+ All Categories
Home > Documents > STUDI KELAYAKAN PADA SISTEM PEMETAAN ...digilib.unila.ac.id/31873/2/SKRIPSI TANPA BAB...

STUDI KELAYAKAN PADA SISTEM PEMETAAN ...digilib.unila.ac.id/31873/2/SKRIPSI TANPA BAB...

Date post: 16-Feb-2020
Category:
Upload: others
View: 6 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
90
STUDI KELAYAKAN PADA SISTEM PEMETAAN SEBARAN UMKM BERBASIS SIG (Skripsi) Oleh EINDITA SEPTIARA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018
Transcript

STUDI KELAYAKAN PADA SISTEM PEMETAAN SEBARAN

UMKM BERBASIS SIG

(Skripsi)

Oleh

EINDITA SEPTIARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRACT

FEASIBILITY STUDY ON MAPPING SYSTEM OF MICRO, SMALL,

AND MEDIUM ENTERPRISE WITH GEOGRAPHIC INFORMATION

SYSTEM-BASIS

By

EINDITA SEPTIARA

Micro, Small, and Medium Enterprise (MSME) is a field which has a potential role

to help national economic growth. In Lampung Province, MSME is one of the main

actor that drive the economy. There are several stakeholders involved in MSME

activities such as perpetrators of MSME, MSME customers, and government

institutions. The perpetrators of MSME and MSME customers have difficulty in

getting the information they need. While the government has difficulty in collecting

data of MSME. Based on those problems, it requires a supporting facility that can

improve the effectiveness of the collection of information needed by all

stakeholders. The supporting facility is a geographic information system that allows

it to be accessed from various devices. To develop a system required analysis of the

feasibility of the system that has been planned, so that developed system can be in

accordance with user needs. The analysis is done by using TELOS (Technical,

Economic, Legal, Operational, Schedule). The purpose of the feasibility study is to

assess whether the project is feasible or not to proceed. The results of the analysis

are based on the answers to the questions asked to assess the feasibility of the

system using TELOS (Technical, Economic, Legal, Operational, Schedule). In

conclusion, the development of Mapping System of MSME with Geographic

Information System-Basis is feasible to be continued.

Keywords: feasibility study, geographic information system, micro, small, and

medium enterprise, telos

ABSTRAK

STUDI KELAYAKAN PADA SISTEM PEMETAAN SEBARAN

UMKM BERBASIS SIG

Oleh

EINDITA SEPTIARA

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan bidang yang memiliki

peran potensial untuk membantu pertumbuhan perekonomian nasional. Di Provinsi

Lampung, UMKM merupakan salah satu pelaku utama yang mendorong roda

perekonomian. Beberapa stakeholder yang terlibat dalam kegiatan UMKM yaitu

pelaku UMKM, pelanggan UMKM, dan instansi pemerintah. Pelaku UMKM dan

pelanggan UMKM mengalami kesulitan dalam mendapatkan informasi yang

mereka butuhkan. Sedangkan pemerintah mengalami kesulitan dalam

mengumpulkan data UMKM. Berdasarkan masalah tersebut diperlukan suatu

sarana penunjang yang mampu meningkatkan efektivitas tentang pengumpulan

informasi yang dibutuhkan oleh semua stakeholder. Sarana penunjang tersebut

adalah sistem informasi geografis yang memungkinkan dapat diakses dari berbagai

device. Untuk mengembangkan sistem diperlukan analisis terhadap kelayakan dari

sistem yang telah direncanakan, sehingga nantinya sistem yang dikembangkan

dapat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Analisis dilakukan dengan menggunakan

pendekatan TELOS (Technical, Economic, Legal, Operational, Schedule). Tujuan

dari studi kelayakan adalah untuk menilai apakah proyek layak atau tidak layak

untuk dilanjutkan. Hasil analisis diambil berdasarkan jawaban pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan untuk menilai kelayakan sistem menggunakan

pendekatan TELOS (Technical, Economic, Legal, Operational, Schedule

(Technical, Economic, Legal, Operational, Schedule). Kesimpulannya, proyek

pengembangan Sistem Pemetaan Sebaran UMKM Berbasis SIG layak untuk

dilanjutkan.

Kata Kunci: sistem informasi geografis, telos, usaha mikro kecil, dan menengah,

studi kelayakan,

STUDI KELAYAKAN PADA SISTEM PEMETAAN SEBARAN

UMKM BERBASIS SIG

Oleh

EINDITA SEPTIARA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA KOMPUTER

Pada

Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 12

September 1996 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari

Bapak Nikita Saladin dan Ibu Herita. Penulis menyelesaikan

pendidikan formal pertama di TK Pratama pada tahun 2001.

Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Kartika II-5

Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2008. Pendidikan menengah pertama di

SMP Negeri 2 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2011. Kemudian, penulis

melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2 Bandar Lampung dan

lulus pada tahun 2014.

Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Selama

masa perkuliahan, kegiatan yang dilakukan penulis antara lain.

1. Menjadi anggota Bidang Eksternal Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu

Komputer pada periode 2014-2015.

2. Menjadi Sekretaris Bidang Eksternal Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu

Komputer pada periode 2015-2016.

3. Menjadi Asisten Laboratorium dan Asisten Dosen Jurusan Imu Komputer.

4. Mengikuti Kerja Praktik di Perum Bulog Divre Lampung pada Bulan Januari-

Februari 2017.

5. Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Karangrejo, Kecamatan Ulu

Belu, Kabupaten Tanggamus pada Bulan Juli-September 2017.

PERSEMBAHAN

Puji Syukur Kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Atas Berkah dan Rahmat-Nya

Kupersembahkan skripsiku ini untuk…

Ibu dan ayah yang tak pernah henti-hentinya memberi doa, nasihat, semangat,

dan motivasi. Terima kasih untuk semua kasih sayang, perhatian, pengorbanan, kesabaran, usaha, dan segala dukungan moril maupun materi

Adikku satu-satunya, terima kasih untuk segala dukungan dan semangat yang

diberikan

Teman-temanku tersayang, terima kasih untuk canda tawa, dukungan, ilmu, kritik, saran, dan segala kenangan yang telah mewarnai hari-hariku selama ini

Almamater Tercinta, Universitas Lampung

MOTTO

“Nothing will work unless you do”

(Maya Angelou)

“Indeed, What Allah has is best for you, if you only

knew”

(Q.S An Nahl: 95)

“Perhaps you hate a thing it is good for you and

perhaps you love a thing and it is bad for you. And

Allah knows while you know not”

(Q.S Al Baqarah: 216)

SANWACANA

Puji syukur kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas berkah dan rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Studi Kelayakan pada

Sistem Pemetaan Sebaran UMKM Berbasis SIG”. Skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer di Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Dalam

pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan

berbagi pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Orang tua dan adik tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan, dan

motivasi yang tidak terhingga.

2. Ibu Anie Rose Irawati, S.T., M.Cs. selaku pembimbing utama dan Ketua Prodi

D3 Manajemen Informatika FMIPA Universitas Lampung yang selalu sabar

dalam memberikan bimbingan, ilmu, nasihat, kritik, dan saran dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Didik Kurniawan, S.Si., M.T. selaku pembimbing kedua dan Sekretaris

Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Universitas Lampung yang telah memberikan

bimbingan, ilmu, nasihat, kritik, dan saran dalam proses penyelesaian skripsi

ini.

4. Bapak Ir. Machudor Yusman, M. Kom. selaku pembahas yang telah

memberikan ilmu, kritik, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Astria Hijriani, M.Kom., selaku pembimbing akademik penulis.

6. Bapak Dr. Ir. Kurnia Muludi, M.S.Sc., selaku Ketua Jurusan Ilmu Komputer

FMIPA Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Komputer yang telah memberikan ilmu dan

pengalaman hidup selama penulis menjadi mahasiswa.

8. Ibu Ade Nora dan Staff Jurusan Ilmu Komputer yang telah membantu

memudahkan segala urusan administrasi penulis di Jurusan Ilmu Komputer.

9. Ukhtiku Gisella Roliani, Desta Riani, Arien Ferlina., Dwi Tia S., Elfeny

Nandia, Danis Sela, Annisa Meyliana, dan Hanifah Atiyya yang selalu ada

dalam suka dan duka, terima kasih untuk segala dukungan, kritik, saran, canda

tawa selama empat tahun ini.

10. Faiz Azmi Rekatama dan David Abror terima kasih untuk kesabaran,

keanehan, canda, dan tawa selama perkuliahan.

11. My part-time partner and full-time best friend that survived with me through

ups and downs, thank you for being one of the greatest joys that life could offer.

12. Dwi Febrina, Kharisma Putri, Nabilla Arifahny P. terima kasih untuk tetap

menjadi orang yang sama seperti 8 tahun yang lalu, serta dukungan jarak

jauhnya.

13. Keluarga Ilmu Komputer 2014 yang menjadi teman satu angkatan selama

menjalankan masa studi di Jurusan Ilmu Komputer.

14. Keluarga Himakom yang telah mengajarkan pengalaman berorganisasi

15. Keluarga KKN Desa Karangrejo, terima kasih sudah berjuang bersama di atas

gunung.

16. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dalam

penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan karena masih terbatasnya

kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, saran dan

kritik yang membangun sangat diharapkan sebagai bahan perbaikan untuk karya

tulis yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandar Lampung, 07 Juni 2018

Eindita Septiara

NPM. 1417051046

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xvii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xx

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xxiv

I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3. Batasan Masalah ....................................................................................... 5

1.4. Tujuan ....................................................................................................... 5

1.5. Manfaat ..................................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 7

2.1. Pengertian Sistem Informasi .................................................................... 7

2.2. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ......................................................... 8

2.3. Pengertian Studi Kelayakan ................................................................... 10

2.4 Faktor Kelayakan TELOS ...................................................................... 11

2.4.1. Kelayakan Teknis (Technical Feasibility) ...................................... 11

2.4.2. Kelayakan Ekonomi (Economic Feasibility) .................................. 12

xviii

2.4.3. Kelayakan Operasional (Operational Feasibility) .......................... 16

2.4.4. Kelayakan Hukum (Legal Feasibility) ............................................ 17

2.4.5. Kelayakan Jadwal (Schedule Feasibility) ....................................... 17

2.5. Kerangka Kerja PIECES ........................................................................ 18

2.6 Metode PERT (Program Evaluation and Review Technique) ............... 20

2.6.1 Pengertian PERT............................................................................ 20

2.6.3 Jadwal Aktivitas ............................................................................. 21

2.7. Penelitian Terkait .................................................................................. 24

III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 26

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 26

3.2. Sumber Data ........................................................................................... 26

3.3. Kerangka Penelitian ............................................................................... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 62

4.1. Analisis Kelayakan Sistem Menggunakan Faktor Kelayakan TELOS .. 62

4.1.1. Kelayakan Teknis ............................................................................ 62

4.1.2. Kelayakan Ekonomi ........................................................................ 72

4.1.3. Kelayakan Hukum ........................................................................... 85

4.1.4. Kelayakan Operasional ................................................................... 87

4.1.5. Kelayakan Jadwal............................................................................ 93

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 116

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 116

xix

5.2. Saran ..................................................................................................... 117

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Identifikasi Use Case Menampilkan Rekapitulasi Data UMKM ................... 36

3.2. Identifikasi Cetak Rekapitulasi Data UMKM ................................................ 37

3.3. Identifikasi Use Case Menanpilkan Sebaran Geografis UMKM ................... 37

3.4. Identifikasi Use Case Menampilkan Lokasi UMKM .................................... 38

3.5. Identifikasi Use Case Navigasi Menuju Lokasi UMKM ............................... 39

3.6. Identifikasi Use Case Mengelola User ........................................................... 39

3.7. Identifikasi Use Case Mengelola Data Pengelompokkan Usaha ................... 40

3.8. Identifikasi Use Case Mengelola Data Wilayah ............................................ 41

3.9. Identifikasi Use Case Mengelola Data Profil Pelaku UMKM ....................... 42

3.10. Identifikasi Use Case Mengelola Data Usaha .............................................. 43

3.11. Identifikasi Use Case Mengelola Data Produk UMKM .............................. 43

3.12. Identifikasi Use Case Menampilkan Data Pengunjung Produk ................... 44

3.13. Identifikasi Use Case Menampilkan Data Umpan Balik dan Rating ........... 45

3.14. Identifikasi Use Case Menampilkan Data Profil Pelaku UMKM ................ 46

3.15. Identifikasi Use Case Menampilkan Data Produk UMKM ......................... 46

xxi

3.16. Identifikasi Use Case Menampilkan Data Profil UMKM............................ 47

3.17. Identifikasi Use Case Merekam Produk UMKM yang diharapakan ........... 48

3.18. Identifikasi Use Case Merekam Umpan Balik dan Rating UMKM ............ 48

3.19. Identifikasi Use Case Pencarian UMKM ..................................................... 49

3.20. Identifikasi Mengelola Jadwal Reaktivasi Usaha ........................................ 50

3.21. Identifikasi Merekam Pendaftaran Akun ..................................................... 51

3.22. Identifikasi Use Case Merekam Reaktivasi Usaha ...................................... 52

3.23. Rancangan Pertanyaan Kelayakan Teknis ................................................... 53

3.24. Rancangan Pertanyaan Kelayakan Hukum .................................................. 55

3.25. Rancangan Pertanyaan Kelayakan Operasional ........................................... 56

3.26. Rancangan Pertanyaan Kelayakan Jadwal ................................................... 60

4.1. Syarat Minimum Hardware untuk Pengembangan Sistem Informasi

Geografis ...................................................................................................... 63

