Date post: | 07-Jun-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | api-3783311 |
View: | 3,795 times |
Download: | 0 times |
LEADERSHIPPada Pelayanan Mutu
Hafizurrachman
Figure 2.1. UMMC integrated TQM Model
Customerfocus
leadershipculture
Philosophy
Technicall& analytical
skills
Structure &organization
Peopleskills
Source: Copyright © 1992,University of micnigan Medical
Center,Ann Arbor,Mich
DEFINISI LEADERSHIP (1)• “Kepemimpinan merupakan salah satu fenomena
yang paling mudah diobservasi, tetapi menjadi salah satu hal yang paling sulit untuk dipahami”. (Richard L. Daft)
• Kemudian dipermudah :“sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya”.
DEFINISI LEADERSHIP (2)
• “A leader is an individual who influences others to act toward a particular goal or endstate” (Judith R.Gordon)
Konsepsi kepemimpinan meliputi tindakan seperti merumuskan gagasan, memobilisasi kekuatan, mengorganisasikan orang dan meluncurkan gerakan.
DEFINISI LEADERSHIP (3)• Kepemimpinan sebagai suatu proses membujuk
(inducing) orang-orang lain menuju sasaran bersama.(Th. Agung M. Harsiwi,1997)
• Definisi tersebut mencakup tiga elemen berikut:1) Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational
concept), yaitu kepemimpinan hanya ada dalam proses korelasi dengan orang lain (para pengikut),
2) Kepemimpinan merupakan suatu proses, yaitu agar bisa memimpin maka pemimpin harus mampu melakukan sesuatu,
3) Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambil tindakan, yaitu pemimpin membujuk pengikutnya melalui berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberikan imbalan dan hukum, restrukturisasi organisasi, dan mengkomunikasikan visi.
“proses yang dapat mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan individu atau kelompok dalam usaha mengidentifikasi tujuan serta memotivasinya dalam mencapai tujuan tersebut.”
(Newstorm)
DEFINISI LEADERSHIP (4)
Definisi Leadership (5)“Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. Sumber dari pengaruh ini bisa formal, seperti misalnya yang disediakan oleh pemilikan peringkat manajerial dalam suatu organisasi.”(Robbin) Ada empat pendekatan terhadap apa yang membuat pemimpin efektif :
1) Berusaha mencari ciri kepribadian yang universal yang sampai sesuatu derajat yang lebih tinggi dimiliki oleh pemimpin dari pada bukanpemimpin,
2) Mencoba menjelaskan kepemimpinan dalam perilaku seseorang yang terlibat di dalamnya. Kedua pendekatan ini telah dicap sebagai “awal yang palsu,” yang didasarkan pada konsepsi mengenai kepemimpinan yang keliru dan terlalu disederhanakan,
3) Menggunakan model-model kemungkinan untuk menjelaskan tidak memadainya teori-teori kepemimpinan sebelumnya dalam merujukkan dan memadukan aneka ragam penemuan riset, dan
4) Perhatian kembali ke ciri, tetapi dari suatu perspektif yang berbeda. Garis pemikiran ini mengemukakan bahwa hakikat kepemimpinan adalah gaya yang menonjolkan penampilan sebagai pemimpin.
Menurut Campbel : “lima tipe pemimpin untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain, yaitu: (1) Kekuasaan imbalan (reward power), (2) kekuasaan paksa (coercive power), (3) kekuasaan kewenangan (legitimate power), (4) kekuasaan daya tarik (referent power), dan 5) kekuasaan keahlian (expert power). “
• Menurut Hurber adalah “suatu proses dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan adalah suatu konsep dan proses yang berhubungan dengan setiap kelompok”.
• Grant yang dikutip Hurber mendefinisikan kepemimpinan sebagai “suatu pedoman, kelangsungan, pembelajaran serta pemberian motivasi dalam mencapai tujuan dan prestasi. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah suatu gabungan yang berbeda antara tugas dan hubungan perilaku yang biasa digunakan untuk mempengaruhi individu atau kelompok dalam pencapaian tujuan.”
Definisi Leadership
KESIMPULAN• kepemimpinan pada intinya merupakan upaya
mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.
