T, M.T. : Diktat Material Teknik, hal 12

2.4.1 Baja karbon biasa

Baja karbon biasa merupakan jenis baja yang paling awal dikenal orang.

Baja ini mempunyai komponen utama Fe dan C, baja ini dibedakan lagi

menjadi :

Page 31: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

13

1. Baja karbon rendah dengan kandungan karbon berkisar 0,05 – 0,30 %

2. Baja karbon sedang dengan kandungan karbon berkisar 0,30 – 0,50 %

3. Baja karbon tinggi dengan kandungan karbon lebih besar dari 0,50 %

Sifat umum baja karbon berdasarkan kadar % C :

1. Baja karbon rendah (0,05 – 0,30 %)

- Kekuatan sedang, liat dan tangguh tapi lunak.

- Untuk komponen dengan tegangan rendah.

- Mudah dimesin dan dilas.

2. Baja karbon sedang (0,3 – 0,6 %)

- Lebih keras dari pada baja karbon rendah.

- Lebih kuat dan tangguh, tetapi kurang liat.

- Sifat dapat diubah dengan heat treatment.

3. Baja karbon tinggi (0,6 – 0,95 %)

- Lebih keras tetapi kurang liat dan tangguh.

- Dapat di heat treatment untuk memperkeras dan mempertinggi

ketahanan arus.

- Untuk C > 0,96 % digunakan untuk tool steel.

2.4.2 Baja paduan rendah

Baja paduan rendah mengandung unsur-unsur paduan sebagai elemen

tambahan pada Fe dan C, Mo (Molibden), Si (Silicon) dan lain-lain.

Umumnya kandungan masing-masing elemen paduan lebih kecil dari 5 %.

Baja ini pada umunya telah mendapat perlakuan panas (heat treatment) oleh

pabrik pembuatnya. Baja paduan dipisah menjadi :

Page 32: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

14

1. Baja paduan rendah (jumlah unsur paduan khusus < 8,0 %)

2. Baja paduan tinggi (jumlah unsur paduan khusus > 8,0 %)

Maksud penambahan unsur-unsur paduan :

1. Meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja.

2. Memperbaiki sifat-sifat baja.

Unsur-unsur paduan pada baja dapat digolongkan menjadi :

1. Membuat baja lebih kuat dan ulet yang bereaksi dengan Fe seperti Ni,

Mn, Cr dan Mo.

2. Membuat baja lebih keras jika bereaksi dengan C seperti Cr, W, Mo

dan V.

Penggolongan 1 terutama digunakan untuk baja konstruksi, sedang 2

terutama digunakan untuk baja perkakas dan baja pembentuk seperti

pembentuk huruf nama. Dari segi ilmu bahan, unsur-unsur paduan pada baja

akan memberi pengaruh dalam hal :

1. Perubahan struktur fcc – bcc, suhu kritis akan berpindah ke atas (Cr, W,

Mo, Si) atau ke bawah (Ni, Mn).

Penyimpangan diagram sebanding dengan kadar unsur-unsur paduan yang

terdapat pada baja. Peningkatan cukup banyak kadar Mn dan Ni (12 – 14

%) dapat mengubah suhu kritis bawah, dibawah suhu kamar.

2. Titik eutektik (titik dimana suhu kritis atas dan bawah berada pada tempat

yang sama) akan bergeser ke kiri pada diagram Fe-C.

3. Kecepatan pendinginan kritis akan lambat.

Page 33: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

15

2.4.3 Baja tahan karat

Baja tahan karat pada umumnya yang berlaku dipasaran dapat dibedakan

menjadi sebagai berikut :

- Baja tahan karat austenit (Austenite stainlees steel).

- Baja tahan karat ferit (ferit stainlees steel).

- Baja tahan karat martensit (martensite stainlees steel).

Semua jenis baja tahan karat ini mempunyai daya tahan terhadap korosi

yang berbeda, tergantung pada kandungan cromium (Cr). Baja austenit

termasuk kelompok baja Cr – Ni (seri 300). Baja ferit (masuk dalam seri 400)

tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas.

2.4.4 Baja cor

Baja cor mempunyai komposisi yang hampir sama dengan baja tempa,

kecuali pada komposisi Si dan Mn mempunyai jumlah lebih besar yang

berfungsi untuk mengikat O dan gas-gas lainnya. Baja cor komersial masih

dibedakan atas :

2

- Baja karbon rendah dengan C < 0,2 %.

- Baja karbon sedang dengan C 0,20 – 0 ,50 %.

- Baja karbon tinggi dengan C < 0,50 %.

- Baja paduan rendah dengan jumlah total elemen paduan C < 8 %.

- Baja paduan tinggi dengan jumlah total elemen paduan C > 8 %.

2.4.5 Baja perkakas

Baja perkakas yang beredar secara internasional pada umumnya harus

mempunyai persyaratan sebagai berikut :

Page 34: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

16

- Kemampuan mempertahankan kekerasan dan kekuatan pada suhu tinggi.

- Kemampuan terhadap beban kejut/impact.

- Kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap keausan dan gesekan.

Baja perkakas biasanya mengandung unsur-unsur Cr, W, V dan Mo

dengan jumlah cukup besar, sehingga baja tersebut menjadi lebih keras dan

tahan terhadap keausan.

2.4.6 Baja Spesial

Baja special pada umumnya digunakan untuk maksud-maksud tertentu

sebagai berikut :

- Baja tahan suhu tinggi.

- Baja tahan suhu rendah.

- Baja kekuatan tinggi.

Untuk penggunaan pada suhu tinggi (950 – 1100 ºC) dapat dipilih baja

tahan karat austenik (misal seri 302, 309, 310, 316, 321, 327) tetapi

kekuatannya turun dratis sampai pada temperatur 1100 ºC. Dapat juga

digunakan baja tahan karat jenis martensit dan feritik.

