+ All Categories
Home > Documents > SINTESIS RAMAH LINGKUNGAN SENYAWA IMINA TURUNAN VANILIN DAN 2-HIDROKSI ASETOFENON SERTA UJI...

SINTESIS RAMAH LINGKUNGAN SENYAWA IMINA TURUNAN VANILIN DAN 2-HIDROKSI ASETOFENON SERTA UJI...

Date post: 28-Apr-2023
Category:
Upload: ui
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
15
SINTESIS RAMAH LINGKUNGAN SENYAWA IMINA TURUNAN VANILIN DAN 2-HIDROKSI ASETOFENON SERTA UJI AKTIVITAS BIOLOGI DAN ANTIOKSIDAN Herry Cahyana dan Puti Pratiwi Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia MIPA, Universitas Indonesia Abstrak---Sintesis ramah lingkungan pada senyawa imina turunan vanilin dan 2-hidroksi asetofenon telah disintesis menggunakan stirrer dalam pelarut air. Secara garis besar, proses dimulai dengan mensintesis senyawa imina dan mengkarakterisasi hasil sintesis serta diakhiri dengan melakukan uji aktivitas biologi dan antioksidan. Hasil penelitian menunjukan bahwa senyawa imina dapat disintesis dari turunan 2-hidroksi asetofenon pada 250 rpm dan vanilin pada 450 rpm menghasilkan produk A, yaitu [((E)-4-(1-(2- hydroxyphenyl) ethylidene amino)-1,5-dimethyl-2-phenyl- 1H-pyrazol-3(2H)-one)] dan produk B, yaitu [((E)-4-(4- hydroxy-3-(vinyloxy) benzylidene amino)-1,5-dimethyl-2- phenyl-1H-pyrazol-3(2H)-one)].dengan %rendemen pada produk A dan B masing-masing sebesar 40.68% dan 19.76%. Uji aktivitas antioksidan dan aktivitas biologi seperti: toksisitas dan antibakteri menunjukan hasil bahwa produk B lebih bersifat toksik dan aktif sebagai antioksidan dibandingkan produk A. Sementara uji aktivitas antibakteri menunjukan bahwa kedua produk tersebut memiliki respon terhadap bakteri S.aureus dan E.coli. Kata Kunci: Senyawa imina, vanillin, 2-hidroksi asetofenon,dan aktivitas GREEN SYNTHESIS OF IMINE FROM DERIVATED VANILIN AND 2-HYDROXY ACETOPHENON ALSO BIOLOGICAL AND ANTIOXIDANT ACTIVITY
Transcript

SINTESIS RAMAH LINGKUNGAN SENYAWA IMINA TURUNANVANILIN DAN 2-HIDROKSI ASETOFENON SERTA UJIAKTIVITAS BIOLOGI DAN ANTIOKSIDAN

Herry Cahyana dan Puti Pratiwi

Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia MIPA, Universitas Indonesia

Abstrak---Sintesis ramah lingkungan pada senyawaimina turunan vanilin dan 2-hidroksi asetofenon telahdisintesis menggunakan stirrer dalam pelarut air.Secara garis besar, proses dimulai dengan mensintesissenyawa imina dan mengkarakterisasi hasil sintesisserta diakhiri dengan melakukan uji aktivitas biologidan antioksidan. Hasil penelitian menunjukan bahwasenyawa imina dapat disintesis dari turunan 2-hidroksiasetofenon pada 250 rpm dan vanilin pada 450 rpmmenghasilkan produk A, yaitu [((E)-4-(1-(2-hydroxyphenyl) ethylidene amino)-1,5-dimethyl-2-phenyl-1H-pyrazol-3(2H)-one)] dan produk B, yaitu [((E)-4-(4-hydroxy-3-(vinyloxy) benzylidene amino)-1,5-dimethyl-2-phenyl-1H-pyrazol-3(2H)-one)].dengan %rendemen padaproduk A dan B masing-masing sebesar 40.68% dan 19.76%.Uji aktivitas antioksidan dan aktivitas biologiseperti: toksisitas dan antibakteri menunjukan hasilbahwa produk B lebih bersifat toksik dan aktif sebagaiantioksidan dibandingkan produk A. Sementara ujiaktivitas antibakteri menunjukan bahwa kedua produktersebut memiliki respon terhadap bakteri S.aureus danE.coli.