• Kepemimpinan dalam suatu organisasi memegang peranan yang sangat penting. Pentingnya kepemimpinan dalam suatu organisasi terkait dengan strategi fungsi kepemimpinan.
• Menurut Hurber, terdapat lima aspek penghubung di dalam kepemimpinan, yaitu : 1) Pemimpin (The leader), 2) Bawahan (The Follower), 3) Situasi (The Situation), 4) Proses Komunikasi (The Communication process), dan 5) Tujuan (The Goal).
• Beberapa hubungan antara atasan (pimpinan) dengan bawahan (karyawan) meliputi :
1)Tingkat percaya diri ; kepercayaan, kehormatan bawahan kepada pimpinannya,
2)Struktur kerja (tingkat tugas kerja sesuai prosedur contoh; struktur atau tidak terstruktur)
3)Posisi kekuasaan (tingkat akan pengaruh pemimpin dimana mempunyai kekuasaan lebih seperti pembayaran gaji, pemberhentian, tingkat disiplin, promosi dan kenaikan gaji.
• Model Fielder ialah untuk mengevaluasi keadaan ketiga jarak kontingensi variabel. Hubungan pemimpin dan karyawan adalah baik atau buruk, struktur kerja: tinggi atau rendah, dan posisi kekuasan: kuat atau lemah.
• Fielder menetapkan hubungan pemimpin-karyawan yang lebih baik yaitu: struktur kerjanya lebih terstruktur dan posisi kekuasaannya lebih kuat, lebih terkontrol atau pengaruh yang dimiliki oleh pemimpin. Orientasi hubungan pemimpin, bagaimanapun lebih menampilkan kepada situasi yang lebih moderat. (F.D Becker, Creating Environment in Organizations(Proger Publisher, 1981).
• Tiga keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam memimpin atau mempengaruhi karyawan yaitu:
• 1) Mendiagnosa (Diagnosing), proses pendiagnosaan kegiatan yang menyangkut pemahaman situasi dan permasalahan baik yang bisa diatasi maupun tidak bisa diatasi, 2) Mengadaptasi (Adapting), proses pengadaptasian kegiatan yang menyangkut pengadapatasia perilaku dan pengembangan lain yang disesuaikan dengan situasi, dan 3) Mengkomunikasikan (Communicating), proses pengkomunikasian kegiatan karyawan.
• Dalam bukunya The Fifth Discipline, Peter M. Senge yang dikutip Jaffe menyatakan bahwa bangunan dari learning organization adalah lima unsur yaitu
• (1) System thingking• (2) Personal mastery (penguasaan personal);
(3) Mentals models• (4) Shared vision• (5) Team learning.
(David Jaffe, Organization Theory (Singapore: McGraw-Hill International Edition, 2001)
Studi Kepemimpinan terbagi dalam garis penelitiandan diklasifikasikan menurut focus:
1.Pendekatan Trait (sifat)2.Pendekatan Perilaku (behavior)3.Pendekatan Situasional4.Pendekatan Transaksional5.Pendekatan Transformasional6.Pendekatan Kepemimpinan Kharismatik7.Pendekatan Teori Kepemimpinan X dan Y8.Pendekatan Teori Kepemimpinan Z
1. Pendekatan Trait• Yukl di dalam Richard L. Daft mengemukakan bahwa pemahaman
awal tentang kepemimpinan terfokus pada karakteristik sifat yangdimiliki seorang pemimpin. Sifat merupakan salah satu karakteristik yang spesifik yang dimiliki oleh individu, seperti kepercayaan diri, kejujuran, kecerdasan, dan keberanian.
• Menurut teori sifat, hanya individu yang memiliki sifat-sifat tertentulah yang bisa menjadi seorang pemimpin. Individu tersebut lebih dikenal sebagai orang super (great person). Teori ini menegaskan ide bahwa beberapa individu dilahirkan memiliki sifat-sifat tertentu yang secara alamiah menjadikan mereka seorang pemimpin. Teori ini mencoba untuk membandingkan sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin dengan individu yang bukan seorang pemimpin.