4.2. Hardware yang Digunakan dalam Pengembangan Sistem Pemetaan

Sebaran UMKM Berbasis SIG ..................................................................... 64

4.3. Syarat Minimum Penggunaan Software untuk Pengembangan Sistem

Informasi Geografis ...................................................................................... 65

4.4. Software yang Digunakan untuk Pengembangan Sistem Pemetaan

Sebaran UMKM Berbasis SIG ..................................................................... 66

4.5. Biaya Persiapan Pengembangan Sistem Pemetaan Sebaran UMKM

Berbasis SIG ................................................................................................. 73

4.6. Biaya Persiapan Pengembangan Sistem Pemetaan Sebaran UMKM

Berbasis SIG ................................................................................................. 74

xxii

4.7. Biaya Operasi dan Perawatan Sistem Pemetaan Sebaran UMKM

Berbasis SIG Tahun ke-0 dan Tahun ke-1.................................................... 75

4.8. Biaya Operasi dan Perawatan Sistem Pemetaan Sebaran UMKM

Berbasis SIG Tahun ke-2 dan Tahun ke-3.................................................... 76

4.9. Manfaat yang didapat dari Sistem Pemetaan Sebaran UMKM ................... 77

4.10. Asumsi Biaya Kegiatan Secara Manual yang Dilakukan oleh

Pemerintah, Pelaku UMKM, dan pelanggan UMKM Tahun ke-1 .............. 78

4.11. Asumsi Biaya Kegiatan Secara Manual yang Dilakukan oleh

Pemerintah, Pelaku UMKM, dan pelanggan UMKM Tahun ke-2 ............... 79

4.12. Asumsi Biaya Kegiatan Secara Manual yang Dilakukan oleh

Pemerintah, Pelaku UMKM, dan pelanggan UMKM Tahun ke-3 ............... 80

4.13. Rincian Biaya Secara Keseluruhan .............................................................. 81

4.14. Rancangan Jadwal Pengembangan Sistem Sebaran UMKM

Berbasis SIG ................................................................................................ 93

4.15. Jadwal Aktivitas Pengembangan Sistem Pemetaan Sebaran

UMKM SIG ................................................................................................. 95

4.16. Hasil Perhitungan Earliest Start (ES) dan Earliest Finish (EF) .................. 96

4.17. Hasil Perhitungan Earliest Start (ES), Earliest Finish (EF),

Latest Start (LS), dan Latest Finish (LF) ..................................................... 98

4.18. Hasil Perhitungan ES, EF, LS, Slack, dan CP ............................................. 99

4.19. Waktu Optimis, Waktu Realistis dan Waktu Pesimis ................................ 101

4.20. Hasil Perhitungan Waktu yang Diharapkan dan Varians ........................... 103

4.21. Perhitungan waktu optimis, waktu realistis, dan waktu pesisimis

pengembangan Sistem Pemetaan Sebaran UMKM Berbasis SIG ............. 105

xxiii

4.22. Ringkasan Jawaban dan Kesimpulan Pertanyaan Kelayakan

Teknis ........................................................................................................ 106

4.23. Ringkasan Jawaban dan Kesimpulan Pertanyaan Kelayakan

Ekonomi ..................................................................................................... 108

4.24. Ringkasan Jawaban dan Kesimpulan Pertanyaan Kelayakan

Hukum ....................................................................................................... 109

4.25. Ringkasan Jawaban dan Kesimpulan Pertanyaan Kelayakan

Operasional ................................................................................................ 110

4.26. Ringkasan Jawaban dan Kesimpulan Pertanyaan Kelayakan

Jadwal ........................................................................................................ 113

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Kerangka Penelitian. ................................................................................................ 27

3.2. Survei Pengguna Tentang Adanya Aplikasi yang Memberikan Informasi

tentang UMKM. ....................................................................................................... 32

3.3. Survei Pengguna Tentang Informasi yang Dibutuhkan Pengguna pada

Aplikasi UMKM. ..................................................................................................... 32

3.4. Survei Pelaku UMKM Tentang Informasi yang Dibutuhkan Pelaku UMKM

pada Aplikasi UMKM. ............................................................................................ 33

3.5. Use Case Diagram Sistem Pemetaan Sebaran UMKM Berbasis SIG. .................... 35

3.6. Probabilitas Tiga Perkiraan Waktu Metode PERT. ................................................. 59

4.1. Hasil Survei Gadget yang dimiliki Pelaku UMKM. ................................................ 68

4.2. Hasil Survei Terhadap Pelanggan UMKM Tentang Kepemilikan

Smartphone .............................................................................................................. 69

4.3. Hasil Survei Hal yang dilakukan Menggunakan Gadget oleh

Pemilik UMKM. ..................................................................................................... 69

4.4 Hasil Survei Terhadap Kesiapan Pemanfaatan Teknologi dan Informasi

Pelaku UMKM. ....................................................................................................... 70

4.5 Hasil Survei Terhadap Kesiapan Pemanfaatan Teknologi dan Informasi

Pelanggan UMKM. .................................................................................................. 71

xxv

4.6. Biaya Manfaat Pengembangan Sistem Pemetaan Sebaran UMKM

berbasis SIG. ............................................................................................................ 83

4.7. Biaya Pengembangan dan Perawatan Sistem Pemetaan Sebaran UMKM

Berbasis SIG. ........................................................................................................... 84

4.8. Activity on Node Jadwal Pengembangan Studi Kelayakan Pemetaan Sebaran

UMKM Berbasis SIG .............................................................................................. 94

4.9. Hasil Perhitungan Earliest Start dan Earliest Finish. .............................................. 96

4.10. Hasil Perhitungan Earliest Start (ES), Earliest Finish (EF), Latest Start (LS),

dan Latest Finish (LF). ............................................................................................ 97

4.11. Tabel Distribusi Normal Z. .................................................................................... 104

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan bidang yang memiliki

peran dan potensi untuk membantu pertumbuhan perekonomian nasional. UMKM

memiliki ciri bersifat padat karya, berbasis sumber daya lokal dan sumber daya

alam, serta mempunyai pelaku yang banyak. UMKM bersifat padat karya yang

dapat dilihat dari banyaknya tenaga kerja yang diserap UMKM dengan demikian,

UMKM dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi angka

pengangguran di Indonesia. Kegiatan UMKM terbuka bagi siapa saja karena

hampir tidak ada halangan untuk mengikuti kegiatan bisnis ini. Penggunaan modal

usaha yang relatif sedikit dan teknologi yang sederhana menyebabkan UMKM

dapat lebih fleksibel dan beradaptasi dengan perubahan pasar. Selain menjadi

wadah lapangan pekerjaan yang mudah dipahami oleh masyarakat, UMKM juga

menjadi penyumbang terbesar nilai produk domestik bruto dan sebagai salah satu

solusi efektif bagi permasalahan ekonomi masyarakat kelas kecil dan menengah.

Di Provinsi Lampung, UMKM merupakan salah satu pelaku utama yang

mendorong roda perekonomian. UMKM tersebar hampir di seluruh kabupaten di

Provinsi Lampung. Berdasarkan data yang dicatat oleh Badan Pusat Statistika

2

(BPS) Provinsi Lampung, pertumbuhan Industri Mikro dan kecil (IMK) mengalami

penurunan sebesar 3,96 % pada triwulan III 2014.

Tidak mudah bagi Badan Pusat Statistika (BPS) untuk mendapat data yang valid

mengenai informasi UMKM karena jumlah UMKM yang terus berubah-ubah.

Selain itu, lokasi UMKM yang tersebar dan kegiatan pengumpulan data masih

bergantung pada program survei yang telah dianggarkan juga menyulitkan BPS

untuk mengumpulkan data. Kegiatan survei juga dibatasi oleh biaya dan waktu

yang menyebabkan kegiatan survei dilakukan hanya pada kelompok tertentu

sehingga tidak mewakili semua populasi UMKM. Dinas Koperasi Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah juga kesulitan dalam mengumpulkan data UMKM karena

bergantung pada laporan berjenjang dari kecamatan dan kabupaten sehingga butuh

waktu yang lama untuk mendapatkan data tersebut. Setelah data diperoleh, data

tersebut juga sudah tidak valid karena bukan data terbaru. Padahal informasi

tersebut diperlukan BPS untuk menentukan indeks perkembangan perekonomian,

sedangkan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memerlukan

informasi tersebut untuk merancang program kerja yang tepat sasaran dan untuk

melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program kerja. Kendala berikutnya yaitu

rendahnya kesadaran pelaku UMKM untuk memberikan data tentang usaha yang

dimiliki kepada Dinas Koperasi dan UMKM, sehingga proses pengumpulan data

berjalan lambat. Padahal data tersebut memberikan keuntungan bagi pelaku

UMKM diantaranya aspek legalitas, diberikan perlindungan dan pemberdayaan,

serta akses untuk permodalan.

Dari sisi pelaku UMKM, masalah-masalah yang timbul adalah sulitnya

mendapatkan informasi mengenai lokasi bahan baku yang menunjang produksi,

3

keterbatasan informasi dan akses terhadap pasar, kesulitan permodalan, daerah

pemasaran dan mitra kerja. Informasi yang biasa mereka dapatkan biasanya masih

dalam bentuk media cetak atau lisan. Sedangkan pengguna produk UMKM

kesulitan dalam mendapatkan informasi dan lokasi UMKM meskipun beberapa

telah menyediakan website sederhana dan menggunakan media sosial.

Di era modern ini seharusnya hal tersebut tidak menjadi kendala. Kemajuan

teknologi dan informasi yang begitu pesat seharusnya bisa dimanfaatkan untuk

menunjang kegiatan bisnis UMKM. Pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi saat ini penting bagi dunia usaha, salah satu manfaatnya adalah dapat

menjangkau pasar yang lebih luas, karena informasi disebarkan melalui internet

yang terhubung dengan pengguna dari berbagai penjuru dunia. Sekarang banyak

pelaku bisnis yang memanfaatkan media digital sebagai sarana untuk memasarkan

produk mereka walaupun masih dalam bentuk sederhana. Selain memasarkan

produk, para pelaku bisnis juga bisa melihat hal-hal yang menjadi daya saing bagi

pelaku bisnis lainnya.

Dari latar belakang tersebut, diperlukan suatu sarana penunjang yang mampu

meningkatkan efektivitas tentang pengumpulan informasi yang dibutuhkan oleh

semua stakeholder industri mikro, kecil, dan menengah, baik pelaku usaha,

konsumen, maupun pemerintah daerah. Salah satu sarana penunjang tersebut dapat

berupa sistem informasi geografis yang memungkinkan dapat diakses dari berbagai

device, baik mobile device maupun komputer. Dengan mengadopsi konsep sistem

infromasi geografis (SIG) dalam pengembangan sistem ini memungkinkan

pengguna sistem dapat dengan mudah mengakses secara langsung UMKM tertentu,

karena sistem menunjukkan posisi relatif UMKM terhadap pengguna.

4

Tetapi, dalam pengembangan sistem informasi sering kali terjadi masalah-masalah.

Masalah tersebut dapat berupa pengelolaan dana yang overbudget, hasil yang tidak

sesuai dengan target yang telah ditetapkan, ketetapan waktu yang kurang disiplin,

dan pengelolaan sumber daya yang buruk sehingga suatu proyek tidak dapat

berjalan dengan sebagaimana mestinya. Selain itu, diperlukan analisis terhadap

kelayakan dari sistem yang telah direncanakan, sehingga nantinya sistem yang

dikembangkan dapat sesuai dari segi teknis, ekonomis, hukum, operasional, dan

kesesuaian jadwal. Dengan dilakukannya analisis ini juga dapat menilai apakah

sistem informasi yang akan dikembangkan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

yang membutuhkan informasi mengenai UMKM. Berdasarkan permasalahan

tersebut, penulis mengambil judul skripsi “Studi Kelayakan Sistem Pemetaan

Sebaran UMKM Berbasis SIG”.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengembangan Sistem Pemetaan Sebaran UMKM Berbasis SIG dapat

sesuai dengan kebutuhan pengguna yang meliputi stakeholder industri mikro,

kecil, dan menengah, baik pelaku usaha, konsumen, maupun pemerintah

daerah?

2. Apakah pengembangan sistem Sistem Pemetaan Sebaran UMKM Berbasis

SIG sebanding dengan biaya yang dikeluarkan?

3. Bagaimana resiko dari pengembangan Sistem Pemetaan Sebaran UMKM

Berbasis SIG?