Kata Kunci: Senyawa imina, vanillin, 2-hidroksi asetofenon,dan aktivitas

GREEN SYNTHESIS OF IMINE FROM DERIVATED VANILINAND 2-HYDROXY ACETOPHENON ALSO BIOLOGICAL ANDANTIOXIDANT ACTIVITY

Abstract--- Green synthesis of imine derivativecompound vanillin and 2-hydroxy acetophenone has beensynthesized using a method of stirring (stirrer) in awater solvent. Broadly speaking, the process beginswith the synthesis of compounds imine, followed bypurification and characterization of the results of thesynthesis and ends with a test biological activity.Results showed that the imine compound can besynthesized from 2-hydroxy acetophenone derivative(product A, namely [((E) -4- (1- (2-hydroxyphenyl)ethylideneamino) -1,5-dimethyl-2-phenyl-1H-pyrazol -3(2H) -one)]) at 250 rpm and vanillin (product B, namely[((E) -4- (4-hydroxy-3- (vinyloxy) benzylideneamino) -1,5-dimethyl-2-phenyl-1H- pyrazol-3 (2H) -one)]) at 450rpm with% yield on product A and B respectively 40.68%and 19.76%. Antioxidant activity and biologicalactivities like toxicity test and antibacterialactivity showed that the product B are toxic and moreactive as an antioxidant than product A. While theantibacterial activity test showed that both productshave a response to S. aureus bacteria and E. coli bacteria.

Key Word: Imine Compound, vanilin, 2-hidroxy acetophenon, and activity

PENDAHULUAN

Dewasa ini, obat-obatan yang dikembangkan olehdunia farmakologi umumnya mengacu pada bahan alami(herbal) dan didasarkan pada aktivitas biologi seperti:anti-hipertensi, anti-inflamasi, anti-jamur, anti-oksidan, anti-cancer dan anti-mikroba (Anand et. al,2012). Vanillin dan hidroksi asetofenon adalah contohsenyawa yang banyak digunakan dalam industri farmasi(Tai et. al, 2011 dan Wulansari et. al, 2010). Berdasarkanliteratur, diketahui bahwa keduanya berpotensi sebagaiantioksidan dan antibakteri (Saranya dan Lakshmi 2015;Shariar et. al, 2014; dan Tai et. al, 2011). Obat-obatanyang bersifat antioksidan, berperan sebagai sistempertahanan dan penghambat pembentukan radikal di dalammembran sel (Arty, 2010). Sementara obat-obatan yangbersifat antibakteri, berperan sebagai antibiotik.

(Sharma et. al, 2013). Mengingat hal tersebut, penelitianyang berhubungan dengan agen-agen biologis masihmenarik untuk terus dikembangkan (Arty, 2010; Sharma et.al, 2013).

Imina atau basa Schiff adalah salah satu kelompoksenyawa yang berperan penting secara biologis sebagaiantioksidan (Saranya dan Lakhsmi, 2015; Sharma et. al,2013), anti inflamasi dan agen analgesic (Ali et. al,2012), anti jamur (Sharma et. al, 2013). Hal inidisebabkan oleh adanya ikatan rangkap carbon-nitrogen(-CH=N-) yang terbentuk melalui kondensasi antarasenyawa karbonil dengan amina primer (Mhaske et. al,2014). Namun demikian, isolasi senyawa-senyawa iminadari tumbuh-tumbuhan biasanya membutuhkan waktu lamadan biaya yang relatif mahal. Oleh karena itu, sintesismerupakan upaya terbaik untuk mendapatkan senyawa danturunannya dengan hasil yang lebih besar dan variasistruktur sesuai dengan yang dikehendaki (Jasril dkk,2012). Bagaimanapun, penelitian mengenai studiperbandingan aktivitas senyawa imina turunan vanillindan 2-hidroksi asetofenon menggunakan stirer dalampelarut air sebagai suatu metode ramah lingkungan,serta uji aktivitas biologi menjadi kebaharuan dalampenelitian yang hingga saat ini belum pernahdilaporkan. Oleh sebab itu, hal tersebut mwnjadi dasarbagi tujuan penelitian ini yaitu: mensintesis senyawaimina turunan vanilin dan 2-hidroksi asetofenonmenggunakan stirrer dalam pelarut air serta studiperbandingan aktivitas biologi seperti toksisitas danantibakteri serta antioksidan.

