+ All Categories
Home > Documents > Skenario b l10

Skenario b l10

Date post: 24-Oct-2015
Category:
Upload: agust-salim
View: 71 times
Download: 3 times
Share this document with a friend
Popular Tags:
26
SKENARIO A newborn baby was referred to moh hoesin hospital by midwife (who helped his mother, Mrs Ana’s delivery) with chief complain dispnue. Mother’s history was taken from midwife that her [regnancy was full term. The baby was born 4 hours ago with Apgas score 5 for 1st minute and 9 for 5th minutes and body weight 3,5 kg. The mother had premature ruptured of membrane 3 days ago and had bad smell liquor. From the physical examination the baby was hypoactive and tachypnoe, without sucking reflex, and there was chest indrawing. KLARIFIKASI ISTILAH 1. Dispneu : sesak nafas 2. Tachypnoe : pernafasan yang sangat cepat 3. Hypoactive : tonus otot yang lemah 4. Chest indrawing : retraksi intercostal 5. Bad smell liquor : cairan amnion yang berbau 6. Premature rupture of membran : ketuban pecah sebelum waktunya 7. Sucking reflex : reflex menghisap IDENTIFIKASI MASALAH 1. Bayi Ny.Ana dibawake RSMH oleh bidan dengan keluhan utama dispneu 2. Riwayat neonatus : - Cukup bulan - Ketuban pecah 3 hari sebelum kelahiran dan berbau - BB = 3,5 3. Apgar score pada satu menit pertama 5 , dan pada menit ke 5 bernilai 9 4. Pemeriksaan fisik didapatkan :
Transcript
Page 1: Skenario b l10

SKENARIO

A newborn baby was referred to moh hoesin hospital by midwife (who helped his mother, Mrs Ana’s delivery) with chief complain dispnue. Mother’s history was taken from midwife that her [regnancy was full term. The baby was born 4 hours ago with Apgas score 5 for 1st minute and 9 for 5th minutes and body weight 3,5 kg. The mother had premature ruptured of membrane 3 days ago and had bad smell liquor. From the physical examination the baby was hypoactive and tachypnoe, without sucking reflex, and there was chest indrawing.

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Dispneu : sesak nafas2. Tachypnoe : pernafasan yang sangat cepat3. Hypoactive : tonus otot yang lemah4. Chest indrawing : retraksi intercostal5. Bad smell liquor : cairan amnion yang berbau6. Premature rupture of membran : ketuban pecah sebelum waktunya7. Sucking reflex : reflex menghisap

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Bayi Ny.Ana dibawake RSMH oleh bidan dengan keluhan utama dispneu2. Riwayat neonatus :

- Cukup bulan

- Ketuban pecah 3 hari sebelum kelahiran dan berbau

- BB = 3,53. Apgar score pada satu menit pertama 5 , dan pada menit ke 5 bernilai 94. Pemeriksaan fisik didapatkan :

- Tachypnoe

- Hypoactive

- Tidak ada reflex menghisap

- Chest indrawing

ANALISIS MASALAH

1. Apa penyebab dispneu pada kasus? Ketuban pecah sebelum waktunya korioamnionitis terhisap masuk ke paru konsolidasi gangguan pertukaran gas oksigen yang di dapat tidak adekuat dispneu

2. Apa dampak terjadinya ketuban pecah sebelum waktunya pada bayi?

Dampak terhadap ibu dan bayi

a. Persalinan premature

Page 2: Skenario b l10

b. Tali pusat membumbung

c. Infeksi

Pada ibu : Chorioamnionitis

Pada janin : septicemia, pneumonia, omfalitis

d. Hipoksia dan Asfiksia

e. Sindrom deformitas janin

3. Apa saja yang dapat menyebabkan hypoactive pada bayi dan penjelasannya pada kasus?Hal hal yang dapat menyebabkan hipoaktif pada neonatus antara lain adalah hipoksia, keadaan sakit (demam karena sepsis) , serta gangguan pada otak dan saraf.