5

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Data UMKM yang digunakan adalah UMKM yang berada di Provinsi

Lampung

2. Studi kelayakan menggunakan pendekatan TELOS (Technical, Economic,

Legal, Operational, Schedule)

3. Pada pendekatan economic digunakan analisis biaya dan manfaat

menggunakan metode Return of Investment

4. Pada pendekatan operational menggunakan kerangka kerja PIECES

(Performance, Informations, Economy, Control, Efficiency, Service)

5. Pada pendekatan schedule menggunakan teknik penjadwalan PERT

1.4. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengukur tingkat kelayakan pengembangan Sistem Pemetaan Sebaran

UMKM Berbasis SIG

2. Mengetahui resiko dari pengembangan Sistem Pemetaan Sebaran UMKM

Berbasis SIG

3. Mengetahui apakah sistem yang dikembangkan dapat diterapkan

menggunakan teknologi yang sudah ada atau membutuhkan teknologi baru

4. Mengetahui perkiraan biaya dari pengembangan Sistem Pemetaan Sebaran

UMKM Berbasis SIG

6

5. Mengetahui apakah konsep atau alur bisnis yang digunakan tidak menyalahi

aturan hukum yang berlaku

6. Mengetahui apakah sistem dapat diorganisasikan untuk menghasilkan

informasi pada saat yang tepat untuk setiap orang yang membutuhkannya

7. Mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem

1.5. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Membantu pengembang Sistem Pemetaan Sebaran UMKM Berbasis SIG

dalam mengoptimalisasikan sumber daya yang mendukung pengembangan

sistem ini

2. Membantu pengembang dalam mendesain sistem yang sesuai dengan

kebutuhan

3. Membantu mengembangkan sistem yang dapat mencapai kebutuhan pengguna

yang membutuhkan informasi mengenai UMKM

4. Membantu pengembang untuk mengantisipasi resiko-resiko yang mungkin

terjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri

dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu

menyajikan informasi. Sistem informasi di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat

manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar

tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Wahyono, 2004).

Sistem informasi mempunyai enam buah komponen, yaitu komponen input atau

komponen masukan, komponen model, komponen output atau komponen keluaran,

komponen teknologi, komponen basis data, dan komponen control atau komponen

pengendalian. Keenam komponen tersebut harus ada bersama-sama dan

membentuk satu-kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada, maka

sistem informasi tidak akan dapat melakukan fungsinya, yaitu pengolahan data

tidak dapat mencapai tujuannya, yaitu menghasilkan informasi yang relevan, tepat

waktu, dan akurat (Jogiyanto, 2005).

8

2.2. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang berbeda pada

setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan undang-undang.

Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah, UMKM didefinisikan sebagai berikut.

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah

atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha

Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki kriteria sebagai

berikut:

1) Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha

milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni:

9

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah)

2) Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Universitas

Sumatera Utara

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah).

3) Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil

atau usaha besar yang memenuhi kriteria:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

10

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.3. Pengertian Studi Kelayakan

Studi kelayakan merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya

menganalisis layak atau tidak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan

secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu

yang tidak ditentukan (Umar, 2003).

Suatu studi kelayakan (Feasibility study) adalah suatu studi yang akan digunakan

untuk menentukan kemungkinan apakah pengembangan proyek sistem layak

diteruskan atau dihentikan. Studi kelayakan disebut juga dengan istilah High point

review (Jogiyanto, 2008).

Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi, baik pada

sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan. Studi kelayakan yang

dilakukan untuk menilai suatu kelayakan sebuah proyek yang akan dijalankan

disebut studi kelayakan proyek, sedangkan studi kelayakan yang dilakukan untuk

menilai kelayakan dalam pengembangan sebuah usaha disebut studi kelayakan

bisnis (Subagyo, 2007).

Studi kelayakan proyek (project feasibility) dilakukan di tahap awal untuk

menentukan apakah sebuah proyek baik untuk diteruskan atau tidak. Dengan

menilai batasan-batasan pada sistem yang diusulkan, pihak manajemen dapat

mengevaluasi kelayakan proyek, atau kemungkinannya untuk berhasil, sebelum

11

menaruh komitmen pada keuangan dan sumber daya manusia dalam jumlah besar.

Akronim TELOS memberikan petunujuk untuk menilai kelayakan proyek, istilah

itu adalah singkatan dari kelayakan technical, economic, legal, operational,

schedule (Hall, 2009).

Dokumen yang dihasilkan dari tahapan-tahapan sebelumnya dikumpulkan menjadi

suatu proposal pendahuluan proyek. Untuk memastikan usulan tersebut bisa

diteruskan menjadi proyek yang menguntungkan maka proposal proyek harus

dievaluasi kelayakannya dari berbagai segi kelayakan, diantaranya kelayakan

teknis, kelayakan operasional, kelayakan ekonomi, dan kelayakan Hukum (Al

Fatta, 2007).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan merupakan studi yang

digunakan untuk menentukan apakah suatu proyek dapat diteruskan atau dihentikan

pengembangannya. Untuk menentukan hal tersebut diperlukan evaluasi dari

berbagai segi kelayakan.

2.4 Faktor Kelayakan TELOS

2.4.1. Kelayakan Teknis (Technical Feasibility)

Kelayakan teknis berkaitan dengan apakah sistem tersebut dapat dikembangkan

dengan teknologi yang ada saat ini atau apaka diperlukan teknologi baru. Sebagai

sebuah proprorsi umum, teknologi di pasar biasanya jauh di luar kemampuan

perusahaan untuk menerapkannya. Oleh karena itu, dari sudut kemampuan untuk

menyediakan, kelayakan teknis biasanya bukan merupakan suatu masalah.

Mengingat tekonologi adalah basis fisik bagi kebanyakan fitur-fitur desain sistem,

12

aspek ini sangat bergantung pada kelayakan keseluruhan dari sistem yang diusulkan

(Hall, 2009).

Kelayakan teknis menyoroti kebutuhan sistem yang telah disusun dari aspek

teknologi yang akan digunakan. Jika teknologi yang dikehendaki untuk

pengembangan sistem merupakan teknologi yang mudah didapat, murah, tingkat

pemakaiannya mudah, maka secara teknis usulan kebutuhan sistem bisa dinyatakan

layak. Untuk mempermudah melakukan studi kelayakan teknis, biasanya

digunakan guideline pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

a. Apakah teknologi yang dibutuhkan sudah tersedia?

b. Apakah teknologi yang akan digunakan ini dapat berintegrasi dengan teknologi

yang sudah ada?

c. Apakah sistem yang sudah ada dapat dikonversikan ke sistem dengan teknologi

baru?

d. Apakah organisasi memiliki orang yang menguasai teknologi baru ini? (Al

Fatta, 2007)

2.4.2. Kelayakan Ekonomi (Economic Feasibility)

Kelayakan eknomi berkaitan dengan ketersediaan dana untuk menyelsaikan proyek.

Pada titik ini, kita memerhatikan komitmen keuangan manajemen pada proyek ini,

dibandingkan dengan proyek-proyek model lain yang diusulkan. Tingkat

ketersediaan dukungan ekonomi secara langsung memengaruhi sifat dan ruang

lingkup operasional dari sistem yang diusulkan. Nanti, dalam langkah justifikasi

dan pemilihan sistem, analisis biaya manfaat digunakan untuk mengidentifikasi

desain sistem yang terbaik dalam kaitannya dengan biaya (Hall, 2009).

13

Kelayakan ekonomi adalah aspek yang paling dominan dari aspek kelayakan yang

lain adalah kelayakan ekonomi. Tak dapat disangkal lagi motivasi pengembangan

sistem informasi pada perusahaan atau organisasi adalah motif keuntungan.

Sehingga aspek untung rugi jadi pertimbangan utama dalam pengembangan sistem.

Kelayakan ekonomi berhubungan dengan return on investment atau berapa lama

biaya investasi dapat kembali. Analisis kelayakan ekonomi juga akan

mempertimbangkan apakah bermanfaat melakukan investasi ke proyek ini atau kita

harus melakukan sesuatu yang lain dan pada suatu proyek yang besar biasanya lebih

ditekankan kepada kelayakan ekonomi karena umumnya berhubungan dengan

biaya yang jumlahnya besar.

Untuk menganalisis kelayakan ekonomi digunakan kalkulasi yang dinamakan Cost

Benefit Analysis atau Analisis Biaya dan Manfaat. Adapun tujuan dari analisis biaya

dan manfaat ini adalah untuk memberikan gambaran kepada user apakah manfaat

yang diperoleh dari sistem baru lebih besar dibandingkan dengan biaya yang

dikeluarkan. Pada analisis biaya dan manfaat ada beberapa metode kuantitatf yang

digunakan untuk menentukan standar kelayakan proyek. Metode kuantitatif yang

dapat digunakan adalah:

a. Analisis Payback (Payback Period).

Metode ini digunakan untuk mengukur jumlah tahun yang diperlukan untuk

mendapatkan kembali investasi awal yang telah dikeluarkan.

Berikut ini persamaan Pay Back Period:

Pay Back Period = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙

𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

Proceeds = Total Manfaat – Total Biaya

14

Semakin cepat waktu pengembalian investasi, maka investasi tersebut diterima.

(Brigham, Eugene F; Houston, 2006).

b. Analisis Net Present Value (NPV)

Metode Net Present Value merupakan metode yang mempertimbangkan nilai

waktu dari uang, yaitu menggunakan suku bunga diskonto yang akan

mempengaruhi arus dari uang. Metode ini dihitung dari selisih nilai proyek pada

awal tahun yang diuangkan ke tahun awal dengan tingkat suku bunga diskonto

(Brigham, Eugene F; Houston, 2006).

Ada beberapa terminologi yang perlu dipelajari, di antaranya:

a. Present Value

Nilai sekarang dari penerimaan (uang) yang akan didapat pada tahun

mendatang.

b. Net Present Value

Selisih antara penerimaan dan pengeluaran per tahun.

c. Discount Rate

Bilangan yang digunakan untuk mendiskon penerimaan yang akan

didapat per tahun mendatang menjadi nilai sekarang. Untuk menghitung

nilai diskon (Discount Rate) dapat digunakan rumus berikut:

𝑑 =1

1 + 𝑖𝑡

Keterangan:

d = Discount rate t = Tahun

i = Interest rate

NPV dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

15

𝑁𝑃𝑉 = Σ(𝐵𝑡 − 𝐶𝑡)

(1 + 𝑖)𝑡− 𝐾0

Keterangan:

Bt : Benefit tahun ke-t

Ct : Cost tahun ke-t

i : Interest rate yang ditentukan

t : tahun

K0 : Investasi awal tahun ke-0 (sebelum proyek dimulai)

Kriteria :

NPV > 0 : Feasible

NPV = 0 : Indifferent

NPV < 0 : Unfeasible (Al Fatta, 2007).

c. Return of Investment (ROI)

Return on invesment adalah besarnya keuntungan yang bisa diperoleh (dalam

%) selama periode waktu yang telah ditentukan untuk menjalankan proyek,

untuk menghitungnya digunakan rumus:

𝑅𝑂𝐼 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎

Jika dinyatakan dalam persen (%)

𝑅𝑂𝐼 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑥 100%

16

Jika nilai ROI bernilai positif maka ROI akan dianggap layak, jika negatif maka

akan dianggap tidak layak (Al Fatta, 2007).

2.4.3. Kelayakan Operasional (Operational Feasibility)

Kelayakan operasional menunjukkan tingkat kecocokan antara prosedur-prosedur

perusahaan yang ada saat ini serta keahlian personel dan persyaratan operasional

dari sistem yang baru. Implementasi sistem yang baru mungkin memerlukan

penggunaan prosedur-prosedur baru dan melatih kembali personel operasi (Hall,

2009).

Kelayakan operasional menyangkut beberapa aspek. Untuk disebut layak secara

operasional, usulan kebutuhan sistem harus benar-benar bisa menyelesaikan

masalah yang ada di sisi pemesan sistem informasi, di samping itu informasi yang

dihasilkan oleh sistem harus merupakan informasi yang benar-benar dibutuhkan

oleh pengguna tepat pada saat pengguna menginginkannya. Beberapa pertanyaan

yang bisa jadi guideline adalah:

a. Apakah sistem dapat memenuhi tujuan organisasi untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan?

b. Apakah sistem dapat diorganisasikan untuk menghasilkan informasi pada saat

yang tepat untuk setiap orang yang membutuhkannya? (Al Fatta, 2007).

Aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah aspek psikologis. Aspek ini

menyangkut aspek penerimaan sistem informasi oleh orang-orang yang ada di

dalam organisasi Guideline yang bisa dipakai adalah:

a. Apakah sistem baru memerlukan restrukturisasi organisasi dan bagaimana

akibat strukturisasi ini terhadap orang-orang yang ada di organisasi?

17

b. Apakah diperlukan pelatihan atau pelatihan ulang?

c. Apakah personil di dalam organisasi dapat memenuhi kriteria untuk sistem

baru? (Al Fatta, 2007).

