9/2/04 1

Dr. IFDELLIA SURJADI

Bagian HistologiFakultas Kedokteran Universitas Andalas

9/2/04 2

9/2/04 3

SYSTEMA RESPIRATORIUS

TRACHEA

PULMO

BRONCHUS PRIMER

LARYNX

CAVUM NASI

PULMO

BAGIAN KONDUKSI CAVUM NASI NASOPHARYNX LARYNX TRACHEA BRONCHUS BRONCHIOLUS BRONCHIOLUS TERMINALIS

9/2/04 4

9/2/04 5

BAGIAN RESPIRASI (PULMO) BRONCHIOLUS RESPIRATORIUS DUCTUS ALVEOLARIS: ATRIUM, SACCUS

ALVEOLARIS ALVEOLUS

Gambar

9/2/04 6

ALAT PENDUKUNG: DINDING THORAX, DIAFRAGMA,OTOT-OTOT

PERNAPASAN

9/2/04 7

BAGIAN KONDUKSI MENGALIRKAN UDARA KE & DARI PARU-PARU MENYIAPKAN UDARA YANG AKAN MASUK PARU-

PARU BAGIAN RESPIRASI

MELAKUKAN PERTUKARAN UDARA DENGAN DARAH ALAT PENDUKUNG

MEMBERIKAN KEMUDAHAN BERFUNGSINYA KEDUA BAGIAN TERSEBUT SECARA OPTIMAL

9/2/04 8

PARS CONDUCTORIA SALURAN YANG BERSIFAT KAKU DAN LENTUR

STRUKTUR MEMPUNYAI KOMPONEN: JARINGAN PENOPANG: TULANG/KARTILAGO SERABUT ELASTIS SERABUT KOLAGEN SERABUT OTOT

PENYIAPAN UDARA: BERSIH, LEMBAB DAN HANGAT STRUKTUR:

VIBRISSAE (RAMBUT HIDUNG) EPITEL BERSILIA KELENJAR MUKOSA ANYAMAN PEMBULUH DARAH

PARS RESPIRATORIA PERMEABEL UNTUK UDARA TIDAK PERMEABEL UNTUK CAIRAN DAN

MOLEKUL9/2/04 9

EPITEL: BERTINGKAT BERSILIA, SILINDRIS SELAPIS, KUBOID

KELENJAR MUKOSA: PADA EPITEL:

SEL PIALA, SEMULA BANYAK, SEMAKIN BERKURANG PADA LAMINA PROPRIA:

SEMULA BANYAK, SEMAKIN BERKURANG SAMPAI HILANG KERANGKA:

TULANG, KARTILAGO HIALIN/ELASTIS BENTUK:

UTUH CINCIN BENTUK LEMPENG-LEMPENG MAKIN BERKURANG DAN AKHIRNYA TIDAK ADA

OTOT POLOS: MULA-MULA TIDAK ADA, KEMUDIAN ADA

SERABUT ELASTIS: TIDAK ADA, ADA, MAKIN BANYAK

9/2/04 10

CAVUM NASI DEXTER ET SINISTER DIPISAHKAN SEPTUM NASI:

VOMER LAMINA PERPENDICULARIS OSSIS ETHMOIDALIS CARTILAGO SEPTI

DEPAN: NARES BAWAH:

PALATUM DURUM PALATUM MOLLE

ATAP/LATERAL OS NASALE OS FRONTALE LAMINA CRIBRIFORMIS OSSIS ETHMOIDALIS CARTILAGO LATERALIS ET CARTILAGO APICIS NASI

BELAKANG: CHOANE, BERMUARA DALAM CAVUM

PHARYNGONASALE

9/2/04 11

9/2/04 12

KERANGKA HIDUNG

POTONGAN ALA NASI

CARTILAGO

KARTILAGO

NARES

KULIT

GLANDULA SEBACEA

OTOT SERAN LINTANG

VESTIBULUM NASI BAGIAN PALING DEPAN

AREA RESPIRATORIA BAGIAN UTAMA RONGGA HIDUNG

MEATUS NASI MEDIA MEATUS NASI INFERIOR

TONJOLAN DARI DINDING LATERAL: CONCHA NASALIS SUPERIOR CONCHA NASALIS MEDIA CONCHA NASALIS INFERIOR

AREA OLFACTORIA BAGIAN ATAS YANG MEMILIKI EPITEL OLFAKTORIA

(MEATUS NASI SUPERIOR)