Mekanisme pada kasus :- KPSW infeksi asenden sepsis demam hipoaktif

- KPSW infeksi asenden sepsis infeksi parenkim paru gangguan pernafasan oksigen tak terpenuhi ke otak gangguan ssp hipoksia jaringan hipoaktif

- KPSW infeksi asenden sepsis infeksi parenkim paru gangguan pernafasan oksigen tak terpenuhi ke otak gangguan ssp (V, VII,XII) hipoksia otot refleks mencucu negatif asupan energi sedikit hipoaktif

- Sepsis hipermetabolisme kurang energi hipoaktif

4. Bagaimana membedakan air ketuban yang normal dan abnormal serta jenis jenis air ketuban yang abnormal?

Keadaan normal cairan amnion :

a. pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc.

b. keadaan jernih agak keruh

c. steril

d. bau khas, agak manis dan amis

e. terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein

terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel.

f. sirkulasi sekitar 500 cc/jam

Keadaan amnion yang abnormal :

a. warna air ketuban keruh infeksi

b. berbau busuk dapat disebabkan oleh infeksi

c. bila ketuban berwarna hijau / kekuningan air ketuban bercampur mekonium

Page 3: Skenario b l10

5. Bagaimana cara menghitung Apgar score dan interpretasinya pada kasus?

Tanda 0 1 2 Jumlah nilaiFrekuensi jantung

Tidak ada Kurang dari 100/menit

Lebih dari 100/menit

Usaha bernafas Tidak ada Lambat, tidak teratur

Menangis kuat

Tonus otot lumpuh Ektremitas fleksi sedikit

Gerakan aktif

Refleks Tidak ada Gerakan sedikit menangisWarna Biru/pucat Tubuh

kemerahan, ekstremitas biru

Tubuh dan ekstremitas kemerahan

Berdasarkan tabel diatas dapat dikelompokkan 3 macam asfiksia neonatorum a. Vigorous baby. Skor apgar 7-10 . Dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak

memerlukan tindakan istimewa.b. Mild-moderate asphyxia atau asfiksia sedang , skor apgar 4-6. Pada pemeriksaan

fisis akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refleks iritabilitas tidak ada.

c. Asfiksia berat, skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisis ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100/menit , tonus otot buruk, sianosis, refleks iritabilitas tidak ada.

6. Bagaimana hubungan riwayat neonatus terhadap keluhan utama bayi?i. Lahir cukup bulan

Klasifikasi berdasarkan usia gestasi:

Page 4: Skenario b l10

Batasan bayi berusia aterm pada kurva Berat badan berdasarkan usia gestasi

adalah 38 minggu. Pada kasus ini, berat badan lahir adalah 3500gr.

Dapat dilihat bahwa berat badan bayi Ny.Darmi berada pada persentil 25 sehingga

bayi ini mempunyai berat badan lahir sesuai masa kehamilan (SMK) atau

Appropriete Gestational Age (AGA)

ii. Lahir spontan 4 jam lalu

Pada persalinan per vaginam , ada penekanan jalan lahir yang

menyebabkan kompresi cairan bisa terjadi sehingga cairan di paru bisa ke

interstitial. Sedangkan jika pada operasi caesar, hal tersebut tidak terjadi

sehingga kemungkinan terjadinya distres pernapasan pada caesar lebih

besar. Pada kasus persalinan terjadi secara spontan pervaginam 4 jam

lalu(normal), hal ini sekaligus menyingkirkan kemungkinan Transient

Tachypnoe Syndrome

Page 5: Skenario b l10

iii. BB lahir 3500 gram

Berdasarkan berat badan lahir:

a) <2500 gram : berat badan lahir rendah

b) <1500 gram : berat badan lahir sangat rendah

c) <1000 gram : berat badan lahir sangat ekstrim rendah

d) 2500 – 3500 gram : berat badan lahir normal

e) > 3500 gram : berat badan lahir besar (makrosomia)

Distres pernapasan lebih sering terjadi pada bayi dnegan berat badan lahir

rendah. Pada kasus ini, berat badan bayi tergolong normal, dan tidak

ada kaitan langsung dengan kondisi bayi itu sekarang.

7. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik?a. Hipoaktif

Keaktifan neonatus dinilai dengan melihat posisi dan gerakan tungkai dan

lengan.

Pada neonatus cukup bulan yang sehat, posisi ekstremitas adalah dalam

keadaan flexi, gerakan tungkai dan lengan aktif dan simetris.

Bila asimetris pikirkan kelumpuhan atau patah tulang

Bila diam saja pikirkan depresi sumsum tulang belakang atau akibat obat

atau bayi tidur nyenyak

Pada kasus, karena kurangnya suplai O2 ke jaringan otot karena adanya

obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh pneumonia dan karena adanya

sepsis sehingga metabolisme tubuh meningkat, cadangan energi terpakai

terus, kedua hal tersebutlah yang menyebabkan bayi Ny.Darmi menjadi

hipoaktif

Page 6: Skenario b l10

b. Takipneu

- Neonatus normalnya laju pernapasan adalah 30-60 x/menit (rata-rata 35

x/menit waktu tidur)

- Pada kasus, terjadi obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh pneumonia

dan terjadi sepsis yang mneyebabkan pengeluaran interleukin dan sitokin

yang akan menyebabkan suhu nenonatus tinggi, kenaikan 1°C suhu akan

menambah 10 frekuensi heart rate, jika HR meningkat maka RR juga akan

meningkat sebagai kompensasi

c. (-) refleks hisap

Refleks rooting: menyentuhkan ujung jari ke arah sudut mulut pasien

pasien menengok ke arah rangsangan berusaha memasukkan ujung jari.

Sucking refleks: kalau ujung jari dimasukkan ±3 cm ke dalam mulut akan

dihisap

Refleks rooting dan sucking refleks saraf V, VII, XII

Malas minum adalah salah satu tanda khas infeksi pada neonatus

Pada kasus tidak ada refleks ini, bisa jadi karena bayi lemas kekurangan

oksigen dan cadangan energi yang terus menipis, dan bisa jadi karena

adanya gangguan saraf V, VII dan XII yang disebabkan oleh sepsis

d. (+) chest indrawing

Page 7: Skenario b l10

Bentuk dada neonatus adalah seperti tong

Pada respirasi normal, dinding dada bergerak bersama dengan dinding perut

Apabila terjadi gangguan pernapasan terlihat pernapasan yang paradoksal

dan retraksi pada inspirasi

Pada kasus hal ini terjadi karena bayi Ny.Dari sangat kekurangan O2

a. Ketuban pecah sebelum waktunya→ ↑ risiko infeksi melalui serviks atau vagina→

korioamnionitis/ amnionitis

b. korioamnionitis/ amnionitis → diinspirasi paru→ infeksi pada bronkus, bronkiolus,

dan berlanjut ke alveolus→ peradangan pada alveolus dan pengeluaran produk-

produk peradangan→ gangguan ventilasi

Gangguan ventilasi → ↓ O2 dan retensi CO2→ ↑RR→ Tachypnoe

Gangguan ventilasi → ↓ O2 dan retensi CO2→ kompensasi bayi dengan

↑inspirasi → tekanan intrapleura yang bertambah negatif selama inspirasi

melawan ↑resistensi jalan napas→ retraksi bagian-bagian yang mudah

terpengaruh pada dinding dada: jaringan ikat interkosta, subkosta, dan

supraklavikula & suprasternal→ Retraksi dinding dada

c. korioamnionitis/ Amnionitis→ ditelan janin→ Sepsis

Sepsis→ Gangguan perfusi ke otot-otot→ hipoactive

Sepsis→ Gangguan perfusi ke sistem neurologi → tidak ada sucking reflex

8. Apa diagnosis banding pada kasus?

Page 8: Skenario b l10

Gejala/ tanda Bronkopneumonia

Sepsis

Neonatorum

TTN Aspirasi

mekonium

PMH

Usia

kehamilan

Aterm/preterm Aterm/preterm Aterm/preterm Preterm

Onset

timbulnya

gejala

Beberapa saat

setelah lahir

Beberapa saat

setelah lahir

Beberapa saat

setelah lahir

Segera (primary

distress)

