+ All Categories
Home > Documents > Asuhan Keperawatan Pada Hemodialisa

Asuhan Keperawatan Pada Hemodialisa

Date post: 14-Jul-2015
Category:
Upload: rya-shishukadora-bq
View: 361 times
Download: 3 times
Share this document with a friend
Popular Tags:

of 19

Transcript

Hemodialisis berasal dari kata hemo yang berarti darah dan dialysis yang berarti pemisahan atau filtrasi, melalui membrane semi-permeabel. Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat (DR. Nursalam M. Nurs, 2006).

Setiap 1 juta penduduk terdapat 25-50 orang mengalami gagal ginjal terminal (GGT)/tahun. Bila tidak diobati : meninggal dunia Bila diobati dengan terapi pengganti (TP) : masih dapat hidup bertahuntahun.

Hemodialisa CAPD (Continous Ambulatory Peritoneal Dialisis) Transplantasi ginjal

Mesin memompa darah dari tubuh pasien ke dalam dializer, dan dari sisi lain cairan dialisat dialirkan kedalam dializer. Didalam dializer inilah proses dialysis terjadi. Darah yang sudah didialisis atau sudah dibersihkan dipompa kembali kedalam tubuh.

Indikasi segera Koma, perikarditis, atau efusi pericardium, neuropati perifer, hiperkalemi, hipertensi maligna, over hidrasi atau edema paru, oliguri berat atau anuria. Indikasi dini Gejala uremia Mual, muntah, perubahan mental, penyakit tulang, gangguan pertumbuhan dan perkembangan seks dan perubahan kulitas hidup. Laboratorium abnormal Asidosis, azotemia (kreatinin 8-12 mg %) dan Blood Urea Nitrogen (BUN) : 100 120 mg %, TKK : 5 ml/menit. Frekuensi Hemodialisa

x penderita kembali menjalani hidup normal x penderita kembali menjalani diet yang normal x jumlah sel darah merah dapat ditoleransi x tekanan darah normal x tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif.

Arterial Venouse Blood Line (AVBL) Dializer /ginjal buatan (artificial kidney) Air water treatment Larutan Dialisat Mesin hemodialisis Perlengkapan hemodilaisis lainnya seperti jarum punksi.

Proses difusi Proses ultrafiltrasi Proses osmosis

Demam Reaksi anafilaksis yang berakibat fatal Tekanan darah renddah Gangguan irama jantung Emboli udara Perdarahan usus,otak,mata atau perut

1. Pengkajian

Identitas klien Riwayat Penyakit Riwayat penyakit infeksi Riwayat penykit batu/obstruksi Riwayat pemakaian obat-obatan Riwayat penyakit endokrin Riwayat penyakit vaskuler Riwayat penyakit jantung Data interdialisis (klien hemodialisis rutin) meliputi : Berat badan kering (dry weight) Berat badan interdialis

Pemeriksaan fisik Keadaan umum Head to toe Pemeriksaan persistem System kardiovaskuler Data subjektif : sesak napas, sembab, batuk dengan dahak/riak, berdarah/tidak. Data objektif : hipertensi, kardiomegali, nampak sembab dan susah bernapas. System pernapasan Sistem pencernaan Data subjektif napsu makan turun, mual/muntah, lidah hilang rasa, cegukan, diare (lender darah, encer) beberapa kali sehari. Data objektif : cegukan, melena/tidak. Sistem Neuromuskuler Data subjektif : tungkai lemah, parestesi, kram otot, daya konsentrasi turun, insomnia dan gelisah, nyeri/sakit kepala. Data objektif : neuropati perifer, asteriksis dan mioklonus, nampak menahan nyeri.

Sistem genito urinaria Data subjektif : libido menurun, noktoria, oliguria/anuria, infertilitas (pada wanita). Data objektif : edema pada system genital. System psikososial integitas ego Interaksi sosial

Perubahan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan anoreksia, hilangnya protein selama dialisis, pembatasan diet. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan terapi pembatasan, penurunan kekuatan/tahanan, gangguan persepsi/kognitif. Ansietas sehubungan dengan krisis situasional, ancaman kematian.

Kaji masukkan dan haluaran pasien setiap hari. R : mengidentifikasi kekurangan kalori setiap hari. Perhatikan adanya mual/muntah. R : mengidentifikasi gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen, mempengaruhi pilihan intervensi. Berikan makanan sedikit dan frekuensi sering. R : meningkatkan pemasukan nutrisi. Berikan perawatan mulut sering. R : menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak enak dimulut. Kolaborasi, kebutuhan diet dan multivitamin dengan ahli gizi. R :berguna untuk program diet individu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

Kaji keterbatasan aktivitas. R : mempengaruhi intervensi. Ubah posisi secara sering bila tirah baring; dukung bagian tubuh yang sakit/sendi dengan bantal. R : menurunkan ketidaknyamanan, mempertahankan kekuatan otot,/mobilitas sendi, meningkatkan sirkulasi, dan mencegah kerusakan kulit. Bantu dalam latihan rentang gerak aktif/pasif. R : mempertahankan kelenturan sendi, mencegah kontraktur dan membantu dalam menurunkan tegangan otot. Buat dalam rencana program aktivitas dengan masukkan dari pasien. R : meningkatkan energi pasien dan mengontrol perasaan sejahtera.

Kaji dan catat tingkat kecemasan pasien setiap pergantian shift. R : tingkat kecemasan (ringan, sedang, berat, panik) mungkin mengalami perubahan setiap kali pergantian shift sehingga mempengaruhi intervensi. Kaji koping individu dalam mengatasi ansietas sebelumnya. R : mekanisme koping yang sama mungkin diperlukan untuk mengatasi kecemasan saat ini. Kaji kemampuan pasien dalam pengambilan keputusan. R : pasien dengan ansietas bersikap tampak ragu ragu, ini akan mempengaruhi intervensi. Instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi R : mengurangi ketegangan, meningkatkan perasaan nyaman. Berikan dukungan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya. R : memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya akan memberikan perasaan lega dan mengurangi ansietas.

Menunjukkan berat badan stabil atau meningkat dengan nilai laboratorium normal. Mempertahankan mobillitas atau fungsi optimal yang dapat dilakukan. Berpartisispasi pada aktivitas sehari hari dalam tingkat kemampuan diri/keterbatasan penyakit. Menyatakan perasaan cemas berkurang/terkontrol, menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah dan penggunaan sumber secara efektif, tampak rileks/dapat tidur dan istirahat secara tepat. Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk persepsi negative pada diri sendiri, menyatakan penerimaan terhadap situasi diri, menunjukkan adaptasi terhadap perubahan/kejadian yang telah terjadi. Menyatakan pemahaman tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan ; melakukan tindakan secara benar dan dapat menjelaskan alas an tindakan.


Recommended