2.5. Unsur-unsur Yang Terkandung Dalam Baja

Unsur-unsur paduan baja mempunyai pengaruh sebagai berikut :

2.5.1. Karbon ( C )

Pengaruh unsur karbon adalah menaikkan besaran kekuatan tarik,

kekerasan dan kepekaan takik tetapi menurunkan keliatan ( regangan patah),

kemampuan tempa dan las. Hal ini dapat diatasi dengan cara paduan dan

perlakuan panas.

Page 35: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

17

2.5.2. Mangan ( Mn )

Kombinasi Mn + S sebagai MnS ( mangan sulfida lunak ), penambahan

pada besi sulfida untuk mengurangi kegetasan. Pada alloy stell kandungan 11

% - 14 % Mn berfungsi untuk :

- Membentuk paduan austenit yang tidak magnetis.

- Meningkatkan kekerasan, tahan aus.

- Ideal untuk alat iris yang menderita beban kejut.

2.5.3. Sulfur ( S )

Umumnya tidak dikehendaki karena membuat efek brittle ( getas ). Jika

bersenyawa dengan mangan sifat sulfur berkurang atau membuat baja rapuh

bila tidak ada mangan.

2.5.4. Nikel ( Ni )

Unsur ini berpengaruh untuk meningkatkan ketangguhan dan ketahanan

terhadap beban kejut terutama pada temparatur rendah, membantu pengerasan

inti. Umumnya unsur ini digunakan sebagai paduan sebesar 2 % - 5 %,

biasnya diguanakan pada baja perkakas. Kadar 12 % - 20 % Ni dengan C

rendah dapat meningkatkan ketahanan korosi. Sifat Ni-Cr untuk keliatan,

tahan api dan panas dan tahan terhadap asam.

2.5.5. Chromium ( Cr )

Prosentase Cr dalam jumlah besar dapat berpengaruh terhadap ketahanan

korosi dan tahan panas/api. Kandungan Cr rendah < 2 % berfungsi untuk

mampu keras dan menambah kekuatan, biasanya paduan ini digunakan

bersama Ni dengan perbandingan 1 : 2. Kombinasi Cr dan C menjadi

Page 36: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

18

Chromium Carbides yang tahan aus dan dugunakan pada baja karburising,

baja perkakas, baja bantalan tahan aus dan karat.

2.5.6. Molybdenum ( Mo )

Unsur ini digunakan pada baja paduan kurang dari 0,3 % untuk

menaikkan kekerasan dan menaikkan kekuatan terutama terhadap beban

dinamik dan temperatur tinggi, mencegah kegetasan. Mo dapat juga

menggantikan Cr untuk baja yang di temper dan di quench, menggantikan W

untuk baja-baja perkakas.

2.5.7. Vanadium ( V )

Kandungan 0,03 % - 0,25 % pada Vanadium Carbide berguna untuk

menghindari atau menahan pertumbuhan batas butir dan menaikkan kekuatan.

2.5.8. Tembaga ( Cu )

Tembaga mempunyai sifat tahan korosi di udara luar, umumnya sebagai

paduan baja 0,10 % - 0,50 %. Tembaga biasanya digunakan pada low carbon

sheet dan baja struktur karena tahan korosi.

2.5.9. Wolfram ( W )

Wolfram berfungsi untuk menaikkan kekerasan dan keliatan. Biasanya

unsur ini digunakan untuk baja-baja pada pengerjaan panas dengan kadar W

sebesar 3 % - 20 %.

2.5.10. Posfor ( P )

Posfor memperburuk kegetasan pada temperatur rendah dan

meningkatkan sensitivitas dari kegetasan temper karena fasa yang

tersegregasikan pada batas butir, oleh karena itu P harus selalu minimum.

Page 37: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

19

2.5.11. Aluminium ( Al )

Unsur ini berfungsi untuk meninggikan pengerasan permukaan dari baja

nitrat dengan membentuk Al-nitrat sebesar 0,95 % - 1,3 %, memperbaiki

ketahanan terhadap panas dan proses penuaan.

2.5.12. Boron

Boron sangat efektif terhadap sifat kekerasan, 250 – 750 kali lebih

efektif dari Ni, 75 – 125 kali lebih efektif dari Mo, 100 kali lebih efektif dari

C. Dengan jumlah yang sangat sedikit boron memberikan sifat yang

dikehendaki pada baja karbon rendah ( efek berkurang drastis seiring kenaikan

kadar C ). Boron tidak membentuk carbide sehingga bersifat machinability

dan cold forming capability.

2.6. Sifat Mekanis Baja

Tujuan pengujian mekanik suatu logam yaitu dengan percobaan-

percobaan yang dilakukan terhadap suatu logam untuk mendapatkan data-

data yang dapat menunjukan sifat-sifat mekanik logam tersebut serta berperan

penting dalam mendesain suatu rancangan.

1. Malleability / dapat ditempa

Logam ini dapat dengan mudah dibentuk dengan suatu gaya, baik dalam

keadaan dingin maupun panas tanpa terjadi retak misalnya hammer

ataupun dengan rol.

2. Ductility / keuletan

Logam dapat dibentuk dengan tarikan tanpa menunjukan gejala putus.

3. Toughness / ketangguhan

Page 38: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

20

Kemampuan suatu logam untuk dibengkokan beberapa kali tanpa

mengalami retak.

4. Hardness / kekerasan

Ketahanan suatu logam terhadap penetrasi/penusukan logam lain.

5. Strength / kekuatan

Kemampuan suatu logam untuk menahan gaya yang bekerja atau

kemampuan logam menahan deformasi (perubahan bentuk karena

pengaruh aksi dari luar).

6. Weldability

Kemampuan logam untuk dapat dilas, baik dengan listrik maupun las

karbit/gas.

