+ All Categories
Home > Documents > ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

Date post: 20-Nov-2021
Category:
Upload: others
View: 7 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
15
JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017 213 ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PERLUASAN USAHA PADA PT. TASPI TRD COY DI KOTA MAKASSAR SUDIRMAN ABDI Fakultas Agama Islam Universitas Indonesia Timur Makassar Jl. Rappocini Raya No. 171-173 Kota Makassar 90222 Email: [email protected] Abstract: Investment plan undertaken by PT. Taspi TRD COY is an appropriate decision to improve its business. This policy is taken to compensate and meet consumer demand as well as to increase revenue. Based on the calculation of the analytical method used in assessing the feasibility of investment to be conducted by PT. Taspi TRD COY turned out to show the results of a positive calculation and declared eligible for immediate realized because it is considered to provide benefits for the company. Analysis of investment feasibility at PT. Taspi TRD COY can be used as a basis in assessing any proposed investment proposals. Result of calculation from Net Present Value method show positive result that is equal to Rp 676.859.406,8, -, or in other words fund equal to Rp 3,600,000,000, - can generate present value of cash flow equal to Rp 4,276,859,407, - which means this investment deserves to be accepted. Keywords: Asset Investment, Business Expansion PENDAHULUAN enanaman modal atau investasi merupakan unsur vital dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan awal usaha, dan pengembangan usaha. Oleh sebab itu, investasi harus mendapatkan perhatian yang serius. Di samping itu, persoalan investasi senantiasa melekat pada operasional perusahaan, baik karena desakan untuk meningkatkan efisiensi biaya maupun waktu. Tujuan utama dari suatu investasi adalah untuk memperoleh berbagai manfaat pada waktu yang akan datang. Manfaat tersebut dapat berupa finansial maupun nonfinansial, dalam arti manfaat finansial berupa laba atau profit dan nonfinansial berupa terbukanya lapangan pekerjaan baru. Hal ini juga akan sangat membantu program pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran. Akan tetapi tidak semua investasi yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan. Kegagalan atau kerugian akibat investasi bisa saja terjadi. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kegagalan atau kerugian akibat investasi yang akan kita laksanakan, maka hendaknya terlebih dahulu dilakukan suatu penilaian kelayakan investasi. Hal ini dimaksudkan untuk menilai investasi yang akan dilaksanakan di masa mendatang. Penilaian di sini tidak lain P
Transcript
Page 1: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017 213

ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP

TERHADAP PERLUASAN USAHA PADA

PT. TASPI TRD COY DI KOTA MAKASSAR

SUDIRMAN ABDI

Fakultas Agama Islam Universitas Indonesia Timur Makassar

Jl. Rappocini Raya No. 171-173 Kota Makassar 90222

Email: [email protected]

Abstract:

Investment plan undertaken by PT. Taspi TRD COY is an appropriate decision

to improve its business. This policy is taken to compensate and meet

consumer demand as well as to increase revenue. Based on the calculation of

the analytical method used in assessing the feasibility of investment to be

conducted by PT. Taspi TRD COY turned out to show the results of a positive

calculation and declared eligible for immediate realized because it is

considered to provide benefits for the company. Analysis of investment

feasibility at PT. Taspi TRD COY can be used as a basis in assessing any

proposed investment proposals. Result of calculation from Net Present Value

method show positive result that is equal to Rp 676.859.406,8, -, or in other

words fund equal to Rp 3,600,000,000, - can generate present value of cash

flow equal to Rp 4,276,859,407, - which means this investment deserves to

be accepted.

Keywords: Asset Investment, Business Expansion

PENDAHULUAN

enanaman modal atau investasi merupakan unsur vital dalam tahapan

perencanaan, pelaksanaan awal usaha, dan pengembangan usaha. Oleh

sebab itu, investasi harus mendapatkan perhatian yang serius. Di samping

itu, persoalan investasi senantiasa melekat pada operasional perusahaan, baik

karena desakan untuk meningkatkan efisiensi biaya maupun waktu.

Tujuan utama dari suatu investasi adalah untuk memperoleh berbagai

manfaat pada waktu yang akan datang. Manfaat tersebut dapat berupa finansial

maupun nonfinansial, dalam arti manfaat finansial berupa laba atau profit dan

nonfinansial berupa terbukanya lapangan pekerjaan baru. Hal ini juga akan sangat

membantu program pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran. Akan

tetapi tidak semua investasi yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah maupun

pihak swasta dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan. Kegagalan atau

kerugian akibat investasi bisa saja terjadi.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kegagalan atau kerugian

akibat investasi yang akan kita laksanakan, maka hendaknya terlebih dahulu

dilakukan suatu penilaian kelayakan investasi. Hal ini dimaksudkan untuk menilai

investasi yang akan dilaksanakan di masa mendatang. Penilaian di sini tidak lain

P

Page 2: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

SUDIRMAN ABDI

214 JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017

adalah untuk memberikan rekomendasi apakah investasi tersebut layak

dilaksanakan atau sebaliknya.