9/2/04 13

9/2/04 14

CAVUM NASI

CONCHA NASALIS

CONCHA NASALIS

PALATUMOSTIUM PHARYNX

SEPTUM NASI

NARES

9/2/04 15

KERANGKA SEPTUM NASI

CARTILAGO

TULANG

TULANG

SINUS FRONTALIS

VOMER

OS ETHMOIDALE

PALATUM MOLLE

PALATUM DURUM

LABIUM ORIS

VESTIBULUM NASI

CAVUM ORIS

9/2/04 16

AREA OLFACTORIA

CONCHA NASALIS

CONCHA NASALIS

EPITEL SILINDRIS SEMU BERLAPIS BERSILIA: KELENJAR SEL PIALA

LAMINA PRORIA: JARINGAN PENGIKAT FIBROSA KELENJAR SEROMUKOSA MENEMPEL PADA PERIOSTEUM/PERICHONDRIUM

RANGKA MENGANDUNG BANYAK ANYAMAN PEMBULUH VENA

(PLEXUS VENOSUS) DI DAERAH CONCHA NASALIS INFERIOR ET MEDIA

PENGARUH STRUKTUR TERHADAP UDARA UDARA: BERSIH, LEMBAB DAN HANGAT

*AREA OLFACTORIA (TERDAPAT EPITEL OLFAKTORIA)

9/2/04 17

9/2/04 18

MEMBRANA MUCOSA AREA RESPIRATORIA CAVUM NASI

GLANDULA NASALIS

VENA

JARINGAN TULANG

EPITEL

9/2/04 19

MEMBRANA MUCOSA AREA RESPIRATORIA CAVUM NASI

EPITEL

SEL PIALA

RONGGA BUNTU DALAM TULANG TENGKORAK: DISEKITAR HIDUNG OS FRONTALIS, OS MAXILLARIS, OS ETHMOIDALIS,

OS SPHENOIDALIS BERMUARA DALAM CAVUM NASI MEMBRANA MUCOSA:

EPITEL SEMU BERLAPIS BERSILIA LEBIH TIPIS, SEDIKIT SEL PIALA DARIPADA CAVUM

NASI LAMINA PRORIA:

KELENJAR LEBIH SEDIKIT DARIPADA CAVUM NASI

9/2/04 20

9/2/04 21

SINUS PARANASALIS

BAGIAN-BAGIAN : NASOPHARYNX OROPHARYNX LARYNGOPHARYNX

NASOPHARYNX: TERLETAK DI BELAKANG CAVUM NASI TIDAK DILALUI MAKANAN, SEBAGAI TRACTUS

RESPIRATORIUS MEMBRANA MUCOSA

NASOPHARYNX: SEPERTI CAVUM NASI, PADA BAGIAN YANG

BERLANJUT DENGAN PALATUM MOLLE : EPITEL GEPENG BERLAPIS

OROPHARYNX DAN LARYNGOPHARYNX: SEBAGAI BAGIAN DARI TRACTUS DIGESTORIUM EPITEL GEPENG BERLAPIS TIDAK BERKERATIN

9/2/04 22

9/2/04 23

NASOPHARYNX

NASOPHARYNX

OROPHARYNX

LARYNGOPHARYNX

PIPA YANG BENTUKNYA TIDAK BERATURAN PENGHUBUNG TRACHEA DENGAN PHARYNX

RANGKA RANGKA KARTILAGO BEBERAPA POTONG:

CARTILAGO THYROIDEUS (HIALIN) CARTILAGO CRICOIDEUS (HIALIN) CARTILAGO ARYTAENOIDEUS (HIALIN) CARTILAGO EPIGLOTTIS (ELASTIK) CAR. CORNICULATA, CUNEIFORME (ELASTIK)

RANGKA TULANG OS HYOIDES

DIHUBUNGKAN OLEH JARINGAN PENGIKAT FIBRO-ELASTIK

9/2/04 24

9/2/04 25

LARYNX

TRACHEA CART. THYREOIDEA

OS HYOIDEA

LIGAMENTUM VOCALE

LIGAMENTUM VENTRICULARE

EPIGLOTTIS

EPIGLOTTIS

MEMBENTUK 2 PASANG LIPATAN PLICA VENTRICULARIS (PITA SUARA PALSU)

LAMINA PROPRIA JAR. PENGIKAT LONGGAR BANYAK KELENJAR

PLICA VOCALIS (PITA SUARA) LIGAMENTUM VOCALE (JARINGAN ELASTIS) DAN M.

VOCALIS MIKROSKOPIS

EPITEL EPITEL SILINDRIS SEMU BERLAPIS BERSILIA + SEL PIALA EPITEL GEPENG BERLAPIS TIDAK BERKERATIN

DAERAH YANG BANYAK BERGESEK FACIES VENTRALIS DAN SEBAGIAN FACIES DORSALIS

EPIGLOTIS PLICA VOCALIS

LAMINA PROPRIA JARINGAN PENGIKAT ELASTIS PADAT MENGANDUNG KELENJAR KECIL SEROMUKOSA (KECUALI

PADA PLICA VOCALIS)

9/2/04 26

9/2/04 27

MEMBRANA MUCOSA LARYNX

LIGAMENTUM VOCALE

EPIGLOTTIS

CARTILAGO THYREOIDEA

9/2/04 28

FUNGSI LIGAMENTUM VOCALE

PERNAFASAN DALAM

PERNAFASAN BIASA

SUARA NADA TINGGI

PLICA VOCALIS

EPIGLOTTIS

PLICA VOCALIS

EPIGLOTTIS

PLICA VOCALIS

BENTUK: SEBAGAI PIPA YANG MERUPAKAN LANJUTAN

LARYNX BERCABANG MENJADI SEPASANG BRONCHUS

PRIMER TERLETAK DALAM MEDIASTINUM

RANGKA 16 - 20 CINCIN TERBUKA KARTILAGO HIALIN

MEMBRANA MUCOSA EPITEL SILINDRIS SEMU BERLAPIS BERSILIA,

SEL PIALA SEL BER-MIKROVILI

LAMINA PROPRIA JARINGAN PENGIKAT LONGGAR, BANYAK SER. ELASTIK KELENJAR: TERUTAMA KELENJAR MUKOSA JARINGAN LIMFOID

TUNICA SUBMUCOSA : JARINGAN PENGIKAT ELASTIK TUNICA ADVENTITIA :

JARINGAN PENGIKAT LONGGAR

9/2/04 29

9/2/04 30

TRACHEA

PARS MEMBRANACEA

BAGIAN PENGHUBUNG UJUNG KERANGKA KARTILAGO HIALIN

TERLETAK PAPA DINDING DORSAL YANG BERSENTUHAN DENGAN OESOPHAGUS

MIKROSKOPIS EPITEL LAMINA PROPRIA SUBMUCOSA DITEMPATI KELENJAR M. TRACHEALIS (OTOT POLOS YANG

BERJALAN MELINTANG) JARINGAN PENGIKAT

9/2/04 31

9/2/04 32

PARS MEMBRANACEA TRACHEAE

SILIA PADA PERMUKAAN EPITEL

PARS MEMBRANACEA

BRONCHUS PRIMER (SEPASANG) , MASUK PULMO BRONCHUS LOBARIS:

KIRI : 2 KANAN :3

BERCABANG DIKOTOM 9 - 12 KALI: DIAMETER SEMAKIN KECIL

BRONCHIOLUS (PERCABANGAN AKHIR BRONCHUS) MEMASUKI LOBULUS PULMONALIS

BRONCHIOLUS TERMINALIS (5 - 7 CABANG AKHIR) DIAMETER : 0,5 mm

DINDING: MEMBRANA MUCOSA: KELENJAR & JAR. LIMFOID RANGKA: LEMPENG KARTILAGO OTOT POLOS

9/2/04 33

9/2/04 34

PERCABANGAN BRONCHUS

PARS RESPIRATORIA

PARS CONDUCTORIA

DAERAH TRANSISI

BRONCHUS PRIMER: DI LUAR PULMO :

MIRIP DINDING TRACHEA DALAM PULMO:

BERCABANG DENGAN DIAMETER SEMAKIN KECIL MEMBRANA MUCOSA:

MIRIP TRACHEA, EPITEL DAPAT SELAPIS SILINDRIS BERSILIA, SEL PIALA

BERKURANG LAMINA PROPRIA:

JARINGAN PENGIKAT LONGGAR BANYAK SERABUT ELASTIS, JARINGAN LIMFOID

STRATUM MUSCULARE : SIRKULER,/ SPIRAL JARINGAN PENGIKAT: KELENJAR

MUKOSA/SEROMUKOSA LEMPENG KARTILAGO: TIDAK BERATURAN TUNICA ADVENTITIA : JARINGAN PENGIKAT & JAR.

LIMFOID

9/2/04 35

9/2/04 36

DINDING BRONCHUS

TELA SUBMUCOSA

9/2/04 37

PERCABANGAN BRONCHUS DAN BRONCHIOLUS

BRONHIOLUS

ANYAMAN KAPILER

9/2/04 38

PERUBAHAN DINDING BRONCHUS MENJADI BRONCHIOLUS

BRONCHUS

BRONCHIOLUS

9/2/04 39

BRONCHUS TERTIER

SILIASEL PIALA

MASTOSIT

OTOT POLOS

9/2/04 40

PERUBAHAN DINDING BRONCHIOLUS

• DIAMETER: 1 mm ATAU KURANG

• MIKROSKOPIS:– TIDAK MEMILIKI KARTILAGO, NODULUS LYMPHATICUS

DAN KELENJAR

– MEMBRANA MUCOSA: • EPITEL:

– MULA-MULA EPITEL SILINDRIS SELAPIS BERSILIA, KEMUDIAN MENJADI KUBOID SELAPIS DENGAN ATAU TANPA SILIA, SEL PIALA BERKURANG SAMPAI MENGHILANG

– SEL CLARA, PADA BRONCHIOLUS TERMINALIS , TAK BERSILIA, SEL KELENJAR GLIKOSAMINOGLIKAN

• LAMINA PROPRIA: – TIPIS, JARINGAN PENGIKAT BANYAK SERABUT ELASTIK

– STRATUM MUSCULARE • SEL-SEL OTOT POLOS MENCOLOK, BERCAMPUR DENGAN

SERABUT ELASTIK YANG MELANJUTKAN DIRI KE DALAM JARINGAN PARU SEKITARNYA

9/2/04 41

BRONCHIOLUS

BRONCHIOLUS RESPIRATORIUS CABANG DARI BRONCHIOLUS TERMINALIS PERALIHAN DARI PARS CONDUCTORIA DINDINGNYA DISELINGI OLEH ALVEOLUS MAKIN KE DISTAL MAKIN BANYAK ALVEOLUS DAN

MAKIN BERDEKATAN JARAKNYA DUCTUS ALVEOLARIS

KELANJUTAN BRONCHIOLUS RESPIRATORIUS DINDINGNYA : DERETAN ALVEOLI

BERMUARA KE DALAM: ATRIUM ATRIUM:

RUANGAN YANG DIKELILINGI OLEH SACCUS ALVEOLARIS

SACCUS ALVEOLARIS RUANGAN YANG DIKELILINGI OLEH ALVEOLI YANG

BERMUARA KE DALAMNYA

9/2/04 42

9/2/04 43

PARS RESPIRATORIA

BRONCHIOLUS RESPIRATORIUS (PENDEK) MERUPAKAN SALURAN PENDEK, BERCABANG,

1-4MM, DIAMETER < 0,5MM BRONKIOLUS RESPIRATORIUS YG LEBIH BESAR

DILAPISI OLEH EPITEL KUBIS BERSILIA EPITEL SELAPIS KUBIS PADA SAL YG LBH KECIL EPITEL SELAPIS GEPENG YG MEMBATASI ALVEOLUS PD MUARANYA

DUCTUS ALVEOLARIS (PANJANG) PERCABANGAN DARI BRONCHIOLUS

RESPIRATORIUS DINDING ANTARA ALVEOLI BERDEKATAN:

EPITEL GEPENG SELAPIS (SUSAH DILIHAT) KUMPULAN:

SERABUT ELASTIK, KOLAGEN BERLANJUT PADA DINDING ALVEOLUS

OTOT POLOS SEKELILING MULUT ALVEOLUS

9/2/04 44

9/2/04 45

STRUKTUR DINDING PARS RESPIRATORIA

OTOT POLOS

FAGOSIT ALVEOLER

SACCUS ALVEOLARIS : RUANGAN YANG DIBATASI OLEH 2 ATAU LEBIH

ALVEOLUS ALVEOLUS:

TONJOLAN KELUAR DARI BRONCHIOLUS RESPIRATORIUS, DUCTUS ALVEOLARIS, DAN SACCUS ALVEOLARIS

JUMLAH: 300 JUTA MEMBENTUK PERMUKAAN: 70 - 80 m2

ANTARA ALVEOLUS YANG BERDEKATAN DIHUBUNGKAN OLEH PORUS ALVEOLARIS: 7 - 9 m

DINDING: EPITEL TIPIS JARINGAN PENGIKAT MENGANDUNG ANYAMAN KAPILER

DARAH ( DI BAWAH EPITEL )

9/2/04 46

9/2/04 47SUBOWO

SACCUS ALVEOLARIS & ALVEOLUS

9/2/04 48

STRUKTUR DINDING ALVEOLUS

• EPITEL:– SEL GEPENG = SEL ALVEOLUS TIPE I = PNEUMOSIT TIPE I

(97%)• DUHUBUNGKAN DENGAN SEL DEKATNYA OLEH DESMOSOM DAN

ZONA OCCLUDENS (MENCEGAH CAIRAN MASUK)

• INTI GEPENG

• SITOPLASMA MENIPIS UNTUK PERTUKARAN GAS

• SEDIKIT MIKROVILI, ENDOPLAMIC RETICULUM

– SEL SEPTAL = SEL ALVEOLAR = SEL ALVEOLUS TIPE II (3%)• MEMBENTUK TIGHT JUNCTION DENGAN SEL TIPE I

• BENTUK KUBOID BULAT

• SITOPLASMA TIDAK MENIPIS, MENGANDUNG VAKUOLA YANG SEBENARNYA ADALAH BADAN BERLAPIS FOSFOLIPID (ME)

• MIKROVILI, ORGANELA BERKEMBANG

– LAMINA BASALIS

• KAPILER DARAH:– ENDOTEL KONTINYU TIDAK BERFENESTRA

– LAMINA BASALIS

9/2/04 49

DINDING ALVEOLI

9/2/04 50

STRUKTUR DINDING ALVEOLUS

P 1 = PNEUMOSIT TIPE I

P2 = PNEUMOSIT TIPE II

PNEUMOSIT TIPE II

9/2/04 51

SEL MAKROFAG ALVEOLER

P2

9/2/04 52

HUBUNGAN ALVEOLUS DAN KAPILER

PERTUKARAN UDARA: RUANG ALVEOLUS KAPILER

MENGHAMBAT KEBOCORAN PLASMA DARAH ALVEOLUS TIDAK KOLAPS (DIAMETER TETAP) :