METODOLOGI PENELITIAN

Material. Smaterial awal seperti 4-AAP (4-amino antipirin), 2-hidroksi asetofenon, dan vanilin sintesisdiperoleh dari sigma Aldrich. Selain itu, reagenseperti methanol, etil asetat, akuades dan n-heksandiperoleh dari merck.

Sintesis dan Karakterisasi. Metode sintesis dilakukanberdasarkan cara kerja Rao et. al, 2010. Prosessintesis dimulai dengan melarutkan 2.5 mmol senyawa Bdalam 10 ml akuades. Selanjutnya, 2.5 mmol senyawa Ayang telah dilarutkan dalam pelarut dan jumlah yangsama, ditambahkan pada larutan senyawa B dan diadukmenggunakan magnetic stirer pada suhu kamar hinggaterbentuk endapan. Pada akhirnya, campuran yangdihasilkan disaring dan dicuci kembali menggunakanakuades serta dikeringkan dalam desikator agardiperoleh produk. Produk hasil sintesis selanjutnyaditimbang dan dihitung %produk berdasarkan rumusberikut.

% Produk = Masa hasil eksperimen x 100%Masa teoritis

Produk hasil sintesis kemudian dimasukan kedalam kolomguna memperoleh senyawa yang diharapkan. Selanjutnya,hasil kolom dikeringkan, ditimbang dan dihitung %rendemen dengan rumus sebagai berikut.

% Rendemen = Masa hasil eksperimen x 100%Masa produk atau teoritis

Pada akhirnya, produk hasil kolom dikarakterisasimenggunakan beberapa spektra seperti FTIR, UV-VIS, dan1H-NMR guna memvalidasi struktur senyawa produk hasilsintesis.

Aktivitas. Uji aktivitas dilakukan terhadap produk yangtelah dikarakterisasi sebagai:

Toksisitas. Aktivitas ini dilakukan berdasarkan metodologikerja Widiyantni, 2010. Larutan sampel 1 mg/mL dibuatdengan melarutkan 1.2 mg padatan produk dalam 1.2 mLDMSO. Selanjutnya, larutan diencerkan denganmenambahkan akuades hingga diperoleh konsentrasi 10,100, dan 500 μg/mL. Selanjutnya, larutan yang telahsiap, diuapkan hingga kering dalam vial, kemudian

ditambahkan air berkadar garam (air laut) berjarak 15mil dari daratan, secukupnya. Sebanyak 10 larva udangdipindahkan ke dalam masing-masing vial dan ditambahkanair garam hingga volume mencapai 5 ml. Setiapkonsentrasi dilakukan pengulangan sebanyak 3 kalipengukuran. Hal yang sama dilakukan pula terhadapcontrol namun tanpa penambahan larutan uji. Pengamatandilakukan setelah 24 jam. Tingkat toksisitas ditentukandengan menghitung jumlah larva yang mati. Nilai LC50

ditentukan dari regresi linear antara konsentrasi (x)dan mortalitas (y) pada taraf kepercayaan (r) sebesar95%.