Penilaian investasi dilakukan untuk mengidentifikasi masalah di masa yang

akan datang, sehingga dapat menghindari kemungkinan melesetnya tujuan yang

ingin dicapai dari investasi tersebut. Di dalam penilaian investasi akan

diperhitungkan peluang dan hambatan investasi terhadap usaha yang akan

dijalankan. Jadi, penilaian investasi diharapkan dapat menjadi pedoman atau

arahan terhadap investasi yang akan dilaksanakan. Penilaian investasi tersebut

dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode antara lain Payback

Period (PP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR)..

PT. Taspi TRD COY adalah salah satu perusahaan yang bargerak di bidang

jasa angkutan penumpang dan angkutan barang (angkutan darat). Sebagaimana

yang kita ketahui bahwa pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan,

investasi dalam aktiva tetap pada umumnya mempunyai nilai yang cukup besar

khususnya aktiva tetap yang akan digunakan sebagai sarana utama dalam

pelayanan jasa angkutannya.

Sebagai perusahaan yang unit usahanya memberikan jasa pengangkutan,

maka PT. Taspi TRD COY dalam operasinya menggunakan aktiva tetap berupa

kendaraan (bus) dalam jumlah yang cukup besar. Namun seiring dengan

berjalannya waktu, kendaraan-kendaraan yang dimiliki akan mengalami

penyusutan dan tentu saja akan berpengaruh terhadap kenyamanan konsumen

yang menggunakan jasa angkutannya, sedangkan yang kita ketahui bahwa

konsumen lebih cenderung untuk memilih fasilitas yang terbaru dari apa yang

ditawarkan oleh perusahaan angkutan. Untuk itu PT. Taspi TRD COY diharapkan

dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan melakukan investasi aktiva tetap.

Investasi ini dilakukan dengan mengadakan penggantian atau penambahan

armada bus.

Dari hasil pengamatan awal, diketahui kondisi usaha pengangkutan PT. Taspi

TRD COY dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Nilai Investasi PT. Taspi TRD COY Tahun 2014 – 2016

Tahun Jumlah Armada Nilai Investasi Laba / Rugi

2014 35 unit Rp 42.000.000.000,- Rp 91.690.125,-

2015 37 unit Rp 44.400.000.000,- Rp 98.822.500,-

2016 40 unit Rp 48.000.000.000,- Rp 115.700.000,-

Sumber : PT. TASPI TRD COY Makassar

Rencana perluasan atau ekspansi ini dilakukan dengan mengadakan

penambahan armada bus sebanyak 3 (tiga) unit armada yang diperkirakan

Page 3: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PERLUASAN USAHA …

JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017 215

menelan biaya sebesar Rp 3.600.000.000,- di mana sumber dananya berasal dari

modal sendiri dan sebagian dari pinjaman dari Bank. Dengan adanya penambahan

investasi ini pihak perusahaan mengharapkan adanya peningkatan laba.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian pada PT. TASPI TRD COY dengan judul ”Analisis Rencana Investasi Aktiva

Tetap Terhadap Perluasan Usaha Pada PT. Taspi TRD COY di Kota Makassar.”

Dengan meninjau hal di atas, adapun permasalahan yang dapat penulis rumuskan

adalah: ”Bagaimana kelayakan rencana investasi aktiva tetap terhadap perluasan

usaha pada PT. TASPI TRD COY di kota Makassar ?”

TINJAUAN PUSTAKA

Investasi

Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan uang.

Untuk maksud itu, uang ditanam dalam objek yang dapat memberikan hasil berupa

keuntungan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sunariyah (2004:4) bahwa

investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan

biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di

masa yang akan datang.

Menurut Halim (2005:4) investasi pada hakekatnya merupakan penempatan

sejumlah dana pada saat sekarang dengan harapan untuk memperoleh

keuntungan pada masa mendatang. Menurut Kasmir (2005:8) investasi adalah

penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif

panjang dalam berbagai bidang usaha.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu

investasi yang dilakukan merupakan pengorbanan sejumlah modal pada waktu

sekarang yang diharapkan akan menghasilkan atau memberikan keuntungan pada

waktu yang akan datang. Atas dasar inilah perlu adanya analisis terhadap usulan

investasi secara baik. Hal ini dilakukan dengan membuat skala prioritas terhadap

investasi yang memungkinkan akan memberikan hasil yang terbaik.

Mulyadi menggolongkan jenis-jenis investasi sebagai berikut:

1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment)

Investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena

syarat-syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan untuk

melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi.

2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measurable profit investment)

Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba yang diharapkan

akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit untuk dihitung

secara teliti.

3. Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment)

Investasi jenis ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin dan ekuipmen

yang ada. Dalam pemakaian mesin dan ekuipmen, pada suatu saat akan terjadi

Page 4: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

SUDIRMAN ABDI

216 JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017

biaya operasi mesin dan ekuipmen menjadi lebih besar dibandingkan dengan

biaya operasi jika mesin tersebut diganti dengan yang baru, atau

produktifitasnya tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan. Pada saat ini operasi

dengan menggunakan mesin dan ekuipmen yang ada menjadi tidak ekonomis

lagi.

4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment)

Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi

atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Tambahan kapasitas akan

memerlukan aktiva diferensial berupa tambahan investasi dan akan

menghasilkan pendapatan diferensial yang berupa tambahan pendapatan, serta

memerlukan biaya diferensial yang berupa tambahan biaya karena tambahan

kapasitas.

Aktiva Tetap

Setiap perusahaan pasti mempunyai aktiva tetap baik aktiva tetap berwujud

maupun aktiva tetap tidak berwujud. Aktiva tetap mempunyai peranan yang sangat

penting dalam suatu perusahaan. Hal ini dilihat dari jumlah seluruh aktiva tetap

tersebut dibandingkan dengan jumlah seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan.

Namun arti pentingnya aktiva tetap tersebut bagi suatu perusahaan dengan

perusahaan lainnya berbeda tergantung dari jenis, sifat dan macam usaha yang

dijalankannya seperti aktiva tetap yang dimilki oleh perusahaan jasa berbeda

dengan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan dagang, perusahaan manufaktur

dan sebagainya.

Pengertian aktiva tetap menurut Soemarso (2002:233) adalah aktiva bernilai

besar yang sifatnya tetap atau permanen yang digunakan dalam kegiatan

perusahaan dan tidak dijual kembali dalam kegiatan normal. Menurut Ikatan

Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK NO.16 (2004:162) bahwa aktiva tetap

adalah aktiva tetap berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan

dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak

dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan

mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Sementara itu Mulyadi

(2001:591) mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai kekayaan perusahaan

yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomi lebih dari satu tahun dan

diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk

dijual kembali.

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap pada

dasarnya mempunyai karakteristik sebagi berikut:

1. Digunakan untuk operasi perusahaan dan tidak untuk dijual

2. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun

3. Mempunyai wujud atau bentuk fisik

4. Merupakan pengeluaran yang besar bagi perusahaan tersebut

Page 5: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PERLUASAN USAHA …

JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017 217

Investasi Aktiva Tetap

Perputaran Dana yang Diinvestasikan dalam Aktiva Tetap

Bambang Riyanto (2001:115) mengemukakan bahwa dana yang ditanamkan

dalam aktiva tetap seperti halnya dana yang diinvestasikan dalam aktiva lancar

juga mengalami perputaran. Secara konsepsional sebenarnya tidak ada

perbedaannya antara investasi dalam aktiva tetap dengan investasi dalam aktiva

lancar.

Suatu perusahaan mengadakan investasi dalam inventory, piutang dan lain-

lain mempunyai harapan agar dapat memperoleh kembali dana yang telah

diinvestasikan dalam aktiva tersebut. Demikian pula halnya apabila perusahaan

mengadakan investasi dalam aktiva tetap juga dengan harapan yang sama dengan

investasi dalam aktiva lancar, yaitu bahwa perusahaan akan dapat memperoleh

kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut.

Perbedaannya terdapat pada perputaran dana yang ditanamkan dalam aktiva

tersebut. Pada aktiva lancar, jangka waktu terikatnya dana kurang dari satu tahun.

Sebaliknya investasi pada aktiva tetap, dana yang tertanam didalamnya akan

diterima kembali seluruhnya oleh perusahaan dalam waktu beberapa tahun

kemudian dan secara berangsur-angsur. Dengan demikian, perbedaan antara

investasi dalam aktiva tetap dan aktiva lancar adalah terletak dalam hal waktu dan

cara perputaran dana yang tertanam didalamnya.

Metode Penilaian Investasi

Pada dasarnya inti dari suatu analisis penilaian investasi adalah untuk

mengetahui sampai sejauh mana investasi yang dilakukan layak diterima untuk

dilaksanakan atau tidak. Untuk menentukan usulan investasi mana yang akan

diterima atau ditolak, maka usulan investasi tersebut harus dinilai.

Adapun metode penilaian investasi yang paling sering digunakan, adalah:

1. Metode PayBack Period (PP)

Halim (2003:134) mengemukakan bahwa Payback Period adalah jangka

waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan-

penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Dengan demikian

Payback Period dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang akan

diperlukan agar dana yang tertanam dalam suatu investasi dapat diperoleh kembali

seutuhnya. Rumus Payback Period jika cash flow per tahun jumlahnya berbeda

adalah:

Payback Period = n +a − b

c − b x 1 tahun

Di mana:

n = tahun terakhir di mana jumlah cash flow masih belum bisa menutupi

original investment

a = jumlah original investment

Page 6: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

SUDIRMAN ABDI

218 JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017

b = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n

c = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n+1

Sedangkan rumus Payback Period yang digunakan jika cash flow per tahun

jumlahnya sama adalah:

Orginal Investment

Payback Periode = ------------------------ x 1thn

Cash Flow

Halim (2003:135) mengemukakan bahwa suatu usaha investasi akan

diterima jika Payback Period yang dihasilkan lebih kecil dari yang disyaratkan.