7. Corrosion resistance / tahan korosi

Kemampuan suatu logam untuk menahan korosi/karat akibat kelembaban

udara, zat-zat kimia dan lain-lainnya.

8. Machinability

Kemampuan suatu logam untuk dikerjakan dengan mesin, misalnya

dengan mesin bubut, mesin frais dan lain-lainnya.

9. Elasticity

Kemampuan suatu logam untuk kembali ke bentuk semula tanpa

mengalami deformasi plastic / permanen.

10. Brittle / kerapuhan

Sifat logam yang mudah retak dan pecah. Sifat ini berhubungan erat

dengan kekerasan dan merupakan kebalikan dari ductility.

Page 39: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

21

Baja mempunyai kandungan besi ( Fe ) dan Karbon ( C ) dengan kadar

karbon 0,05 % - 1,7 %. Selain karbon pada baja terkandung kurang lebih 0,25

% Si - 0,3 – 0.15 % Mn dan unsur pengotor lain seperti : Phosfor ( P ) dan

Belerang ( S ) Karena unsur-unsur tidak memberikan pengaruh utama maka

unsur tersebut di abaikan.

Biji besi yang diperoleh dari pertambangan kemudian di lebur dalam

dapur tinggi. Hasil dari dapur tinggi berupa besi kasar cair, di tuang dan di

proses kembali dengan pemanasan lanjutan untuk mengurangi atau menambah

unsur lain pada besi cair. Hasil leburan tersebut di sebut baja.

2.7. Pengujian Bahan

Pengujian bahan ini dilakukan untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis

dari benda uji yang diteliti.

2.7.1 Uji Tarik

Uji tarik bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dan

perubahannya dari suatu logam terhadap pembebanan tarik. Beban tarik

tersebut dimulai dari nol dan berhenti pada beban atau tegangan patah tarik

dari logam yang bersangkutan. Benda uji yang telah disesuaikan standar

ukurannya dipasang pada mesin tarik, kemudian diberi beban atau gaya tarik

secara berlahan - lahan dari nol sampai maksimum. Setiap kali dibuat catatan

mengenai perubahan atau pertambahan panjang dan gaya yang diberikan.

Hasil catatan tersebut digambarkan dalam bentuk diagram tegangan-regangan.

Rumus yang digunakan untuk perhitungan adalah sebagai berikut :

Page 40: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

22

AP

Tmax

%1000

01 ×−

=L

LLε

dengan :

σ T = Tegangan tarik ( kg/mm2 )

ε = Regangan total (%)

Pmax = Tegangan / beban maksimum yang diberikan ( kg )

A = Luas penampang benda uji ( mm2 )

L0 = Panjang ukur mula-mula ( mm )

L1 = Panjang ukur ketika patah ( mm )

Perbandingan antara perubahan penampang setelah patah (setelah

pengujian) dan penampang awal (sebelum pengujian) disebut kontraksi (ψ).

Rumus yang digunakan untuk menghitung kontraksi adalah :

%1001 ×−

=o

o

AAA

ψ

dengan :

A0 = luas penampang mula-mula benda uji.

A1 = luas penampang ketika patah benda uji.

Page 41: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

23

Gambar 2.3 Diagram tegangan regangan. Sumber : Suroto, A, Sudibyo, B : Ilmu Logam/Metalugi, hal 3

Gambar 2.3 menunjukkan pada pembebanan dari 0 sampai mencapai

E/P grafik masih merupakan garis lurus. Titik E/P dinamakan BATAS

ELASTIS atau batas keseimbangan atau proporsional. Sebenarnya titik P

berada sedikit diatas titik E, tetapi biasanya kedua titik tersebut dianggap

berhimpitan Apabila besarnya pembebanan di dalam daerah/rentangan 0-E,

maka benda uji hanya mengalami deformasi elastik. Jadi, bila gaya yang

diberikan itu ditiadakan, benda uji masih akan kembali pada panjang mula-

mula. Titik E merupakan batas antara deformasi elastik dan deformasi plastik.

Bila besarnya pembebanan melampaui titik E, maka grafik yang

terbentuk merupakan garis lengkung. Karena 0-E merupakan garis lurus, maka

berlaku suatu hubungan :

Page 42: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

24

εσ

=E

dengan :

E = modulus elastisitas.

Apabila tegangan sudah mencapai titik S, pada benda uji sudah mulai

terlihat adanya pengecilan penampang. Pada titik S ini pula benda uji

mengalami pertambahan panjang dengan sendirinya walaupun besarnya beban

tidak ditambah. Titik S ini dinamakan BATAS LUMER (Yield Point). Pada

umumnya banyak logam tidak memiliki titik/batas lumer yang jelas, terutama

logam-logam rapuh. Pada diagram tegangan regangan dari jenis logam

tersebut, titik lumer ditentukan dari harga tegangan dimana benda uji dari

logam tersebut memperoleh perpanjangan (pertambahan panjang) permanen

sebesar 0,2 % dari panjang mula-mula. Tegangan ini biasanya dinamakan

dengan σ0,2 dan merupakan dasar untuk menentukan Yield Stress.

Apabila pembebanan/tegangan sudah mencapai titik B, maka tegangan

ini merupakan tegangan tarik maksimum yang mampu ditahan oleh benda uji

tersebut. Tegangan dititik B dinamakan TEGANGAN atau BATAS PATAH,

karena pada titik B tersebut benda uji menunjukkan gejala patah berupa

retakan-retakan. Retakan-retakan yang mulai timbul pada titik B semakin

bertambah besar dan akhirnya benda uji akan patah pada titik F.

2.7.2 Pengamatan Struktur Mikro

Pengamatan struktur mikro dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari

sifat-sifat logam dan perlakuan panas dengan mikroskop, serta memeriksa

Page 43: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

25

struktur logam. Bila cahaya yang dipantulkan masuk ke dalam lensa

mikroskop metal, permukaan akan tampak terlihat dengan jelas. Bila berkas

dipantulkan dan tidak mengenai lensa, daerah itu akan tampak hitam.