Aktivitas Antibakteri. Aktivitas ini dilakukan berdasarkanmetodologi kerja Tanzil, 2002. Senyawa yang akan diujidibuat dalam konsentrasi 400 ppm, yaitu sebanyak 1 mgsenyawa uji dilarutkan dalam 2.5 mL DMSO. Selanjutnya,5 mL air suling (akuades), ditambahkan kedalam agarmiring, kemudian dikocok hati-hati hingga terbentuksuspensi (padatan) bakteri. Suspensi tersebut kemudiandipisahkan. Sementara itu, kedalam cawan petridimasukkan 20 mL medium agar, lalu didinginkan. Setelahdingin, 100 µL suspensi bakteri dimasukan kedalamnya.Cawan diputar-putar hingga suspensi bakteri meratadipermukaan agar. Selanjutnya, kertas cakram dimasukandan langsung ditetesi 10 µl larutan uji. Hal yang samadilakukan pula pada standar. Cawan-cawan tersebutkemudian diinkubasi pada suhu 300C selama 24 jam.Setelah 24 jam dan zona terang atau hambatan terbentuk,dilakukan pengukuran pada diameter zona menggunakanpenggaris dengan data yang diperoleh dalam satuanmillimeter. Bakteri uji yang digunakan terdiri atas:bakteri gram-negatif digunakan Escherechia coli, sedangkanbakteri gram-positif digunakan Staphylococcus. Sebagaikontrol positif digunakan tetrasiklin

Aktivitas Antioksidan. Aktivitas ini dilakukan berdsarkanmetode kerja Andayani dkk, 2008. Proses dimulai denganmelarutkan 2.5 mg padatan produk dalam 2.5 mL metanol.Selanjutnya, larutan diencerkan dengan menambahkanmetanol hingga diperoleh konsentrasi 5, 10, 50, dan 125

μg/mL. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukanterhadap berbagai konsentrasi dengan memasukan 0,2 mLlarutan sampel ke dalam vial dan direaksikan dengan 3,8mL larutan DPPH. 50 μM. Campuran dihomogenkan dandidiamkan selama 30 menit di tempat gelap. Absorbansidiukur pada panjang gelombang 515 nm menggunakanspektrofotometer UV-Vis. Sebagai pembanding, hal yang samadilakukan pula terhadap kuersetin pada konsentrasi 1,5, 10 dan 20 μg/mL., Selanjutnya, %inhibisi ditentukanmenggunakan rumus berikut.

% Inhibisi = Akontrol-Asampel x 100%Akontrol

Pada akhirnya, nilai IC50 ditentukan dari regresilinear antara konsentrasi (x) dan %inhibisi (y) padataraf kepercayaan (r) sebesar 95%.

Secara garis besar, tahapan dalam penelitian initersaji dalam bagan metodologi seperti Gambar 1.

.

Gambar 1. Bagan Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sintesis dan karakterisasi.

Imina atau basa Schiff dengan aromatis amin,disintesis dari turunan vanillin dan 2-hidroksiasetofenon menggunakan stirer dalam pelarut air.Penggunaan stirer terutama didasarkan pada proses yangsederhana dan murah, sementara penggunaan air sebagaipelarut didasarkan bahwa air merupakan senyawa yangdigunakan sebagai sumber kehidupan sehingga mudahdiperoleh, siap pakai dan tidak mudah terbakar maupunmeledak sehingga aman untuk digunakan. Dengan demikian,sintesis ini dapat dikatakan ramah lingkungan (Zareidan Jarrahpour, 2011). Selanjutnya, produk dikolom gunamemperoleh senyawa yang diinginkan dan dikarakterisasiguna memvalidasi struktur dari produk tersebut..Keterangan mengenai hasil sintesis, kolom dankarakterisasi telah tersaji pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Data Hasil Sintesis, Kolom dan Karakterisasi

Produk

Hasil Sintesis Hasil Kolom Karakterisasi

A Bentuk fisik:padatan kuning

Produk: *51.32%(250 rpm)

Waktu reaksi: 24jam

Bentuk fisik:padatan orangekecoklatan

Rendemen: *22.82%atau **40.68%

UV-VIS: 337 nm

IR: C=N (1612,1594), C-O (1134),OH (3308), C=C(1502), =CH(3064), C=O(1660), C-H (2900-2800, 1400-1300)dan subtitusi orto(768)

NMR: CH3C=N(2.52), OH(14.99), CH3 (2-3), dan aromatis(6.8-7.7)

B Bentuk fisik:padatan kuning

Produk: *14.19%(450 rpm)

Waktu reaksi: 15menit

Bentuk fisik:padatan kuning

Rendemen : *2.92%atau **19.76%

UV-VIS: 336 nm

IR: C=N (1611,1580), C-O (1046),OH (3310), C=C(1517), =CH(3068), C=O(1682), C-H (2900-2800, 1400-1300)dan subtitusi para(830)

NMR: CHC=N (9.66),OH (5.91), CH3 (2-3), dan aromatis(6.8-7.7)

Hasil keseluruhan analisis menunjukan bahwa strukturproduk A dan B seperti Gambar 1.

produk A produk B

Gambar 1. Struktur Produk A dan B

Aktivitas.