Sebaliknya, jika Payback Period yang dihasilkan lebih besar dari yang disyaratkan,

maka investasi tersebut ditolak. Jika invsetasi tersebut lebih dari satu maka yang

dipilih adalah investasi yang menghasilkan Payback Period yang paling kecil.

Metode Payback Period memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun

kelebihan dan kekurangan metode ini menurut Soeharto (2002:126) yaitu:

- Kelebihan metode Payback Period:

o Metode ini cukup sederhana dan mudah dimengerti

o Untuk menilai suatu usulan investasi yang memerlukan modal dalam jumlah

yang relatif besar

- Kekurangan metode Payback Period:

o Digunakan untuk mengukur kecepatan kembalinya dana dan tidak

mengukur keuntungan proyek tersebut

o Mengabaikan benefit yang diperoleh sesudah dana investasi itu kembali

2. Metode Net Present Value (NPV)

Dengan diketahuinya kelemahan-kelemahan yang ada pada metode Payback

Period maka muncullah metode lain yaitu metode Net Present Value (NPV). Metode

ini menggunakan pertimbangan bahwa nilai uang sekarang lebih tinggi bila

dibandingkan dengan nilai uang pada waktu mendatang, karena adanya faktor

bunga.

Halim (2003:136) mengemukakan bahwa Net Present Value (NPV)

merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu

investasi yang dilakukan dengan membandingkan nilai tunai dari arus kas yang

akan diterima di masa yang akan datang dengan nilai investasi yang ditanamkan

sekarang. Menurut Halim (2003:136) rumus yang digunakan untuk menghitung

nilai NPV, yaitu :

NPV = {CF1

(1+i)1 +CF2

(1+i)1 +CF3

(1+i)3 + ⋯ +CFn

(1+i)n} − OI

Di mana :

NPV = Net Present Value

CF1, CF2, CF3, CFn = Cash Flow Tahun 1, 2, 3 sampai ke-n

i = Interest rate

n = umur proyek investasi

Page 7: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PERLUASAN USAHA …

JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017 219

OI = Original Investment

Menurut Halim (2003:136) jika hasil perhitungan Net Present Value lebih dari

0 (nol), dikatakan investasi tersebut feasible (layak) untuk dilaksanakan dan jika

lebih kecil dari 0 (nol) tidak layak untuk dilaksanakan.

Kelebihan dan kelemahan metode NPV menurut Soeharto (2002:123) yaitu:

- Kelebihan metode Net Present Value (NPV) :

o Memasukkan faktor nilai waktu dari uang

o Mempertimbangkan semua arus kas proyek

o Mengukur besaran absolut dan bukan relatif, sehingga mudah mengikuti

konstribusinya terhadap usaha meningkatkan kekayaan perusahaan atau

pemegang saham.

- Kelemahan metode Net Present Value :

o Penentuan tingkat suku bunga memerlukan perhitungan yang teliti

o Jumlah nilai sekarang tidak dapat dibandingkan dari rencana investasi yang

lain yang jumlah investasinya tidak sama

3. Metode Internal Rate of Return (IRR)

Menurut Bambang Riyanto (2001:129), Internal Rate of Return dapat

didefenisikan sebagai tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang

dari hasil yang diharapkan dapat diterima sama dengan jumlah nilai sekarang dari

pengeluaran modal. Sedangkan pengertian Internal Rate of Return (IRR) menurut

Halim (2003:140) adalah tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV sama dengan

nol, karena present value dari cash flow pada tingkat bunga tersebut sama dengan

internal investasinya.

Adapun rumus yang dapat digunakan untuk menghitung Internal Rate of

Return menurut Bambang Riyanto (2001:131) yaitu :

r = P1−C1

P2 −P1

C2 −C1

Di mana:

r = Internal Rate of Return

P1 = Tingkat bunga ke 1

P2 = Tingkat bunga ke 2

C1 = NPV ke 1

C2 = NPV ke 2

Halim (2003:139) mengatakan bahwa suatu investasi diterima jika IRRnya

lebih besar atau sama dengan cost of capital/ interest rate/ required rate of return.

Sebaliknya, suatu rencana investasi ditolak jika IRRnya lebih kecil dari cost of

capital/ interest rate/ required rate of return. Jika rencana investasi tersebut lebih

dari satu, maka yang diterima adalah yang menghasilkan IRR paling besar.