Batas butir akan tampak seperti mengelilingi setiap butir dan cahaya

tidak dipantulkan ke dalam lensa. Jadi batas butir tampak seperti garis-garis

hitam Pada gambar berikut akan tampak arah pemantulan cahaya.

Gambar 2.4 A contoh sedang diamati Gambar 2.4 B tampilan contoh di okuler

Gambar 2.4 Pemantulan cahaya pada benda Sumber : Avner, S.H., Introduction to Physical Metalurgy, McGraw

Hill, Tokyo, Japan.

2.7.3 Pengamatan Bentuk Patahan

Pengamatan ini mengamati bentuk patahan dari benda uji akibat

pengujian tarik. Benda uji memperlihatkan beberapa jenis patahan yang

berbeda-beda. Jenis perpatahan yang umum adalah patah getas dan patah ulet

(liat). Pada gambar 2.7 memperlihatkan beberapa jenis patahan akibat

Page 44: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

26

tegangan tarik yang terjadi pada logam. Patah getas (Gambar 2.7 a) ditandai

oleh adanya pemisahan berarah tegak lurus tehadap tegangan tariknya. Patah

liat akibat kristal-kristal tunggal logam yang mengalami slip pada bidang

dasar yang berurutan sampai akhirnya terpisahkan akibat tegangan geser

ditunjukkan gambar 2.7 b. Gambar 2.7 c menunjukkan benda uji polikristal

dari logam yang sangat liat sedangkan pada gambar 2.7 d menunjukkan

perpatahan dari benda uji yang cukup liat.

Gambar 2.5 Jenis-jenis perpatahan pada logam akibat beban tarik sesumbu. Sumber : Dieter,G.E.: Metalurgi Mekanik, hal 243

Page 45: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Skema Penelitian

Persiapan Bahan

Pembuatan Spesimen

Uji Tarik Uji Struktur Mikro Uji Komposisi Kimia

Analisa Data

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Skema Penelitian

Page 46: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

28

3.2. Persiapan Bahan

Penelitian ini menggunakan 3 jenis baja MS yang akan diproduksi menjadi

swing arm sepeda motor. Ketiga baja tersebut merupakan baja karbon rendah

yang komposisi utamanya adalah besi ( Fe ) dan karbon ( C ) serta sisanya adalah

unsur paduan logam lain. Data lengkap komposisi kimia unsur paduan dari ketiga

baja tersebut terdapat dalam lampiran.

3.3.Pembuatan Benda Uji

Sebelum penelitian dimulai, penulis melakukan pengambilan gambar

terhadap kondisi awal ketiga baja material. Ketiga baja material tersebut berupa

pipa kotak MS yang sudah mendapat perlakuan pengerolan pada salah satu ujung

benda uji. Pipa kotak MS kemudian di gergaji menggunakan gergaji besi untuk

memperoleh plat baja, kemudian plat baja tersebut dibuat benda uji sesuai ukuran-

ukuran standar ASTM (American Society for Testing and Materials) seperti pada

Gambar 3.2. Pembuatan spesimen benda uji menggunakan mesin skrap, seperti

pada Gambar 3.3.

Gambar 3. 2 Benda uji tarik.

Page 47: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

29

Tabel 3.1. Dimensi spesimen standar ASTM

Dimensi Standar ASTM

in. mm G - Gage length 1,000 ± 0,003 25,0 ± 0,08 W - Lebar 0,250 ± 0,002 6,25 ± 0,05 R - Radius Fillet ¼ 6 L - Panjang total 4 100 B - Panjang bagian grip 1¼ 32 C - Lebar bagian grip ½ 10 T - Tebal Tebal material

Gambar 3.3 Mesin Skrap

Ukuran dari benda uji yang digunakan mengacu pada ukuran standard

ASTM (American Society for Testing and Materials) untuk jenis benda uji

lembaran plat. Perhitungan untuk ukuran benda uji pada pengujian tarik ini adalah

sebagai berikut :

Page 48: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

30

0

0

AL

= 4,5

twAo ×=

dengan :

Ao = luas penampang benda uji

L = panjang total benda uji

L0 = panjang ukur

w = lebar ukur benda uji

t = tebal benda uji

r = radius fillet

Tabel 3.2 Hubungan dimensional benda uji tarik dibeberapa negara.

Sumber : Dieter, G.E. : Metalurgi Mekanik, hal 296.

Lembaran (Lo/√Ao) 4,5 4,0 5,65 11,3

Bulatan (Lo/Do) 4,0 3,54 5,0 10,0

Jenis Benda Uji Amerika Serikat Inggris Raya Jerman

(ASTM) Sebelum 1962 Sekarang

. Setelah pembuatan benda uji selesai, maka langkah berikutnya adalah

menghaluskan tepi permukaan benda uji dengan gerinda kemudian mengukur

ulang benda uji untuk memastikan bahwa benda uji tersebut telah memenuhi

ukuran-ukuran standar ASTM.

3.4. Peralatan Yang Digunakan

Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 49: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

31

a. Alat-alat yang digunakan dalam poses pembuatan benda uji :

1. Mesin Skrap

2. Kikir

3. Jangka sorong

4. Gergaji besi

b. Alat-alat yang digunakan dalam pengujian benda uji :

1. Mesin uji tarik

2. Mikroskop optik dan kamera

3. Amplas

4. Autosol

5. Kain

6. Lampu baca

3.5 Pengujian Benda Uji

Pengujian benda uji dilakukan untuk mendapatkan data dari ketiga benda uji

untuk mendapatkan sifat fisis dan mekanis dari ketiga benda uji tersebut, dimana

data-data yang dihasilkan tersebut selanjutnya akan dibandingkan untuk melihat

hasil yang terbaik dari benda uji tersebut.

