+ All Categories
Home > Education > Paper mkti kelompok 3 progres1

Paper mkti kelompok 3 progres1

Date post: 28-May-2015
Category:
Upload: indahmayangsari
View: 585 times
Download: 4 times
Share this document with a friend
Description:
Ini merupakan paper final project kelompok 3 untuk progres pertama
Popular Tags:
8
Topic: Software Quality Assurance in Software Development Life Cycle Information Systems International Conference (ISICO) 2011 – Surabaya, Indonesia, 3-5 December 2011 Penjaminan Kualitas pada Implementasi Software ERP di CV Smart Techno Nusantara Indah Mayang Sari Information System Department Tenth November Institute of Technology Surabaya, Indonesia [email protected] Dita Kurniawaty Information System Department Tenth November Institute of Technology Surabaya, Indonesia [email protected] Abstract—Sistem ERP Keywords- ERP; Software Implementation; Agile Method; Software Quality Assurance; CV Smart Techno Nusantara I. INTRODUCTION Tidak asing lagi pada era bisnis seperti saat ini pengimplementasian teknologi informasi pada proses bisnis perusahaan yang mereka kembangkan erupakan hal yang penting. Hal ini dilakukan demi meningkatkan performa perusahaan dan efisiensi sumber daya yang ada di perusahaan, dengan tujuan memperoleh profit sebesar-besarnya dengan pemakaian sumber daya manusia dan mesin seefektif mungkin. Banyak software yang telah dikembangkan dan diimplementasikan oleh perusahaan-perusahaan sebagai penunjang performa bisnis mereka, salah satunya adalah ERP (Enterprise Resource planning) atau sering disebut sebagai Pengelolaan Sumber Daya Perusahaan. Enterprise Resource Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing Resource Planning (MRP II), memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam manajemen proses-proses manufakturing. ERP juga salah satu faktor penyumbang pada performa ekonomi Amerika yang luar biasa pada era 1990-an. Tidak diragukan bahwa ERP adalah tonggak sejarah dalam proses industri. Secara garis besar, ERP bisa digambarkan sebagai : Perkakas manajemen yang menyeimbangkan persediaan dan permintaan perusahaan secara menyeluruh, berkemampuan untuk menghubungkan pelanggan dan supplier dalam satu kesatuan rantai ketersediaan, mengadopsi proses-proses bisnis yang telah terbukti dalam pengambilan keputusan, dan mengintegrasikan seluruh bagian fungsional perusahaan; sales, marketing, manufacturing, operations, logistics, purchasing, finance, new product development, dan human resources; sehingga bisnis dapat berjalan dengan tingkat pelayanan pelanggan dan produktifitas yang tinggi, biaya dan inventory yang lebih rendah, dan menyediakan dasar untuk e-commerce yang efektif. Oleh karena itu, dalam paper ini untuk pengimplementasian ERP pada perusahaan menengah ke atas, kami mengambil sebuah perusahaan software house bernama CV Smart Techno Nusantara yang berdomisili di Surabaya. II. LITERATURE REVIEW A. Enterprise Resource Planning (ERP) Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang secara de facto adalah aplikasi yang dapat mendukung transaksi atau operasi sehari-hari yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya sebuah perusahaan, seperti dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas. Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-sistem yaitu sistem Financial, system Distribusi, sistem Manufaktur, sistem Maintenance dan sistem Human Resource. Ketika hendak mendistribusikan hasil produksi, sistem ERP juga dapat menentukan cara pemuatan dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan. Dapat kita lihat bahwa data atau transaksi yang dicatat pada satu fungsi/bagian sering digunakan oleh fungsi/bagian yang lain. Dinegara-negara maju yang sudah didukung oleh infrastruktur yang memadaipun, mereka sudah dapat menerapkan konsep JIT (Just-In-Time). Di sini, segala sumberdaya untuk produksi benar-benar disediakan hanya pada saat diperlukan (fast moving). Termasuk juga penyedian suku cadang untuk maintenance, jadwal perbaikan (service) untuk mencegah terjadinya machine fault, inventory, dan sebagainya. Bagi industri yang memerlukan efisiensi dan komputerisasi dari segi penjualan, maka ada tambahan bagi konsep ERP yang bernama Sales Force Automation (SFA). Sistem ini merupakan suatu bagian penting dari suatu rantai pengadaan (Supply Chain) ERP. Pada dasarnya, Sales yang dilengkapi dengan SFA dapat bekerja lebih efisien karena semua informasi mengenai suatu pelanggan atau produk yang dipasarkan ada di databasenya. Sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang dianggap 'best practice' proses umum yang paling layak di tiru. Misalnya, bagaimana proses umum yang sebenarnya berlaku untuk pembelian (purchasing), penyusunan stok di gudang dan sebagainya. Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar- besarnya dari sistem ERP, maka industri kita juga haurs mengikuti 'best practice process' (proses umum terbaik) yang berlaku. Disini banyak timbul masalah dan tantangan bagi industri kita di Indonesia. Tantangannya misalnya, bagaimana merubah proses kerja kita menjadi sesuai dengan proses kerja yang dihendaki oleh system ERP, atau, merubah sistem ERP
Transcript
Page 1: Paper mkti  kelompok 3 progres1