2.4.4. Kelayakan Hukum (Legal Feasibility)

Kelayakan hukum mengidentifikasi konflik antara proposal yang diusulkan dan

kemampuan perusahaan untuk bebas dari tanggung jawab hukumnya. Kita harus

memastikan bahwa sistem-sistem yang diusulkan berada dalam batas-batas hukum

(Hall, 2009).

Menguraikan secara hukum apakah sistem yang akan dikembangkan tidak

menyimpang dari hukum yang berlaku (tidak melanggar hukum jika diterapkan di

objek penelitian). Misal: bagaimana kelayakan perangkat lunak yang digunakan,

bagaimana kelayakan hukum informasi yang dihasilkan oleh program aplikasi yang

dibuat. Apakah melanggar hukum atau tidak (Syaifullah dan Widianto, 2014)

2.4.5. Kelayakan Jadwal (Schedule Feasibility)

Kelayakan jadwal berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk

mengimpelementasikan proyek dalam kerangka waktu yang dapat diterima. Faktor-

faktor kelayakan ini memengaruhi ruang lingkup proyek, dan apakah proyek itu

akan dikembangkan di dalam perusahaan atau dibeli dari pemasok piranti lunak.

Jika proyek tersebut seperti yang dilihat pada awalnya, tidak dapat diproduksi

secara internal sampai pada tanggal yang ditetapkan, maka desain, metode

akuisisinya, atau targetnya harus diubah (Hall, 2009).

18

Penilaian kelayakan jadwal ini digunakan untuk menentukan bahwa pengembangan

sistem akan dapat dilakukan dalam batas waktu yang telah ditetapkan (Syaifullah

dan Widianto, 2014).

2.5. Kerangka Kerja PIECES

Melakukan analisis permasalah dengan Analisis PIECES (performance,

information, economy, control, efficiency, services) dapat menemukan beberapa

masalah utama. Karena pada prakteknya yang muncul dipermukaan bukan masalah

utama melainkan hanya gejala dari masalah utama. Pada Analisis PIECES

(performance, information, economy, control, efficiency, services) menjelaskan

mengenai hal-hal sebagai berikut:

1. Performance, masalah kinerja terjadi ketika tugas-tugas binis yang dijalankan

tidak mencapai sasaran. Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu

tanggap

2. Information, merupakan komoditas krusial bagi penguasa akhir. Evaluasi

terhadap kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan informasi yang

bermanfaat perlu dilakukan untuk menyikapi peluang dan menangani masalah

yang muncul. Informasi juga dapat merupakan fokus dari suatu batasan atau

kebijakan. Sementara analisis informasi memeriksa output sistem, analisa data,

meniliti data yang tersimpan dalam sebuah sistem

3. Economy, alasan ekonomi mungkin menjadi motivasi paling umum bagi suatu

proyek. Hal yang paling mendasar bagi manajer adalah biaya, dimana yang

perlu diperhatikan berupa biaya tidak diketahui, biaya yang tidak terlacak ke

19

sumber, maupun biaya terlalu tinggi. Selain itu yang perlu diperhatikan juga

mengenai pasar-pasar baru yang dapat dieksplorasi, pemasaran yang masih bisa

diperbaiki, dan pesanan-pesanan dapat ditingkatkan

4. Control, tugas-tugas bisnis perlu dimonitor dan diperbaiki jika ditemukan

kinerja yang dibawah standar. Kontrol dipasang untuk meningkatkan kinerja

sistem, mencegah atau mendeteksi kesalahan sistem, menjamin keamanan data,

informasi, dan persyaratan

5. Efficiency, menyangkut bagaimana menghasilkan output sebanyak-banyaknya

dengan input yang seminimal mungkin

6. Services, perkembangan organisasi dipicu peningkatan pelayanan yang lebih

baik. Peningkatan pelayanan terhadap sistem yang dikembangkan akan

memberi akurasi dalam pengolahan data, sistem mudah dipakai, kemampuan

menangani masalah diliat dari kondisi normal, mampu mengkoordinasi

aktivitas untuk mencapai tujuan dan sasaran, kehandalan terhadap konsistensi

dalam pengolahan input dan output serta kehadalan dalam menangani

pengecualian (Al Fatta, 2007).

PIECES digunakan untuk mengidentifikasi masalah. PIECES digunakan sebagai

dasar analisis tingkat kepentingan suatu masalah atau efektifitas suatu solusi.

P: Performances – Apakah sistem itu menyediakan throughput dan waktu respon

yang cukup.

I: Information – Apakah sistem itu menyediakan informasi terformat yang tepat

waktu, saling terkait, akurat dan berguna bagi pengguna akhir dan manajer.

20

E: Economy – Apakah sistem itu menawarkan tingkat dan kapasitas pelayanan yang

memadai untuk mengurangi biaya bisnis atau meningkatkan keuntungan bisnis.

C: Control – Apakah sistem itu menawarkan kontrol yang memadai untuk

mengatasi penipuan dan penggelapan dan untuk menjamin keakuratan dan

keamanan data dan informasi.

E: Efficiency – Apakah sistem itu menggunakan secara maksimum sumber yang

tersedia termasuk orang, waktu, aliran form, meminimalkan penundaan proses, dan

semacamnya.

S: Services – Apakah sistem itu menyediakan layanan yang diinginkan dan andal

pada siapa saja yang menginginkannya? Apakah sistem tersebut fleksibel dan dapat

dikembangkan? (Jeffery, 2006).

2.6 Metode PERT (Program Evaluation and Review Technique)

2.6.1 Pengertian PERT

PERT: Program Evaluation and Review Technique dikembangkan sejak tahun

1950 sebagai suatu versi sistem skedul berbasis komputer. Sebagai tambahan dari

kemampuan untuk menrencanakan berbasis perirstiwa (event oriented) daripada

berbasis aktivitas (activity oriented), metode ini memungkinkan perkiraan tiga

jenis waktu untuk setiap aktivitas, yakni waktu optimistik, pesimistik, dan yang

paling mungkin. Hal ini tentunya memungkinkan penjadwalan yang lebih realistic

berdasarkan peluang terjadinya (Christianto, V; Wiryana, 2002).

21

PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi

adanya penundaan maupun konflik dan gangguan produksi, serta

mengkoordinasikan dan mengsinkronisasikan berbagai bagian dari keseluruhan

pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek.

Manfaat PERT adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu

proyek

2. Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu

pekerjaan

3. Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih

baik untuk kelancaran proyek

4. Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur

kegiatan

5. Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek (Irwansyah, 2013).

2.6.3 Jadwal Aktivitas

a. Forward Pass

Untuk menunjukkan jadwal-jadwal aktivitas pada jaringan proyek dengan jelas,

digunakan notasi. ES pada suatu aktivitas ditentukan pada pojok kiri atas dari titik

yang menandai aktivitas tersebut. EF ditunjukkan pada pojok kanan atas. Waktu

paling lambat, LS dan LF, masingmasing ditunjukkan pada pojok kiri bawah dan

pojok kanan bawah (Heizer, Jay; Render, 2008).

Aturan Waktu Mulai Paling Awal Sebelum suatu aktivitas dapat dimulai, semua

pendahulu langsungnya harus diselesaikan.

22

• Jika suatu aktivitas hanya mempunyai satu pendahulu langsung, ESnya sama

dengan EF dari pendahulunya.

• Jika suatu aktivitas mempunyai beberapa pendahulu langsung, ESnya adalah

nilai maksimum dari semua EF pendahulunya, yaitu: ES = Max (EF semua

pendahulu langsung) Aturan Selesai Paling Awal Waktu selesai paling awal

(EF) dari suatu aktivitas adalah jumlah dari waktu paaling awal (ES) dan waktu

aktivitas itu sendiri, yaitu: EF = ES + Waktu Aktivitas

b. Backward Pass

Jika pada forward pass dimulai dengan aktivitas pertama pada proyek, maka

backward pass dimulai dengan aktivitas terakhir dari suatu proyek. Untuk setiap

aktivitas ditentukan nilai LF-nya diikuti dengan nilai LS. Dua aturan berikut

digunakan pada proses. Aturan waktu selesai aling lambat ini didasarkan pada

kenyataan bahwa sebelum suatu aktivitas dapat dimulai, seluruh pendahulu

langsungnya harus diselesaikan.

• Jika suatu aktivitas pendahulu langsung dari hanya satu aktivitas, LFnya sama

dengan LS dari aktivitas yang secara langsung mengikutinya.

• Jika suatu aktivitas adalah pendahulu langsung lebih dari satu aktivitas, maka

LF adalah minimum dari seluruh nilai LS dari aktivitasaktivitas yang secara

langsung mengikutinya, yaitu: LF = Min (LS dari seluruh aktivitas langsung

mengikutinya) Aturan Waktu Mulai Paling Lambat Waktu mulai paling lambat

(LS) dari suatu aktivitas adalah selisih dari waktu selesai paling lambat (LF)

dan waktu aktivitasnya yaitu: LS = LF – Waktu Aktivitas

23

c. Slack Time

Slack adalah waktu luang yang dimiliki sebuah aktivitas untuk dapat diundur

pelaksanaannya tanpa menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan.

Secara matematis, Slack = LS – ES atau Slack = LF – EF Jalur kritis terjadi apabila

slack bernilai nol. Dapat diartikan bahwa jalur kritis terjadi apabila aktivitas

tersebut memiliki waktu mulai paling lambat sama 32 dengan waktu mulai paling

cepat paling atau waktu selesai lambat sama dengan waktu selesai paling cepat.

Secara matematis, Jalur Kritis = Slack = 0 yang berarti LS = ES atau LF = EF

(Heizer, Jay; Render, 2008).

Estimasi durasi kegiatan dalam visualisasi penyajiannya, PERT sama halnya

dengan CPM, yaitu menggunakan diagram anak panah (activity on arrow) untuk

menggambarkan kegiatan proyek. Demikian pula pengertian dan perhitungan

mengenai kegiatan kritis, jalur kritis dan float yang terdapat pada PERT disebut

SLACK. Salah satu perbedaan yang substansial adalah dalam estimasi kurun waktu

kegiatan, dimana PERT menggunakan tiga angka estimasi, yaitu a, b dan m yang

mempunyai arti sebagai berikut:

• a = kurun waktu optimistik (t0) waktu tersingkat untuk menyelesaikan kegiatan

bila segala sesuatunya berjalan mulus. Waktu demikian diungguli hanya sekali

dalam seratus kali bila kegiatan tersebut dilakukan berulang – ulang

dengankondisi yang hampir sama.

• m = kurun waktu paling mungkin (tm) Kurun waktu yang paling sering terjadi

dibanding dengan yang lain bila kegiatan dilakukan berulang – ulang dengan

kondisi yang hampir sama.

24

• b = kurun waktu pesimistik (tp) Waktu yang paling lama untuk menyelesaikan

kegiatan, yaitu bila segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik. Waktu

demikian dilampaui hanya sekali dalam seratus kali, bila kegiatan tersebut

dilakukan berulang-ulang (Heizer, 2006).

2.7. Penelitian Terkait

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah.

a. Studi Kelayakan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Pada Poltekes

Kemenkes Riau Dengan Menggunakan Metode Kelayakan TELOS. Tujuan

penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan pengembangan Sistem

Informasi Akademik Berbasis Web Pada Poltekes Kemenkes Riau. Analisis

kelayakan yang dilakukan adalah dengan metode analisis kelayakan TELOS.

Payback period (pp), Net Present Value (NPV), dan Return of investment

(ROI) digunakan untuk faktor ekonomi pada TELOS. Tujuan dari analisis

kelayakan ini adalah untuk menentukan kemungkinan apakah pengembangan

proyeksistem layak diteruskan atau tidak. Berdasarkan jumlah faktor kelayakan

= 8.4, berarti perancangan pengembangan sistemin formasi yang dievaluasi

adalah LAYAK (B), dengan resiko pengembangan sistem yang cukup rendah

(Syaifullah & Widianto, 2014).

b. Studi Kelayakan Aplikasi Sales Force Automation pada PT. Semesta Nustra

Distrindo. Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan dengan metode

Cost Benefit Analysis (CBA) terhadap Aplikasi Sales Force Automation pada

PT. Semesta Nustra Distrindo. Beberapa metode CBA yang digunakan adalah

25

Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Return of Investment (ROI)

dan Interate Rute of Return (IRR). Dari hasil kelayakan investasi dengan PP 1

tahun 5 bulan lebih cepat dari yang diperkiraan selama 2 tahun, ROI sebesar 36

% dan NPV untuk 2 tahun dengan suku bunga 10 % pertahun bernilai positif

yaitu sebesar Rp. 20,656,539.14. IRR discount suku bunga bank yaitu

16.161%. Dari hasil-hasil ini investasi layak dan dapat diterima (Prayuda,

2017).

c. Studi Kelayakan Sistem Penilaian Essay Dalam Bahasa Inggris Secara

Otomatis. Dalam penelitian ini, peneliti menguji kelayakan Criterion (software

berbayar) dan R Software (open source) sebagai solusi alternatif penilaian.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode penelitian kualitatif.