Grunting + + + +

Sianosis +/- +/- (jarang) ++ ++

Perbaikan

dengan O2

Membaik Membaik

dengan oksigen

minimal

Sementara Sementara

Sucking reflex - + - +

Retraksi ddg dada

+ +/- (jarang) + +

Gejala khas lain

Adanya ronki dan leukositosis

Penyembuhan yang

mendadak,

Adanya cairan amnion yang

berwarna kehijauan pada saat kelahiran

Retraksi dinding dada

Gambaran Rontgen

Terdapat infiltrat dan konsolidasi

paru

“star burst”

Banyak corakan vaskuler di

bagian tengah

Terdapat bercak infiltrat yang

kasar atau berkabut

Gambaran retikuloendotelial

dan berkabut

“ground glass”

9. Apa pemeriksaan penunjang pada kasus? a. Evaluasi gawat napas dengan downes scoreb. Arterial blood gas : mengukur tekanan oksigen, tekanan karbondioksida dan pH

darahc. Pemeriksaan dara : RBC, leukosit, trombosit, Hb, Rasio neutrofil imatur dan

neutrofil total .

Page 9: Skenario b l10

d. X-raye. Kultur darah f. C-reactve protein

10. Bagaimana working diagnosis dan how to diagnose pada kasus?

a. Anamnesis

Hasil anamnesis pada skenario yang didapat dari bidan :

Ibu mengalami ketuban pecah dini 3 hari sebelum melahirkan

Ketuban yang berbau

Kehamilan cukup bulan

Bayi lahir 4 jam yang lalu secara spontan dengan BB 3.5 kg

Skor APGAR 5 pada menit 1 dan 9 pada menit 5

Anamnesis tambahan yang diperlukan :

Riwayat obstetric

Kapan ketuban pecah?

Keadaan air ketuban? Adakah mekonium?

Riwayat penyakit infeksi ibu selama masa kehamilan?

Nutrisi ibu selama masa kehamilan?

Ada/ tidaknya demam?

Usia orang tua?

Riwayat persalinan sebelumya, apakah ada anaknya yang sebelumnya yang

mengalami infeksi neonatus?

Apakah ibu ada demam (>38°c/100.4°f)?

Apakah ada infeksi i traktus genitor urinary?

Apakah ada nyeri tekan uterus ?

b. Pemeriksaan fisik

Bayi hipoaktif dan takipnea

Tidak ada refleks menghisap

Terdapat retraksi dinding dada

Tambahan

Suhu tubuh bayi

Auskultasi paru (ada rongki atau tidak)

c. Pemeriksaan tambahan

Page 10: Skenario b l10

Evaluasi gawat napas dengan Downes Score

Arterial Blood Gas (gas darah) : mengukur O2, CO2 dan pH darah

Pemeriksaan Darah : RBC, Leukosit, trombosit, Hb, Rasio neutrofil imatur dan

neutrofil total (rasio I/T)

X-ray

Gambaran radiologi khas pada bronkopneumonia adalah honey comb

appearance.

Kultur darah

C-Reactive protein

Pungsi Lumbal, dengan indikasi :

- Kultur darah positif

- Ada gejala dan tanda gangguan neurologis

Diagnosis Kerja

Bayi laki-laki Ny. Ana baru lahir, sesuai masa kehamilan (SMK), cukup bulan,

dengan berat badan 3,5 kg, APGAR score 5-9, lahir spontan biasa disertai

asfiksia sedang mengalami distress pernapasan e.c. suspect sepsis neonatorum

dan pneumonia.