Topic: Software Quality Assurance in Software Development Life Cycle

Information Systems International Conference (ISICO) 2011 – Surabaya, Indonesia, 3-5 December 2011

Penjaminan Kualitas pada Implementasi Software ERP di CV Smart Techno Nusantara

Indah Mayang Sari Information System Department

Tenth November Institute of Technology Surabaya, Indonesia

[email protected]

Dita Kurniawaty Information System Department

Tenth November Institute of Technology Surabaya, Indonesia

[email protected]

Abstract—Sistem ERP

Keywords- ERP; Software Implementation; Agile Method; Software Quality Assurance; CV Smart Techno Nusantara

I. INTRODUCTION Tidak asing lagi pada era bisnis seperti saat ini

pengimplementasian teknologi informasi pada proses bisnis perusahaan yang mereka kembangkan erupakan hal yang penting. Hal ini dilakukan demi meningkatkan performa perusahaan dan efisiensi sumber daya yang ada di perusahaan, dengan tujuan memperoleh profit sebesar-besarnya dengan pemakaian sumber daya manusia dan mesin seefektif mungkin. Banyak software yang telah dikembangkan dan diimplementasikan oleh perusahaan-perusahaan sebagai penunjang performa bisnis mereka, salah satunya adalah ERP (Enterprise Resource planning) atau sering disebut sebagai Pengelolaan Sumber Daya Perusahaan.

Enterprise Resource Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing Resource Planning (MRP II), memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam manajemen proses-proses manufakturing. ERP juga salah satu faktor penyumbang pada performa ekonomi Amerika yang luar biasa pada era 1990-an. Tidak diragukan bahwa ERP adalah tonggak sejarah dalam proses industri.

Secara garis besar, ERP bisa digambarkan sebagai : Perkakas manajemen yang menyeimbangkan persediaan dan permintaan perusahaan secara menyeluruh, berkemampuan untuk menghubungkan pelanggan dan supplier dalam satu kesatuan rantai ketersediaan, mengadopsi proses-proses bisnis yang telah terbukti dalam pengambilan keputusan, dan mengintegrasikan seluruh bagian fungsional perusahaan; sales, marketing, manufacturing, operations, logistics, purchasing, finance, new product development, dan human resources; sehingga bisnis dapat berjalan dengan tingkat pelayanan pelanggan dan produktifitas yang tinggi, biaya dan inventory yang lebih rendah, dan menyediakan dasar untuk e-commerce yang efektif.

Oleh karena itu, dalam paper ini untuk pengimplementasian ERP pada perusahaan menengah ke atas, kami mengambil sebuah perusahaan software house bernama CV Smart Techno Nusantara yang berdomisili di Surabaya.