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Criterion unggul pada aspek kelayakan

operasional dan penjadwalan dan R-Software unggul pada aspek kelayakan

teknis dan ekonomi. Sementara untuk aspek kelayakan hukum, kedua software

tersebut berada dalam posisi seimbang. Criterion dinyatakan lebih layak

diterapkan karena aspek operasional merupakan aspek utama yang

diperhatikan oleh Sisfo sebagai pengembang sistem di Universitas Telkom

(Pratama, Alamsyah, & Sari, 2015).

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian studi kelayakan pada Sistem Pemetaan Persebaran UMKM Berbasis SIG

dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Lampung yang terletak pada Jalan Soemantri Brodjonegoro No.

1 Gedung Meneng, Bandar Lampung pada Semester Ganjil Tahun Ajaran

2017/2018.

3.2. Sumber Data

Pada suatu penelitian diperlukan data-data untuk menunjang proses penelitian. Pada

penelitian ini ada dua jenis data yang diperlukan yaitu sebagai berikut.

3.2.1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian.

Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer ini adalah metode survei

dengan menggunakan kuesioner. Narasumber data penelitian ini adalah pelaku

UMKM, pelanggan UMKM dan Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah.

27

3.2.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dari media perantara atau

bukan didapat langsung dari obyek penelitian. Data ini biasanya berupa buku,

catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang

tidak dipublikasikan secara umum. Adapun data sekunder pada penelitian ini adalah

literatur dan buku.

3.3. Kerangka Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah menilai kelayakan Sistem Infromasi Pemetaan

Sebaran UMKM berbasis SIG dengan menggunakan faktor kelayakan TELOS.

Tujuan dari analisis kelayakan ini adalah untuk menentukan kemungkinan apakah

pengembangan proyek sistem layak diteruskan atau tidak. TELOS merupakan

singkatan dari Technical, Economy, Legal, Operations, Schedule. Kerangka

penelitian ini dijelaskan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian.

28

Tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap awal pada penelitian ini. Tahap ini dimulai

dengan mencari literatur-literatur yang menjelaskan fungsi atau metode yang

digunakan untuk menilai kelayakan suatu sistem. Setelah melakukakan studi

literatur, penulis menggunakan fungsi kelayakan TELOS. Pada tahap ini penulis

merancang pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam lembar kuesioner

yang digunakan pada saat survei.

2. Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menunjang

proses penelitian. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah

metode kuesioner.

3. Analisis Pengguna dan Kebutuhannya

Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai pengguna sistem dan kebutuhannya.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang sangat vital

dalam pembangunan ekonomi Indonesia. UMKM tersebar hampir diseluruh

wilayah Indonesia tidak terkecuali di Provinsi Lampung. Hal tersebut disebabkan

karena UMKM merupakan wadah lapangan pekerjaan yang mudah dipahami oleh

masyarakat. Namun, walaupun UMKM mudah dipahami oleh masyarakat hal

tersebut tidak menjamin UMKM dapat berkembang dengan baik. Dalam survei

yang dilakukan Asian Development Bank (ADB, Bank Pembangunan Asia) di

beberapa provinsi di Indonesia, ditemukan masalah yang menyebabkan UMKM

sulit berkembang. Masalah yang dihadapi pelaku UMKM antara lain:

29

a. Sulitnya Mendapatkan Informasi Mengenai Bahan Baku yang Menunjang

Kegiatan Produksi

Pelaku UMKM kesulitan untuk mendapatkan informasi mengenai bahan baku

yang menunjang kegiatan produksi. Informasi yang dibutuhkan untuk

mengenai bahan baku antara lain harga bahan baku, lokasi penjualan bahan

baku, dan akses menuju lokasi bahan baku.

b. Keterbatasan Informasi

Pelaku UMKM kurang mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang

menunjang kegiatan produksi mereka. Misalanya informasi tentang pesaing,

barang substitusi dan komplementer atas produk-produk pengusaha muda,

selera konsumen, trend yang sedang berkembang, cara mempromosikan

produk dan faktor-faktor eksternal lainnya.

c. Terbatasnya Akses Pasar

Terbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak

dapat dipasarkan secara kompetitif baik di pasar nasional maupun

internasional.

d. Banyak UMKM yang Belum Memiliki Badan Hukum yang Jelas

Sebagian UMKM juga kurang memiliki pengetahuan tentang aspek legalitas

dan perizinan, termasuk persyaratan yang harus dipenuhi dan prosedur yang

ditempuh dalam proses pengurusannya.

30

e. Kesulitan Permodalan dan Pendanaan

UMKM kesulitan dalam meningkatkan kapasitas usahanya atau

mengembangkan produk-produk yang mampu bersaing. Sebagian besar

UMKM belum cukup tersentuh oleh pelayanan lembaga keuangan formal

(bank). Sehingga tidak sedikit dari UMKM terpaksa memanfaatkan jasa

lembaga keuangan mikro yang tradisional meskipun dengan beban dan resiko

yang cukup memberatkan

f. Kurangnya Tenaga Pendamping di Lapangan

Kurangnya tenaga pendamping di lapangan menyebabkan banyak UMKM

yang belum tersentuh layanan konsultasi dan pendampingan. Dengan

demikian, sangat dibutuhkan kehadiran lembaga pengembangan bisnis untuk

memfasilitasi pelaku UMKM dan memberikan layanan sesuai kebutuhan

mereka.

Dalam kegiatan UMKM, bukan hanya pelaku UMKM yang menghadapi kesulitan

tetapi, pelanggan UMKM juga mempunyai kesulitan. Pelanggan UMKM kesulitan

dalam mendapatkan informasi yang lengkap meskipun beberapa telah menyediakan

website sederhana dan menggunakan media sosial. Selain itu, pelanggan UMKM

juga sering kali kesulitan untuk menemukan lokasi UMKM karena tidak jelasnya

informasi mengenai lokasi keberadaan suatu UMKM. Sebagai konsumen,

pelanggan UMKM mempunyai hak untuk membeli produk terbaik dengan harga

yang murah dan kualitas tinggi, untuk itu diperlukan beberapa pilihan UMKM

sebagai perbandingan untuk membeli suatu produk. Namun, tidak ada sarana yang

memfasilitasi pelanggan untuk mencari informasi mengenai hal tersebut.

31

Kegiatan UMKM tidak bisa terlepas dari pengawasan pemerintah. Pemerintah dan

UMKM secara tidak langsung saling membutuhkan satu sama lain. Instansi yang

berhubungan dengan UMKM antara lain adalah Badan Pusat Statistik dan Dinas

Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Instansi tersebut membutuhkan data

mengenai UMKM untuk menentukan indeks perkembangan perekonomian,

merancang program kerja yang tepat sasaran, melakukan evaluasi terhadap

pelaksanaan program kerja, pemberian bimbingan dan teknis pelaksanaan kepada

UMKM, serta pemberian advokasi perlindungan bagi UMKM. Namun, instansi

pemerintah memiliki banyak kendala dalam pengumpulan data yaitu:

a. Sulitnya mendapat data yang valid mengenai informasi UMKM karena jumlah

UMKM yang terus berubah-ubah

b. Lokasi UMKM yang tersebar dan alamat UMKM yang tidak jelas

c. Kegiatan pengumpulan data yang masih bergantung pada program survei

d. Terbatasnya biaya dan waktu program survei

e. Pengumpulan data UMKM yang bergantung pada laporan berjenjang dari

kecamatan dan kabupaten sehingga butuh waktu yang lama untuk mendapatkan

data

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti melakukan survei kepada pelaku

UMKM dan pelanggan. Dari survei yang dilakukan peneliti, sebanyak 43% sangat

setuju, 53% setuju dan 4% tidak setuju. Hasil survei dijelaskan pada Gambar 3.2.

32

Gambar 3.2. Survei Pelanggan Tentang Adanya Aplikasi yang Memberikan Informasi

tentang UMKM.

Dari survei terhadap pengguna, konten yang ingin disajikan pada sistem berupa

produk, bahan baku yang dibutuhkan UMKM, dan profil UMKM. Hasil survei

terhadap pengguna dijelaskan pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Survei Pengguna Tentang Informasi yang Dibutuhkan Pengguna pada

Aplikasi UMKM.

Sedangkan hasil dari survei pelaku UMKM konten yang ingin disajikan pada sistem

berupa produk, harga bahan baku, harga produk sejenis, produk dari bahan baku

yang sama, dan distirbusi pelanggan. Hasil dari survei pelaku UMKM dijelaskan

pada Gambar 3.4

43%

53%

4%0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju

Apakah anda setuju dengan adanya APLIKASI yang dapat memberikan informasi UMKM di sekitar anda?

33

Gambar 3.4. Survei Pelaku UMKM Tentang Informasi yang Dibutuhkan Pelaku UMKM

pada Aplikasi UMKM.

Berdasarkan permasalahan yang dialami pelaku UMKM, pemerintah, masyarakat,

serta hasil survei yang dilakukan, dapat dibangun sistem yang akan memenuhi

kebutuhan informasi pelaku UMKM, pemerintah, dan masyarakat sebagai

pelanggan dengan kebutuhan masing-masing sebagai berikut.

a. Pelaku UMKM

Kemampuan sistem yang dibutuhkan oleh pelaku UMKM adalah:

1. Sistem dapat menampilkan data profil pelaku UMKM

2. Sistem dapat menampilkan data produk UMKM

3. Sistem dapat menampilkan data feedback mengenai UMKM miliknya

4. Sistem dapat menampilkan data jumlah pengunjung yang melihat produknya

5. Sistem dapat menampilkan lokasi UMKM lain

6. Sistem dapat menampilkan cara menuju lokasi UMKM yang diinginkan

7. Sistem dapat melakukan pencarian terhadap produk UMKM tertentu

8. Sistem dapat memberikan fitur agar pengguna dapat menambah produk

tertentu ke daftar produk harapan atau favorit

34

9. Sistem dapat memberikan fitur kepada pelanggan untuk memberi rating dan

feedback pada produk tertentu

10. Sistem dapat merekam pendaftaran akun

11. Sistem dapat merekam reaktivasi akun

b. Pelanggan

Kemampuan sistem yang dibutuhkan oleh pelanggan adalah:

1. Sistem dapat menampilkan data profil pelaku UMKM

2. Sistem dapat menampilkan data produk UMKM

3. Sistem dapat menampilkan lokasi UMKM lain

4. Sistem dapat menampilkan cara menuju lokasi UMKM yang diinginkan

5. Sistem dapat memberikan fitur agar pengguna dapat menambah produk

tertentu ke daftar produk harapan atau favorit

6. Sistem dapat memberikan fitur kepada pelanggan untuk memberi rating dan

feedback pada produk tertentu

7. Sistem dapat merekam pendaftaran akun

8. Sistem dapat merekam reaktivasi akun

c. Pemerintah

Kemampuan sistem yang dibutuhkan oleh pemerintah adalah:

1. Sistem dapat menampilkan hasil rekapitulasi data UMKM

2. Sistem dapat mencetak hasil rekapitulasi data UMKM

3. Sistem dapat menampilkan sebaran geografis UMKM

35

4. Sistem dapat menampilkan lokasi UMKM

5. Sistem dapat menampilkan cara menuju lokasi UMKM yang diinginkan

Desain sistem yang diharapkan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dari setiap

pengguna dibuat dengan model UML ditunjukkan pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Use Case Diagram Sistem Pemetaan Sebaran UMKM Berbasis SIG.

36

1. Use Case Menampilkan Rekapitulasi Data UMKM

Fungsi ini digunakan untuk menampilkan rekapitulasi Data UMKM yang telah diisi

oleh Pelaku UMKM. Identifikasi Use Case Menampilkan Rekapitulasi Data

UMKM dijelaskan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Identifikasi Use Case Menampilkan Rekapitulasi Data UMKM

Identifikasi

Nama Use Case Menampilkan Rekapitulasi Data UMKM

Tujuan Menampilkan rekapitualsi data UMKM yang telah diisi

oleh Pelaku UMKM

Aktor Instansi Pemerintah

Kondisi Awal Pemerintah membutuhkan data rekapitulasi dan data

yang dibutuhkan sesuai dengan yang ada di sistem

Kondisi Akhir Disajikan rekapitulasi data UMKM berupa tabel

Triggering Event Instansi Pemerintah memerlukan rekapitulasi data

UMKM

Deskripsi Ditampilkan data UMKM diantaranya nama usaha,

nama pemilik usaha, alamat, kelurahan, kecamatan,

kabupaten/kota, provinsi, tahun data, bentuk usaha,

penggolongan usaha (pengelompokkan usaha dan

jumlah pegawai)

Perluasan -

Alternatif -

2. Use Case Cetak Rekapitulasi Data UMKM

Fungsi ini digunakan untuk mencatak hasil rekapitualsi data UMKM yang telah

diisi oleh Pelaku UMKM. Identifikasi Cetak Rekapitulasi Data UMKM dijelaskan

pada Tabel 3.2.