Kelebihan dan kekurangan metode ini menurut Soeharto (2002 :128):

Page 8: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

SUDIRMAN ABDI

220 JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017

- Kelebihan metode Internal Rate of Return:

o Mempertrimbangkan nilai waktu dari uang

o Mempertimbangkan semua aliran kas selama masa investasi

- Kekurangan metode Internal Rate of Return:

o Jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga selama masa investasi maka

Internal Rate of Return yang telah ditentukan sebelumnya tidak dapat

disesuaikan

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penulisan adalah PT. Taspi TRD

COY. PT. Taspi Trading Company atau lebih dikenal dengan nama PO. PIPOSS. PO.

PIPOSS merupakan akronim dari Perusahaan Otobis Padaidi Padaelo Sipatuo

Sipatokkong, di kota makassar.

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan batasan-batasan yang dipakai

penulis untuk menghindari adanya interpretasi yang berbeda terhadap variabel

yang diteliti sehingga setiap variabel perlu didefinisikan. Adapun definisi dari

variabel penelitian ini yaitu:

1. Kelayakan Rencana Investasi Aktiva Tetap adalah suatu penilaian mengenai

layak atau tidak atas suatu rencana penambahan aktiva tetap yang dilakukan

oleh PT. Taspi TRD COY yang berupa penambahan armada bus. Sebelum

melakukan penambahan aktiva tetap terlebih dahulu dilakukan suatu penilaian

investasi untuk menilai kelayakan investasi tersebut.

2. Perluasan usaha adalah pengembangan usaha yang dilakukan oleh PT. Taspi

TRD COY dengan cara menambah armada bus yang sekarang ini berjumlah 40

unit armada dan rencananya akan dilakukan penambahan sebanyak 3 unit

armada.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah: 1) Observasi, 2) Dokumentasi, dan 3) Wawancara.

Teknik Analisis Data

Penulis menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu menggambarkan dan

menguraikan penilaian rencana investasi berdasarkan data-data yang dimiliki oleh

PT. Taspi TRD COY. Adapun alat analisis data yang digunakan penulis untuk

menganalisis permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini yaitu metode Net

Present Value (NPV) karena metode ini merupakan kriteria kelayakan investasi

yang paling banyak digunakan untuk mengetahui kelayakan atau ketidaklayakan

investasi dalam suatu usaha. Selain itu metode ini juga mempertimbangkan nilai

waktu dari uang.

Page 9: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PERLUASAN USAHA …

JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017 221

Metode NPV digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang

dilakukan dengan membandingkan nilai tunai dari arus kas yang akan diterima di

masa yang akan datang dengan nilai investasi yang ditanamkan sekarang. Dengan

menggunakan rumus:

NPV = {CF1

(1+i)1 +CF2

(1+i)1 +CF3

(1+i)3 + ⋯ +CFn

(1+i)n} − OI

Di mana :

NPV = Net Present Value

CF1, CF2, CF3, CFn = Cash Flow Tahun 1, 2, 3 sampai ke-n

i = Interest rate

n = umur proyek investasi

OI = Original Investment

HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan Kelayakan Investasi Usaha Angkutan PT. Taspi TRD COY

Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa usaha angkutan

PT. Taspi TRD COY merencanakan melakukan investasi untuk memperluas

kegiatan operasionalnya mengingat peluang yang dimiliki cukup besar yaitu adanya

peningkatan permintaan sementara armada yang beroperasi masih kurang.

Rencana investasi yang akan dilakukan adalah dengan mengadakan penambahan

armada bus sebanyak 3 (tiga) unit yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan

operasional perusahaan.

Dengan adanya penambahan tersebut maka perusahaan mengharapkan

akan memperoleh keuntungan agar kontinuitas perusahaan dapat dipertahankan,

sekaligus memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Adapun sumber dana

yang akan digunakan adalah sebagian dari modal sendiri dan sebagian lagi dari

pinjaman dari Bank.

Dalam menilai kelayakan suatu investasi perlu dibuat proyeksi cahs flow dan

untuk membuat proyeksi cash flow terlebih dahulu kita harus membuat proyeksi

laporan rugi laba. Proyeksi laporan rugi laba memperlihatkan jumlah pendapatan

dan biaya-biaya yang akan diperkirakan akan terjadi pada tahun yang akan datang.

Proyeksi laporan rugi laba ini tidak hanya bermanfaat bagi pihak manajemen

perusahaan sendiri, tetapi juga seringkali dibutuhkan oleh para pemegang dan

calon pemegang saham perusahaan., karena laporan yang diproyeksikan tersebut

akan dapat memberikan informasi-informasi sehubungan dengan perkiraan kondisi

keuangan perusahaan pada tahun berikutnya. Proyeksi laporan rugi laba ini dibuat

berdasakan atas laporan keuangan dari PT. Taspi TRD COY tahun 2014 sampai

tahun 2016.

