Date post: | 01-Jan-2016 |
Category: |
Documents |
Upload: | fahriana-azmi |
View: | 110 times |
Download: | 0 times |
KOMPLIKASI KLINIS DEMAM CHIKUNGUNYA DI MAURITIUS
Oleh :
Dian Putri Wulandessi
20060310197
Pembimbing :
dr. Rr. Sri Wijayanti, Sp.A
JOURNAL READING
Clinical complications of Chikungunya fever in Mauritius
Dr. Smita Sulackshana Devi Goorah, MRCP, Ms. Adeela Bibi Ghamy, BSc, Dr. Beerdarshan Singh
Caussy, MMSc, Ms. Jayrani Cheeneebash, MSc and Dr. Satish Kumar Ramchurn,PhD
Department of Medicine, Faculty of Science, University of Mauritius, Mauritius
Victoria Hospital, Candos, MauritiusDepartment of Mathematics, Faculty of Science,
University of Mauritius, MauritiusDepartment of Physics, Faculty of Science,
University of Mauritius, Mauritius
LATAR BELAKANG
Chikungunya virus, sebuah alpavirus dari famili Togaviridae pertama kali diisolasi di Tanzania pada tahun 1953 dan telah menyebar ke bagian lain dari dunia.
Pulau Mauritius di Samudra Hindia (populasi 1,2 juta) pertama ditemukan virus Chikungunya pada awal tahun 2005.
Penyakit ini secara umum dipercaya sebagai sebuah penyakit self-limiting ringan yang memberikan ciri dengan masa inkubasi selama 4-5 hari diikuti dengan demam dan gejala persendian.
LATAR BELAKANG
Sebuah penjangkitan di Mauritius baru-baru ini menunjukkan bahwa manifestasi klinis penting mencakup demam, nyeri persendian, pembengkakan sendi, menggigil, sakit kepala, dan bintik-bintik merah pada kulit dalam fase akut dari penyakit.
TUJUAN
Untuk mengetahui komplikasi klinis dari penyakit virus chikungunya di Mauritius.
Untuk memberikan informasi tentang komplikasi klinis dari penyakit virus chikungunya di Mauritius.
METODE PENELITIAN
Penelitian bulan Februari dan Maret
tahun 200777 orang
77 orang
Kriteria eklusi (-)
Kriteria inklusi : 1.Infeksi CHIKV
lampau2.Kerelaan untuk ikut
serta dalam penelitian Kuesioner
komprehensif
SPSS 10 Student’s t-testChi-squared testPearson correlation coefficien
Setelah fase akut dari infeksi
Chikungunya peserta
mengeluhkan dari komplikasi sendi,
psikologis, dermatologis, iatrogenik dan
neurologis.
METODE PENELITIAN
Retrospektif
Waktu penelitian :Febuari dan Maret tahun 2007
SUBYEK PENELITIAN
Orang yang menderita infeksi chikungunya virus pada tahun 2005 atau tahun 2006
Didiagnosis berdasarkan pada klinis dan epidemiologis kriteria pada waktu tersebut.