LAPISAN SURFAKTAN (LIPOPROTEIN) YANG DIHASILKAN OLEH SEL TIPE II PADA PERMUKAAN UNTUK MENGURANGI TEGANGAN PERMUKAAN

PEMBERSIHAN UDARA OLEH SURFAKTAN (CAIRAN PELAPIS) MENGALIR KE

SALURAN UNTUK DIKELUARKAN SURFAKTAN BERSIFAT BAKTERISIDA OLEH SEL MAKROFAG ALVEOLAR PADA PERMUKAAN

ALVEOLUS (SEL DEBU)

9/2/04 53

FUNGSI: SAWAR (BARIER) PLASMA DARAH

UDARA KOMPONEN:

SEL EPITEL ALVEOLUS (TIPE I: 8% DAN TIPE II 16%)

MEMBRANA BASALIS EPITEL DAN SEL ENDOTEL SEL ENDOTEL KAPILER : 30% SEL MAKROFAG ALVEOLAR: 10% FIBROBLAS INTERSTITIAL MASTOSIT SEL KONTRAKTIL FIBROBLAS INTERSTITIAL MENGHASILKAN:

KOLAGEN TIPE I & III SERABUT ELASTIK GLIKOSAMINOGLIKAN

9/2/04 54

36 %

PULMO DEXTER: 3 LOBUS PUMONALIS, MENDAPAT 3 BRONCHUS

PULMO SINISTER: 2 LOBUS PULMONALIS, MENDAPAT 2

BRONCHUS SULCUS INTERLOBARIS SETIAP LOBUS DIBAGI MENJADI

BEBERAPA SEGMEN UNIT TERKECIL PULMO:

LOBULUS PULMONALIS BRONCHIOLUS SEBAGAI SUMBU

9/2/04 55

9/2/04 56

ORGANISASI PARU-PARU

LOBULUS

LOBUS DEXTER LOBUS SINISTER

MEMBRAN SEROSA SEBAGAI KANTONG YANG MEMBATASI PERMUKAAN PULMO

LAPISAN: PLEURA PARIETALIS PLEURA VISCERALIS

KEDUA LAPISAN BERTEMU PADA HILUS PULMONALIS KEDUA LAPISAN DIPISAHKAN OLEH RUANGAN

SEMPIT YANG DIBATASI OLEH LAPISAN SEL MESOTEL, BERISI CAIRAN

MIKROSKOPIS: DI BAWAH MESOTEL TERDAPAT JARINGAN

PENGIKAT TIPIS YANG MENGANDUNG FIBROBLAS, SEL MAKROFAG

DAN SERABUT KOLAGEN DAN ELASTIK ANYAMAN PEMBULUH DARAH DAN SEDIKIT

SERABUT SARAF9/2/04 57

9/2/04 58

PLEURA

ONTOGENI PLEURA

MESOTHELIUM

PLEURA VISCERALIS

PULMO TERDAPAT DALAM CAVUM THORACIS

DINDING CAVUM THORACIS: KERANGKA TULANG DAN KARTILAGO OTOT KERANGKA SEBAGAI OTOT PERNAPASAN OTOT DIAFRAGMA

FUNGSI DINDING CAVUM THORACIS: MENGUBAH VOLUME CAVUM THORACIS

MELALUI KONTRAKSI OTOT-OTOT PERNAPASAN

9/2/04 59

9/2/04 60

FUNGSI ORGAN PENUNJANG SISTEM DALAM

MEKANISME PERNAPASAN