1. Pendekatan Trait
• Kemudian studi kepemimpinan memusatkan perhatian pada ciri pribadi pemimpin, yang dikenal dengan trait theory. Trait pada dasarnya menjadi motivasi bagi pemimpin. Trait atau sifat yang penting antara lain:mendorong atau ambisi, kejujuran dan integritas, motivasi kepemimpinan, percaya diri, kemampuan kognitif, pengetahuan bisnis, kreativitas dan fleksibilitas.
2. Pendekatan Perilaku• Pendekatan awal terhadap studi perilaku pemimpin
dihubungkan dengan trait theory atau teori sifat, yaitu tetap menekankan pada hal yang diyakini merupakan perbedaan dasar dalam pola perilaku pemimpin yang berasal dari kepribadian dan pandangan hidup pribadi. Daft mengungkapkan gaya kepemimpinan berdasarkan gabungan dua dimensi, yaitu: Pertama, seberapa jauh pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan (otokratis-demokratis). Kedua, seberapa jauh pemimpin mengarahkan kegiatan bawahan dan memberi tahu bagaimana cara melaksanakan pekerjaan mereka (direktif-permisif).
3. Pendekatan Situasional
• Pendekatan situasional disebut juga dengan pendekatan contingency yang didasarkan kepada pendapat bahwa kepemimpinan yang efektif tergantung pada sejumlah faktor. Tidak ada kepemimpinan yang efektif untuk semua situasi atau keadaan. Menurut teori Fiedler terdapat 3 kriteria situasi yaitu hubungan antara pimpinan dan karyawan, tugas kelompok dan kekuasaan. Fiedler percaya bahwa kunci dari kesuksesan seorang pemimpin terletak pada gaya kepimpinannya.
4. Pendekatan Transaksional• Pada organisasi modern gaya kepemimpinan
yang banyak diterapkan adalah pendekatan kepemimpinan transaksional. Gaya kepemimpinan ini berdasarkan asumsi bahwa kepemimpinan merupakan kontrak sosial antara pemimpin dan pengikut.
• Kedua pihak saling independent dan memiliki tujuan, kebutuhan dan kepentingan sendiri. Seringkali tujuan dan kebutuhan kedua pihak saling bertentangan sehingga mengarah ke situasi konflik antara pemimpin (manajemen perusahaan) dengan bawahan (karyawan)
5. Pendekatan Transformasional
• Richard L. Daft dengan judul buku The Leadership Experience menggagas teori kepemimpinan transformasional (transfomational Leadership). Pengembangan faktor-faktor kepemimpinan transformasional telah dikembangkan dari penelitian oleh Bass. Ia mengidentifikasikan lima faktor (tiga yang pertama berlaku pada transformasional dan dua faktor yang terakhir berlaku pada kepemimpinan transaksional). Faktor-faktor tersebut adalah: (a) Karisma, (b) Perhatian Individual, (c) Rangsangan Intelektual, (d) Pujian terbuka, dan (e) Inspirasi.
5. Pendekatan Tranformasional
• Pemimpin transformasional dapat menggunakan kekuasaan dan wewenang untuk mengganti suasana lingkungan sosial dan psikologis secara radikal, melakukan perubahan, membuang yang lama dan menggantikannya dengan yang baru.
6. Pendekatan Kepemimpinan Kharismatik
• Max Weber (1947) memberi perhatian kepada kepemimpinan kharismatik, menurutnya kepemimpinan kharismatik memiliki kapasitas untuk mengubah sistem sosial yang ada, berdasarkan persepsi pengikut yang percaya bahwa pemimpin ditakdirkan memiliki kemampuan istimewa. Pemimpin kharismatik akan muncul jika terjadi krisis sosial dengan visi yang radikal dan menjanjikan solusi terhadap krisis.
• Teori Robert House disebut The Path-Goal Theory, dikembangkan berdasarkan teori pengharapan dalam motivasi yang mengatakan bahwa orang akan termotivasi oleh dua harapan berupa kemampuannya mengerjakan suatu tugas dan rasa percayanya bahwa jika pegawai tersebut dapat mengerjakan dengan baik akan memperoleh hadiah yang berharga. Selanjutnya, Richard L. Daft membedakan ciri kepribadian dari perilaku pemimpin kharismatik dan non-kharismatik.