II. LITERATURE REVIEW

A. Enterprise Resource Planning (ERP) Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang secara de facto

adalah aplikasi yang dapat mendukung transaksi atau operasi sehari-hari yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya sebuah perusahaan, seperti dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas. Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-sistem yaitu sistem Financial, system Distribusi, sistem Manufaktur, sistem Maintenance dan sistem Human Resource.

Ketika hendak mendistribusikan hasil produksi, sistem ERP juga dapat menentukan cara pemuatan dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan. Dapat kita lihat bahwa data atau transaksi yang dicatat pada satu fungsi/bagian sering digunakan oleh fungsi/bagian yang lain.

Dinegara-negara maju yang sudah didukung oleh infrastruktur yang memadaipun, mereka sudah dapat menerapkan konsep JIT (Just-In-Time). Di sini, segala sumberdaya untuk produksi benar-benar disediakan hanya pada saat diperlukan (fast moving). Termasuk juga penyedian suku cadang untuk maintenance, jadwal perbaikan (service) untuk mencegah terjadinya machine fault, inventory, dan sebagainya.

Bagi industri yang memerlukan efisiensi dan komputerisasi dari segi penjualan, maka ada tambahan bagi konsep ERP yang bernama Sales Force Automation (SFA). Sistem ini merupakan suatu bagian penting dari suatu rantai pengadaan (Supply Chain) ERP. Pada dasarnya, Sales yang dilengkapi dengan SFA dapat bekerja lebih efisien karena semua informasi mengenai suatu pelanggan atau produk yang dipasarkan ada di databasenya.

Sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang dianggap 'best practice' proses umum yang paling layak di tiru. Misalnya, bagaimana proses umum yang sebenarnya berlaku untuk pembelian (purchasing), penyusunan stok di gudang dan sebagainya. Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari sistem ERP, maka industri kita juga haurs mengikuti 'best practice process' (proses umum terbaik) yang berlaku. Disini banyak timbul masalah dan tantangan bagi industri kita di Indonesia. Tantangannya misalnya, bagaimana merubah proses kerja kita menjadi sesuai dengan proses kerja yang dihendaki oleh system ERP, atau, merubah sistem ERP

Page 2: Paper mkti  kelompok 3 progres1

Topic: Software Quality Assurance in Software Development Life Cycle

Information Systems International Conference (ISICO) 2011 – Surabaya, Indonesia, 3-5 December 2011

untuk menyesuaikan proses kerja kita. Proses penyesuaian itu sering disebut sebagai proses Implementasi. Jika dalam kegiatan implementasi diperlukan perubahan proses kerja yang cukup mendasar, maka perusahaan ini harus melakukan Business Process Reengineering (BPR) yang dapat memakan waktu berbulan bulan.

Sebagai kesimpulan, sistem ERP adalah paket software yang sangat dibutuhkan untuk mengelola sebuah industri secara efisien dan produktif. Secara de facto, sistem ERP harus menyentuh segala aspek sumber daya perusahaan yaitu dana, manusia, waktu, material dan kapasitas. Untuk lebih meningkatkan kemapuan Sistem ERP perlu ditambah modul CRM, SRM, PLM dan juga Project Management. Karena sistem ERP dirancang dengan suatu proses kerja 'best practice', maka hal ini merupakan tantangan implementor ERP untuk melakukan implementasi sistem ERP di suatu perusahaan.

B. Software Quality Assurance Penjaminan kualitas atau dalam istilahnya adalah Software

Quality Assurance (SQA) didefinisikan sebagai pola yang terencana dan sistematis untuk semua aktifitas yang diperlukan guna memberikan keyakinan yang cukup/memadai bahwa produk telah dibuat sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan. SQA juga didefinisikan sebagai sebuah set aktifitas yang dirancang untuk mengevaluasi proses pengembangan suatu produk. Evaluasi yang dimaksud disini kontras dengan kontrol kualitas . (Galin, 2004)

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) Perencanaan dan pelaksanaan dilakukan secara sistematis dan terintegrasi ke dalam seluruh tahapan proses pengembangan perangkat lunak. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kepercayaan dari klien terhadap produk perangkat lunak telah memenuhi seluruh persyaratan teknis

b) Merujuk kepada jalannya proses pengembangan perangkat lunak

c) Merujuk pada dokumen requirement/kebutuhan/ spesifikasi perangkat lunak dan dokumen persyaratan lainnya.