37

Tabel 3.2. Identifikasi Cetak Rekapitulasi Data UMKM

Identifikasi

Nama Use Case Cetak Rekapitulasi Data UMKM

Tujuan Mencetak hasil rekapitulasi data UMKM

Aktor Instansi Pemerintah

Kondisi Awal Disajikan rekapitulasi data UMKM berupa tabel

Kondisi Akhir Rekapitulasi data UMKM yang dipilih untuk dicetak

Triggering Event Instansi pemerintah ingin mencetak rekapitulasi data

UMKM

Deskripsi Rekapitulasi data UMKM yaitu profil masing-masing

UMKM berupa Nama usaha, alamat usaha, dll dicetak

dalam bentuk PDF atau EXCEL

Perluasan -

Alternatif -

3. Use Case Menampilkan Sebaran Geografis UMKM

Fungsi ini digunakan untuk menampilkan sebaran geografis UMKM. Identifikasi

Use Case Menanpilkan Sebaran Geografis UMKM dijelaskan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Identifikasi Use Case Menanpilkan Sebaran Geografis UMKM

Identifikasi

Nama Use Case Menampilkan Sebaran Geografis UMKM

Tujuan Melihat sebaran geografis UMKM

Aktor Instansi Pemerintah

Kondisi Awal Data persebaran UMKM tersedia pada sistem

Kondisi Akhir Tampilan peta digital sebaran geografis UMKM

Triggering Event Instansi Pemerintah membutuhkan data sebaran

UMKM dalam peta digital untuk masing-masing

wilayah

38

Identifikasi

Deskripsi Disajikan data sebaran geografis UMKM dalam peta

digital yang dikelompokkan berdasarkan wilayahnya

Perluasan -

Alternatif -

4. Use Case Menampilkan Lokasi UMKM

Fungsi ini digunakan untuk menampilkan lokasi UMKM. Identifikasi Use Case

Menampilkan Lokasi UMKM dijelaskan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Identifikasi Use Case Menampilkan Lokasi UMKM

Identifikasi

Nama Use Case Menampilkan Lokasi UMKM

Tujuan Menampilkan lokasi UMKM

Aktor Instansi Pemerintah, Admin, Pelaku UMKM, dan

Pelanggan

Kondisi Awal Lokasi UMKM yang ingin dicari tersedia pada sistem

Kondisi Akhir Deskripsi lokasi UMKM yang dicari ditampilkan

Triggering Event Penguna ingin melihat lokasi UMKM

Deskripsi Penjelasan mengenai keberadaan suatu lokasi UMKM

Perluasan -

Alternatif -

5. Use Case Navigasi Menuju Lokasi UMKM

Fungsi ini digunakan untuk mengetahui cara mencapai lokasi UMKM Identifikasi

Use Case Navigasi Menuju Lokasi UMKM dijelaskan pada Tabel 3.5.

39

Tabel 3.5. Identifikasi Use Case Navigasi Menuju Lokasi UMKM

Identifikasi

Nama Use Case Navigasi Menuju Lokasi UMKM

Tujuan Mengetahui cara untuk mencapai lokasi UMKM

berdasarkan jarak tempuh dan rute terdekat

Aktor Instansi Pemerintah, Admin, Pelaku UMKM, dan

Pelanggan

Kondisi Awal Mencari cara untuk mencapai lokasi UMKM

Kondisi Akhir Ditampilkan cara untuk mencapai lokasi UMKM

berdasarkan jarak tempuh dan rute terdekat

Triggering Event Tidak diketahui jalan menuju lokasi UMKM yang

dituju

Deskripsi Sistem menampilkan cara untuk mencapai lokasi

UMKM berdasarkan jarak tempuh dan rute terdekat

Perluasan -

Alternatif -

6. Use Case Mengelola User

Fungsi ini digunakan untuk mengelola semua pengguna yang terdaftar dalam

sistem. Identifikasi Use Case Mengelola User dijelaskan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Identifikasi Use Case Mengelola User

Identifikasi

Nama Use Case Mengelola User

Tujuan Mengelola semua pengguna yang terdaftar dalam

sistem

Aktor Admin

Kondisi Awal Akun pengguna masih dalam keadaan aktif atau masih

terdapat dalam sistem

40

Identifikasi

Kondisi Akhir Pengguna dinonaktifkan sementara atau dihapus dari

sistem

Triggering Event Real world pengguna melakukan pelanggaran yang

mengakibatkan akun harus disuspensikan atau dihapus

Deskripsi Dilakukan penghapusan atau penonaktifan sementara

terhadap akun yang melakukan pelanggaran tertentu

Perluasan -

Alternatif -

7. Use Case Mengelola Data Pengelompokkan Usaha

Fungsi ini digunakan untuk mengelola data pengelompokkan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah berdasarkan penghasilannya. Identifikasi Use Case Mengelola Data

Pengelompokkan Usaha dijelaskan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Identifikasi Use Case Mengelola Data Pengelompokkan Usaha

Identifikasi

Nama Use Case Mengelola Data Pengelompokkan Usaha

Tujuan Mengelola data pengelompokkan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah berdasarkan penghasilannya atau range

omzet

Aktor Admin

Kondisi Awal Data pengelompokkan telah dibagi berdasarkan range

omzet UMKM untuk direkam. Data yang tidak sesuai

masih tersimpan di database

Kondisi Akhir Data pengelompokkan telah direkam di database, data

pengelompokkan UMKM telah diperbaharui, atau data

pengelompokkan UMKM telah dihapus dari database

Triggering Event Terdapat data pengelompokkan UMKM yang harus

direkam ke database, diubah atau dihapus dari database

41

Identifikasi

Deskripsi Data pengelompokkan terlebih dulu dibagi berdasrakan

range omzet UMKM, kemudian direkam dan disimpan

ke dalam database. Data pengelompokan yang tidak

sesuai akan diperbaharui (update) atau dihapus dari

databae

Perluasan -

Alternatif -

8. Use Case Mengelola Data Wilayah

Fungsi ini digunakan untuk mengelola data wilayah sebaran UMKM. Identifikasi

Use Case Mengelola Data Wilayah dijelaskan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Identifikasi Use Case Mengelola Data Wilayah

Identifikasi

Nama Use Case Mengelola Data Wilayah

Tujuan Mengelola data wilayah sebaran UMKM

Aktor Admin

Kondisi Awal Data wilayah sebaran UMKM telah direkam. Data yang

tidak sesuai masih tersimpan di database

Kondisi Akhir Data wilayah sebaran UMKM direkam di database,

data pengelompokkan UMKM telah diperbaharui

(update), atau data pengelompokkan UMKM telah

dihapus dari database

Triggering Event Terdapat data wilayah sebaran UMKM yang harus

direkam ke database, diubah atau dihapus dari database

Deskripsi Data wilayah sebaran UMKM di rekam dan disimpan

ke dalam database. Data wilayah sebaran UMKM yang

tidak sesuai akan diperbaharui (update) atau dihapus

dari database

42

Identifikasi

Perluasan -

Alternatif -

9. Use Case Mengelola Data Profil Pelaku UMKM

Fungsi ini digunakan untuk mengelola profil pelaku UMKM. Identifikasi Use Case

Mengelola Data Profil Pelaku UMKM dijelaskan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Identifikasi Use Case Mengelola Data Profil Pelaku UMKM

Identifikasi

Nama Use Case Mengelola Data Profil Pelaku UMKM

Tujuan Mengelola profil pelaku UMKM

Aktor Pelaku UMKM

Kondisi Awal Data profil pelaku UMKM telah direkam. Data yang

tidak sesuai masih tersimpan di database

Kondisi Akhir Data profil pelaku UMKM direkam di database, data

profil pelaku UMKM telah diperbaharui (update), atau

data p profil pelaku UMKM telah dihapus dari database

Triggering Event Terdapat data profil UMKM yang harus direkam ke

database, diubah atau dihapus dari database

Deskripsi Data profil UMKM di rekam dan disimpan ke dalam

database. Data wilayah sebaran UMKM yang tidak

sesuai akan diperbaharui (update) atau dihapus dari

database

Perluasan -

Alternatif -

10. Use Case Mengelola Data Usaha

Fungsi ini digunakan untuk mengelola data usaha. Identifikasi Use Case Mengelola

Data Usaha dijelaskan pada Tabel 3.10.

43

Tabel 3.10. Identifikasi Use Case Mengelola Data Usaha

Identifikasi

Nama Use Case Mengelola Data Usaha

Tujuan Mengelola data usaha

Aktor Pelaku UMKM

Kondisi Awal Mengisi data usaha yang akan ditampilkan kemudian

direkam di database

Kondisi Akhir Data usaha direkam di database, data usaha telah

diperbaharui (update), atau data usaha telah dihapus

dari database

Triggering Event Terdapat data usaha yang harus direkam ke database,

diubah atau dihapus dari database

Deskripsi Data usaha di rekam dan disimpan ke dalam database.

Data usaha yang tidak sesuai akan diperbaharui

(update) atau dihapus dari database

Perluasan -

Alternatif -

11. Use Case Mengelola Data Produk UMKM

Fungsi ini digunakan untuk mengelola data produk UMKM. Identifikasi Use Case

Mengelola Data Produk UMKM dielaskan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11. Identifikasi Use Case Mengelola Data Produk UMKM

Identifikasi

Nama Use Case Mengelola Data Produk UMKM

Tujuan Mengelola data tentang produk UMKM

Aktor Pelaku UMKM

Kondisi Awal Mengisi data produk UMKM yang akan ditampilkan

kemudian direkam di database

44

Identifikasi

Kondisi Akhir Data produk UMKM direkam di database, data produk

UMKM telah diperbaharui (update), atau data produk

UMKM telah dihapus dari database

Triggering Event Terdapat data produk UMKM yang harus direkam ke

database, diubah atau dihapus dari database

Deskripsi Data produk UMKM di rekam dan disimpan ke dalam

database. Data produk UMKM yang tidak sesuai akan

diperbaharui (update) atau dihapus dari database

Perluasan -

Alternatif -

12. Use Case Menampilkan Data Pengunjung Produk

Fungsi ini digunakan untuk menampilkan data pengunjung produk. Identifikasi Use

Case Menampilkan Data Pengunjung Produk dijelaskan pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12. Identifikasi Use Case Menampilkan Data Pengunjung Produk

Identifikasi

Nama Use Case Menampilkan Data Pengunjung Produk

Tujuan Menampilkan data pengunjung yang mengunjungi

produk dari suatu UMKM

Aktor Pelaku UMKM

Kondisi Awal Data jumlah pengunjung yang mengakses data suatu

produk tertentu tersedia

Kondisi Akhir Jumlah pengunjung yang mengakses data suatu produk

tertentu telah ditampilkan

Triggering Event Pelaku UMKM ingin melihat jumlah pengunjung yang

mengakses data suatu produk dari UMKM yang ia

miliki

45

Identifikasi

Deskripsi Pelaku UMKM melihat jumlah pengunjung yang

mengakses data suatu produk dari UMKM yang ia

miliki

Perluasan -

Alternatif -

13. Use Case Menampilkan Data Umpan Balik dan Rating UMKM

Fungsi ini digunakan untuk menampilkan data umpan balik dan rating UMKM.

Identifikasi Use Case Menampilkan Data Umpan Balik dan Rating dijelaskan pada

Tabel 3.13.

Tabel 3.13. Identifikasi Use Case Menampilkan Data Umpan Balik dan Rating

Identifikasi

Nama Use Case Menampilkan Data Umpan Balik dan Rating

Tujuan menampilkan data umpan balik dan rating diberikan

pengunjung kepada UMKM

Aktor Pelaku UMKM

Kondisi Awal Data umpan balik yang diberikan pelanggan kepada

UMKM

Kondisi Akhir Umpan balik yang diberikan pelanggan kepada UMKM

telah ditampilkan

Triggering Event Pelaku UMKM ingin melihat umpan balik yang

diberikan pengunjung kepada UMKM miliknya

Deskripsi Pelaku UMKM melihat umpan balik yang diberikan

pengunjung kepada UMKM miliknya

Perluasan -

Alternatif -

46

14. Use Case Menampilkan Data Profil Pelaku UMKM

Fungsi ini digunakan untuk menampilkan data profil pelaku UMKM. Identifikasi

Use Case Menampilkan Data Profil Pelaku UMKM dijelaskan pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14. Identifikasi Use Case Menampilkan Data Profil Pelaku UMKM

Identifikasi

Nama Use Case Menampilkan Data Profil Pelaku UMKM

Tujuan Menampilkan data profil pelaku UMKM baik UMKM

miliknya maupun UMKM lain

Aktor Admin, Pelaku UMKM dan Pelanggan

Kondisi Awal Data profil pelaku UMKM baik UMKM miliknya

maupun UMKM lain

Kondisi Akhir Sistem menampilkan data profil pelaku UMKM baik

UMKM miliknya maupun UMKM lain

Triggering Event Pengguna ingin melihat data profil pelaku UMKM

Deskripsi Pengguna melihat data profil pelaku UMKM yang

ditampilkan sistem

Perluasan -

Alternatif -

15. Use Case Menampilkan Data Produk UMKM

Fungsi ini digunakan untuk melihat data produk UMKM. Identifikasi Use Case

Menampilkan Data Produk UMKM dijelaskan pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15. Identifikasi Use Case Menampilkan Data Produk UMKM

Identifikasi

Nama Use Case Menampilkan Data Produk UMKM

Tujuan Menampilkan data produk suatu UMKM

Aktor Admin, Pelaku UMKM dan Pelanggan

47

Identifikasi

Kondisi Awal Data produk suatu UMKM

Kondisi Akhir Data produk suatu UMKM telah ditampilkan

Triggering Event Pengguna ingin melihat data produk suatu UMKM

Deskripsi Pengguna melihat data produk suatu UMKM

Perluasan -

Alternatif -

16. Use Case Menampilkan Data Profil UMKM

Fungsi ini digunakan untuk Menampilkan Data Profil UMKM. Identifikasi Use

Case Menampilkan Data Profil UMKM dijealskan pada Tabel 3.16.