7. Pendekatan Teori Kepemimpinan X dan Y
• Teori X dan Teori Y yang dikembangkan oleh Douglas McGregor (1985). Pada teori X diasumsikan bahwa: (1) Manusia pada dasarnya tidak suka bekerja, dan bila mungkin akan menghindari pekerjaan; (2) Karena sifat manusia tidak suka bekerja, maka kebanyakan manusia harus dipaksa, dikontrol, diancam dengan hukuman agar mereka mau berusaha mencapai sasaran organisasi; (3) Pada umumnya manusia lebih suka diarahkan, ingin menghindari tanggung jawab, memiliki sedikit ambisi, dan menginginkan keamanan lebih dari segalanya.
• Sedangkan Teori Y menjelaskan bahwa manajemen perusahaan mulai mengadopsi nilai-nilai yang lebih manusiawi dengan perlakuan lebih sederajat dan lebih murah hati terhadap karyawannya. Perubahan ini menimbulkan asumsi yang lain mengenai manusia. Jadi dimensi teori Y adalah: (1) Keluarnya tenaga fisik dan mental dalam bekerja adalah sama seperti bermain atau beristirahat; (2) Control eksternal dan ancaman hukuman bukan merupakan satu-satunya cara untuk membangkitkan usaha karyawan (kinerja) bagi pencapaian sasaran organisasi,
7. Pendekatan Teori Kepemimpinan X dan Y
• (3) Komitmen terhadap sasaran merupakan fungsi dari penghargaan yang dikaitkan dengan pencapaiannya (kinerja); (4) Pada umumnya orang suka belajar, dan pada kondisi yang tepat akan mencari tanggung jawab; (5) Kapasitas untuk melakukan imajinasi tingkat tinggi, kepintaran dan kreativitas dalam rangka solusi masalah organisasi umumnya tersebar luas di masyarakat; dan (6) Dalam kondisi kehidupan industrial modern, potensi kecerdasan manusia hanya sedikit yang digunakan.
8. Pendekatan Teori Kepemimpinan Z
• Model integratif perilaku organisasi yang diajukan oleh William Ouchi, menyajikan contoh yang berguna yang menunjukkan bahwa resep perilaku bagi para manajer harus sejalan dengan lingkungan organisasi. Ciri-ciri teori Z yang menonjol yaitu : 1) Kepegawaian seumur hidup, 2) Karier yang tidak dispesialisasikan, 3) Tanggungjawab individu, 4) Perhatian terhadap orang seutuhnya, 5) Sistem pengendalian kurang formal, 6) Pengambilan keputusan berdasarkan konsensus dan 7) Laju promosi lebih lamban.
2. Pendekatan Perilaku• Dengan demikian terdapat empat gaya (perilaku)
kepemimpinan, yaitu: (a) Otokratis-direktif, mengambil keputusan sendiri, dengan ketat mengawasi bawahan. (b) Otokratis-permisif, mengambil keputusan sendiri, tapi memberi kebebasan kepada bawahan dalam melaksanakan pekerjaannya. (c) Demokratis-direktif, mengambil keputusan secara partisipatif, tetapi mengawasi bawahan secara ketat. (d) Demokratis-permisif, mengambil keputusan secara partisipatif, dan memberi kebebasan kepada bawahan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Leadership and Management Behaviors
Leadership Behaviors•Inspires followers to make decisions•Communicates desired Values for decisions•Motivates followers to be creative and innovative•Models decisive actions•Develops strategic plansInfluences followers to make autonomousdecisions
Management Behaviors
•Makes decisions about resources allocation•Motivates subordinates to come to consensus•Plans day-to-day operations•Resolves selected problems•Organizes the workEvaluates productivityTakes corrective actions
Overlap Areas
Uses decision makingStrategies to accomplishgoalsAssists individuals and groups to makedecisionsMakes decisions
Leadership and Management Behaviors