3.5.1 Uji Tarik

Uji tarik bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dan perubahannya

dari suatu logam terhadap pembebanan tarik. Beban tarik tersebut dimulai dari nol

dan berhenti pada beban atau tegangan patah tarik dari logam yang bersangkutan.

Page 50: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

32

kemudian diberi beban atau gaya tarik secara berlahan-lahan dari nol sampai

maksimum. Setiap kali dibuat catatan mengenai perubahan atau pertambahan

panjang dan gaya yang diberikan. Hasil catatan tersebut digambarkan dalam

bentuk diagram tegangan-regangan. Adapun urutan proses pengujian tarik adalah

sebagai berikut :

a. Power mesin di hidupkan dan benda uji dipasang dan dijepit pada penjepit

mesin uji tarik, dengan posisi vertikal dan diatur agar sumbu benda uji segaris

vertikal dengan sumbu penjepit mesin.

b. Kertas milimeter blok dipasang pada printer untuk mencetak grafik yang

dihasilkan dari pengujian yang akan dilaksanakan dan hidupkan power pada

printer.

c. Benda uji diberikan beban tarik yang meningkat secara bertahap sampai benda

uji tersebut putus.

d. Data-data yang ditunjukkan mesin dicatat. Data hasil pengujian yang telah

dilakukan, seperti pertambahan panjang, beban maksimum, dan beban patah.

e. Pengujian dilakukan berulang sampai benda uji habis.

Page 51: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

33

Gambar 3.4 Mesin Uji Tarik

3.5.2 Pengamatan Struktur Mikro

Pengamatan struktur mikro bertujuan untuk membandingkan struktur mikro

dari benda uji yang diteliti dengan kondisi yang berbeda-beda, namum dalam hal

ini yang digunakan yaitu benda uji berupa plat baja yang telah dipotong menjadi

lebih kecil. Prosedur pengamatan struktur mikro adalah sebagai berikut :

a. Permukaan benda uji dihaluskan dengan gerinda dan dibersihkan sehingga

permukaan tersebut rata dan sejajar, kemudian benda uji dihaluskan dengan

amplas yang memiliki tingkat kekasaran yang berbeda mulai dari yang paling

kasar sampai yang paling halus.

b. Benda uji tersebut digosok dengan autosol sehingga permukaannya

mengkilap.

Page 52: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

34

c. Benda uji dicuci dengan aquades kemudian keringkan (dilap dengan kain dan

dihembuskan udara).

d. Permukaan benda uji dietsa dengan menggunakan larutan NaOH, kemudian

diamkan selama 60 detik sambil digoyang-goyangkan.

e. Benda uji dimasukan ke dalam alkohol untuk menetralkan bahan etsa

kemudian cuci dengan aquades dan keringkan.

f. Permukaan benda uji yang telah dietsa diamati dengan menggunakan

mikroskop, dilakukan pemotretan dan analisa.

g. Dilakukan langkah seperti diatas pada benda uji yang lainnya.

Gambar 3.5 Mikroskop dan Kamera

Page 53: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

35

3.5.3 Uji Komposisi Kimia

Uji komposisi kimia bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur kimia dan

besarnya kandungan unsur-unsur kimia tersebut dalam suatu logam. Proses

pengujian komposisi sebagai berikut :

a. Peralatan pendukung (Argon, printer, dll) disambung dengan arus listrik yang

kemudian dinyalakan.

b. Pengujian dapat dilakukan sampai spektrometer siap dilakukan pengujian

yang kira-kira ± 20 menit.

c. Sebelum melakukan pengujian dilakuakan pemilihan program yang akan diuji

atau Gun Metal sesuai barang yang akan diuji.

d. Lakukan standarisasi alat uji.

e. Setelah selesai standarisasi, lakukan pengujian pada sampel uji. (sampel uji

sebelumnya harus dipreparasi sebelumnya, Al dengan dibubut dan Gun Metal

dengan digrinda).

f. Cara melakukan analisa sampel uji :

1. Meletakkan sampel pada kedudukan kerja,

2. Tombol start ditekan pada alat dimana analisa sampel mulai dilakukan,

penekanan sampel jangan dilepas sampai bunyi spark terdengar,

3. Penembakan dilakukan minimal 3 kali pada tempat yang berbeda,

4. Pin penembak dibersihkan setiap selesai penembakan.

5. Hasil uji yang didapatkan dapat diprint.

Page 54: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

36

g. Proses analisa selesai.

Gambar 3.6 Mesin uji komposisi kimia.

Page 55: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Pengujian Tarik

Pengujian tarik ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik setiap

spesimen setelah mendapat perlakuan pengerolan. Hasil pengujian disajikan

dalam tabel 4.1 sampai tabel 4.5.

Tabel 4.1. Data Hasil Pengujian Tarik Baja Material Swing Arm Luas

Penampang ( mm )² No Bahan

Awal Akhir

Beban Tarik ( kg )

Beban Patah ( kg )

Pertambahan Panjang ( mm )

Panjang Awal

( mm )

1 Baja MS 1 10 4,4 437 282 8,2 32 2 Baja MS 1 10 3,5 434 286 9,3 32 3 Baja MS 2 11,52 5,4 586 435 4,2 32 4 Baja MS 2 11,52 6,1 583 432 5,4 32 5 Baja MS 3 11,61 4,9 531 389 5 32 6 Baja MS 3 11,79 5,5 536 378 4,6 32

Tabel 4.2. Nilai Rata-Rata Kekuatan Tarik Baja Material Swing Arm

No Bahan Kekuatan Tarik ( kg/mm² )

1 Baja MS 1 43,57 2 Baja MS 2 50,64 3 Baja MS 3 45,59

Tabel 4.3. Nilai Rata-Rata Regangan Baja Material Swing Arm

No Bahan Regangan ( % )

1 Baja MS 1 27,34 2 Baja MS 2 15 3 Baja MS 3 15

Page 56: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

38

Tabel 4.4. Nilai Rata-Rata Kontraksi Baja Material Swing Arm

No Bahan Kontraksi ( % )

1 Baja MS 1 60,5 2 Baja MS 2 45,23 3 Baja MS 3 51,43

Tabel 4.5. Nilai Rata-Rata Modulus Elastisitas Baja Material Swing Arm

No Bahan Modulus Elastisitas ( kg/mm² )

1 Baja MS 1 159,36 2 Baja MS 2 337,6 3 Baja MS 3 303,93

Hasil pengujian tarik disajikan dalam bentuk Gambar 4.1 sampai Gambar 4.4.