11. Apa etiologi dan faktor resiko pada kasus?Etiologi : e.coli,streptococus grop B, listeria monocytogenes, streptococus pneumoniae, haemophillusinfluenzae, streptococus pneumoniae,ureaaplasmaurealyticum

Faktor resiko : - persalinan dan kelahiran kurang bulan-ketuban pecah sebelum waktunya

Page 11: Skenario b l10

Infeksi intra uterin

Inhalasi liquor septic pada janin

infeksi ascending ( m.o dari vagina naik dan masuk ke

dalam rongga amnion)

Korioamnionitis

pecah ketuban lama

Cairan ketuban berbau busuk

awitan dini

terbatas pada hanya satu

system

apnea, takipnea dengan retraksi, atau takikardia.

setelah lahir

bayi terlihat lemah, hipo/hipertermia, hipoglikemia

kadang2 hiperglikemia

septisemia

selanjutnya akan terlihat ggn f(x) organ bronkopneumonia

takipnea

Peradangan pada jaringan paru (alveolus& bronki)

Alveolus yang meradang gagal mengembang

Gangguan ventilasi

Hipoksemia, retensi CO2

Usaha inspirasi yang lebih kuat

untuk pernafasan berikutnya

mekanisme kompensasi bayi agar udara tetap

berada dlm alveolialveoli tetap terbuka

& tdk kolaps

grunting

Retraksi dinding dada

Pasca lahirkebutuhan O2

& nutrisi tdk disupply ibu lagi

Kegagalan nafas spontan

Distress janin

asfiksia

menutup sebagian glotis

agar semua udara tdk

terekspirasi namun

tersimpan di alveolus

-korioanmionitis-persalinan dengan tindakan-demam pada ibu-infeksi saluran kencing pda ibu-faktor sosial ekonomi gizi pada ibu

12. Bagaimana patofisiologi dan patogenesis pada kasus ?

13. Apa manifestasi klinik pada kasus?-tachypneu-retraksi dinding dada-hipotoni-grunting-nafas cuping hidung-sianosis-ronki basah

Page 12: Skenario b l10

14. Bagaimana tatalaksana pda kasus?

Penatalaksanaan, Pencegahan, dan Monitoring

Normalisasi temperature, dengan menghangatkan neonatus dalam inkubator

Oksigen diberikan pada bayi yang mengalami retraksi, merintih atau sianosis

Bolus dextrose 10% 2 ml/kgBB, untuk mengatasi hipoglikemi yang biasa terjadi pada

bayi dengan sepsis (parenteral feeding)

Infeksi : Ampisilin 50 mg/kgBB (tiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan dan

tiap 8 jam pada minggu ke 2-4) + Gentamicin 1 kali/hari

Injeksi Vitamin K 1 mg IM

Monitoring :

- Pengukuran suhu tiap 2 jam

- Monitor cairan, elektrolit, glukosa, dan perdarahan

Terapi antibiotik pada sepsis neonatal

I. Septicemia or

Pneumonia

Antibiotic

Each dose Frequency Route Duration

<7 days age > 7 days age

Inj Ampicillin or 50 mg/kg/dose 12 hrly 8 hrly IV,IM 7-10 days

Inj cloxacillin 50 mg/kg/ dose 12 hrly 8 hrly IV 7-10 days

AND

Inj Gentamicin or 2.5 mg/kg/dose 12 hrly 8 hrly IV, IM 7-10 days

Inj Amikacin 7.5 mg/kg/dose 12 hrly 8 hrly IV, IM 7-10 days

15. Bagaimana prognosis pada kasus? Dubia et bonam16. Apa komplikasi pada kasus?

Bronkopneumoni : Empyema, pleuritis, abses paru, bronkiektasis, otitis media akut

Sepsis neonatorum : Meningitis yang dapat menjadi hidrosepalus, periventricular

leukomalacia

Sepsis

Meningitis

Page 13: Skenario b l10

FR risiko PROM Penurunan kandungan kolagen dalam membran

Terbukanya hubungan intrauterine dan extrauterin

Rupture membrane> 18 jam

Hipoglikemia, asidosis metabolik

Koagulopati, gagal ginjal, disfungsi miokard, perdarahan intrakranial

Ikterus/kernikterus

17. Apa kompetensi dokter umum dalam kasus ini? 3B

HIPOTESIS

Bayi Ny. Ana mengalami dispneu dan asfiksia sedang karena menderita pneumonia dan suspect sepsis neonatorum dengan faktor resiko ketuban pecah sebelum waktunya.