Leadership Behaviors•Enables group members to participates•Communicates enthusiasm and visions of group goalsMotivates followers to accomplish group goals•Models constructive group participationInspires team collaboration•Facilitates constructive group roles•Monitors group process
Management Behaviors
•Plans committee agenda and task accomplishment•Organizes a team•Delegates group work and assign tasks•Arranges support services•Communicates through reporting structure•Handles conflict situations
Overlap Areas
•Communicates to futherthe group’s productivity•Monitors the group’s movement toward goal accomplishment
Leadership and Management Behaviors
Leadership Behaviors•Integrates work effort•Facilitates communications•Coordinates plans and actions•Envisions anempowered decisionmaking environment•Enables participation•Liaisons with group members and outside the group
Management Behaviors
•Coaches individualemployees•Teaches others how to handle conflict•Collaborates with staff•Consults across units•Creates a participativegovermanceenvironment•Communicates widely•Coordinates workactivities
Overlap Areas
•Communicates•Coordinates activityEnables participation in decision making
Leadership and Management Behaviors
Leadership Behaviors•Enables followers to use power to manage conflicts•Models constructive conflict resolution•Encourages growth producing conflict•Mentors and supports followers in conflict management•Builds conflict interventions•Is visible in conflict situations•Collaborates with other
Management Behaviors
•Plans for conflict management•Organizes the environment to decrease frustration•Directs subordinates in resolving conflicts•Negotiates conflict resolutions•Competes and bargains for scare resources
Overlap Areas
•Manages conflicts•Resolves conflicts
• Ketiga gaya diatas kemudian dilengkapi satu gaya lagi menjadi empat Gaya, yakni: 1. Direktif2. konsultatif 3. partisipatif4. delegasi
• 1. Gaya direktif; semua kegiatan terpusat pada pimpinan dan sedikit saja kebebasaan orang lain untuk beraksi dan bertindak yang diijinkan. Pada dasarnya gaya ini adalah gaya otoriter.
• 2. Gaya konsultatif; gaya ini dibangun diatas gaya direktif, kurang otoriter, dan lebih banyak melakukan interaksi dengan para staf dan anggota organisasi. Fungsi pimpinan lebih banyak berkonsultasi memberikan bimbingan, motivasimemberikan nasihat dalam rangka mencapai tujuan.
3. Gaya partisipatif; bertolak dari gaya konsultatif yang berkembang kearah saling percaya antara pimpinan dan bawahan. Pemimpin cenderung memberi kepercayaan kepada kemampuan staf untuk menyelesaikan pekerjaan sebagai tanggung jawab mereka. Sementara itu kontak konsultatif tetap berjalan terus. Dalam gaya ini pemimpin lebih banyak mendengar, menerima, bekerjasama, dan memberi dorongan dalam proses pengambilan keputusan. Perhatian diberikan kepada kelompok.
4. Gaya free rein atau disebut juga gaya delegasi; yaitu gaya yang mendorong kemampuan staf untuk mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang dilakukan oleh pemimpin sehingga gaya ini hanya bisa berjalan bila staf memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran organisasi.
• Dengan demikian dapat disimpulkan dalam sebuah sintesis bahwa Gaya Kepemimpinan atasan adalah tindakan atasan di dalam mempengaruhi, mengawasi, dan mengarahkan bawahannya sebagai individu atau kelompok dalam bekerja untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan dengan indikator mengambil keputusan, melakukan pengawasan, melaksanakan pembagian kerja, mendistribusikan wewenang, dan membangun kerjasama.
Mereka telah Menjalankan Peran LeadershipSiapa Mereka???