Uji aktivitas dilakukan terhadap produk A dan Byang telah dikarakterisasi sebagai:

NN

N

O

(E)-4-(1-(2-hydroxyphenyl)ethylideneamino)-1,5-dimethyl-2-phenyl-1H -pyrazol-3(2H)-one

O H

NN

N

O

HO

H 3CO

(E)-4-(4-hydroxy-3-m ethoxybenzylideneam ino)-1,5-dim ethyl-2-phenyl-1H-pyrazol-3(2H )-one

Toksisitas. Aktivitas ini dilakukan terhadap produk larvaudang Artemia salina L.dengan metode BSLT. Metode inidigunakan karena proses yang sederhana, cepat,danhasilnya dapat dipercaya (Widiyatni, 2010). Parametertoksisitas ditunjukan dengan nilai LC50 yang diperolehdari persamaan pada kurva seperti Gambar 2.

Gambar 2. Kurva Toksisitas Pada Sampel

Hasil seperti Tabel 2. ,menunjukan bahwa hanya produk Byang memiliki sifat toksik (Widiyatni, 2010) sementaramenurut Saranya dan Lakhsmi (2015) menyatakan bahwaproduk B berada pada tingkatan sangat toksik sedangkanproduk A berada pada tingkatan toksik.

Tabel 2. Nilai LC50 Pada Sampel

Sampel LC50

(µg/mL) Sampel LC50

(µg/mL)A 389.25 Vanilin >1000B 23.73 2-HA >1000

4-AAP 994.26

Adanya produk A maupun B dalam lingkungan sel, didugamenyebabkan terbentuknya ikatan hidrogen antara atomhidrogen dari gugus hidroksi yang tersubtitusi padaproduk dengan protein integral yang terdapat dalammembran sel. Hal ini menyebabkan terhalangnya prosestranspor aktif sehingga pemasukan ion Na+ ke dalam selmenjadi tidak terkendali dan berakhir dengan pecahnya

membran sel. Pecahnya membran sel ini yang menyebabkankematian sel udang Artemia salina L (Nurhayati dkk, 2006).

Aktivitas Antibakteri. Berpotensinya suatu senyawa sebagaiantibakteri, ditandai dengan terbentuknya daerah zonabening. Selanjutnya, daerah ini diukur menggunakanjangka sorong sehingga diketahui perluasan zona beningberdasarkan diameter dan prosentase IAM (Index AntiMikrobial) (Pelczar dan Chan, 1988). Dalam penenlitianini, aktivitas antibakteri dilakukan terhadap produk Adan B pada bakteri: E.coli dan S.aureus dengan hasilseperti yang telah tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri

Bakteri Produk

Rata-Rata

Diameter Zona

Bening (mm)

Index Anti-Mikrobia

(%)

S.aureus A 8.07 34.44

(S.a) B 7.24 20.61

E.coli A 6.51 8.56

(E.c) B 6.58 9.67

Hasil diatas menunjukan bahwa produk A lebih efektifterhadap bakteri S. aureus sedangkan produk B terhadapE.coli. Hasil tersebut sesuai dengan laporan Sahriar et. al,2014. Namun demikian, hasil keseluruhan memperlihatkanbahwa baik produk A maupun produk B, lebih efektifterhadap bakteri S. aureus dibandingkan E. coli. Hal inidisebabkan oleh perbedaan lapisan dinding sel padakedua bakteri tersebut. Bakteri S. aureus, merupakanbakteri gram positif memiliki lapisan dinding seltunggal sementara bakteri E.coli memiliki lapisan dindingsel ganda. Oleh sebab itu, bakteri S. aureus lebih pekadiabndingkan bakteri E.coli.