43.5750.64

45.59

0

10

20

30

40

50

60

Baja MS 1 Baja MS 2 Baja MS 3

Bahan

Keku

atan

Tar

ik (

kg/m

m2

)

Gambar 4.1. Diagram Nilai Rata-Rata Kekuatan Tarik

Baja Material Swing Arm

Page 57: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

39

27.34

15 15

0

5

10

15

20

25

30

Baja MS 1 Baja MS 2 Baja MS 3

Bahan

Reg

anga

n ( %

)

Gambar 4.2. Diagram Nilai Rata-Rata Regangan

Baja Material Swing Arm

60.5

45.2351.43

0

10

20

30

40

50

60

70

Baja MS 1 Baja MS 2 Baja MS 3

Bahan

Kon

trak

si (

% )

Gambar 4.3. Diagram Nilai Rata-Rata Kontraksi

Baja Material Swing Arm

Page 58: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

40

159.36

337.6303.93

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Baja MS 1 Baja MS 2 Baja MS 3

Bahan

Mod

ulus

Ela

stis

itas

( kg/

mm

2 )

Gambar 4.4. Diagram Nilai Rata-Rata Modulus Elastisitas

Baja Material Swing Arm

Kekuatan tarik dari ketiga baja material swing arm tersebut sangat

bervariasi. Baja MS 2 memiliki kekuatan tarik terbesar yaitu 50,64 kg/mm²

dan baja MS 1 merupakan yang paling lunak tetapi memiliki keuletan yang

paling baik. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kekuatan tarik suatu

material baja diantaranya :

- Banyaknya unsur paduan karbon.

- Perlakuan panas.

- Proses pembuatan dan pembentukan baja.

Semakin tinggi kadar karbon maka kekuatan tariknya semakin

meningkat tetapi akan mengurangi keuletan material. Kekuatan tarik baja

dapat pula dipengaruhi oleh perlakuan panas, dalam hal ini pengerolan. Ketiga

Page 59: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

41

baja tersebut telah mengalami proses pengerolan yaitu pada saat penipisan

permukaan plat baja dan pembentukan menjadi pipa baja kotak MS.

Pengerolan dapat meningkatkan kekuatan tarik tetapi dengan meningkatnya

kekuatan tarik maka keuletannya akan berkurang pula.

Page 60: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

42

4.2 Pengamatan Struktur Mikro

Foto struktur mikro dapat diamati pada Gambar 4.5 sampai Gambar 4.7.

1144 mm

Gambar 4.5. Foto Struktur Mikro Material Swin

1144

Gambar 4.6. Foto Struktur Mikro Material Swin

1144

Gambar 4.7. Foto Struktur Mikro Material Swin

00 µµ

g Arm MS 1

mm

00 µµ

g Arm MS 2

mm

00 µµ

g Arm MS 3

Page 61: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

43

Dari foto struktur mikro dapat diketahui bahwa baja MS 2 memiliki

perlit yang lebih banyak dan menyebar merata, sehingga baja ini memiliki

kekuatan tarik terbesar diantara ketiga baja MS tersebut. Dari tabel kandungan

unsur baja MS 3 memiliki unsur paduan karbon yang sedikit lebih banyak jika

dibandingkan dengan baja MS 1. Baja MS 1 memiliki unsur paduan karbon

yang paling rendah sehingga kekuatan tariknya paling kecil tetapi keuletannya

yang paling baik dan tidak mudah mengalami retak.

4.3 Pengujian Komposisi Kimia

Pengujian komposisi kimia bertujuan untuk mengetahui kandungan

unsure-unsur yang terdapat pada material swing arm sepeda motor. Data hasil

pengujian komposisi kimia dapat dilihat pada Tabel 4.6 sampai Tabel 4.8.

Tabel 4.6. Nilai Unsur Paduan Karbon ( C ) Baja Material Swing Arm

No

Material Unsur C ( % )

1 Baja MS 1 0,090 2 Baja MS 2 0,128 3 Baja MS 3 0,026

Tabel 4.7. Nilai Unsur Paduan Karbon ( C ) Baja Material Swing Arm

Setelah Pengujian Ulang Pada Baja MS 3

No Material Unsur C ( % )

1 Baja MS 1 0,090 2 Baja MS 2 0,128 3 Baja MS 3 0,110

Page 62: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

44

Tabel 4.8 Nilai Unsur Paduan Baja Material Swing Arm

Setelah Pengujian Ulang

Material Unsur

Baja MS 1 Baja MS 2 Baja MS 3

Fe 98,92 99,07 98,72 C 0,090 0,128 0,110

Mn 0,472 0,381 0,414 S 0,004 0,008 0,031 Ni 0,034 0,023 0,194 Cr 0,134 0 0 Mo 0,018 0,007 0,004 Cu 0,049 0,053 0,004 W 0 0 0,16 Si 0 0 0,181 Al 0,045 0,004 0 P 0,020 0,020 0,025 Ti 0,036 0,036 0 Nb 0,034 0,022 0,03