Page 10: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

SUDIRMAN ABDI

222 JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017

1. Proyeksi Laporan Rugi Laba

Komponen-komponen yang diperhitungkan dalam proyeksi rugi laba dapat

diperinci sebagai berikut:

a. Pendapatan

Yang dimaksud dengan pendapatan di sini adalah total pendapatan jasa

untuk 3 (tiga) unit armada bus selama umur investasi dan diproyeksikan akan

mengalami kenaikan sebesar 10% setiap tahunnya. Data yang diperoleh

berdasarkan pengalaman perusahaan bahwa rata-rata pendapatan jasa perhari

perunit bus adalah sebesar Rp 3.000.000,-. Jadi pendapatan jasa untuk 3 (tiga)

unit armada bus pada tahun pertama adalah:

Rp 3.000.000,- x 360 hari x 3 unit = Rp 3.240.000.000,-

Dengan demikian, pendapatan jasa untuk setiap tahun dengan kenaikan 10%

dapat diproyeksikan sebagai berikut:

Tahun I = Rp 3.240.000.000,-

Tahun II = Rp 3.564.000.000,-

Tahun III = Rp 3.920.400.000,-

Tahun IV = Rp 4.312.440.000,-

Tahun V = Rp 4.473.684.000,-

b. Biaya-biaya Operasional

1) Biaya pemakaian BBM

Rata-rata pemakaian BBM untuk satu hari diperkirakan 188 liter per unit,

dengan harga per liter Rp 4.500,- dan diperkirakan harga BBM akan mengalami

kenaikan sebesar 10% setiap tahun. Jadi biaya pemakaian BBM untuk 3 (tiga) unit

armada bus per tahun diproyeksikan sebagai berikut:

188 liter x Rp 4.500,- x 360 hari x 3 unit = Rp 913.680.000,-

Tahun I = Rp 913.680.000,-

Tahun II = Rp 1.005.048.000,-

Tahun III = Rp 1.105.552.800,-

Tahun IV = Rp 1.216.108.080,-

Tahun V = Rp 1.337.718.888,-

2) Biaya pemakaian oli

Rata-rata pemakaian oli mesin per unit 125 liter per bulan, harga per liter Rp

8.000,- dan diasumsikan harga ini akan mengalami kenaikan sebesar 10% per

tahun. Jadi biaya pemakaian oli untuk 3 (tiga) unit armada bus diproyeksikan

sebagai berikut:

125 liter x Rp 8000 x 12 x 3 unit = Rp 36.000.000,-

Tahun I = Rp 36.000.000,-

Tahun II = Rp 39.600.000,-

Tahun III = Rp 43.560.000,-

Page 11: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PERLUASAN USAHA …

JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017 223

Tahun IV = Rp 47.916.000,-

Tahun V = Rp 52.707.600,-

3) Biaya pemakaian spare parts

Biaya pemakaian spare parts diperkirakan menghabiskan biaya sebesar Rp

90.000.000,- per tahun dengan kenaikan 10% setiap tahun.

Tahun I = Rp 90.000.000,-

Tahun II = Rp 99.000.000,-

Tahun III = Rp 108.900.000,-

Tahun IV = Rp 119.790.000,-

Tahun V = Rp 131.769.000,-

4) Biaya gaji sopir

Biaya gaji sopir ditetapkan sebesar 7% dari total pendapatan. Jadi biaya gaji

untuk sopir setiap tahun diproyeksikan sebagai berikut:

Tahun I = Rp 226.800.000,-

Tahun II = Rp 249.480.000,-

Tahun III = Rp 274.428.000,-

Tahun IV = Rp 301.870.800,-

Tahun V = Rp 313.157.880,-

5) Biaya izin dan surat-surat mobil

Biaya izin dan surat-surat mobil per tahun sebesar Rp 15.000.000,- dan biaya

ini diasumsikan tidak mengalami perubahan sampai akhir umur investasi.

6) Biaya asuransi kendaraan

Biaya asuransi kendaraan untuk 3 (tiga) unit armada bus ditetapkan sebesar

Rp 15.000.000,- per tahun dan diasumsikan tidak mengalami perubahan sampai

akhir umur investasi.

7) Biaya astek sopir

Astek yang ditetapkan sebesar Rp 1.692.000,- per tahun dan relatif sama

setiap tahun.

8) Biaya perbaikan dan pemeliharaan

Biaya perbaikan dan pemaliharaan untuk 3 (tiga) unit armada bus

diperkirakan sebesar Rp 40.000.000,- pada tahun pertama dan biaya ini

diasumsikan akan mengalami kenaikan sebesar 5% per tahun.