SQA memegang peranan penting dalam siklus hidup pengembangan perangkat lunak yang berdampak pada hasil/kesuksesan suatu proyek. Kelalaian dalam memperhatikan faktor kualitas software dapat menyebabkan kegafalan software diantaranya anggaran yang berlebihan, keterlambatan jadwal pengerjaan, kegagalan dalam memenuhi tujuan proyek dan hilangnya kepercayaan dan kepuasan pelanggan (Chow, 1985). Penjaminan kualitas secara maksimal didapat dan dilakukan di seluruh tahap siklus hidup pengembangan software. Difokuskan pada kualitas produk itu sendiri, kematangan dalam proses pengembangan dan perbaikan/pemeliharaan secara berkala dan berkelanjutan.

C. COTS hvdbyucfsautas

III. CV SMART TECHNO NUSANTARA

Smart Techno Nusantara merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informasi khususnya dalam pengembangan software baik tailor made, produk jadi maupun berupa jasa. Dalam sejarahnya, perusahaan ini didirikan oleh tiga sekawan yang memiliki passion yang sama dalam bidang pengembangan software khususnya dalam lingkup teknologi web dan mobile. Didirikan pada tahun 2009 di Surabaya diawali dengan mengembangkan sebuah software manajemen anggaran pada proyek yang diadakan oleh sebuah instansi pemerintah di Surabaya. Hingga saat ini Smart Techno telah mengembangkan sayap di Jakarta dan Pontianak.

Perusahaan ini memiliki visi yaitu Menjadi industri kreatif IT terbesar di Indonesia serta dikenal di dunia melalui pemuasan kebutuhan pelanggan dan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan. Selain itu, CV Smart Techno Nusantara memiliki misi yaitu Menciptakan kepuasan pelanggan melalui produk IT yang tepat guna, bermanfaat, dan menghibur, Membangun lingkungan kerja yang menyenangkan bagi "mitra smarti" guna membangkitkan semangat bekerja, dan Menjadi industri kreatif IT terbesar di Indonesia serta dikenal di dunia.

Karena kompleksitas dan daya saing bisnis yang tinggi inilah, perusahaan Smart Techno Nusantara ini menerapkan metode penjualan pada proses bisnis mereka ke dalam tiga macam, yaitu make-to-stock (MTS), make-to-order (MTO), dan assembly-to-order (ATO). Make-to-Stock merupakan tipe penjualan yang menjual produk jadi, sehingga konsumen terima jadi produk dari perusahaan. Make-to-Order merupakan tipe penjualan dimana perusahaan akan melakukan produksi setelah ada permintaan dari konsumen. Disini konsumen dapat melakukan kustomisasi pada produk jadi yang mereka inginkan. Dan Assembly-to-Order merupakan tipe penjualan dimana perusahaan menyediakan produk setengah jadi (dapat berupa komponen prototype) lalu pihak konsumen dapat melakukan kustomisasi pada bagian – bagian tertentu dari produk yang akan diproduksi oleh perusahaan.

Berikut ini alur proses bisnis dari ketiga metode penjualan CV Smart Techno Nusantara :

Figure III-1 Alur Make-to-Stock

Page 3: Paper mkti  kelompok 3 progres1

Topic: Software Quality Assurance in Software Development Life Cycle

Information Systems International Conference (ISICO) 2011 – Surabaya, Indonesia, 3-5 December 2011