Dari data hasil pengujian komposisi kimia dapat diketahui, baja MS 2

mempunyai unsur paduan karbon sebesar 0,128 % sedangakan baja MS 3

sebanyak 0,026 % dan baja MS 1 sebanyak 0,090 %. Baja MS 2 memiliki

kekerasan yang paling besar diantara bahan lainnya, tetapi keuletannya lebih

rendah jika dibandingkan dengan material yang lainnya. Pada pengujian

komposisi Baja MS 3 dimungkinkan terjadi kesalahan dalam analisa data atau

tertukar dengan data hasil pengujian yang lain, karena banyaknya unsur

karbon pada material ini terlalu sedikit dan tidak sesuai dengan data hasil

pengujian tarik. Maka dari itu dilakukan pengujian ulang terbatas pada

pangujian baja MS 3 di laboratorium yang lain. Hasil penelitian ini digunakan

Page 63: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

45

sebagai perbandingan dengan hasil pengujian sebelumnya. Data lengkap hasil

pengujian komposisi kimia dilampirkan pada halaman lampiran.

Kekuatan tarik suatu material tidak hanya dipengaruhi oleh banyaknya

unsur paduan karbon tetapi juga dipengaruhi oleh perlakuan panas dan proses

pembuatan material. Perlakuan panas tidak dapat mempengaruhi banyaknya

unsur paduan material sekalipun kekuatan tariknya meningkat.

Dari data hasil pengujian ulang, Baja MS 3 memiliki unsur paduan

karbon sebesar 0,110 %. Berdasarkan hasil pengujian tarik dan pengamatan

struktur mikro diperoleh hasil yang sebanding dengan hasil pengujian ulang

komposisi kimia, sehingga dapat disimpulkan telah terjadi kesalahan dalam

pengujian komposisi kimia. Baja MS 3 memiliki unsur S 0,031 % dan unsur P

0,025 %, unsur ini berpengaruh terhadap keuletan suatu material yaitu dapat

mengurangi keuletan suatu material. Unsur Mn terbesar terdapat pada baja MS

1 sebesar 0,472 %, penambahan unsur Mn pada besi sulfida dapat mengurangi

kegetasan.

4.4 Pengamatan Ketebalan Plat dan Ketangguhan Material

Berdasarkan pengamatan ketebalan plat dapt diperoleh nilai ketangguhan

dari ketiga material tersebut, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.9 Nilai Ketangguhan Baja Material Swing Arm

No Bahan Kekuatan Tarik ( kg/mm² ) Regangan ( % ) Ketangguhan

( kg/mm² ) 1 Baja MS 1 43,57 27,34 11,1 2 Baja MS 2 50,64 15 7,3 3 Baja MS 3 45,59 15 6,2

Page 64: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

46

11.1

7.3

6.2

0

2

4

6

8

10

12

Baja MS 1 Baja MS 2 Baja MS 3

Bahan

Ket

angg

uhan

( kg

/mm

2 )

Gambar 4.8. Diagram Nilai Ketangguhan

Baja Material Swing Arm

Baja MS 3 10 % lebih tebal daripada baja MS 1 dan baja MS 2. Baja MS

3 merupakan material yang tidak paling keras dan getas tetapi paling mudah

rusak apabila dirol karena memiliki ketebalan yang paling besar diantara

ketiga material tersebut. Keadaan ini membuat baja MS 3 lebih mudah

mengalami keretakan atau pecah, karena pada batas tekukan pengerolan baja

MS 3 mengalami tarikan dan tekanan yang lebih besar daripada material

lainnya. Material yang tipis dapat menjangkau perlakuan pengerolan sampai

pada sudut kecil atau sempit sedangkan material yang tebal sulit untuk dapat

menjangkau perlakuan pengerolan dengan sudut yang sempit atau kecil.

Ditinjau dari luas keseluruhan, daerah kurva tegangan-regangan baja MS

1 memiliki luas yang paling besar jika dibandingkan baja MS lainnya. Luas ini

menunjukan energi tiap satuan volume yang dapat dikenakan pada bahan

Page 65: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

47

tanpa mengakibatkan pecah. Baja MS 1 mempunyai kekuatan tarik paling

rendah dibandingkan bahan lainnya, akan tetapi bahan ini lebih liat dan

memiliki perpanjangan total yang lebih besar. Luas keseluruhan daerah kurva

tegangan-regangan baja MS 1 paling besar, oleh karena itu baja MS 1

merupakan bahan yang mempunyai ketangguhan paling tinggi diantara bahan

lainnya.

Page 66: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, pengujian dan analisis di laboratorium Ilmu Logam

dan laboratorium Teknologi Mekanik jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Sanata Dharma, maka dapat disimpulkan :

1. Hasil penelitian menunjukkan Baja MS yang memiliki kekuatan tarik

tertinggi terdapat pada baja MS 2 yaitu sebesar 50,64 kg/mm2, baja MS 3

memiliki kekuatan tarik sebesar 45,59 kg/mm2 dan baja MS 1 memiliki

kekuatan tarik sebesar 43,57 kg/mm². Nilai regangan rata-rata terbesar

terdapat pada baja MS 1 yaitu 27,34 %, sedangkan nilai regangan pada baja

MS 2 dan 3 memiliki nilai yang sama yaitu 15 %. Nilai kontraksi rata-rata

terbesar terdapat pada baja MS 1 yaitu 60,5% dan nilai rata-rata kontraksi

terendah terdapat pada baja MS 2 sebesar 45,23 %.

2. Baja MS 3 memiliki kandungan unsur kimia S dan P terbesar, yaitu dengan

kandungan unsur S sebesar 0,031 % dan unsur P 0,025 %. Kandungan

unsur ini dapat meningkatkan kegetasan pada material baja. Unsur Mn

terbesar terdapat pada baja MS 1 yaitu 0,472 %, unsur ini berfungsi untuk

mengurangi kegetasan.