Tahun I = Rp 40.000.000,-

Tahun II = Rp 42.000.000,-

Tahun III = Rp 44.100.000,-

Tahun IV = Rp 46.305.000,-

Tahun V = Rp 48.620.250,-

Page 12: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

SUDIRMAN ABDI

224 JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017

9) Biaya penyusutan

Metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan kendaraan adalah

metode garis lurus, yaitu metode yang dianggap penyusutan tiap tahun adalah

sama. Umur investasi ditetapkan 5 (lima) tahun. Jadi biaya penyusutan:

R𝑝 3.600.000.000

5= Rp 720.000.000

10) Pajak perseroan

Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan (pph 21) dikenakan sebesar:

a) Penghasilan di bawah Rp 10.000.000,- dikenakan pajak 10%

b) Penghasilan antara Rp 10.000.000,- sampai Rp 50.000.000, dikenakan pajak

15%

c) Penghasilan di atas Rp 50.000.000,-dikenakan pajak 30%

Untuk lebih jelas dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Tahun I:

10% X Rp 50.000.000,- = Rp 5.000.000,-

15% X Rp 50.000.000,- = Rp 7.500.000,-

30% X Rp 695.828.000,- = Rp 208.748.400,-

Rp 221.248.400,-

Tahun II:

10% X Rp 50.000.000,- = Rp 5.000.000,-

15% X Rp 50.000.000,- = Rp 7.500.000,-

30% X Rp 842.580.000,- = Rp 252.774.000,-

Rp 265.274.000,-

Tahun III:

10% X Rp 50.000.000,- = Rp 5.000.000,-

15% X Rp 50.000.000,- = Rp 7.500.000,-

30% X Rp 1.004.107.200,- = Rp 301.232.160,-

Rp 313.732.160,-

Tahun IV:

10% X Rp 50.000.000,- = Rp 5.000.000,-

15% X Rp 50.000.000,- = Rp 7.500.000,-

30% X Rp 1.181.902.120,- = Rp 354.570.636,-

Rp 367.070.636

Tahun V:

10% X Rp 50.000.000,- = Rp 5.000.000,-

15% X Rp 50.000.000,- = Rp 7.500.000,-

30% X RP 1.166.966.382,- = Rp 350.089.914,6

Rp 362.589.914,6

Page 13: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PERLUASAN USAHA …

JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017 225

Berdasarkan data-data diatas, maka untuk lebih jelasnya proyeksi biaya-biaya

dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Proyeksi Biaya-Biaya PT. Taspi TRD COY untuk Tahun I, II, III, IV, dan V

(Dalam Rupiah)

URAIAN I II III IV V

Biaya pemakaian

BBM 913.680.000,- 1.005.048.000,- 1.105.552.800,- 1.216.108.080,- 1.337.718.888,-

Biaya pemakaian

oli mesin 36.000.000,- 39.600.000,- 43.560.000,- 47.916.000,- 52.707.600,-

Biaya spare parts 90.000.000,- 99.000.000,- 108.900.000,- 119.790.000,- 131.769.000,-

Biaya gaji sopir 226.800.000,- 249.480.000,- 274.428.000,- 301.870.800,- 313.157.880,-

Biaya izin dan

surat-surat mobil 15.000.000,- 15.000.000,- 15.000.000,- 15.000.000,- 15.000.000,-

Biaya asuransi

kendaraan 15.000.000,- 15.000.000,- 15.000.000,- 15.000.000,- 15.000.000,-

Biaya astek sopir 1.692.000,- 1.692.000,- 1.692.000,- 1.692.000,- 1.692.000,-

Biaya perbaikan

dan

pemeliharaan

40.000.000,- 42.000.000,- 44.100.000,- 46.305.000,- 48.620.250,-

Biaya penyusutan 720.000.000,- 720.000.000,- 720.000.000,- 720.000.000,- 720.000.000,-

Total biaya 2.058.172.000,- 2.186.820.000,- 2.328.232.800,- 2.483.671.880,- 2.635.665.018,-

Sumber: PT. Taspi TRD COY, data telah diolah

Setelah proyeksi pendapatan dan biaya-biaya telah dibuat, maka lebih lanjut

dapat dibuatkan proyeksi laporan rugi laba. Proyeksi laporan rugi laba merupakan

proyeksi laporan keuangan untuk beberapa periode yang akan memberikan

gambaran atas penghasilan yang diharapkan akan diterima serta biaya-biaya yang

diperkirakan akan dikeluarkan selama umur ekonomis suatu investasi. Adapun

proyeksi laporan rugi laba PT. Taspi dapat dilihat pada tabel 3.

c. Proyeksi Cash Flow

Proyeksi cash flow memberikan gambaran mengenai jumlah dana yang

tersedia setiap saat yang dipakai baik berbagai kebutuhan operasional perusahaan

misalnya investasi, maupun jumlah pemasukan dan pengeluaran yang disusun

dengan menelusuri dan mengkaji laporan laba rugi. Dalam cash flow semua data

pendapatan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan baik jenis maupun

jumlahnya diestimasi sedemikian rupa sehingga menggambarkan pemasukan dan

pengeluaran di masa yang akan datang.

Untuk menghitung cash flow dapat dilakukan dengan menggunakan cara

sebagi berikut:

Cara 1, Cash Flow = EAT + D

Cara 2, Cash Flow = EBIT (1 - T) + D

Cara 3, Cash Flow = EBDIT (1 - T) + T (D)

Di mana:

EAT = laba setelah pajak

EBIT = laba sebelum bunga dan pajak

EBDIT = laba sebelum penyusutan, bunga dan pajak

T = pajak

Page 14: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

SUDIRMAN ABDI

226 JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017

D = penyusutan

Dengan demikian proyeksi cash flow dari usaha angkutan PT. Taspi TRD COY

dapat kita lihat pada tabel 4.