Figure III-2 Alur Make-to-Order

Figure III-3 Alur Assembly-to-Order

IV. METHODOLOGY Adapun metodologi dari pembuatan paper ini, yaitu :

Figure IV-1 Metodologi

V. IMPLEMENTATION Implementasi ERP ini dilakukan secara Quick slice, yaitu pengimplementasian dilakukan secara bertahap dan menyeluruh. Implementasi menggunakan Quick Slice terbagi ke dalam14 tahapan yang terdiri dari :

a. Audit / Assessment I b. First Cut Education c. Vision Statement d. Cost/Benefit Analysis e. Go / No-Go Decision f. Project Organization g. Performance Goal h. Initial Education i. Demand Management, Planning, Scheduling j. Software Selection and Installation’ k. Physical Process Improvement l. Pilot & Cut Over m. Data Integrity n. Audit / Assessment II

Dan berikut ini penjaminan kualitas dari setiap tahapan pengimplementasian software ERP di CV Smart Techno Nusantara.

A. Audit / Assessment I Seperti yang telah dipaparkan di atas, perusahan Smart

Techno Nusantara ini memiliki proses bisnis yang cukup kompleks karena mereka menerapkan tiga macam tipe penjualan sekaligus.

Jika dikaji lebih mendalam, peluang dari SMARTI yaitu perusahaan menerapkan tipe penjualan pada proses bisnis yang beragam, sehingga market share dan market growth dari perusahaan ini cukup tinggi. Fokus pada bidang web dan mobile teknologi untuk memperbesar peluang salam menguasai ceruk pasar bidang yang digeluti. Disamping itu, kendala dari SMARTI yang dihadapi adalah kurangnya integrasi data antar departemen, sehingga pimpinan perusahaan kesulitan dalam melakukan kontrol. Selain itu karena kurangnya integrasi, maka pembuatan laporan pun menjadi tidak tepat waktu. Keterlambatan pembayaran klien kurang terpantau dikarenakan sistem billing atau tagihan yang masih manual.

Tentunya setiap perusahaan memiliki kompetitor, begitu pula dengan perusahaan ini, adapun kompetitor mereka diantaranya CV Andromedia Indonesia, PT. Otak Kanan, dan PT. Dhezign Online Solution.

Dengan adanya permasalahan tersebut, kami menawarkan pada perusahaan untuk mengimplementasikan software ERP ke dalam proses bisnis perusahaan. ERP ini sangat membantu performa perusahaan karena adanya integrasi data yang cepat, tepat dan akurat. Sehingga proses kontroling yang dilakukan oleh Chief Officer dapat lebih actual.

B. First Cut Education Seperti yang telah dijelaskan bahwa tahap First Cut

Education ini adalah tahapan dimana orang-orang di bagian

Page 4: Paper mkti  kelompok 3 progres1

Topic: Software Quality Assurance in Software Development Life Cycle

Information Systems International Conference (ISICO) 2011 – Surabaya, Indonesia, 3-5 December 2011

Top Management dan Operating Management mendapatkan sosialisasi mengenai ERP itu sendiri. Pada perusahaan Smart Techno Nusantara, tahap ini diberikan pada setiap Chief Officer yaitu Chief Executive Officer (CEO), Chief Technology Officer (CTO), Chief Innovation Officer (CIO), Chief Finance Officer (CFO), Chief Human Resource Officer (CHRO), Chief Marketing Officer (CMO). Tahapan ini berlangsung selama 10 hari yang digambarkan pada table berikut ini :

Table V-1 Tahap First Cut Education

C. Vision Statement

Dalam tahap ini, para top management dan operating management yang berpartisipasi dalam First-Cut Education mengembangkan visi perubahan perusahaan secara tertulis. Dan inilah vision statement perusahaan Smart Techno Nusantara :

1) Perusahaan dapat lebih meningkatkan performa kinerja dengan adanya integritas data yang tepat dan akurat antar departemen demi kelancaran jalannya informasi yang diperlukan dalam proses bisnis perusahaan.

2) Perusahaan dapat mengefisiensikan alokasi sumber daya manusia dan efektivitas kinerja tim produksi dalam pengerjaan suatu proyek di perusahaan.

3) Perusahaan memiliki laporan proses bisnis secara akurat, tepat waktu dan up to date.