Page 67: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

49

3. Baja MS 1 merupakan material yang terbaik untuk pembuatan swing arm

sepeda motor karena memiliki unsur S dan P paling rendah yaitu unsur

kimia S sebesar 0,004 %,unsur P sebesar 0,020 % dan unsur Mn pada

material ini sebesar 0,472 %. Baja MS 1 juga memiliki kekuatan tarik dan

nilai regangan tinggi yaitu sebesar 43,57 kg/mm² dan 27,34 %. Selain itu,

bahan ini memiliki ketangguhan yang paling baik diantara material lainnya.

5.2. Penutup

Didalam penelitian baja material swing arm sepeda motor ini diharapkan

dapat membantu semua pihak dalam pemahaman tentang material untuk

pembuatan swing arm sepeda motor. Selain itu penelitian ini juga diharapkan

dapat berguna bagi pengembangan teknologi swing arm sepeda motor.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah banyak membantu selama proses penyusunan Tugas Akhir ini. Bila terjadi

ketidak akuratan data, peralatan dan ketilitian dalam pengamatan. Kritik dan

saran untuk kemajuan sangat penulis harapkan, sehingga Tugas Akhir ini dapat

berguna bagi semua pihak.

5.3. Saran

1. Dalam proses pengujian tarik perlu diperhatikan hal-hal yang dapat

menghambat pada penelitian seperti :

Kesimpang siuran data dalam pengujian komposisi kimia.

Ketelitian dan kecermatan dalam pengambilan data.

Page 68: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

50

2. Perawatan dan perbaikan alat uji yang ada di setiap laboratorium sebaiknya

dilakukan secara baik dan teratur dan bila memungkinkan dengan alat uji

yang lebih modern agar diperoleh ketelitian yang baik.

3. Buku-buku referensi tentang bahan yang ada di perpustakaan sebaiknya

diperbanyak.

4. Alat-alat pendukung Tugas Akhir, khususnya alat-alat uji komposisi kimia

sebaiknya disediakan dalam laboratorium.

Page 69: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

Daftar Pustaka

Avner, S. H. 1989. Introduction to Physical Metalurgy. McGraw Hill : Tokyo.

Dieter, G. E. 1993. Metalurgi Mekanik. Erlangga : Jakarta.

Setyahandana, B. 2004. Diktat Material Teknik. Universitas Sanata Dharma :

Yogyakarta.

Surdia, T. 1991. Pengetahuan Bahan Teknik. Pradnya Paramita : Jakarta.

Suroto, A. 1992. Ilmu Logam/Metalurgi. Erlangga : Jakarta.

Page 70: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

LAMPIRAN

Page 71: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

DATA-DATA HASIL PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN

I. UJI TARIK

Rumus yang digunakan untuk perhitungan :

σ T = A

P max

%1000

01 ×−

=L

LLε

dengan :

σ T = Tegangan tarik ( kg/mm2 )

ε = Regangan Total (%)

Pmax = Tegangan / beban maksimum yang diberikan ( kg )

A = Luas penampang benda uji ( mm2 )

L0 = Panjang awal ( mm )

L1 = Panjang akhir ( mm )

Data-data hasil pengujian tarik

Tabel 4.1. Data Hasil Pengujian Tarik Baja Material Swing Arm Luas

Penampang ( mm )² No Bahan

Awal Akhir

Beban Tarik ( kg )

Beban Patah ( kg )

Pertambahan Panjang ( mm )

Panjang Awal

( mm )

1 Baja MS 1 10 4,4 437 282 8,2 32 2 Baja MS 1 10 3,5 434 286 9,3 32 3 Baja MS 2 11,5 5,4 586 435 4,2 32 4 Baja MS 2 11,5 6,1 583 432 5,4 32 5 Baja MS 3 11,6 4,9 531 389 5 32 6 Baja MS 3 11,8 5,5 536 378 4,6 32

Page 72: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

Tabel 4.2. Nilai Rata-Rata Kekuatan Tarik Baja Material Swing Arm

No Bahan Kekuatan Tarik ( kg/mm² )

1 Baja MS 1 43,57 2 Baja MS 2 50,64 3 Baja MS 3 45,59

Tabel 4.3. Nilai Rata-Rata Regangan Baja Material Swing Arm

No Bahan Regangan ( % )

1 Baja MS 1 27,34 2 Baja MS 2 15 3 Baja MS 3 15

Tabel 4.4. Nilai Rata-Rata Kontraksi Baja Material Swing Arm

No Bahan Kontraksi ( % )

1 Baja MS 1 60,5 2 Baja MS 2 45,23 3 Baja MS 3 51,43

Tabel 4.5. Nilai Rata-Rata Modulus Elastisitas Baja Material Swing Arm

No Bahan Modulus Elastisitas ( Kg/mm ² )

1 Baja MS 1 15 2 Baja MS 2 34,82 3 Baja MS 3 30,69

Page 73: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

Diagram tegangan-regangan baja MS 1

Page 74: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

Diagram tegangan-regangan baja MS 2

Page 75: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

Diagram tegangan-regangan baja MS 3

Page 76: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

II. UJI STRUKTUR MIKRO

Data-data hasil pengujian struktur mikro

114400 µµmm

Gambar 4.5. Foto Struktur Mikro Material

Swing Arm MS 1

11440 mm

Gambar 4.6. Foto Struktur Mikro Material Swing Arm MS 2

11440

Gambar 4.7. Foto Struktur Mikro Material

Swing Arm MS 3

0 µµ

mm

0 µµ
Page 77: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

III. UJI KOMPOSISI KIMIA

Data hasil analisa pengujian komposisi kimia :

a. Komposisi kimia baja MS 1

Page 78: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

b. Komposisi kimia baja MS 2

Page 79: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

c. Komposisi kimia baja MS 3

Page 80: SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL SWING ARM SEPEDA …

d. Komposisi kimia baja MS 3 ( PT. ITOKOH CEPERINDO )


Recommended