Aktivitas Antioksidan. Analisis antioksidan dilakukanmenggunakan metode peredaman radikal lebebas DPPH . Halini disebabkan karena proses yang sederhana, dapatdilakukan dalam waktu singkat dan membutuhkan sampelyang sedikit (Saranya dan Lakhsmi, 2015; Andayani dkk,2008). Dalam penelitian ini, analisis antioksidan telahdilakukan secara kualitatif maupun kuantittatifterhadap substrat maupun produk A dan B. Parameter yangdigunakan untuk menunjukan aktivitas antioksidan adalahnilai efficient concentration (EC50) atau inhibition concentration(IC50) yang diperoleh dari persamaan pada kurva sepertiGambar 3.

Gambar 3. Kurva Aktivitas Antioksidan

Nilai IC50 dibawah 200 µg/mL menunjukan bahwa produkmemiliki aktivitas sebagai antioksidan (Andayani dkk,2008). Dengan demikian, hasil seperti yang tertera padaTabel 4, menunjukan bahwa produk B lebih efektifsebagai antioksidan dibandingkan produk A. Namun,efektifitas keduanya masih berada dibawah kuersetin,yang bertindak sebagai standar. Hal ini didugakuersetin memiliki lebih banyak gugus hidroksi yangdapat berperan sebagai pendonor H radikal dibandingkankedua produk.

Tabel 4. Nilai IC50 Pada Sampel

Sampel IC50

(µg/mL) Sampel IC50

(µg/mL)A 69.10 Vanilin >1000

B 22.53 2-HA >1000Kuersetin 4.13 4-AAP 19.43

Pada akhirnya, reaksi peredaman radikal bebas DPPHmenurut Molyneux (2004) telah tersaji pada gambarberikut.

Gambar 4. Mekanisme Peredaman Radikal Bebas

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil serangkaian analisis diatas,maka diperoleh kesimpulan:

Senyawa imina turunan vanillin dan 2-hidroksiasetofrnon dengan 4-AAP dapat disintesismenggunakan stirer dalam pelarut air sebagai suatusintesis yang ramah lingkungan.

Produk B memiliki potensi yang lebih toksikdibandingkan produk A terhadap larva udang Artemiasalina L.

Masing-masing prooduk menunjukan potensi yanglebih efektif terhadap masing-masing bakteri,namun secara garis besar bakteri S.aureus lebihrentan terhadap kedua produk hasil sintesisdibandingkan E.coli.

Produk B menunjukan potensi yang lebih aktifsebagai antioksidan baik secara kualitatif maupunkuantitatif dibandingkan produk A

REFERENSI

Ali, S. M. M., Jesmin, M., Azad, M. A. K., Islam, M.K., and Zahan, R., 2012, Antiinflammatory andAnalgesic Activities of Acetophenon SemiCarbazoneand Benzophenon SemiCarbazone, Asian Pasific Journal ofTropical Biomedicine, ELSEVIER, hlm. S1036.

Anand, P., Patil, V. M., Sharma, V. K., Khosa, R. L.,and Masand, N., 2012, Schiff Bases: A Review onBiological Insights, Imternational Journal of Drug Designand Discovery, 3 (3), hlm. 851.

Arty, I. S., 2010, Shynthesize and Citotoxicity Test ofSeveral Compounds of Mono Para Hidroxy, Indo. J.Chem., 10 (1), hlm. 110.

Andayani, R., Lisawati, Y., dan Maimunah, 2008,Penentuan Aktivitas Antioksidan, Kadar FenolatTotal dan Likopen Pada Buah Tomat, Jurnal Sainsdan Tekhnologi Farmasi, 13 (1), hlm. 3-4.

Jasril, Teruna, H. Y., Zamri, A., Alfatos, D.,Yuslinda, E., and Nurulita, Y., 2012, Sintesis danUji Antibakteri Senyawa Bromo Kalkon Piridin.,Jurnal Natural Indonesia, 14 (3), hlm. 172.