KERANGKA KONSEP

Page 14: Skenario b l10

SINTESIS

SINTESIS

A . Bronkopneumonia pada neonatus

Definisi

Page 15: Skenario b l10

Infeksi yang terjadi pada neonates yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-

paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,

virus, jamur dan benda asing yang mengakibatkan Respiratory Distress

Etiologi

1. Bakteri yang potensial pathogen diantaranya:

- Streptococcus B

- E.Colli

- Streptococcus anaerob

- Spesies bakteroides

2. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.

3. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices

Dermatides, Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp, Candinda Albicans,

Mycoplasma Pneumonia.

4. Aspirasi benda asing.

5. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah daya tahan

tubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit

menahun, pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.

Faktor resiko

Riwayat kelahiran

Persalinan lama

Persalinan dengan tindakan

Ketuban pecah dini

Air ketuban bau dan kental

Riwayat kehamilan

Infeksi TORCH

Ibu menderita eklampsia

Ibu mempunyai penyakit bawaan

Gambaran klinis 

o Gejala umum infeksi: demam, sakit kepal, lesu, dll

o Gejala umum penyakit saluran napas bawah: takipneu, dispneu, retraksi atau

napas cuping hidung, sianosis

o Tanda pneumonia: perkusi pekak pada pneumonia lobaris, ronki basah halus

nyaring pada bronkopneumonia dan bronkofoni positif

Page 16: Skenario b l10

o Batuk yang mungkin kering atau berdahak mukopurulen, purulen, bahkan

mungkin berdarah

o Tanda ekstrapulmonal

o Leukositosis

o Diagnosis pasti ditegakkan dengan: foto toraks

B . Sepsis Neonatorum

Definisi

Suatu sindroma respon inflamasi janin/FIRS disertai gejala klinis infeksi yang

diakibatkan adanya kuman di dalam darah pada neonatus.

Penyebab

Penyebabnya biasanya adalah infeksi bakteri.

Resiko terjadinya sepsis meningkat pada:

Ketuban pecah sebelum waktunya

Perdarahan atau infeksi pada ibu.

Epidemiologi

1. Sepsis terjadi pada kurang dari 1% bayi baru lahir tetapi merupakan penyebab

dari 30% kematian pada bayi baru lahir.

2. Infeksi bakteri 5 kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang berat

badannya kurang dari 2,75 kg dan 2 kali lebih sering menyerang bayi laki-laki.

3. Pada lebih dari 50% kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi

lahir, tetapi kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir.

4. Sepsis yang baru timbul dalam waktu 4 hari atau lebih kemungkinan disebabkan

oleh infeksi nasokomial (infeksi yang didapat di rumah sakit).

Berdasarkan waktu timbulnya dibagi menjadi 3 :

1. Early Onset (dini) : terjadi pada 5 hari pertama setelah lahir dengan manifestasi

klinis yang timbulnya mendadak, dengan gejala sistemik yang berat, terutama

mengenai system saluran pernafasan, progresif dan akhirnya syok.

2. Late Onset (lambat) : timbul setelah umur 5 hari dengan manifestasi klinis

sering disertai adanya kelainan system susunan saraf pusat.

3. Infeksi nosokomial yaitu infeksi yang terjadi pada neonatus tanpa resiko infeksi

yang timbul lebih dari 48 jam saat dirawat di rumah sakit.

Page 17: Skenario b l10

Mekanisme terjadinya sepsis neonatorum :

1. Antenatal : paparan terhadap mikroorganisme dari ibu (Infeksi ascending

melalui cairan amnion, adanya paparan terhadap mikroorganisme dari traktur

urogenitalis ibu atau melalui penularan transplasental).

