JOURNAL READINGTHE EFFECT OF NEEDLE TYPE, DURATION OF SURGERY AND POSITION OF THE PATIENT ON THE RISK OF TRANSIENT NEUROLOGIC SYMPTOMS
LATAR BELAKANG
Nyeri sementara dan biasanya menetap 24-48 jam.
Tahun 1993, Schenideret.al. menerbitkan laporan kasus yang konon mendeskripsikan kasus pertama dari manifestasi klinis yang sekarang ini dikenal sebagai TNS. Diantara anestetik lokal yang digunakan pada anestesi spinal, lidokain merupakan obat yang sering digunakan.
Begitupula, resiko tinggi terjadinya TNS dihubungkan dengan obat ini. Faktor resiko yang menyebabkan gejala ini belum diketahui. Beberapa penelitian meneliti efek posisi pasien dikombinasikan dengan tipe jarum.
anestesi spinal, mungkin terjadi komplikasi
neurologi
LBP,kesemutan pada bokong dan
ekstremitas bawah
TUJUAN PENELITIANmengevaluasi insidensi TNS pada 4 kelompok tergantung tipe obat anestesi dan jarum.
mengevaluasi efek posisi pasien dan durasi pembedahan terhadap terjadinya TNS setelah anestesi spinal.
METODE PENELITIAN
250 PASIEN TIPE JARUM ANESTESI
LOKAL
4 KELOMPOK
Pasien diamati komplikasi anestesi spinal pada lima hari pertama post pembedahan.
KRITERIA INKLUSI
Semua Pasien Berusia 18-60 Tahun Dengan Asa I-II.
EKSKLUSI
Subjek yang mengalami penyakit neuromuskular,
stenosis kanal spinal atau penyakit diskus vertebra, fraktur femur, atau fraktur pelvis, diabetes melitus, obesitas, dan mereka yang pernah mengalami komplikasi setelah anestesi spinal
Semua kasus secara acak dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan tipe jarum (25 Sprotte atau Quincke) dan anestetik lokal (lidokain atau bupivakain). Pada kelompok satu dan dua 1,5-2 mL lidokain 5% hiperbarik (OrionPharma) digunakan untuk anestesi spinal dan kelompok ketiga dan keempat 2,5-3 mL bupivakain 0,5% isobarik (MYLAN) untuk tujuan sama.
Berdasarkan tipe jarum Sprotte,62 pasien menerima lidokain, dan 62 lainnya mendapat bupivakain. Menggunakan jarum Quincke, bupivakain diinjeksikan pada 63 pasien dan lidokain pada 63 pasien lainnya.
Setelah dilakukan EKG, pengukuran tekanan darah non invasif, pulse oxymetry, dan infus 8 mL/kgBB normal salin, anestesi spinal dilakukan posisi duduk pada L2-L3 atau L3-L4 oleh anestesiolog yang sama. Dosis anestetik yang digunakan berdasarkan tinggi badan pasien.
Hipotensi intra-operatif (mengurangi MAP lebih dari 20% batas) diobati dengan injeksi 5-10 mg efedrin dan infus RL 200 mL. Bradikardi (denyut jantung <50kali/menit) diobati dengan menambahkan 0,5 atropin, dan hipotensi (TD sistolik <90mmHg) dengan menambahkan 5 mg efedrin. Berdasarkan tipe pembedahan, operasi dilakukan dalam posisi supine atau litotomi.
Komplikasi neurologi yang potensial dimonitor setiap 8 jam selama dua hri pertama post operasi, dan setiap 24 jam untuk tiga hari berikutnya. Selama kontrol 4 hari setelah operasi, pasien diminta melaporkan apapun gejala yang mengikuti, sesuai dengan perkembangan gejala TNS
HASIL
250 pasien dengan mean usia 46,4 ± 15, terdiri dari 45 wanita dan 205 laki-laki,yang ikut dalam penelitian ini. Karakteristik demografik dan faktor resiko penting,terutama posisi pasien selama pembedahan, usia, jenis kelamin, dan durasi prosedur, tidak berbeda signifikan antara empat kelompok (Tabel 1).
Tipe pembedahan, posisi pasien selama prosedur pembedahan, dan durasi pembedahan ditunjukkan pada Tabel 2.
99kasus (39,6%) dilaporkan terjadi gejala TNS pada kunjungan post operasi.
Tabel 3 menggambarkan insidensi TNS berdasarkan tipe anestesi lokal dan jenis jarum
Tabel 4 menggambarkan insidensi TNS pada empat kelompok penelitian .
Tabel 5 menunjukan analisis multivariat dari faktor terkait yang berbeda.
DISKUSI
Tipe obat yang digunakan untuk anestesi, merupakan faktor yang penting, terutama jika obat tersebut lidokain. Resiko komplikasi neurologi setelah injeksi obat lain dilaporkan lebih rendah dibandingkan lidokain. Pada penelitian ini, insidensi gejala neurologi yang merugikan dengan lidokain signifikan lebih besardibandingkan dengan bupivakain.
Temuan ini konsisten dengan laporan sebelumnya. 39,6% dari total kasus yang dianestesi dengan lidokain atau bupivakain bertahan dari TNS dalam penelitian ini. Insidensi tinggi jika dibandingkan dengan yang dilaporkan dari literatur sebelumnya.