Managers vs. LeadersManagers• Focus on things• Do things right• Plan• Organize• Direct• Control• Follows the rules
Leaders• Focus on people• Do the right things• Inspire• Influence• Motivate• Build • Shape entities
Planning Manager• Planning• Budgeting• Sets targets• Establishes
detailed steps• Allocates
resources
Leader• Devises strategy
• Sets direction• Creates vision
OrganizingManager• Creates structure• Job descriptions• Staffing • Hierarchy• Delegates• Training
Leader• Gets people on
board for strategy• Communication• Networks
Directing WorkManager• Solves problems• Negotiates • Brings to
consensus
Leader• Empowers
people• Cheerleader
ControllingManager • Implements
control systems• Performance
measures• Identifies
variances• Fixes variances
Leader• Motivate• Inspire• Gives sense of
accomplishment
Budaya Organisasi
Pendahuluan
• Built it and they will come• Technology will replace face-to-face• Change the organizational culture to learn
Lingkungan budaya organisasi berpengaruhdalam menentukan implementasi pada manajemen
Budaya
• Budaya hal yang mendasari nilai, kepercayaan, dan kode etik yang manjadikan masyarakat/komunitas begituadanya
• Budaya adalah fenomena kehidupan aktifyang diciptakan manusia bersama danmenciptakan ulang dunia tempat merekahidup (Morgan, 1977)
• Budaya berifat subyektif
Budaya Organisasi (BO)
Adalah pola asumsi dasar –diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan olehkelompok untuk belajar mengatasimasalah adaptasi eksternal dan integrasiinternal- yang telah berfungsi baik dandianggap valid untuk diajarkan kepadaanggota baru sebagai jalan terbaik untukmenerima, berpikir, dan merasakan dalamkaitannya dengan masalah tersebut(Schein, 1999)The way we do things around here
Elemen Kunci BO
• Nilai lisan dan tertulis• Harapan eksplisit dan implisit perilaku
anggotanya• Adat dan ritual• Kisah dan mitologi sejarah kelompok• Shop talk – bahasa digunakan dalam kelompok• Climate – perasaan ditimbulkan karena interaksi
dengan orang lain/lingkungan• Metafora dan simbol
BO dalam Konteks Bisnis
• Dianggap sebagai sikap dimanaorganisasi menyelesaikan masalah untukmencapai tujuan spesifiknya dan untukmemeliharanya sepanjang waktu
• Bersifat holistik, terbukti oleh sejarah, dikonstruk secara sosial, dan sulit untukdiubah
Jenis Budaya
1. Budaya communalMemberikan rasa memiliki bagi anggota
2. Budaya networkedAnggota diperlakukan sebagai teman dankeluarga
3. Budaya mercenaryFokus langsung pada tujuan
4. Budaya fragmentedRasa memiliki sangat rendah
Budaya Sebagai Fondasi
• Budaya corporate adalah komponen kunciuntuk menjamin pengetahuan daninformasi kritikal mengalir dalamorganisasi
• Budaya berbagi pengetahuan dibangunatas dasar kepercayaan
• Sistem komunikasi merupakan saranapenyebaran budaya
Budaya Berbagi Pengetahuan
Adalah budaya dimana berbagipengetahuan dianggap sebagai norma, bukan pengecualian, dimana orangdidorong untuk bekerja sama, berkolaborasi dan berbagi, dan merekayang melakukannya akan diberikanreward, dst.
Knowledge is power Sharing knowledge is more powerful
Karakteristik LingkunganBudaya Berbagi Pengetahuan
• Struktur reward (penghargaan)• Keterbukaan dan transparansi• Pendukung sharing – komunikasi dan
kordinasi antar kelompok• Trust (kepercayaan)• Dukungan manajemen puncak
Tansformasi Budaya1. Orang melihat pemimpin untuk mengetahui
apa yang penting dalam organisasi2. Budaya disebarluaskan melalui cerita dan
mitos3. Dalam situasi krisis, pemimpin menunjukkan
nilai dan asumsi4. Sistem reward dapat memperlihatkan apa
yang dianggap penting5. Keputusan penting juga dapat memperlihatkan
pentingnya nilai tertentu6. Pemimpin mengkomunikasikan pentingnya
nilai melalui apa yang mereka puji dan kritik
Menciptakan BOBerbagi Pengetahuan
• Jurnalis pengetahuan memulai interview orang-orang kunci untuk dokumentasi
• Melaksanakan kumpul-bersama KM – sarapan, makan siang, informal meeting, dll
• Membuat newsletter untuk publikasi inisiatif KM• Menjalankan proyek pilot KM – intranet, dll• Mendesain ulang ruang kerja yang
memungkinkan tempat berkumpul• Mengubah kriteria evaluasi kinerja yang
mengacu pada kompetensi berbagipengetahuan
Sekian dan Terima kasih