2. Selama persalinan : trauma kulit dan pembuluh darah selama persalinan, atau

tindakan obstetri yang invasif.

3. Postnatal: adanya paparan yang meningkat postnatal (mikroorganisme dari satu

bayi ke bayi yang lain, ruangan yang terlalu penuh dan jumlah perawat yang

kurang), adanya portal kolonisasi dan invasi kuman melalui umbilicus,

permukaan mukosa, mata, kulit.

Gejala klinis

Laju nadi > 180 x/menit atau < 100 x/menit

Laju nafas > 60 x/menit, dengan retraksi atau desaturasi oksigen,apnea atau laju

nafas           < 30x/menit

Letargi

Intoleransi glukosa : hiperglikemia (plasma glukosa >10 mmol/L atau >170

mg/dl) atau hipoglikemia (< 2,5 mmol/L atau < 45 mg/dl)

Intoleransi minum

Tekanan darah < 2 SD menurut usia bayi

Tekanan darah sistolik < 50 mmHg (usia 1 hari)

Tekanan darah sistolik < 65 mmHg (usia < 1 bulan)

Bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu

tubuhnya turun-naik.

Gejala lainnya adalah:

o kejang

o jaundice (sakit kuning)

o muntah

o diare

o perut kembung.

Penatalaksanaan, Pencegahan, dan Monitoring

Normalisasi temperature, dengan menghangatkan neonatus dalam inkubator

Page 18: Skenario b l10

Oksigen diberikan pada bayi yang mengalami retraksi, merintih atau sianosis

Bolus dextrose 10% 2 ml/kgBB, untuk mengatasi hipoglikemi yang biasa terjadi pada

bayi dengan sepsis (parenteral feeding)

Infeksi : Ampisilin 50 mg/kgBB (tiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan dan

tiap 8 jam pada minggu ke 2-4) + Gentamicin 1 kali/hari

Injeksi Vitamin K 1 mg IM

Monitoring :

- Pengukuran suhu tiap 2 jam

- Monitor cairan, elektrolit, glukosa, dan perdarahan

-

Antibiotic therapy of neonatal sepsis

I. Septicemia or

Pneumonia

Antibiotic

Each dose Frequency Route Duration

<7 days age > 7 days age

Inj Ampicillin or 50 mg/kg/dose 12 hrly 8 hrly IV,IM 7-10 days

Inj cloxacillin 50 mg/kg/ dose 12 hrly 8 hrly IV 7-10 days

AND

Inj Gentamicin or 2.5 mg/kg/dose 12 hrly 8 hrly IV, IM 7-10 days

Inj Amikacin 7.5 mg/kg/dose 12 hrly 8 hrly IV, IM 7-10 days

Pencegahan:

Cegah infeksi pada saat kehamilan

Atasi infeksi pada ibu yang sedang hamil

Hindari trauma pada saat kehamilan

Cukupi asupan asam askorbat (vitamin C) dan tembaga

Antenatal care

Waspada kejadian pecah ketuban dini

Prognosis:

- Pneumonia : baik. Sembuh total, mortalitas kurang dari 1 %.

- Sepsis neonatorum : Baik jika terdiagnosis dan terapi lebih dini. Kerusakan neurologis

dapar terjadi 15-30 % dari bayi yang mengalami septic meningitis

Page 19: Skenario b l10

Komplikasi

-Bronkopneumonia : Empyema, pleuritis, abses paru, bronkiektasis, otitis media akut

-Sepsis neonatorum : Meningitis yang dapat menjadi hidrosepalus, periventricular

leukomalacia

-Syok

-Kematian

DAFTAR PUSTAKA

Staf Pengajar IKA FKUI.2007. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak . Bagian IKA FKUI,

Jakarta.

Page 20: Skenario b l10

Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Volume 3. EGC, Jakarta.

Ikatan Doktrer Anak Indonesia. 2010. Buku Ajar Neonatologi Cetakan Kedua. Badan

Penerbit IDAI, Jakarta


Recommended