Berdasarkan laporan sebelumnya, munculnya gejala neurologi 10-40% pasien setelah anestesi spinal dengan lidokain. Pasien kami yang menjalani pembedahan dengan posisi litotomi, mungkin bertanggung jawab untuk beberapa ketidakkonsistenan.
Solusio lidokain yang berbeda (1%, 2%, dan 5%) digunakan untuk anestesi spinal menginduksi TNS.
Pertama kalinya tahun 1993, Schneider et. al. melaporkan munculnya TNS setelah anestesi spinal. pada empat pasien yang mendapatkananestesi dengan lidokain 5% dan dekstrose 7,5%, tetapi investigasi lanjut menggunakan konsentrasi yang berbeda, gagal menunjukan efek signifikan lain resiko TNS.
Dari 112 operasi yang dilakukan dengan posisi litotomi, 82 kasus bertahandari LBP dan parestesia pada ekstremitas bawah, dimana angka LBP lebih rendah pada pembedahan dengan posisi supine. Posisi pembedahan masih merupakan faktor resiko independen untuk munculnya TNS.
KESIMPULAN
Anestesi spinal dengan lidokain melibatkan lebih banyak faktor resiko untuk munculnya TNS post operasi dibandingkan dengan bupivakain. Juga, resiko meningkat dengan posisi litotomi.
Insidensi TNS tidak berbeda signifikan dilihat dari tipe jarum yang digunakan untuk anestesi.
Apakah tujuan penelitian fokus dan jelas? Ya
Apakah benar randomized controlled trial dan apakah tepat? Tidak
Apakah pembagian subjek pada grup kontrol dan intervensi telah dilakukan dengan tepat?
Tidak
Apakah dilakukan “blinding”? Ya
Apakah semua subjek telah dimasukkan dalam perhitungan? Tidak
Apakah follow-up dang pengambillan data dilakukan dengan cara yang sama?
Ya
Apakah jumlah subjek cukup? Ya
Apakah hasil utama riset, dan bagaimana hasil itu ditampilkan? Ya
Seberapa teliti hasil tersebut? Ya
Apakah semua faktor telah diperhitungkan sehingga hasil dapat diterapakan
Ya
CRITICAL APPRAISALRandomized controlled trial
References 1. Schneider M, Ettlin T, Kaufmann M, Schumacher P, Urwyler A, Hampl K, et al.
Transient neurologic toxicity after hyperbaric subarachnoid anesthesia with 5% lidocaine. Anesth Analg. 1993;76(5):1154-7.
2. Hampl KF, Schneider MC, Ummenhofer W, Drewe J. Transient neurologic symptoms after spinal anesthesia. Anesth Analg. 1995;81(6):1148-53.
3. Tarkkila P, Huhtala J, Tuominen M. Transient radicular irritation after spinal anaesthesia with hyperbaric 5% lignocaine. Br J Anaesth. 1995;74(3):328-9.
4. Freedman JM, Li DK, Drasner K, Jaskela MC, Larsen B, Wi S. Transient neurologic symptoms after spinal anesthesia: an epidemiologic study of 1,863 patients. Anesthesiology. 1998;89(3):633-41.
5. Zaric D, Pace NL. Transient neurologic symptoms (TNS) following spinal anaesthesia with lidocaine versus other local anaesthetics. Cochrane Database Syst Rev. 2009;(2):CD003006.
6. Keld DB, Hein L, Dalgaard M, Krogh L, Rodt SA. The incidence of transient neurologic symptoms (TNS) after spinal anaesthesia in patients undergoing surgery in the supine position. Hyperbaric lidocaine 5% versus hyperbaric bupivacaine 0.5%. Acta Anaesthesiol Scand. 2000;44(3):285-90
7. Glaser C, Marhofer P, Zimpfer G, Heinz MT, Sitzwohl C, Kapral S, et al. Levobupivacaine versus racemic bupivacaine for spinal anesthesia. Anesth Analg. 2002;94(1):194-8, table of contents.
8. Salazar F, Bogdanovich A, Adalia R, Chabas E, Gomar C. Transient neurologic symptoms after spinal anaesthesia using isobaric 2% mepivacaine and isobaric 2% lidocaine. Acta Anaesthesiol Scand. 2001;45(2):240-5.
9. Tong D, Wong J, Chung F, Friedlander M, Bremang J, Mezei G, et al. Prospective study on incidence and functional impact of transient neurologic symptoms associated with 1% versus 5% hyperbaric lidocaine in short urologic procedures. Anesthesiology. 2003;98(2):485-94.
10. Gozdemir M, Muslu B, Sert H, Usta B, Demircioglu RI, Karatas OF, et al. Transient neurological symptoms after spinal anaesthesia with levobupivacaine 5 mg/ml or lidocaine 20 mg/ml. Acta Anaesthesiol Scand. 2010;54(1):59-64.
11. Hirabayashi Y, Igarashi T, Suzuki H, Fukuda H, Saitoh K, Seo N. Mechanical effects of leg position on vertebral structures examined by magnetic resonance imaging. Reg Anesth Pain Med. 2002;27(4):429-32.
12. Evron S, Gurstieva V, Ezri T, Gladkov V, Shopin S, Herman A, et al. Transient neurological symptoms after isobaric subarachnoid anesthesia with 2% lidocaine: the impact of needle type. Anesth Analg. 2007;105(5):1494-9, table of contents.