Tabel 3.16. Identifikasi Use Case Menampilkan Data Profil UMKM

Identifikasi

Nama Use Case Menampilkan Data Profil UMKM

Tujuan Menampilkan Data Profil suatu UMKM

Aktor Admin, Pelaku UMKM dan Pelanggan

Kondisi Awal Data profil UMKM baik UMKM miliknya maupun

UMKM lain

Kondisi Akhir Sistem menampilkan data profil UMKM baik UMKM

miliknya maupun UMKM lain

Triggering Event Pengguna ingin melihat data profil UMKM

Deskripsi Pengguna melihat data profil UMKM yang ditampilkan

sistem

Perluasan -

Alternatif -

48

17. Use Case Merekam Produk UMKM yang diharapakan

Fungsi ini digunakan untuk merekam produk UMKM yang diharapkan Identifikasi

Use Case Merekam Produk UMKM yang diharapakan diejlaskan pada Tabel 3.17.

Tabel 3.17. Identifikasi Use Case Merekam Produk UMKM yang diharapakan

Identifikasi

Nama Use Case Merekam Produk UMKM yang diharapakan

Tujuan Menandai produk UMKM yang ingin dibeli suatu saat

nanti

Aktor Pelaku UMKM dan Pelanggan

Kondisi Awal Produk UMKM yang ingin dibeli suatu saat nanti

Kondisi Akhir Produk UMKM yang ingin dibeli suatu saat nanti telah

ditandai

Triggering Event Pelaku UMKM dan Pelanggan ingin menandai produk

UMKM yang ingin dibeli suatu saat nanti

Deskripsi Pelaku UMKM dan Pelanggan menandai produk

UMKM yang ingin dibeli suatu saat nanti

Perluasan -

Alternatif -

18. Use Case Merekam Umpan Balik dan Rating UMKM

Fungsi ini digunakan untuk merekam umpan balik dan rating kepada UMKM yang

dikunjungi. Identifikasi Use Case Merekam Umpan Balik dan Rating UMKM

dijelaskan pada Tabel 3.18.

Tabel 3.18. Identifikasi Use Case Merekam Umpan Balik dan Rating UMKM

Identifikasi

Nama Use Case Merekam Umpan Balik dan Rating UMKM

49

Identifikasi

Tujuan Merekam Umpan Balik dan Rating kepada UMKM

yang dikunjungi

Aktor Pelanggan dan Pelaku UMKM

Kondisi Awal Umpan balik dan rating kepada UMKM yang

dikunjungi

Kondisi Akhir Umpan balik dan rating kepada UMKM yang

dikunjungi telah diberikan

Triggering Event Pelanggan ingin memberikan umpan balik dan rating

kepada UMKM yang ia kunjungi

Deskripsi Pelanggan memberikan umpan balik kepada UMKM

yang ia kunjung, dan memberikan nilai terhadap

UMKM yang bukan merupakan produk dari UKM

yang ia miliki dengan nilai 1-5. Dari semua pelangan

yang memberikan nilai, nilai tersebut akan

dikalkulasikan dan ditampilkan berdasarkan hasil

kalkulasi di halaman produk UMKM

Perluasan -

Alternatif -

19. Use Case Pencarian UMKM

Fungsi ini digunakan untuk mencari UMKM yang diinginkan. Identifikasi Use

Case Pencarian UMKM dijelaskan pada Tabel 3.19.

Tabel 3.19. Identifikasi Use Case Pencarian UMKM

Identifikasi

Nama Use Case Pencarian UMKM

Tujuan Mencari UMKM yang diinginkan

Aktor Pelanggan dan Pelaku UMKM

50

Identifikasi

Kondisi Awal Ditampilkan kolom pencarian pada beranda, aktor

mengetik kata kunci pencarian

Kondisi Akhir Ditampilkan hasil pencarian berdasarkan kata kunci

yang telah dimasukkan

Triggering Event Pelanggan atau Pelaku UMKM ingin mencari suatu

UMKM

Deskripsi Pelanggan atau pelaku UMKM mengetikan kata kunci

di kolom pencarian selanjutnya sistem akan

menampilkan data atau UMKM yang dicari.

Perluasan -

Alternatif -

20. Use Case Mengelola Jadwal Reaktivasi Usaha

Fungsi ini digunakan untuk mengelola jadwal reaktivasi usaha. Identifikasi

Mengelola Jadwal Reaktivasi Usaha dijelaskan pada Tabel 3.20.

Tabel 3.20. Identifikasi Mengelola Jadwal Reaktivasi Usaha

Identifikasi

Nama Use Case Mengelola Jadwal Reaktivasi Usaha

Tujuan Mengelola Jadwal Reaktivasi Usaha

Aktor Admin

Kondisi Awal Jadwal reaktivasi usaha direkam di database, jadwal

reaktivasi usaha telah diperbaharui (update), atau

jadwal reaktivasi usaha telah dihapus dari database

Kondisi Akhir Terdapat jadwal reaktivasi usaha UMKM yang harus

direkam ke database, diubah atau dihapus dari database

Triggering Event Jadwal reaktivasi usaha di rekam dan disimpan ke

dalam database. Jadwal reaktivasi usaha yang tidak

51

Identifikasi

sesuai akan diperbaharui (update) atau dihapus dari

database

Deskripsi Jadwal reaktivasi usaha direkam di database, jadwal

reaktivasi usaha telah diperbaharui (update), atau

jadwal reaktivasi usaha telah dihapus dari database

Perluasan -

Alternatif -

21. Use Case Merekam Pendaftaran Akun

Fungsi ini digunakan untuk Merekam Pendaftaran Akun. Identifikasi Use Case

Merekam Pendaftaran Akun dijelaskan pada Tabel 3.21.

Tabel 3.21. Identifikasi Merekam Pendaftaran Akun

Identifikasi

Nama Use Case Merekam Pendaftaran Akun

Tujuan Merekam pendaftaran akun

Aktor Pelanggan dan Pelaku UMKM

Kondisi Awal Aktor belum terdaftar sebagai pelaku atau pelanggan,

aktor mengisi form pendaftaran.

Kondisi Akhir Aktor terdaftar sebagai pelaku atau pelanggan pada

sistem.

Triggering Event Pelanggan atau Pelaku UMKM ingin menjadi pengguna

sistem.

Deskripsi Pelanggan atau pelaku mengakses menu registrasi dan

mengisi form registrasi, jika validasi sukses, data akan

tersimpan ke database dan user berhasil mendaftar.

Perluasan -

Alternatif -

52

22. Use Case Merekam Reaktivasi Akun

Fungsi ini digunakan untuk Merekam Reaktivasi Akun. Identifikasi Use Case

Merekam Reaktivasi Usaha dijelaskan pada Tabel 3.22.

Tabel 3.22. Identifikasi Use Case Merekam Reaktivasi Usaha

Identifikasi

Nama Use Case Merekam Reaktivasi Usaha

Tujuan Mengaktifkan kembali usaha Pelaku UMKM

Aktor Pelaku UMKM

Kondisi Awal Status reaktivasi masih pada tanggal lama.

Kondisi Akhir Data reaktivasi baru terekam ke database.

Triggering Event Pelaku UMKM harus melakukan re-aktivasi Usaha agar

usaha dapat terus terdaftar secara aktif.

Deskripsi Pelaku UMKM klik tombol re-aktivasi Usaha saat

jadwalnya tiba, lalu tanggal re-aktivasi akan otomatis

terdata pada tanggal saat dia klik tombol re-aktivasi.

Perluasan -

Alternatif -

4. Tahap Analisis Kelayakan Sistem Menggunakan Faktor Kelayakan TELOS

Ada lima faktor yang dianalisis menggunakan faktor kelayakan TELOS yaitu

kelayakan teknis, ekonomi, hukum, operasi, dan jadwal. Jawaban dari kuesioner

yang dijawab oleh pemilik UMKM, pelanggan UMKM, dan dinas koperasi juga

membantu dalam proses analisis kelayakan sistem ini. Lima faktor tersebut akan

dianalisis menggunakan kuesioner yang akan dijawab oleh peneliti. Jawaban

kuisoner tersebut menggunakan Skala Gutmann. Skala Gutmann adalah skala

kumulatif yang menggambarkan sikap seorang pada suatu hal, kondisi, atau situasi

53

melalui pilihan jawaban tegas, biasanya terdiri dari dua jawaban pilihan seperti Ya-

Tidak, Setuju-Tidak Setuju, Pernah-Tidak Pernah, dan lain sebagainya. Berikut

adalah lima faktor yang akan dianalisis.

4.1. Kelayakan Teknis

Kelayakan teknis menyoroti kebutuhan sistem yang telah disusun dari aspek

teknologi yang akan digunakan. Jika teknologi yang dikehendaki untuk

pengembangan sistem merupakan teknologi yang mudah didapat, murah, tingkat

pemakaiannya mudah, maka secara teknis usulan kebutuhan sistem bisa dinyatakan

layak. Selain itu, kelayakan teknis juga menunjukkan apakah sistem yang diusulkan

dapat dikembangkan dan diterapkan dengan menggunakan teknologi yang ada atau

jika membutuhkan teknologi baru. Rancangan pertanyaan yang digunakan untuk

menganalisis kelayakan teknis dijelaskan pada Tabel 3.23

Tabel 3.23. Rancangan Pertanyaan Kelayakan Teknis

No Pertanyaan

1 Apakah sistem yang baru ini adalah sistem pertama yang dibangun?

2 Apakah kebutuhan hardware yang digunakan sudah mendukung

pengembangan sistem?

3 Apakah kebutuhan software yang digunakan sudah mendukung

pengembangan sistem?

4 Apakah sumber daya manusia atau calon pengguna dapat

mengoperasikan sistem?

5 Apakah sistem yang dibangun adalah sistem yang kompleks?

54

4.2. Kelayakan Ekonomi

Untuk menganalisis kelayakan ekonomi digunakan kalkulasi yang dinamakan Cost

Benefit Analysis atau Analisis Biaya dan Manfaat. Adapun tujuan dari analisis biaya

dan manfaat adalah untuk memberikan gambaran kepada user apakah manfaat yang

diperoleh dari sistem baru lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.

Pada analisis biaya dan manfaat ada beberapa metode kuantitatf yang digunakan

untuk menentukan standar kelayakan proyek. Metode kuantitatif yang digunakan

adalah Return of Investment.

Return of investment adalah besarnya keuntungan yang bisa diperoleh (dalam %)

selama periode waktu yang telah ditentukan untuk menjalankan proyek, untuk

menghitungnya digunakan rumus:

𝑅𝑂𝐼 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑥 100%

Keterangan:

a. Total Manfaat

Manfaat yang didapat dari sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Manfaat mengurangi biaya operasi

2. Manfaat mengurangi kesalahan-kesalahan

3. Manfaat meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen

b. Total Biaya

Biaya yang berhubungan dengan pengembangan sistem informasi dapat

diklasifikasikan ke dalam 3 katagori utama yaitu:

1. Biaya persiapan operasi (start-up cost)

55

2. Biaya proyek (project-related cost)

3. Biaya operasi (ongoing cost) dan biaya perawatan (maintenance cost)

Jika nilai ROI bernilai positif maka ROI dianggap layak, jika negatif maka dianggap

tidak layak.

Rancangan pertanyaan yang akan diajukan adalah: Apakah proyek pengembangan

Sistem Pemetaan Sebaran UMKM Berbasis SIG dapat diterima berdasarkan nilai

ROI?

4.3 Kelayakan Hukum

Kelayakan hukum biasanya menyangkut legalitas dari sistem yang dikembangkan

dengan mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan. Rancangan pertanyaan

yang digunakan untuk menganalisis kelayakan hukum dijelaskan pada Tabel 3.24.

Tabel 3.24. Rancangan Pertanyaan Kelayakan Hukum

No Pertanyaan

1 Apakah data yang ditampilkan dapat dipertanggungjawabkan

keasliannya?

2 Apakah data yang ditampilkan diperoleh secara legal?

3 Apakah hardware yang digunakan dalam pengembangan sistem bersifat

legal?

4 Apakah software yang digunakan dalam pengembangan sistem bersifat

legal?