KRITERIA INKLUSI
1. Infeksi virus chikungunya lampau2. Kerelaan untuk ikut serta dalam penelitian
ALAT
Kuesioner komprehensip terdiri dari :1. Data pribadi dan sosioekonomi2. Rincian dari infeksi virus chikungunya dan
durasinya3. Manifestasi akut dari penyakit4. Komplikasi yang mengikuti infeksinya5. Komplikasi iatrogenik6. Gejala sisa dan sekuel psikologis
ANALISIS STATISTIK
Untuk analisis statistik, digunakan SPSS 10. Student’s t-test Chi-squared test Pearson correlation coefficien
HASIL PENELITIAN
Setelah fase akut dari infeksi chikungunya peserta mengeluhkan dari komplikasi sendi, psikologis, dermatologis, iatrogenik dan neurologis
Distribusi dari komplikasi lain menunjukkan sebuah frekuensi tinggi pada wanita dari pada pria
TABEL 1: DISTRIBUSI DARI KOMPLIKASI SETELAH INFEKSI VIRUS CHIKUNGUNYA PADA SAMPEL DAN OLEH JENIS KELAMIN
Distribusi dari komplikasi
Jumlah Pria Wanita
Persendian 70 34 36
Psikologis 44 19 25
Dermatologis 10 4 6
Pengaruh obat 6 2 4
Neurologis 3 1 2
HASIL PENELITIAN
Komplikasi sendi :70 peserta mengeluhkan dari gejala persendian persisten yang kebanyakan terdiri dari atralgia, kekakuan pada sendi dan pembengkakan sendi
Komplikasi neurologis :3 peserta dalam penelitian ini datang dengan gejala neurologis setelah mengalami infeksi virus chikungunya
Komplikasi dermatologis :10 peserta mempunyai sisa dermatologis yang terutama terdiri dari pigmentasi pada wajah atau pada ekstremitas lengan atau pada sendi yang menghilang secara perlahan-lahan
HASIL PENELITIAN
Komplikasi iatrogenik :6 peserta mempunyai komplikasi iatrogenik yang disebabkan oleh gastritis dipengaruhi oleh NSAIDs dari 68 peserta yang telah diresepkan obat ini
Keluhan psikologis :44 peserta menderita keluhan psikologis yang terdiri dari insomnia, agresif, pesimis, kurang konsentrasi, depresi dan kebingungan.
TABEL 2 : DISTRIBUSI DARI KELUHAN PSIKOLOGIS SETELAH INFEKSI VIRUS CHIKUNGUNYA PADA SAMPEL DAN OLEH JENIS
KELAMIN
Distribusi dari keluhan psikologis
Jumlah Pria Wanita
Pesimis 37 16 21
Kurang konsentrasi
35 16 19
Insomnia 31 12 19
Depresi 31 13 18
Agresif 22 8 14
kebingungan 17 9 8
HASIL PENELITIAN
Kumpulan dari komplikasi dengan umur, jenis kelamin dan komorbid1. Beberapa komplikasi meningkat dengan umur2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada
beberapa komplikasi pada pria dan wanita3. Peserta dengan komorbid mempunyai
komplikasi lebih banyak setelah infeksi virus chikungunya dari pada peserta yang sehat sebelumnya
4. Peserta dengan komorbid juga mempunyai lebih banyak sekuel psikologis dari pada peserta sehat sebelumnya.
PEMBAHASAN
92 % dari peserta mengeluhkan gejala persendian seperti dibandingkan pada 73-80 % angka kejadian di Reunion dalam kasus yang dibuktikan secara serologis.
Kennedy et al menjelaskan nyeri artikular, kelunakan dan pembengkakan pada 20 pasien empat sampai enam bulan setelah infeksi virus chikungunya
Persendian yang paling berpengaruh pada jangka panjang adalah persendian interpalangeal, sendi pergelangan tangan, sendi lutut, dan sendi pergelangan kaki, dan juga sendi bahu pada beberapa kasus
PEMBAHASAN
Sekitar 13 % dari sampel mempunyai keterlibatan dermatologis dalam jangka waktu panjang
Terdapat hubungan linear lemah antara meningkatnya umur dan jumlah dari komplikasi setelah infeksi chikungunya.
Analisis statistik menunjukkan jumlah dari komplikasi pada wanita adalah lebih baik dari pada pria.
PEMBAHASAN
Menurut Soma Prashant et al, menghindari kontak dengan nyamuk dan menjaga lingkungan dan sanitasi yang baik adalah ukuran yang paling penting untuk mencegah penularan
KESIMPULAN
Infeksi virus chikungunya disebabkan penyakit self-limiting melibatkan terutama gejala persendian pada fase akut, dapat mempunyai lanjutan penting termasuk sekuel psikologis penting beberapa bulan kemudian.