Mhaske, G., Nikanth, P., Auti, A., Davange, S., andSharadshelke, 2014, Aqua Medicated, MicrowaveAssited, Synthesis Of Schiff Bases And TheirBiological Evaluation, International Journal of InnovativeResearch in Science, IJIRSET, 3 (1), hlm. 8156-8159.

Molyneux, P., 2004, The Use Of The Stable Free RadicalDi-Phenyl Picryl Hydrazyl (DPPH.) For EstimatingAntioxidant Activity. Songklanakarin J. Sci. Technol., 26,hlm. 212-213.

Nurhayati, A. P. D., Abdulgani, N., dan Febrianto, R.,2006, Uji Toksiistas Ekstrak Eucheuma alvareziiTerhadap Artemia salina L. Sebagai Studi PendahuluanPotensi Antikanker, AKTA Kimia Indonesia, 2 (1), hlm.41 dan 45.

Pelczar, M. J., and Chan, E. C. S., 1988, Dasar-DasarMikrobiologi, Jilid 2, Penerjemah: Hadioetomo, R.S., Imas, T., Tjitrosomo, S. S., dan Angka, S. L.,UI-Press, Jakarta, hlm. 456-458, 490, dan 521.

Rao, V. K., Reddy S. S., Krishna B. S., Naidu, K. R.M., Raju, N., and Ghosh, S. K., 2010, Synthesis ofSchiff’s Bases in Aqueous Medium: A GreenAlternative Approach With Effective Mass Yield andHigh Reaction Rates, Green Chemistry Letters and Reviews,3 (3), hlm. 220.

Shariar, S. M. S., Jesmin, M., and Ali, M. M., 2014,Antibacterial Activities of Some Schiff BasesInvolving Thiosemicarbazide and Keton, InternationalLetters of Chemistry: Physics, and Astronomy, 7, hlm. 53-61.

Sharma, U. K., Sood, S., Sharma, N., Rahi, P., Kumar,R., Sinha, A. K., and Gulati, A., 2013, Synthesisand SAR Investigation of Natural PhenylpropeneDerived Methoxylated Cinnamaldehydes and TheirNovel Schiff Bases as Potent Antimicrobial andAntioxidant Agents, Med. Chem. Res., Springer, 22,hlm. 5129, 5131, 5136-5139.

Saranya, J., and Lakshmi, S. S., 2015, In vitroAntioxidant, Antimicrobial and Larvicidal Studiesof Schiff Base Transition Metal Complexes, JournalChemical and Pharmaceutical Research,JCPR, 7 (4), hlm.180-181

Tai, A., Sawano, T., Yazama, F., and Ito, H., 2011,Evaluation of Antioxidant Activity of Vanilin byUsing Multiple Antioxidant Assays, Biochimica etBiophysica ACTA (BBA), ELSEVIER, 1810, hlm. 170.

Tanzil, L., 2002, Penentuan Struktur Molekul dan UjiBioaktivitas Senyaw Kimia dari Ekstrak n-HeksanKulit Batang Diospyros borneensis Hiern, Tesis, FakultasMIPA, Program Magister Ilmu Kimia, KekhususanKimia Hayati, Universitas Indonesia, hlm. 14-16,37-42.

Widiyatni, 2010, Isolasi, Penentuan Struktur Senyawaserta Uji Aktivitas Biologis dari Ekstrak EtanolTandan Tanaman Musa paradisiaca, Tesis, Fakultas MIPA,Program Magister Ilmu Kimia, Kekhususan KimiaHayati, Universitas Indonesia, hlm. 46.

Wulansari, F. D., Matsjeh, S., dan Anwar, C., 2010,Sintesis 2-Hidroksi 3-Metoksi 5-Propil Asetofenondari Eugenol, Seminar Rekayasa Kimia dan Proses, hlm. A-04-1.

Zarei, M., and Jarrahpour, A., 2011, Green danEfficient Synthesis of Azo Schiff Bases, IranianJournal of Science and Technology (IJST), A3, hlm. 235-236.


Recommended