D. Cost / Benefit Analysis Tahapan ini menerangkan secara rinci biaya yang akan

dikeluarkan dalam proses implementasi ERP pada perusahaan. Dan inilah rincian biaya tersebut :

Table V-2 Analisis Biaya Implementasi

E. Go / No-Go Decision Membuat komitmen melalui Go/No-Go Decision adalah hal pertama yang dilakukan dalam implementasi suatu proyek. Saat inilah perusahaan memutuskan akan mulai implementasi ERP atau tidak. Dan inilah daftar pertanyaan yang diajukan kepada pihak perusahaan :

Table V-3 Daftar Pertanyaan Tahap Go/No-Go Decision

F. Project Organization

Setelah membuat komitmen untuk mengimplementasikan ERP, maka tahap selanjutnya adalah membuat struktur organisasi dari proyek implementasi ERP. Inilah struktur organisasional perusahaan yang akan mengimplementasikan ERP.

Page 5: Paper mkti  kelompok 3 progres1

Topic: Software Quality Assurance in Software Development Life Cycle

Information Systems International Conference (ISICO) 2011 – Surabaya, Indonesia, 3-5 December 2011

Figure V-1 Struktur Organisasi SMARTI

Dan inilah struktur organisasi untuk proses pengimplementasian ERP ini :

Figure V-2 Struktur Organisasi untuk Implementasi ERP

G. Performance Goal Tahap Performance Goals ini mendefinisikan secara

spesifik dan detail mengenai target performance yang telah menjadi komitmen perusahaan untuk dicapai. Inilah performance goal dari perusahaan Smart Techno Nusantara :

1) Efektivitas kinerja tim produksi meningkat 2) Efisiensi alokasi tim produksi pada projek meningkat 3) Peningkatan kualitas produk 4) Peningkatan penjualan produk jadi 5) Peningkatan jumlah project untuk produk MTO yang

ditangani 6) Peningkatan pendapatan perusahaan 7) Menekan jumlah pengeluaran 8) Peningkatan laba perusahaan 9) Peningkatan kesejahteraan karyawan

H. Initial Education Tahap initial education adalah suatu tahap dimana para

pegawai yang terlibat implementasi ERP secara langsung belajar untuk memahami ERP lebih mendalam dari tahap First-Cut Education. Inilah Initial Education pada perusahaan Smart Techno Nusantara:

Figure V-3 Kegiatan di Tahap Initial Education

I. Demand Management, Planning, Scheduling Pada tahap ini ditentukan detail dari apa yang harus diselesaikan dan membuat jadwal proyek implementasi ERP secara detail. Tahap ini terdiri dari dua bagian yaitu process definition dan process scheduling.

1) Process Definition Disini akan dijelaskan secara detail mengenai bagaimana bisnis akan dijalankan dengan sistem yang baru yaitu Enterprise Resource Planning dan akan dilakukan beberapa pertemuan untuk mengulasnya. Dan inilah kegiatan yang dilakukan :

Table V-4 Jadwal Kegiatan Process Definition

2) Process Scheduling

Pada tahap ini para project team membuat jadwal untuk mengimplementasikan ERP sesuai sistem dan proses bisnis perusahaan. Dan inilah jadwal pengimplementasian ERP :

Page 6: Paper mkti  kelompok 3 progres1

Topic: Software Quality Assurance in Software Development Life Cycle

Information Systems International Conference (ISICO) 2011 – Surabaya, Indonesia, 3-5 December 2011

Table V-5 Jadwal Kegiatan Process Scheduling

J. Software Selection and Installation Ada beberapa software ERP yang ditawarkan dalam pengimplementasian ERP pada perusahaan, diantaranya :

1) Compiere 2) Adempiere 3) Open Bravo 4) SAP

K. Physical Process Improvement Physical process improvement adalah suatu tahap untuk

merubah job shop menjadi flow shop. Namun pada kenyataannya, perusahaan Smart Techno Nusantara telah menerapkan proses flow shop, dimana seluruh departemen telah melakukan kegiatan produksi untuk menghasilkan produk yang bermacam-macam. Ini dikarenakan, proses bisnis dari perusahaan ini telah mengadaptasi keseluruhan tipe penjualan produksi, sehingga tentunya produk yang dihasilkan pun bervariasi.