Tabel 4. Proyeksi Cash Flow PT. Taspi TRD COY Tahun I, II, III, IV, dan V

(Dalam Rupiah)

URAIAN

I

II

III

IV

V

Pendapatan 3.240.000.000,- 3.564.000.000,- 3.920.400.000,- 4.312.440.000,- 4.743.684.000,-

Biaya

operasional 2.058.172.000,- 2.186.820.000,- 2.415.232.800,- 2.581.691.880,- 2.762.376.618,-

EBDIT 1.181.828.000,- 1.377.180.000,- 1.505.167.200,- 1.730.748.120,- 1.981.307.382,-

Cash flow =

EBDIT (1-T) + T

(D)

1.043.279.600,- 1.180.026.000,- 1.269.617.040,- 1.427.523.684,- 1.602.915.167,-

Sumber: PT. Taspi TRD COY, data telah diolah.

Analisis Penelitian Investasi Usaha Angkutan PT. TASPI TRD COY

Dalam menganalisis usulan investasi yang digunakan di sini adalah metode

Net Present Value yang merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui

layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dengan membandingkan nilai tunai

dari arus kas akan diterima di masa yang akan datang dengan nilai investasi yang

ditanamkan sekarang.

Untuk mengetahui layak atau tidaknya investasi yang dilakukan oleh PT. Taspi

TRD COY yang berupa penambahan 3 (tiga) unit armada bus maka dapat dihitung

seperti pada table 5.

Tabel 5. Perhitungan NPV atas Investasi PT.Taspi TRD COY (dalam Rupiah)

Tahun Cash Flow

(Rp)

Interest Rate

(15%)

Present Value

(Rp)

I 1.043.279.600,- 0,8696 907.235.940,2

II 1.180.026.000,- 0,7561 892.217.658,6

III 1.330.517.040,- 0,6575 874.814.953,8

IV 1.496.137.684,- 0,5718 855.491.527,7

V 1.502.613.287,- 0,4972 747.099.326,5,-

Total Present Value

Original Investment

4.276.859.407,-

3.600.000.000,-

Net Present Value 676.859.406,8,-

Untuk perhitungan NPV atas investasi yang dilakukan oleh PT. Taspi TRD COY,

jumlah cash flow dapat dilihat pada table 4 di mana cash flow pada tahun pertama

sebesar Rp 1.043.279.600,- dikali dengan tingkat suku bunga (interest rate)

0,8696 (tingkat suku bunganya diasumsikan sebesar 15%, dapat dilihat pada tabel

Page 15: ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP …

ANALISIS RENCANA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PERLUASAN USAHA …

JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2017 227

PV pada lampiran) sehingga diperoleh jumlah Present Value pada tahun pertama

sebesar Rp 907.235.940,2 dari hasil penjumlahan Present Value secara

keseluruhan diperoleh total nilai sekarang sebesar Rp 4.276.859.407 di mana

total nilai sekarang dikurang modal awal sebesar Rp 3.600.000.000,- maka

diperoleh nilai bersih (Net Present Value) sebesar Rp 676.859.406,8,-

Berdasarkan hasil perhitungan Net Present Value (NPV) di atas,

menunjukkan bahwa usulan investasi yang akan dilaksanakan oleh PT. Taspi TRD

COY dinyatakan dapat diterima atau layak dilaksanakan karena NPV-nya

menunjukkan hasil yang positif sebesar Rp 676.859.406,8,- Dengan demikian

dapat diartikan bahwa dana sebesar Rp 3.600.000.000,- yang diinvestasikan

dalam perluasan usaha tersebut dapat menghasilkan present value cash flow

sebesar Rp 4.276.859.407

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate AccountingEdisi 7, Yogyakarta: BPFE

Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi, Jakarta: Salemba 4

Husnan, Suad & Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek, Yogyakarta: YPKN

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba

4.

Kasmir & Jakfar. 2007. Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group

Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat Dan Rekayasa, Edisi 2,

Yogyakarta: YKPN

Bambang Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahan Edisi 7,

Yogyakarta: BPFE

Soeharto, Iman. 2002. Studi Kelayakan Proyek Industri. Jakarta : Erlangga

Soemarso S.R, 2002. Akuntansi Suatu Pengantar Edisi 5, Jakarta: Salemba 4

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Alternatif. Bandung : Alfa Beta

sunariyah, Rani Setiani. 2007. Pengembangan Usaha Dengan Menambah Cakupan

Usaha.

(online). (http: www.perluasan usaha. Blogspot. com, diakses 3 Mei 2009

Tandellin, Eduardus. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio, Edisi 1,

Yogyakarta: BPFE.


Recommended