56

4.4 Kelayakan Operasional

Kelayakan operasional menyangkut beberapa aspek. Untuk disebut layak secara

operasional, usulan kebutuhan sistem harus benar-benar bisa menyelesaikan

masalah yang ada di sisi pemesan sistem informasi, di samping itu informasi yang

dihasilkan oleh sistem harus merupakan informasi yang benar-benar dibutuhkan

oleh pengguna tepat pada saat pengguna menginginkannya. Kelayakan operasional

dinilai dengan menggunakan kerangka kerja PIECES (Performance, Information,

Economy, Control, Efficiency, Services). Rancangan pertanyaan yang digunakan

untuk menganalisis kelayakan operasional dijelaskan pada Tabel 3.25.

Tabel 3.25. Rancangan Pertanyaan Kelayakan Operasional

No Pertanyaan

1. Apakah sistem mempunyai fungsi yang optimal dalam mendukung

pekerjaan?

2. Apakah sistem menyediakan informasi terformat yang tepat waktu,

saling terkait, akurat dan berguna bagi pengguna akhir?

3. Apakah sistem menawarkan tingkat dan kapasitas pelayanan yang

memadai untuk mengurangi biaya bisnis?

4. Apakah sistem menawarkan kontrol yang memadai untuk menjamin

keakuratan data serta informasi?

5. Apakah sistem menggunakan sumber daya yang tersedia (manusia,

waktu, dll) secara maksimal?

6. Apakah sistem menyediakan layanan sesuai dengan kebutuhan

pengguna?

4.5 Kelayakan Jadwal

Penilaian kelayakan jadwal ini digunakan untuk menentukan bahwa

pengembangan sistem dapat dilakukan dalam batas waktu yang telah

57

ditetapkan. Evaluasi jadwal proyek menggunakan metode PERT (Program

Evaluation and Review Techinques. Proses dalam PERT yaitu:

1. Komponen jaringan (network component).

Satu syarat untuk dapat membentuk jaringan PERT adalah daftar urutan

kegiatan proyek. Selanjutnya, kegiatan tersebut disusun dalam bentuk jaringan

PERT yang menunjukkan hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan

lainnya. Dalam jaringan PERT dikenal istilah dummy yaitu dua atau lebih

kegiatan yang mulai dan berakhir pada titik yang sama. Kegiatan dummy

timbul semata-mata untuk tujuan membentuk hubungan preseden sehingga

memungkinkan untuk menggambarkan jaringan dengan hubungan preseden

yang baik. Ada dua pendekatan untuk menggambarkan jaringan proyek yakni

kegiatan pada titik (activity on node – AON) dan kegiatan pada panah (activity

on arrow – AOA). Pada konvensi AON, titik menunjukan kegiatan, sedangkan

pada AOA panah menunjukan kegiatan.

2. Jadwal aktivitas (activity scheduling).

Menentukan jadwal proyek atau jadwal aktivitas artinya diperlukan identifikasi

waktu mulai dan waktu selesai untuk setiap kegiatan menggunakan proses two-

pass, terdiri atas forward pass dan backward pass untuk menentukan jadwal

waktu untuk tiap kegiatan ES (earliest start) dan EF (earliest finish) selama

forward pass. LS (latest start) dan LF (latest finish) ditentukan selama

backward pass.

Perhitungan ES, EF, LS, dan LF menggunakan patokan berikut:

• ES = Early Start (Waktu mulai aktivitas paling awal)

• EF = Early Finish = ES + t (Waktu penyelesaian aktivitas paling awal)

58

• LS = Late Start = LF – t (Waktu mulai aktivitas paling akhir)

• LF = Late Finish = LS + t (Waktu penyelesaian aktivitas paling akhir)

3. Hambatan aktivitas (slack activity) dan jalur krirtis (critical path)

Waktu slack (slack time) yaitu waktu bebas yang dimiliki oleh setiap kegiatan

untuk bisa diundur tanpa menyebabkan keterlambatan proyek keseluruhan.

Secara matematis waktu slack dapat dirumuskan sebagai berikut: Slack = LS –

ES atau Slack = LF – EF. Menentukan jalur kritis untuk waktu mulai terlama

dan waktu selesai terlama untuk setiap kegiatan. Hal ini dilakukan dengan cara

memulainya dari titik finish. Jalur kritis adalah kegiatan yang tidak mempunyai

waktu tenggang (S=0), artinya kegiatan tersebut harus dimulai tepat pada ES

agar tidak mengakibatkan bertambahnya waktu penyelesaian proyek. Kegiatan

dengan slack = 0 disebut sebagai kegiatan kritis dan berada pada jalur kritis.

Jalur kritis adalah jalur waktu terpanjang yang melalui jaringan. Biasanya

sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda

waktu pengerjaannya. Analisis jalur kritis membantu menentukan jadwal

proyek

4. Kemungkinan waktu penyelesaian aktivitas (probabilistic activity times):

waktu optimis (optimistic time), waktu pesimis (pessimistic time) dan waktu

realistis (most likely time)

Dalam PERT, digunakan distribusi peluang berdasarkan tiga perkiraan waktu

untuk setiap kegiatan, yaitu:

a. Waktu optimis (optimistic time) [a]

Waktu optimis yaitu waktu yang dibutuhkan oleh sebuah kegiatan jika semua

hal berlangsung sesuai rencana atau dapat disebut dengan waktu minimum dari

59

suatu kegiatan, dimana segala sesuatu akan berjalan baik, sangat kecil

kemungkinan kegiatan selesai sebelum waktu ini.

b. Waktu pesimis (pessimistic time) [b]

Waktu pesimis yaitu waktu yang dibutuhkan suatu kegiatan dengan asumsi

kondisi yang ada sangat tidak diharapkan atau disebut dengan waktu maksimal

yang diperlukan suatu kegiatan, situasi ini terjadi bila nasib buruk terjadi.

c. Waktu realistis (most likely time) [m]

Waktu realistis yaitu perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

kegiatan yang paling realistis. atau disebut dengan waktu normal untuk

menyelesaikan kegiatan. Grafik distribusi peluang berdasarkan tiga perkiraan

waktu untuk setiap kegiatan ditunjukkan pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6. Probabilitas Tiga Perkiraan Waktu Metode PERT.

Sumber: Manajemen Operasional. (Jay dan Render, 2008)

Untuk menghitung dispersi (dispersion) atau varians waktu penyelesaian

kegiatan (variance of activity completion time), dapat digunakan rumus:

Varians = [(𝑏−𝑎)

6]2

60

Variasi dalam kegiatan yang berbeda pada jalur kritis dapat mempengaruhi waktu

penyelesaian proyek secara keseluruhan dan memungkinkan terjadinya penundaan.

PERT menggunaknan varians kegiatan jalur kritis untuk membantu menentukan

varians proyek keseluruhan dengan menjumlahkan varians kegiatan kritis:

a) 𝜎2 = (𝑏−𝑎

6)2

b) 𝑠 = √𝜎2

c) 𝑍 = (t𝑑−t𝑒

𝑠)

Untuk mencari waktu yang diharapkan perusahaan dan variansnya, maka dilakukan

perhitungan dengan rumus:

a) t𝑒 = 𝑎+4(𝑚)+𝑏

6

b) 𝜎2 = (𝑏−𝑎

6)2

Pertanyaan yang digunakan untuk menganalisis kelayakan jadwal dijelaskan pada

Tabel 3.26.

Tabel 3.26 Rancangan Pertanyaan Kelayakan Jadwal

No Pertanyaan

1 Berapa lama jadwal yang dibutuhkan untuk mengembangkan

sistem?

2 Berapa peluang developer untuk menyelesaikan jadwal yang telah

ditentukan?

3 Apakah jadwal pembuatan sistem dapat berubah?

61

5. Tahap Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis kelayakan sistem dengan menggunakan faktor

kelayakan TELOS dapat diambil kesimpulan bahwa sistem layak atau tidak

layak untuk dikembangkan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan jawaban 19 pertanyaan yang diajukan untuk menilai kelayakan sistem

menggunakan pendekatan TELOS (Technical, Economic, Legal, Operational,

Schedule) proyek pengembangan Sistem Pemetaan Sebaran UMKM Berbasis SIG

layak untuk dilanjutkan dengan alasan sebagai berikut.

1. Sistem Pemetaan Sebaran UMKM Berbasis SIG merupakan sistem pertama

yang dibangun untuk memetakan UMKM dengan menggunakan software dan

hardware yang mendukung pengembangannya.

2. Proyek Pengembangan Sistem Pemetaan Sebaran UMKM Berbasis SIG dapat

diterima karena proyek ini akan memberikan keuntungan sebesar 67% dari

total biaya yang diinvestasikan. Hal tersebut didapat dari nilai Return of

Investement sebesar 0.67.

3. Proyek Pengembangan Sistem Pemetaan Sebaran UMKM Berbasis SIG tidak

menyalahi aturan hukum yang berlaku (legal secara hukum) karena data-data

yang terdapat dalam sistem informasi didapatkan secara legal langsung dari

narasumber dan dapat dipertanggungjawabkan keasliannya. Dalam

pengembangan sistem ini menggunakan hardware dan software yang bersifat

legal.

117

4. Sistem Pemetaan Sebaran UMKM Berbasis SIG dirancang sesuai dengan

kebutuhan pengguna yaitu Pelaku UMKM, Pelanggan UMKM, dan Instansi

Pemerintah berdasarkan hasil dari survei dan wawancara.

5. Diberikan saran jadwal pengembangan sistem yaitu selama 114 hari dan

peluang untuk menyelesaikan proyek dalam waktu yang sudah ditentukan atau

kurag dari waktu yang ditentukan adalah 88%.

5.2. Saran

Saran untuk penelitian sejenis adalah

1. Mencoba metode lain untuk analisis studi kelayakan terhadap proyek

pengembangan sistem informasi misalnya melakukan analisis PDM

(Productivity, Development, Management) atau strategic factor dan MURRE

(Maintainability, Usability, Reusability, Reliability, Extendibility) atau design

factor serta menghitung cost benefit analysis dengan metode lain yaitu Net

Present Value (NPV), Payback Period (PP), dan Internal Rate of Return (IRR).

2. Menampilkan nilai faktor kelayakan TELOS dalam bentuk angka.

3. Membahas faktor resiko dalam pengembangan sistem.

DAFTAR PUSTAKA

Al Fatta, H. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi: untuk Keunggulan

Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Anonim. 2017. Gambaran Gaji Rata-Rata Karyawan TI Tahun 2017 Versi

Jobplanet. [Online]. Tersedia:

https://www.merdeka.com/teknologi/gambaran-gaji-rata-rata-karyawan-ti-

tahun-2017-versi-jobplanet.html. Diakses pada 31 April 2018.

Brigham, Eugene F; Houston, J. F. 2006. Fundamentals of financial management

(Dasar-dasar Manajemen Keuangan) 1 (10th ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Christianto, V; Wiryana, I. M. 2002. Pengantar Manajemen Proyek Berbasis

Internet. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Hall, J. A. 2009. Sistem Informasi Akuntansi (2nd ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Heizer, Jay; Render, B. 2008. Manajemen Operasi (Sembilan). Jakarta: Salemba

Empat.

Heizer, J 2006. Manajemen Operasi Edisi Tujuh. Jakarta: Salemba Empat.

Irwansyah, E. 2013. Sistem Informasi Geografis: Prinsip Dasar dan

Pengembangan Aplikasi. Yogyakarta: Digibooks.

Jeffery, W. 2006. Desain & Analisis Sistem (6th ed.). Yogyakarta: Andi Offset.

Jogiyanto, H. M. 2005. Analisis Dan Desain Sistem Informasi Pendekatan

Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.

119

Jogiyanto, H. M. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: CV.

Andi Offset.

Pratama, A. A., Alamsyah, A., & Sari, P. K. 2015. Studi Kelayakan Sistem

Penilaian Essay Dalam Bahasa Inggris Secara Otomatis (Studi Kasus Pada

Universitas Telkom Bandung, Program Studi Mbti, Sub-Prodi Mbti

International) Feasibility Study Automated Essay Scoring In English ( Case

Study at Telkom Uni, 2(2), 1156–1163.

Prayuda, J. A. 2017. Studi Kelayakan Aplikasi Sales Force Automation pada PT.

Semesta Nustra Distrindo. Institut Teknologi Surabaya.

Subagyo, A. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.

Repbulik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 78/PMK.02/2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 33/PMK.02/2016 Tentang Standar Biaya Masukan Tahun

Anggaran 2017.

Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008. Tentang:

Usaha,Mikro,Kecil dan Menengah. Jakarta: Sekretariat Negara

Syaifullah, S., & Widianto, J. 2014. Studi Kelayakan Sistem Informasi Akademik

Berbasis Web Pada Poltekes Kemenkes Riau Dengan Menggunakan Metode

Kelayakan Telos. Jurnal Sains Dan Teknologi Industri, 11(2), 200–211.

Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis (2nd ed.). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Wahyono, T. (2004). Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis Desain dan

Implementasi). Yogyakarta: Graha Ilmu.


Recommended