L. Pilot & Cut Over Ada banyak cara pendekatan pilot yang dapat diterapkan dalam pengimplementasian ERP di perusahaan ini, diantaranya :

1) Komputer Pilot 2) Conference Room Pilot 3) Live Pilot

M. Data Integrity Sangatlah penting untuk membangun dasar akan angka-

angka yang akurat sebelum melakukan demand management, master scheduling, dan perencanaan lainnya dengan menggunakan ERP. Data yang sangat banyak dibutuhkan untuk menjalankan ERP. Beberapa diantaranya harus akurat, dan beberapa lainnya tidak. Data untuk ERP dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu forgiving dan unforgiving seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya (Analisis Data). Pada perusahaan Smart Techno Nusantara ini terdapat 4 departemen yang terbagi secara strukturan menjadi beberapa Chief Officer yang memiliki divisi lanjutan dibawahnya. Permasalahan yang akan dipecahkan adalah melakukan integrasi dari seluruh departemen ke bagian keuangan sebagai laporan pemasukan dan pengeluaran perusahaan, yang nantinya akan dikontrol oleh Pimpinan Perusahaan (Chief Executive Officer).

Gambar berikut menunjukkan berbagai laporan yang diperlukan oleh Chief Executive Officer (CEO)

Figure V-4 Tugas CEO

Gambar berikut menunjukkan tugas yang dilakukan oleh Chief Executive Marketing (CMO)

Figure V-5 Tugas CMO

Gambar berikut menunjukkan tugas yang dilakukan oleh Chief Finance Officer (CFO)

Figure V-6 Tugas CFO

Page 7: Paper mkti  kelompok 3 progres1

Topic: Software Quality Assurance in Software Development Life Cycle

Information Systems International Conference (ISICO) 2011 – Surabaya, Indonesia, 3-5 December 2011

Gambar berikut menunjukkan tugas yang dilakukan oleh Chief Innovation Officer (CIO)

Figure V-7 Tugas CIO

Gambar berikut menunjukkan tugas yang dilakukan oleh Chief Technology Officer (CTO)

Figure V-8 Tugas CTO

N. Audit / Assessment II Pada tahap audit/assessment II ini dilakukan kajian

terhadap sistem ERP yang telah diimplementasikan. Dilakukan pengukuran performa, apakah sistem ERP telah berjalan dengan baik, tindakan apa yang perlu dilakukan berikutnya. Dalam tahap ini bisa dihasilkan keputusan apakah perlu melakukan implementasi Quick-Slice lagi. Jika Quick-Slice dilakukan lagi maka tahap First-Cut Education tidak perlu dilakukan karena orang-orang yang terlibat sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai ERP.

Table V-6 Kegiatan di Tahap Audit/Assessment II

Hasil Audit / Assessment II ini adalah :

1) Perusahaan sudah mampu bersaing dengan kompetitor di sekitarnya,

2) Departemen - departemen yang ada sudah terintegrasi dengan departemen lainnya,

3) Software atau aplikasi yang digunakan sudah lebih maju dan berkembang serta lebih efisien dibanding yang lama

Table V-7 Spesifikasi Software dengan Proses Bisnis Perusahaan

Dari hasil audit/assessment II ini, implementasi ERP yang dipilih sudah sesuai dengan keadaan proses bisnis yang ada pada perusahaaan Smart Techno Nusantara. Dengan menggunakan ERP yang terkomputerisasi semua transaksi menjadi lebih mudah, dan akses laporan data perusahaan lebih tepat waktu. Dengan kondisi yang seperti ini, implementasi ERP bisa direkomendasikan untuk dilanjutkan ke tahap company wide. Dan dilakukan training kepada pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan operasional ERP itu sendiri.

VI. DISCUSSION AND CONCLUSION Dari analisis yang telah dilakukan pada perusahaan Smart Techno Nusantara sehubungan dengan pengimplementasian konsep dan software ERP dalam proses bisnis, didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya :

1) Perusahaan CV Smart Techno Nusantara yang bergerak di bidang pengembangan software ini telah mengimplementasikan beberapa konsep ERP pada proses bisnis yang mereka jalankan. Ini terbukti dengan adanya pemakaian software yang menunjang performa perusahaan, namun belum semuanya terintegrasi.

2) Setelah dilakukannya analisis didapatkan bahwa software ERP yang paling sesuai dengan proses bisnis perusahaan ini yaitu software Adimpiere.

Page 8: Paper mkti  kelompok 3 progres1

Topic: Software Quality Assurance in Software Development Life Cycle

Information Systems International Conference (ISICO) 2011 – Surabaya, Indonesia, 3-5 December 2011

3) Proses pengimplementasian software Adimpiere pada perusahaan CV Smart Techno Nusantara memakan waktu selama 20 minggu dan biaya sebesar Rp 31.650.000

Dari analisis dan kesimpulan yang telah diuraikan, kami memberikan beberapa solusi kepada perusahaan CV Smart Techno Nusantara, yaitu :

a) Dari kompleksitas proses bisnis perusahaan yang menggabungkan keseluruhan jenis penjualan (ATO, MTO, MTS), integrasi data baik pemasukan maupun pengeluaran sebaiknya dilakukan. Hal ini berkaitan dengan peningkatan performa dan kinerja sumber daya yang berada di perusahaan, baik riil maupun materiil.

b) Software ERP yang ditawarkan oleh peneliti ini telah disesuaikan dengan kebutuhan proses bisnis perusahaan, sehingga penggunaan secara menyeluruh pada setiap lini departemen yang ada di perusahaan akan lebih memudahkan Pimpinan Perusahaan dalam proses kontroling.

REFERENCES [1] Abrahamsson, P., Salo, O., Ronkainen, J., Warsta, J. 2002. Agile

Software Development Methods: Review and Analysis. Espoo, VTT Electronics, 107 p. VTT Publications 478. http://www.vtt.fi/inf/pdf/publications/2002/P478.pdf.

[2] Beck, K., Beedle, M., Bennekum, A. V., Cockburn, A., Cunningham, W., Fowler, M., Grenning, J. Highsmith, J., Hunt, A., Jeffries, R., Kern, J., Marick, B., Martin, R. C., Mellor, S., Schwaber, K., Sutherland, J., Thomas, D. 2001. Manifesto for Agile Software Development [Web-document]. Available: http://agilemanifesto.org/. [Referenced 23.4.2012].

[3] Chow, T. W. (1985). Software quality assurance: A practical approach. Silver Spring, MD: IEEE Computer Society Press.

[4] Cockburn, A., Highsmith, J. 2001. Agile Software Development: The Business of Innovation. Computer, Vol. 34, No. 9, pp. 120–122

[5] Cockburn, A. 2002. Agile Software Development. Boston: Addison-Wesley.

[6] Galin, Daniel. (2004). Software Quality Assurance: From Theory to Implementation, page. 26-27. Pearson Education Limited, New York.

[7] Highsmith, J. 2002. Agile Software Development Ecosystems. Boston, Addison-Wesley.

[8] Murugesan, S. (1994, Dec. 21-22). Attitude towards testing: A key contributor to software quality. IEEE’s Proceedings of 1st International Conference on Software Testing, Reliability and Quality Assurance, (pp. 111-115).

[9] Owens, Dawn M., Khazanchi, Deepak. (2009). Software Quality Assurance [Web-document]. Available: http://www.isqa.unomaha.edu/. [Referenced: 23.4.2012]

[10] Upadrista, Venkatesh. 2007. Experiences on Agile Implementations [Web-document]. Available: http://www.jeckstein.com/papers. [Referenced 23.4.2012].


Recommended